Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 157 Ericko Ye Menyesal Setengah Mati (1)

Setelah mengenakan pakaian turun kebawah bersama Ericko Ye, di tepi danau sudah terpasang peralatan BBQ, ada dua koki yang sibuk memanggang, di sebelah mereka ada daging domba utuh yang sedang dipanggang. beberapa orang sedang bermain kartu, beberapa lagi ada yang memancing, dan sisanya saling mengobrol.

Saat keduanya muncul, tatapan mereka langsung tertuju pada mereka, ada beberapa manajer perusahaan yang berani menggoda Ericko Ye, “Direktur Ye, kamu dan nyonya habis main darimana? Kelihatan kalau kalian hanya menukar tempat tidur saja”

Wakil direktur yang disebelahnya tertawa penuh arti, “Kamu ya belum menikah ngerti apa, direktur Ye dan nyonya tidur itu kan sambil bermain.”

“Hahaha...Oh ternyata begitu... Waduh aku jomblo, menderita sekali ya.”

Christy Mu berkeringat dingin, beberapa orang ini di perusahaan biasanya terlihat sangat normal dan serius, kok sekarang bisa berubah seperti ini?

Ericko Ye sebaliknya tidak memperdulikannya, mengangkat bahunya, dan tersenyum berkata, “Sudah siap belum?”

“Juara satunya pasti aku, direktur Ye kamu siap siap saja mengeluarkan bonus 40 jutanya.”

“Duh, kamu badan sekecil ini mau juara satu? Aku nih tiap minggu pergi ngegym, uang 40 juta itu pastinya akan menjadi milikku.”

Christy Mu tidak mengerti dengan perkataan mereka, lalu duduk di tempat rekan kerjanya berada.

“Yoh, putri tidur kita akhirnya bangun juga.” Ujar Laura dengan tertawa usil.

Lina menyambut kata-kata Laura, mengangkat alisnya berkata, “Christy, kamu dan direktur Ye kemarin malam melakukan hal buruk apa hayo, kok hari ini mengantuk sekali?”

Wajah Christy Mu langsung memanas, mencari alasan, “Mungkin karena akhir-akhir ini capek ya, jadi duduk di mobil saja langsung tertidur.”

Ekspresi yang lainnya seperti sudah tidak usah dijelaskan, kami semua tahu, dan ada satu wanita yang meloncat dan berkata, “Christy, aku punya satu permintaan, kalau 2 hari ini kamu dan direktur Ye mau pamer kemesraan, aku mohon untuk memperingatkan kami dahulu, agar kami para jomblo ini bisa bersiap diri, jangan tanpa aba-aba gendong princess, mengelus kepala dan lainnya, jantungku rasanya mau meledak, lalu aku nantinya mau bagaimana mencari pacar.”

Christy Mu terdiam, gendong princess apanya?

Lina membantunya menjelaskan, “Kamu siang tadi tertidur kan? Saat turun dari mobil direktur Ye langsung menggendongmu, kamu sudah lupa?”

Christy Mu tersenyum canggung, dia sungguh tidak ingat, kalaupun dia sadar, mau dia takut turun mobil atau apapun, dia pasti tidak akan membiarkannya memggendongnya.

Wajah Laura penuh dengan rasa iri. “Christy, kamu sangat beruntung. Direktur Ye sangat tampan dan sangat menyukaimu. Aku mungkin seumur hidupku tidak punya takdir untuk menikah dengan seorang laki-laki kaya, aku hanya bisa mencari orang sederhana untuk menikahiku.”

Christy Mu dalam hati sangat pasrah, yang kalian lihat itu hanya permukaannya saja, kalau tahu keadaannya di rumah bagaimana, kalian mungkin seumur hiduppun tidak akan mau menikah dengan orang kaya.

“Sebenarnya, orang biasa juga baik, bisa hidup tenang hingga akhir hayat.” Suara Christy Mu terdengar pilu, ini adalah hidup yang diinginkannya saat ini.

“Sudah jangan berbelas kasih pada kami. Bonus uang 40 juta besok, kamu sebagai orang beruang jangan coba merebut bonusnya dengan kami ya?”

Christy Mu akhirnya teringat dengan pertanyaan yang ingin dia tanyakan, “Bonus apa?”

Kedua mata Lina bersinar, wajahnya sangat excited, “Besok bukannya kita mau mendaki ya? Tapi kan kalau hanya mendaki ya biasa saja kan, jadi perusahaan memberikan bonus sebagai pendorong dan penyemangat kita, dan siapa yang besok juara satu sampai di puncak terlebih dahulu, maka dia berhak mendapatkan bonus 40 juta itu, juara kedua 20 juta dan juara ketiga 10 juta.”

Perusahaan kaya raya memang berbeda ya, cuma hadiah bonus saja bisa sebesar 40 juta.

Tapi Christy Mu sadar diri saja, dia biasanya tidak melakukan exercise, jadi walaupun besok berusaha setengah mati, pasti tidak akan bisa mendapatkan hadiah itu.

“Aku sangat lemah dalam bidang olahraga, jadi aku besok akan menyemangati kalian ya.”

“Baiklah baiklah, kalau aku besok mendapatkan juara aku pasti akan mentraktir kalian makan besar.”

Kata-kata Lina baru lepas, tiba-tiba terdengar teriakan dari seorang koki, “Semuanya ayo kesini makan.”

“Oh, sudah bisa menyantap daging domba panggang nih.”

BBQ, bir, api unggun, dan ada suara emas karyawan yang bernyanyi, semuanya terlihat sangat menyenangkan.

Tidak tahu siapa yang telah memberikan Christy Mu bir, dia baru membukanya, tapi langsung ditarik oleh orang lain, dan bertukar menjadi setusuk udang panggang.

“Tidak boleh minum bir.” Ujarnya, “Mau makan apa lagi, aku panggangkan untukmu.”

Christy Mu bergidik mengangkat kepala melihatnya, dari matanya terlihat kecurigaan, “Udang ini kamu yang panggang?”

Ericko Ye mengangkat sudut bibirnya, “Tidak percaya dengan kemampuanku?”

“Tidak, aku hanya takut kamu meracuniku.”

Ericko Ye langsung marah, menundukkan kepala lalu menggigit udangnya, menelannya hingga masuk ke dalam lambung, “Nah kalau begitu aku akan menemanimu mati bersama.”

“Huh, memangnya kamu pikir aku mau.” Christy Mu dengan suara kecil mendumel, Ericko Ye dengan emosi melototinya, berbalik lalu kembali memanggang.

Mencicipinya, rasanya lumayan enak. Christy Mu menatap sosok tinggi di balik api yang berasap, sedikit bingung, Ericko, aku benar-benar tidak bisa mengerti kamu, apa yang ingin kamu lakukan sebenarnya?

Apakah memang murni dan tulus memperlakukannya dengan baik?

Tidak, sampai matipun dia tidak akan percaya.

Karena semua ini tidak sesuai dengan sosoknya.

Selanjutnya, Christy Mu terus menerus menerima tulang renyah, kerang, keripik kentang, jagung dan sebagainya yang telah dipanggang Ericko Ye sendiri. Sampai dia berkata cukup, Ericko Ye baru berhenti.

“Kamu bagaimana bisa memanggang?” Christy Mu sambil makan sambil berdoa agar malam nanti tidak sakit perut.

Ericko Ye dengan sedikit sombong berkata, “Baru belajar.”

“Hah? Jadi kamu menganggapku sebagai tikus percobaan?”

Ericko Ye menggoyangkan iga domba di tangannya, “Ini aku bukannya juga ikut menemanimu.”

“Aku tidak butuh.” Jawab Christy Mu dengan dingin.

Iga domba yang Ericko Ye gigit ke dalam mulutnya tiba-tiba berasa, keramaian dan hiruk pikuk di sekitarnya berangsur-angsur menghilang, dia tetap diam untuk waktu yang lama, dan juga bimbang untuk waktu yang lama. Ericko Ye akhirnya dengan gelisah memutuskan untuk berbicara, “Christy, aku telah melakukan banyak hal yang salah sebelumnya, aku telah melukaimu berkali-kali, dan bahkan melukai diriku sendiri. Aku berbohong padamu dengan identitas Hugo. Aku minta maaf padamu, ini kebodohanku, aku bodoh...Sekarang aku hanya ingin hidup dan tinggal bersamamu.”

Christy Mu terkejut hilang kata mendengar perkataannya, dia benar Ericko Ye yang di kenal itu kah? Tanpa disangka dia bisa meminta maaf padanya?

“Ericko, kamu tadi manggang sekalian manggang otakmu ya? Kamu tahu tidak kamu sudah mengatakan apa?”

Ericko Ye dengan sangat serius berkata, “Christy, aku tahu aku sedang membicarakan apa, kamu tidak usah meragukan ketulusan hatiku.”

Christy Mu merasa lucu juga shock, “Tulus? Ketulusanmu bukannya telah kamu berikan pada Carina ya? Ketulusan darimana lagi memangnya?”

“Christy, bisa tidak kita tidak membahas Carina? Yang dulu karena aku yang sangat percaya padanya, hingga membuatku telah melakukan banyak hal bodoh, sekarang dia sudah pergi, tidak ada lagi yang mengganggu kita, memangnya kita tidak bisa kembali ke kehidupan mormal kita?”

Christy Mu hampir terbahak, “Ericko, pernikahan kita berdua sejak awal memang tidak normal, kamu hanya demi membalas dendam pada kakakku, dan aku demi menyelamatkan perusahaan Mu, sekarang kamu mengatakan padaku ingin mengembalikan hidup kita ke normal? Memangnya kita pernah hidup dengan normal?”

Ericko Ye kehilangan kata-kata mendengar pernyataan Christy Mu, batu dalam hatinya menimpanya semakin besar, “Christy, kita bisa mulai dari awal, tidak ada Carina, tidak ada Gilbert, hanya ada kita berdua.”

Christy Mu menatapnya tersenyum dingin, “Ericko, walaupun mulai dari awal, tapi malam pertamaku juga bukan diberikan padamu, dan perlakuan hina seperti ini, kamu sudah tidak peduli lagi?”

Kedua mata birunya terlihat berkelabut, “Aku memang membenci wanita seperti itu, tapi aku bisa belajar untuk memaafkan, jadi, aku juga berharap...”

“Jadi, kamu juga berharap aku bisa memaafkan segala kesalahanmu?” Christy Mu menyindirnya berkata, “Ericko, aku sekarang juga bisa memberi tahumu, aku tidak butuh kamu untum memaafkanku. Menjalani hidup normal? Jangan katakan kata-kata ini lagi ya? Kamu kira aku bisa menjalani hidup normal dengan orang yang sudah berkali-kali berniat membunuhku? Ericko, memangnya kamu kira aku anak kecil umur 3 tahun? Sudah dipukul bisa dibujuk dengan satu permen?”

Mood Christy Mu agak naik, dan nada suaranya terdengar menderu.

“Christy, aku sudah ngomong, aku yang salah...” Ericko Ye berupaya membujuknya, karena sudah ada beberapa karyawan yang menatap ke arah mereka.

“Ericko, kamu mau minta maaf atau tidak itu urusanmu, dan aku mau menerima permintaan maafmu atau tidak itu adalah urusanku.” Christy Mu berdiri dari kursinya, melihat Ericko Ye yang mau menghampirinya, dia dengan jarinya menyetopkannya berkata, “Jangan hampiri aku, aku mau berdiam diri sendiri.”

Melihat bayangnya yang menghilang dari kerumunan, Ericko Ye membuang iga domba panggangnya ke tong sampah.

Apakah dia menyesal? Seandainya penyesalan bisa menjadi rintikan air hujan, kalau begitu disaat dia tahu ada beberapa hal yang berbalik dengan kenyataan yang ada, itu merupakan air hujan kecil, tapi sekarang, walaupun menggunakan perumpamaan hujan deras juga tidak cukup lagi.

Tentu saja, selain menyesal, dalam hati Ericko Ye merasa sangat bersalah, beberapa hari ini dia sering terpikir dengan semua yang telah terjadi, seperti dengan semua yang telah terjadi, Christy Mu pasti akan membela dirinya dan memberinya penjelasan, tapi dia dari awal selalu tidak mendengarkannya, dan masih menuduhnya telah mengatakan suatu kebohongan padanya.

Hingga saat dia telah kehilangan kepercayaan diri juga harapan padanya, tapi dia saat ini sebaliknya malah menyukainya.

Ini pasti hukuman tuhan padanya, hukuman karena dirinya yang pernah begitu bodoh, dan hukuman karena kesalahannya yang tak terhitung.

Dia harus bagaimana, hingga bisa mengembalikan kembali hatinya?

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu