Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 243 Dua Hati Menjadi Satu (2)

Atau mungkin karena alasan ini juga, anaknya dengan cepat bisa beradaptasi di rumah keluarga Ye dan menganggap rumah itu rumahnya juga, dia bahkan sangat menyukai ruangan bayinya.

Mendengar berita ini, Ericko Ye senang juga sedih, senangnya tidak perlu dikatakan, tapi sedihnya karena, dia sangat menyadari, anaknya hanya menjauhi dirinya seorang, bahkan saat melihatnya saja dia bisa menangis hingga begitu menyedihkan.

Sepertinya, benar kata Javier Mu, anaknya hadir di dunia untuk membantu Christy Mu menghukumnya.

Selesai menonton videonya, Ericko Ye memberikan hpnya pada Brian Zhang, “Beritahu pengurus rumah Wang, sebelum aku pulang, jangan sampai identitas anaknya terbuka dan diketahui orang umum.”

“Tuan tenang, aku sudah membicarakannya pada paman Wang, paman Wang juga tahu harus bagaimana.”

“Dan juga, suruh dokter Han periksa lengkap seluruh tubuh anakku, dan lihat dia lebih cocok minum susu bubuk yang mana, pakai barang yang mana, jangan sembarangan pakai.”

Brian Zhang tertawa paksa, “Tuan, masalah ini saat kamu sadar kamu sudah memerintahkannya padaku, doktet Han juga sudah memeriksanya, tuan muda kecil sangat sehat, susu bubuk dan segala kebutuhannya sudah di beli sesuai dengan keadaan tuan muda kecil.”

Ericko Ye agak merasa canggung, “Oh ya? Aku sudah bilang?”

Brian Zhang menganggukan kepala, “Iya, kamu sudah bilang sebelumnya.”

E....

“Oh ya tuan, Herry disana sudah menemukan tempatnya, dan sudah menghubungi orang lainnya, dia bertanya kapan harus bergerak?”

“Kamu pernah tidak bermain sebuah permainan? Tutup mata saat hari mulai gelap.”

Brian Zhang tersenyum tipia, “Baik tuan, aku mengerti.”

“Beritahu Herry, lakukan semuanya dengan seksama, jangan sampai ada lubang, saat ini belum waktunya menunjukan identitas.”

“Baik, tuan.”

Ericko Ye menunjukan wajah jahatnya, bajingan, kamu merebut orangku, maka aku akan membuatmu tidak bisa kembali ke markasmu sendiri, ayo kita lihat siapa yang lebih bengis.

Brian Zhang juga bersemangat, setelah beberapa waktu hanya bisa mengikuti musuhnya tanpa bisa melakukan apa-apa, tapi dia sekarang sudah merasa seluruh badannya begitu lega.

Setengah jam kemudian, hp Ericko Ye berdering, Javier Mu yang meneleponnya.

“Ada apa?”

“Aku sudah menemukan kedua mobil itu, kamu kesinilah.”

Ericko Ye merasa tersurprise, menegakkan punggung bertanya, “Ada dimana?”

“Aku akan mengirimkan alamatnya padamu.”

Seratus mil jauhnya, Javier Mu bersandar dalam mobil dan merokok, dia terus memandangi dua mobil yang terbakar hingga seperti bingkai dan mayat-mayat yang terbakar di dalamnya telah menjadi abu.

Setelah menelepon Ericko Ye dia langsung memanggil polisi, sesuatu yang melibatkan nyawa seseorang, Javier Mu tidak ingin menyentuh dan mengotori tangannya. Selain itu, dengan bantuan polisi, dia akan lebih cepat menemukan bajingan itu.

Lokasinya sangat terpencil. Ketika Ericko Ye tiba, polisi juga baru saja tiba.

“Kapan kamu mengetahuinya?” Seorang polisi datang untuk bertanya.

Javier Mu melemparkan setengah dari batang rokok ke tanah dan memadamkannya, “Lebih dari satu jam yang lalu, ketika aku melaporkannya pada polisi.”

“Saat kamu di jalan apakah ada melihat orang yang aneh?”

“Tidak, aku tidak bertemu siapapun.”

“Baik, terima kasih. Tinggalkan nomor hpmu. Kami akan menghubungimu jika kami membutuhkannya.”

Javier Mu tidak menolak dan menuliskan nomor hpnya di buku catatan. Lalu memberikan pena kepada polisi, berkata, “Aku masih punya beberapa kata. Tidak tahu apakah kalian tertarik untuk mendengarkannya?”

Polisi itu terkejut, “Ada apa? Katakan saja.”

Javier Mu memandang Ericko Ye dan melihat kalau dia tidak keberatan, jadi dia berkata, “Panggil Kaptenmu, aku akan mengatakannya padanya.”

Polisi itu agak tidak senang, “Kamu katakan saja padaku dulu, aku dengarkan apa itu.”

Javier Mu berkata dengan dingin, “Aku tahu pemilik kedua mobil ini.”

Polisi dengan tak terduga membelalakkan matanya, kemudian bergegas berteriak kepada seseorang yang tidak jauh, “Kapten Chen, pihak pelapor mencarimu, ini mungkin merupakan petunjuk yang sangat penting.”

Seorang laki-laki paruh baya datang dengan pandangan tegas, matanya sangat berat, seperti genangan air, dia tidak bisa melihat gelombang, keruta di wajahnya sangat dalam, seperti membawa cerita sejarah yang panjang. Pada pandangan pertama, dia terlihat seperti seorang polisi tua yang telah bekerja selama beberapa dekade.

Dia dengan cepat melihat Javier Mu dan Ericko Ye, suaranya dengan serak bertanya, “Petunjuk apa?”

Javier Mu berhenti sesaat, “Pemilik dua mobil ini aku mengenal mereka, karena kami juga sedang mencari mereka.”

Kalimatnya ini membuat kedua mata polisi tua itu bergelombang, “Apa maksudmu?”

“Pemilik dua mobil ini adalah orang Cina berkewarganegaraan luar, dia telah menyandera adik perempuanku, yang merupakan istrinya, kami pernah berhadapan langsung dengannya, tapi mereka berhasil melarikan diri dari kami. Oleh karena itu aku yakin dan tahu kalau 2 mobil ini milik mereka.”

Polisi tua itu mengerutkan alisnya, “Menyandera? Dia mengapa menyandera adikmu?”

Eriko Ye dengan tak habis pikir menjawab, “Karea mereka kira di tanganku ada sebuah peta harta karun, dan dia ingin aku menukar peta itu dengan istriku.”

“Ah?” Bahkan seorang polisi veteran yang pernah berperang keras terkejut dengan kalimat ini, peta harta karun? Bukankah hal ini hanya terlihat di film serial TV?

Ericko Ye merentangkan tangannya, “Kamu tidak percayakan, tapi mereka sebaliknya sangat percaya, dan memintaku menyerahkan peta harta karun, aku karena terpaksa jadi sembarangan menggambar peta harta karun untuk mereka, tidak kusangka mereka berubah pikiran dan berkata, tunggu mereka menemukan harta itu baru akan melepaskan istriku pergi.”

Petugas polisi tua itu hampir tersedak oleh kata-kata Ericko Ye. Dia telah menjadi petugas kriminal selama bertahun-tahun dan tidak pernah mendengar hal yang begitu absurd, seperti sebuah cerita karangan.

“Lalu, kalian mengapa tidak memanggil polisi?”

Ericko Ye berkata tanpa merubah ekspresi wajahnya, “Sudah. Tapi bukan di daerah yurisdiksi kalian. Jadi, kalian tidak tahu.”

Polisi tua itu mengerutkan kening, ya itu mungkin juga.

“Jadi siapa orang itu? Seperti apa rupanya?”

“Pemimpin itu mengenakan topeng perak dan kami tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.”

Setelah menyelesaikan kalimat ini, polisi tua itu sepertinya tengah memikirkan sesuatu. “Oh, aku ingat. Beberapa waktu yang lalu, kapten departemen provinsi Gedung Putih memberi tahu satu hal, menyuruh di yurisdiksi tempat kita berada kalau melihat seseorang bertopeng perak untuk menghentikannya, apakah orang yang kapten bicarakan sama dengan yang kamu maksud?”

“Ya, benar itu dia.”

Polisi tua itu semakin mengerutkan keningnya, “Tidak kusangka ini akan menjadi suatu kasus. Nah, coba terus katakan kesimpulan kalian.”

Javier Mu melirik kendaraan yang terbakar dan berkata, “Menurut kesimpulanku, pihak itu tahu kalau kita akan melacak mereka berdasarkan kendaraan, jadi mereka sengaja meninggalkan mobil dan melarikan diri.”

“Jadi, apa hubungan mayat laki-laki ini dengan mereka?” Tanya polisi itu.

“Kalau mereka ingin melarikan diri, berjalan itu kan tidak mungkin. Sekarang setelah mereka membakar mobil mereka sendiri, mereka harus mencari mobil lain. Laki-laki ini mungkin orang yang punya mobil ini, dan dia kebetulan dirampok ketika dia datang ke sini.”

Polisi tua mempertimbangkan sejenak, “Ini hanya spekulasimu, tanpa dasar dan bukti. Kami perlu memberi bukti dalam menangani sebuah kasus. Tunggu sebentar, aku akan melakukan survei di tempat kejadian, dan mungkin akan segera ada hasilnya.”

Setelah puluhan menit, sebagian besar hasilnya keluar.

Kedua mobil itu dibakar tidak lebih dari dua jam, meninggalkan bekas pertikaian dan bekas roda ketiga. Dari bekas mobil itu adalah sebuah mobil van.

“Kami akan mengumpulkan bukti sesegera mungkin dan menyelesaikan kasus sesegera mungkin. Jika kalian memiliki temuan baru di sini, aku harap kamu juga bisa memberi tahu kami sesegera mungkin.”

Javier Mu dan Ericko Ye mengangguk pada saat bersamaan.

Sebenarnya, lebih dari satu jam yang lalu, Ericko Ye telah melewati van ini dalam perjalanan ke tempat kejadian. Di dalam mobil, Christy Mu mulut tertutup dan mata terbuka menonton mobil mewah itu pergi melewatinya.

Ericko Ye, Ericko Ye, aku di sini, dasar bodoh, tidak bisakah kamu merasakannya?

Setelah mobil melaju seratus meter jauhnya, Alisa baru melepaskan mulut Christy Mu. “Ini sangat mengecewakan. Aku pikir Ericko sangat hebat bisa berkomunikasi denganmu melalui pikiran, tapi ternyata tidak.”

Christy Mu bersandar dengan tak acuh di mobil dan memberinya tatapan jutek dan berkata, “Alisa, setelah aku lihat kamu akhir-akhir ini berubah menjadi cerewet tak karuan, dimana otak pintarmu?”

Alisa tidak marah, kalau hanya karena ini marah, maka dalam tiga hari terakhir, dia tidak tahu sudah berapa berapa banyak perkelahian yang terjadi antaranya dengan Christy Mu, “Ya mau gimana, siapa suruh Ericko bukan manusia biasa dan berbeda dengan yang lain seperti monster? Membuat aku sangat tertarik pada segala tentangnya.”

Christy Mu mendengus dingin, kata-katanya telah meningkat pesat, dari dedemit menjadi monster.

“Tapi nyawanya banyak juga ya. Keahlian menembak Harryo biasa selalu akurat. Tembakan itu jelas menghantam hatinya, tapi dia bisa bertahan dan pulih begitu cepat. Ini benar-benar bukan fisik manusia biasa.”

Christy Mu hampir terganggu olehnya, dan berkata dengan dingin, “Alisa, bisakah kamu diam? Kalau kamu begitu tertarik padanya, mengapa kamu tidak melompat keluar dari mobil dan menghentikannya, lalu bertanya kepadanya langsung?”

“Kamu kok jadi kesal? Aku...”

Christy Mu memotong kata-katanya, “Aku tidak kesal, cuma kamu daritadi sibuk bicara, bisa tidak diam, dan kembali seperti Alisa cuek yang dulu?”

Alisa mendengarnya tidak bisa membalasnya, hanya menatapnya tajam, dan tidak berbicara lagi.

Semua orang ada di dalam mobil, tuan Cai duduk berhadapan dengan Christy Mu. Dia hanya memandangnya dengan rasa ingin tahu dan tidak bertanya, karena dia tahu kalau Christy Mu tidak akan mengatakannya meskipun dia bertanya.

Mata Gavin tetap diam, dan pada saat ini, dering hp yang keras memecahkan udara yang sunyi.

Pada pandangan pertama, Gavin merasa curiga. Begitu dia mengambilnya, dia mendengar suara cemas dari sana, “Bos, gawat, markas kita telah dihancurkan.”

“Apa yang kamu katakan?” Suara Gavin keras, dengan kejutan dan kemarahan di dalamnya. “Apa yang terjadi ????”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu