Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 281 Hadiah Yang Spesial (2)

Kira-kira pukul 5 sore, kue yang Ericko Ye pesan sudah sampai.

Kue itu berbentuk bumblebee yang ada di dalam transformers. Begitu kotak terbuka, semua anak-anak langsung terpesona "wah".

"Keren sekali." mata Edo tanpa bisa ditahan mengedip dan mengelilingi kue, "Benar-benar sangat keren."

Ericko Ye melihat anaknya sangat senang, dan merasa usahanya ini tidaklah sia-sia.

"Kita tiup lilin dan buat doa dulu. Setelah itu potong kue dan makan, bagaimana?" Ericko Ye bertanya pada Edo.

"Ok."

Dua lilin kecil tertancap di bahu bumblebee. Setelah dinyalakan, semuanya bersama-sama menyanyikan lagu ulang tahun. Api lilin menyala di mata Edo. Dia memejamkan mata lalu menundukkan kepala dan membuat harapan: Semoga ibu melahirkan adik dengan lancar. Aku akan sangat menyayangi adik.

Setelah membuat harapan, sebuah suara lemah terdengar di telinganya: "Kakak, jangan sampai lilinnya terbakar habis."

Edo tersentak. Suara itu sepertinya pernah dia dengar entah dimana.

"Kakak, jangan sampai lilin itu selesai terbakar. Bisa meledak."

Edo segera membuka mata dan disaat lagu belum selesai dinyanyikan, dia segera mematikan lilin dengan tangannya. Dan di saat ini, jarak lilin habis terbakar tidak sampai 5 mm.

Tindakan Edo membuat orang-orang terkejut. Bukankah seharusnya ditiup? Kenapa dimatikan dengan tangan?"

Christy Mu segera mengangkat tangan Edo dan bertanya dengan gugup, "Sakit tidak? Kenapa dimatikan dengan tangan?"

Tatapan Edo segera pindah ke perut ibunya dan ekspresinya serius. Dia sangat ingin memberitahu ibunya apa yang tadi dia dengar, tapi terlalu banyak orang di sini.

Ericko Ye menyadari ada yang aneh dengan putranya dan bertanya dengan ringan, "Ada apa?"

Edo menengadah melihat ayahnya, lalu melihat lagi ke arah orang banyak dan tiba-tiba berkata, "Ayah, ayah bawa aku melihat Dino. Aku juga ingin mengajak dia bernyanyi di sini."

Ericko Ye bingung, bukankah baru bermain dengan Dino dua jam lalu? Tapi karena hari ini Edo ulang tahun, dia pun menyetujui, "Yuk."

Saat Edo menggenggam tangan ayahnya keluar, dia bahkan tidak lupa membalikkan kepala dan berpesan, "Kalian jangan pegang bumblebee, tunggu aku kembali dan potong sendiri."

"Iya, iya."

Setelah belok dan sampai di ruang mainan, Edo segera berkata pada Ericko Ye, "Ayah, tadi saat aku membuat harapan, aku mendengar adik bicara padaku."

Ericko Ye terkejut, "Adik? Maksudmu adik dalam perut ibu?"

"Iya, benar. Dia memanggilku kakak."

"Apa yang dia katakan?" tanya Ericko Ye. Dia sedikitpun tidak meragui putranya berbohong, karena kemampuan putranya jauh lebih hebat darinya, jadi wajar kalau bisa mendengar putrinya bicara.

"Katanya jangan sampai lilin terbakar habis, akan meledak."

"Hah?" Ericko Ye sangat terkejut lalu segera berjongkok dan bertanya, "Kamu yakin dia berkata seperti itu?"

"Aku yakin. Dia bahkan mengatakan dua kali."

Wajah Ericko Ye mengeras dan langsung berlari ke arah ruang tamu. Kalau kue itu benar-benar bermasalah, maka terlalu berbahaya. Orang-orang dalam ruangan sangat memungkinkan terledak menjadi mayat.

"Maaf semuanya. Kue ini tidak bisa dimakan lagi. Paman Wang, cepat bawa kue ini pergi. Hati-hati ya." Ericko Ye tidak bisa peduli lagi pada ekspresi orang-orang yang bingung, hanya langsung memerintah Paman Wang.

Paman Wang tidak tahu apa yang terjadi, tapi melihat ekspresi Ericko Ye yang tidak terlalu wajar, dia tahu kalau ada masalah dalam kue ini. Dia memerintah dua pengawal datang lalu mengangkat kue dengan hati-hati ke luar ruangan.

Pandangan Ericko Ye terus mengikuti kue itu, dan saat kue sudah mau keluar, entah bagaimana orang yang mengangkat kue tersandung, dan kue akan jatuh dengan sudut 45 derajat.

Saat itu waktunya berlalu sangat cepat dan sebuah bayangan kecil melaju dengan cepat ke arah sana.

Ericko Ye takut orang-orang menyadarinya dan dengan kecepatan tercepat menghentikan waktu. Dia bisa menghentikan waktu manusia biasa, tapi tidak bisa menghentikan waktu Edo yang lebih kuat darinya.

Karena itu, Edo yang awalnya berdiri di depan pintu saat ini menghilang. Ericko Ye sangat takut Edo kenapa-napa dan segera ikut ke sana. Terakhir dia melihat Edo di sebuah padang rumput.

Ericko Ye segera berlari ke sana dan langsung melihat pada bumblebee yang hancur di tanah. Sedangkan di dalam perut bumblebee memang benar ada bom jenis kecil. Dalam bom itu terletak banyak murang. Kalau tidak salah, dua tali murang tersambung di bahu bumblebee.

Bom seperti ini meskipun kecil, tapi efek ledaknya tidak bisa dianggap remeh.

Lawan meskipun sangat ingin membalaskan dendam padanya, tapi berdasarkan yang sering terjadi, saat Edo meniup lilin, orang-orang yang berada di samping Edo adalah orang-orang terdekatnya. Jadi tidak perlu semuanya mati, hanya Ericko Ye, Christy Mu, Javier Mu, juga Lisa Xiao. Di antara mereka kalau ada seorang saja yang terluka, maka itu akan menjadi pukulan berat bagi kedua keluarga.

"Ayah, bagaimana dong." Edo jongkok di atas rumput dan bertanya dengan wajah rumit.

"Jangan takut, ayah yang bereskan." Ericko Ye menggunakan kekuatan spesialnya membuat kue dan bom terbang sekalian, lalu dengan cepat mengantarnya sampai ke gunung yang paling jauh dari villa, meletakkannya di atas batu, dan setelah itu baru kembali.

Sekarang belum boleh membongkar bomnya dulu. Siapa tahu bom masih bisa digunakan untuk keperluan lain.

Tapi, siapa yang mengantar bom ini? Juga tahu ulang tahun Edo?

Ericko Ye berpikir keras, dan tiba-tiba, wajah seseorang muncul dalam benaknya.

Sialan! Si brengsek itu tidak mungkin belum mati 'kan.

Setelah menggendong Edo kembali ke villa, waktu masih berhenti. Sepertinya pengontrolan Ericko Ye terhadap waktu semakin panjang.

"Nanti anggap saja tidak ada yang terjadi. Masalah lain serahkan saja pada ayah. Kamu cerialah, hari ini adalah ulang tahunmu. Kamu juga mempunyai banyak teman yang datang bertamu hari ini. Jangan sedih begini, ya?" Ericko Ye menghibur putranya.

Edo menganggukan kepala, tapi matanya masih memancarkan rasa khawatir, "Ayah, siapa yang mau menyakiti kami?"

"Ayah juga tidak tahu, tapi ayah pasti akan menemukan orang itu. Jangan khawatir."

"Iya."

Baru saja selesai berkata, udara mulai mengalir, semuanya sama sekali tidak tahu apa yang tadi terjadi. Yang mengobrol, mengobrol, yang tertawa, tertawa.

Dua orang pengawal yang berada di pintu, begitu melihat kue di tangan mereka hilang, ingin bertanya, tapi untung ada Paman Wang yang reaksinya cepat, dan langsung mengerti bahwa tadi pasti terjadi kesalahan, jadi dia berkata dengan suara rendah, "Jangan bicara, terus jalan keluar."

Dua orang pengawal itu saling memandang lalu mematuhi peraturan Paman Wang. Berpura-pura tidak terjadi apapun. Dengan posisi yang sama, terus berjalan pergi meninggalkan villa.

Di ruang tamu, tidak ada orang dewasa yang bertanya kenapa kue tadi tidak boleh dimakan, juga tidak ada orang yang membahas apa bayangan kecil tadi. Tentu saja, mungkin mereka tidak melihat Edo bergerak, karena saat itu benar-benar terlalu cepat, selain itu bukan semua orang memperhatikan kue itu.

"Makan malam sudah siap. Semuanya silakan duduk." Ericko Ye mempersilakan dengan ramah.

Semuanya duduk dengan senang. Anak-anak duduk di samping orang tua mereka, semuanya berbicara tiada henti. Anak-anak tidak berpikir begitu banyak dan masih memikirkan bumblebee keren tadi.

"Edo, kue tadi benar-benar keren, kenapa tidak bisa dimakan?"

Sebelum Edo buka mulut, Ericko Ye sudah berkata duluan, sekalian memberikan penjelasan kepada semua orang, "Benar-benar maaf. Tadi aku mendapat telepon dari toko kue. Katanya bahan kue itu tidak segar, takut setelah makan bisa sakit perut, jadi aku membawanya turun."

"Oh, ternyata begitu."

Beberapa orang tua menyetujui, tapi sebenarnya semua orang mengetahui dalam hati, pasti bukan karena alasan itu. Kalau dipikir lagi, di Kota A toko kue mana yang berani menggunakan bahan tidak segar kepada Ericko Ye? Apa tidak ingin berbisnis lagi?

Tapi, karena Ericko Ye tidak mau mengatakannya, pasti ada alasan yang tidak bisa dikatakan. Jadi semua orang memutuskan untuk mengabaikan saja.

Alasan buruk itu tidak bisa membuat orang tua lain percaya, apalagi Christy Mu, Javier Mu, dan Lisa Xiao. Sejak tadi Ericko Ye dan Edo pergi, mereka bertiga sudah menyadari ada yang aneh.

Sekarang mendengar penjelasan seperti itu, kebingungan dalam hati mereka semakin besar.

Pelayan wanita menuangkan anggur kepada para orang tua dan menuangkan minuman lain kepada anak-anak. Ericko Ye sebagai tuan rumah mengangkat gelas dan berkata, "Terima kasih kalian semua datang untuk memperingati ulang tahun putraku. Terutama anak-anak semuanya, terima kasih telah berteman dengan Edo. Ayo, semuanya kita minum habis minuman dalam gelas ini untuk mendoakan Edo bisa tumbuh besar dengan sehat dan senang."

"Bersulang, bersulang ..."

Anggur merah turun ke dalam perut. Christy Mu menarik baju Ericko Ye di bawah meja dan Ericko Ye sekalian menggenggam tangan Christy Mu.

"Apa yang terjadi tadi?" Christy Mu bertanya pada Ericko Ye dengan tatapan matanya.

Ericko Ye menggenggam tangan Christy Mu dan matanya mengandung senyuman. Dia menjawab tanpa bersuara, "Kita bicarakan malam nanti."

Christy Mu hanya bisa mengiyakan.

Ada yang makan dengan nyaman, ada juga yang makan dengan hati tidak tenang.

Di pertengahan, Javier Mu memapah istrinya ke toilet. Saat melewati Ericko Ye, Javier Mu menyenggol bahunya, memberi kode untuk mengikutinya. Ericko Ye tahu apa yang Javier Mu mau tanyakan. Dia berkata pada Christy Mu, "Aku akan pergi sebentar", lalu pergi mengikuti Javier Mu.

Lisa Xiao benar-benar ingin ke toilet. Setelah mengantar Lisa Xiao masuk, Javier Mu membalikkan badan dan segera bertanya pada Ericko Ye, "Ada masalah apa?"

"Di dalam kue ada bom." Ericko Ye berkata dengan singkat dan padat.

"Bangsat! Siapa yang begitu kejam? Apa mengharapkan Keluarga Mu, Ye dan Xiao putus turunan?" Javier Mu sekalian mengumpat dan di benaknya muncul wajah seseorang, "Sial! Bukan si brengsek itu 'kan? Bukankah dia sudah mati di dalam laut?"

"Aku juga tidak tahu siapa, tapi kemungkinan dia yang paling besar. Karena sangat sedikit orang yang tahu Edo ulang tahun hari ini." Ericko Ye bersender pada dinding di belakangnya, dan nada bicaranya menjadi lebih kejam, "Kalau benar dia, maka kali ini aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri, lalu melihat dia mati di hadapanku."

"Kalau begitu kemana kamu membuang bom tadi?"Javier Mu lebih peduli pada pertanyaan ini.

"Di gunung belakang villa. Tidak ada yang tahu sana, juga tidak mungkin ada orang yang ke sana di jam segini. Setelah selesai mengantar tamu, aku akan ke sana untuk melihatnya."

"Tidak boleh mengantar tamu." suara Lisa Xiao terdengar. Ericko Ye menoleh dan melihat Lisa Xiao keluar dari toilet sambil memapah pinggangnya, "Kalaupun mau pergi, juga tidak boleh keluar dari pintu utama."

Ericko Ye sangat terkejut dengan pendapat itu, "Kenapa?"

Lisa Xiao berkata dengan datar, "Menurut tebakanku, sekarang orang yang mengantar bom ini, pasti masih bersembunyi di sekitar villa. Kalau aku adalah dia, aku pasti ingin sekali melihat hasil kerja kerasku. Begitu kamu mengantar tamu pergi, maka artinya kamu mengumumkan bahwa pesta ulang tahun ini selesai. Sedangkan rencana orang itu tidak berhasil. Dengan begitu, dia akan tahu kalau rencananya terungkap. Kedepannya, dia akan menyembunyikan dengan lebih rapat, dan kita akan semakin sulit menemukan dia."

Javier Mu sangat setuju terhadap perkataan istrinya, "Yang Lisa katakan benar. Sekarang mereka ada di tempat tersembunyi. Kalau dia kali ini tidak berhasil, maka pasti ada lain kali. Kita tidak bisa berjaga-jaga."

"Tapi aku tidak bisa memperkirakan kekuatan ledak dari bom itu. Christy dan kakak ipar masih ada di sini. Terlalu berbahaya. Aku tidak bisa mempertaruhkan kalian."

"Kamu bodoh ya." Lisa Xiao memarahi, "Kita tidak bisa pergi secara terang-terangan, tapi bisa pergi diam-diam 'kan. Masa di villamu ini selain pintu utama tidak ada lagi pintu keluar lain?"

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu