Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 284 Memberi Nama Untuk Bayi (2)

Untuk memberikan nama yang bagus kepada keduanya, setelah makan malam, pasangan itu mencari buku-buku di ruang tamu dari ruang kerja. Ada banyak nama-nama dari banyak puisi. Ya, Christy Mu akan membiarkan Ericko Ye menuliskannya di selembar kertas jika ada nama yang menurutnya bagus. Dua atau tiga jam kemudian, Ericko Ye telah menuliskan sebanyak dua lembar kertas utuh, satu lembarnya adalah nama bayi laki-laki dan satunya lagi adalah nama bayi perempuan.

Edo duduk di atas lantai dan bermain. Robot Doni ada di sisinya untuk menemaninya. Ketika Edo akan berkelahi, akhirnya terdengar Ericko Ye berkata, "Sudah ketemu, kamu bisa memilih satu."

Terlihat tak berdaya, "Ayah, pengenalan huruf-hurufku masih sedikit, ayah bacakanlah untukku."

"Oke, dengarkan ya," Ericko Ye berdeham dan membaca, "Hardi Ye. Bagaimana?"

Edo mengunyah di mulutnya dan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak suka."

"Jonathan... Joni... Felix..."

Ericko Ye membacakan beberapa nama berturut-turut, tetapi Edo selalu menggelengkan kepalanya.

Evardo..."

"Tunggu," Edo tiba-tiba berkata, "Ini saja, aku suka ini."

“Evardo Ye?” Ericko Ye bertanya balik.

Edo mengangguk dengan serius, "Ya, itu saja. Kedepannya, aku akan bernama Evardo Ye. Baiklah, aku tidur dulu, aku sudah mengantuk. Dino, ayo, pergi tidur."

"Ya, tuan."

Edo berjalan dengan terhuyung-huyung ke kamarnya dan Dino dengan patuh mengikutinya.

Ericko Ye menatap punggungnya dan berkata kepada Christy Mu, "Kenapa aku merasa bahwa nama ini begitu familiar? Sepertinya aku pernah mendengarnya di suatu tempat."

"Oh," Christy Mu berkata tanpa melihat Ericko Ye. "Ada sebuah drama kostum yang cukup terkenal beberapa waktu lalu, lalu seorang pangeran di dalamnya sepertinya memiliki nama itu."

Ericko Ye memikirkannya untuk waktu yang lama dan tiba-tiba teringat dengan siapa yang Christy Mu bicarakan, wajahnya menjadi aneh, "Ha, sudah kubilang kan, pangeran itu masih menjadi aktor favoritmu."

"Ya," Christy Mu tersenyum bangga. "Evardo Ye, ini juga terdengar bagus. Aku berharap di masa depan, Edo akan seperti dirinya di serial TV, memiliki keadilan dan hati yang cerah."

Ericko Ye benar-benar terdiam, jarang sekali istrinya memuji artis sampai ke tahap ini.

"Kenapa? Kamu tidak rela?" Christy Mu memandangi raut wajah suaminya yang tidak begitu baik, dia pun bertanya kepadanya dengan kepala miring.

Ericko Ye sedikit bersedih, "Edo saja rela, kenapa aku tidak rela? Baguslah kalau kalian suka."

Christy Mu mencibir. Sebenarnya, nama ini juga tiba-tiba diingat olehnya, ia terjepit diantara banyak nama di benaknya. Tidak diduga, Edo langsung memilihnya. Tampaknya, mengajak Edo menonton serial TV bersama-sama pun juga berguna.

"Sudah, nama putri kita akan diputuskan olehku. Sekarang, tidurlah lebih dulu."

“Oke.” Christy Mu menerima sebuah kejutan yang tidak terduga. Tentu saja, dia akan menyetujui apapun yang dikatakan Ericko Ye.

Keesokan harinya, Christy Mu datang untuk mengantarkan sup untuk Lisa Xiao. Sup kali ini adalah sup ayam yang telah direbus selama satu malam. Begitu kotak makanan dibuka, aroma sup ayam langsung memenuhi seluruh bangsal.

Ibu Xiao mengungkapkan kekagumannya yang tulus, "Keahlian para juru masak di rumah kalian sangatlah hebat, sup ayamnya harum sekali."

Christy Mu menuangkan sup sambil berkata dan tersenyum, "Masakan populer dari bibi Qin adalah sup ini. Dia telah bekerja di rumah keluarga Ye untuk waktu yang lama. Dulunya, dialah yang menjaga ibu Ericko selama proses sesudah melahirkan, jadi dia lebih tahu."

"Christy, terima kasih banyak," Ibu Xiao menatapnya dengan penuh kasih. "Aku sering di luar negeri, jadi aku tidak terlalu tahu cara memasak makanan China. Masakan sup koki di rumah juga sangat biasa."

Christy Mu menyerahkan sup itu kepada Lisa Xiao, "Bibi, jangan berkata seperti itu. Lisa bukan hanya teman baikku, tetapi dia juga saudara iparku, sudah seharusnya aku peduli padanya."

Lisa Xiao menyesap sedikit, itu benar-benar nikmat. Dia berkata, "Bu, jangan sungkan padanya, dia juga tidak pernah sungkan padaku."

“Itu benar, bibi, kami adalah saudara yang akrab. Jika masih sungkan, aku sudah tidak tahu harus berbicara apa.” Christy Mu mengikuti kata-katanya.

Ibu Xiao memandangi mereka berdua dan berkata dengan penuh syukur, "Aku selalu ingin melahirkan saudara perempuan atau laki-laki untuk Lisa agar dia tidak begitu kesepian. Sayangnya, tubuhku tidak memungkinkan. Sekarang, melihatnya bisa memiliki seorang adik perempuan yang begitu baik sepertimu, aku merasa puas."

Christy Mu sedikit malu karena dipuji oleh ibu Xiao. Dia berbalik dari topik dan bertanya kepada Lisa Xiao, "Apakah lukanya masih sakit?"

Lisa Xiao meminum sesendok demi sesendok sup dan meluangkan waktu untuk menjawabnya, "Masih ada sedikit, tetapi itu sudah jauh lebih baik."

"Apakah asimu cukup?"

"Tidak cukup untuk dua bayi. Mereka terlalu banyak minum."

Christy Mu menyaksikan semangkuk sup yang hampir habis, kemudian dia mengangkat kotak makanan untuk mengisinya lagi, "Kalau begitu, minumlah lebih banyak. Bibi Qin mengatakan bahwa asimu akan lebih banyak jika banyak minum sup."

Lisa Xiao meliriknya, "Kamu ini memperlakukanku seperti sapi."

"Kamu memang adalah sapi sekarang," Christy Mu tertawa tanpa takut mati.

"Hei, kamu bisa menggodaku sekarang. Setelah kamu melahirkan anak nanti, lihatlah bagaimana aku akan mengataimu."

Christy Mu menyeringai, "Oh ya, bagaimana setelah kamu meninggalkan rumah sakit?"

"Kakakmu telah mengundang dua pengasuh, satu khusus untuk mengurus anak-anak dan satunya lagi untuk membuat makanan untukku."

"Baguslah kalau begitu. Aku juga mengatakan kepadanya bahwa jika tidak ada, maka biarkan bibi Qin yang memasaknya untukmu."

“Kakakmu begitu perhatian, bagaimana mungkin dia tidak memikirkan ini? Kulihat kamu juga hanya iseng mengatakannya.” Lisa Xiao melihatnya dengan hati-hati.

"Yah, jangan bilang kalau kamu bisa melihatnya. Bibi masih di sini. Kamu juga harus memberiku sedikit muka." Kata Christy Mu 'menjilati' wajahnya.

Lisa Xiao tidak sungkan, "Kamu bahkan masih ada muka?"

Ibu Xiao tidak tahan, dia lalu mengajar putrinya, "Lisa, jangan memarahi Christy seperti ini, dia gadis yang baik."

"Ya ya, gadis yang baik," Christy Mu menggema.

"Bu, dia bukan gadis lagi. Putranya bahkan sudah lebih dari dua tahun dan..."

Baru setengah, pintu bangsal didorong terbuka. Javier Mu mendorong kereta bayi dan menyapa ketika melihat adiknya, "Kamu sudah datang."

“Yah, kemana kamu pergi?” Christy Mu datang ke arahnya, kedua bayi itu membuka matanya yang gelap, “Wow, imut sekali, aku tidak tahu berapa banyak gadis yang akan dibuat terpesona olehnya ketika besar nanti.”

“Aku memeriksakan bayi-bayi ini karena masih prematur, namun semuanya normal.” Javier Mu tersenyum lembut, matanya penuh cinta.

Christy Mu menggelitik jari kelingking salah satu bayi dan menggodanya, "Panggil aku bibi, panggil aku bibi."

Javier Mu memandangnya dengan geli, "Mereka baru lahir tiga hari yang lalu. Bagaimana mereka bisa memanggilmu bibi?"

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu