Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 223 Ketahuan, Menyadari Ada Yang Aneh (2)

Ericko Ye merasa berhasil. "Untungnya, anggota keluarga almarhum sudah dikirim kembali semalam. Tanpa mereka yang mulut, maka kasus ini tidak akan diketahui siapapun. Ingin menghancurkan taman hiburan dengan satu foto saja, benar-benar bermimpi mereka."

"Apakah kamu sudah memilih tanggal pembukaan?"

"Belum. Ratusan staf di taman hiburan sedang dalam proses pelatihan, dan sekarang hal ini terjadi lagi. Aku ingin mencari seseorang untuk mencarikan sebuah hari baik."

Christy Mu terdiam selama beberapa detik dan berkata, "Bisakah kamu menundanya selama sebulan, dan memotong pita itu sebulan kemudian?"

“Kenapa?” ​​tanya Ericko Ye tiba-tiba.

Christy Mu tampak serius. "Dalam sebulan lagi, perjanjianku dengan pria perak itu selesai. Jika terjadi kecelakaan, kupikir lebih baik menahan Evan. Jika taman hiburan dibuka, Evan tidak perlu tinggal. Begitu dia menjauh, kita akan kehilangan satu penyeimbang."

Ericko Ye hampir lupa tentang itu. Setelah Christy Mu menyebutkannya, dia jadi ingat betapa pentingnya Evan Chu.

"Kamu benar, karena Evan sudah datang sendiri, kita tidak bisa membiarkannya pergi tanpa apa-apa."

"Terlebih lagi, kamu bisa meningkatkan banyak hal di bulan tambahan. Daripada membuka bisnis dengan terburu-buru, lebih baik menunjukkan keadaan terbaik kepada pelanggan ketika semuanya sudah siap."

Ericko Ye menatap Christy Mu dengan tatapan aneh, merasa bahwa wanita ini telah menjadi bertambah dewasa dalam satu malam.

Christy Mu melihat tatapan pria itu padanya lalu berkata sambil tersenyum, "Kamu jangan melihatku seperti itu. Sebenarnya ini sama seperti membuat baju. Baju yang dibuat dalam tiga hari tentu tidak lebih baik dari yang dibuat selama satu bulan. Karena apa yang dikerjakan lama hasilnya lebih baik."

"Benar." Ericko Ye mendekati Christy Mu lalu menatapnya dalam, "Aku menyadari sepertinya kamu berubah sangat banyak."

"Benarkah? Orang-orang selalu tumbuh, itu normal." Christy Mu makan bubur dalam mangkuknya tanpa mengubah wajahnya.

Dia tumbuh dewasa, tetapi juga harus membayar mahal.

Jika bisa, dia lebih suka tidak pernah tumbuh dewasa.

----------

Mobil itu masih dalam perjalanan ke perusahaan. Telepon Sekretaris Liu masuk, mengatakan bahwa ada lebih dari selusin orang yang diblokir di pintu masuk perusahaan untuk mewawancarainya, sehingga menyuruh Ericko Ye datang langsung dari lift di garasi bawah tanah.

"Apakah wartawan ini menganggur setiap hari? Berapa kali aku menjadi berita utama tahun ini?" Ericko Ye mengeluh.

Sulit bagi Christy Mu untuk menjelaskan, "Bukan karena mereka suka mencarimu, tapi orang di belakang mereka yang suka mencari kamu. Sekarang semua media hidup oleh pengiklanan. Siapa pun yang membayar mereka gaji akan menjual wajah mereka. Ditambah lagi kamu adalah figur topik, itu akan lebih banyak menarik perhatian publik. Tidak ada jalan lain bagi mereka jurnalis kecil."

Ericko Ye menatapnya dengan takjub, "Bagaimana kamu bisa mengerti ini?"

"Kami memiliki seorang guru yang dulu bekerja di media di sekolah. Dia kadang-kadang menyebutkannya di kelas. Aku pikir menarik untuk mengingatnya."

Ketika dia tiba di perusahaan, Ericko Ye memanggil kepala Departemen Publisitas perusahaan, "Turun dan panggil wartawan-wartawan itu. Pada jam 9:30, aku akan diwawancarai."

"Direktur Ye? Bukankah kamu mengatakan akan menekan berita itu?" tanya wanita cantik itu dengan terkejut.

Ericko Ye berkata dengan jelas, "Ketika berita itu tidak bocor, tentu saja, itu bisa ditekan. Sekarang sesuatu telah terjadi, lebih baik untuk menyelesaikannya secara langsung, sehingga tidak akan menjadi lebih heboh."

"Oh, baiklah mengerti."

Masalah yang terjadi dalam satu bulan benar-benar sangat banyak. Dalam kehidupan sosial yang penuh informasi ini, berita kematian seorang pekerja bangunan seperti angin saja, bertiup hari ini, besok sudah hilang.

Kalau berita ditekan hanya akan membuat dalang terus memanas-manasi, jadi lebih baik mengakui saja agar yang mengontrol bisa langsung diam.

Begitu sampai jam 9.30, Ericko Ye datang ke ruang rapat, dan semua kamera, mik terarah padanya.

Ericko Ye melihat sekeliling, lalu berkata sambil tersenyum, "Katanya para wartawan belum makan pagi tapi sudah datang makan ke sini. Benar-benar sudah menyusahkan kalian semua."

Para wartawan mendengar itu, jelas-jelas sedang menyindir mereka ini mah.

"Direktur Ye, apa kamu bisa menjelaskan secara jelas kecelakaan yang kemarin terjadi di proyek pembangunan?" ada wartawan wanita yang bertanya duluan.

Ericko Ye menatap wartawan wanita lalu berkata dengan ekspresi kejam, "Aku datang untuk masalah ini, harap semuanya duduk. Kebenarannya sama seperti yang kalian semua dapatkan. Seorang pekerja bangunan jatuh dari ketinggian dan kami segera menghubungi keluarganya, juga sudah memberikan banyak uang. Keluarga dari pihak korban merasa puas."

"Apakah itu artinya ada yang salah dengan sistem keamanan di proyek?" seorang wartawan bertanya lagi.

Ericko Ye menjawab dengan tenang, "Aku bisa memastikan, tidak ada masalah apapun dengan keamanan proyek taman bermain ini. Kalau kalian ada yang ragu, nanti boleh ikut aku ke tempat pembangunan. Aku tidak akan menghalangi."

"Kalau begitu, kenapa bisa terjadi masalah mengenaskan seperti ini?"

Ericko Ye mengangkat bahu, "Untuk hal ini aku juga sangat menyesalinya. Tapi dari penjelasan keluarga korban, korban mempunyai riwayat penyakit darah tinggi. Mungkin sebelum kecelakaan, tubuhnya sudah sakit baru kemudian terjatuh."

Para wartawan saling memandang satu sama lain dan bergosip dengan suara kecil. Ada masalah seperti ini juga?

"Kalau begitu Direktur Ye, apa kamu bisa memberitahu kontak keluarga korban. Kami mau mewawancarai mereka." ada seorang wartawan terus bertanya.

Ericko Ye mengerutkan dahi dan wajahnya menjadi dingin, "Aku menghormati semangat kalian untuk mencari tahu tentang kebenarannya. Tapi semua hal harus ada batasnya. Mereka sedang merasa sedih karena anggota keluarga mereka baru saja meninggal dunia. Kalian malah mau pergi ke rumah mereka untuk bertanya ini dan itu. Coba aku tanya, apa menurutmu ini benar?"

Wartawan yang bertanya menundukkan kepala dengan malu. Tapi tetap ada wartawan yang terus bertanya, "Ini semua adalah perkataan darimu saja. Tentu saja tidak bisa hanya mendengar dari sisi Direktur Ye saja."

Ericko Ye tertawa dingin, "Kalian mendatangingiku pagi-pagi, bukankah untuk bertanya padaku tentang masalah ini. Sekarang sudah kujelaskan, tapi kamu malah berkata ini hanya dari pihakku saja? Aku tidak mengerti lagi. Ini jelas-jelas hanya kecelakaan yang sangat sederhana, tapi apa harus sengaja melimpahkannya kepada orang lain? Kalian ini datang untuk mencari kebenaran atau untuk menjatuhkan orang lain?"

Ericko Ye bicara dengan blak-blakan, membuat wajah semua orang merona malu.

"Lalu, kalau keluarga keberatan, mereka pasti akan mencari teman-teman media, mencari pihak polisi untuk menuntut. Sekarang mereka tidak mengatakan apapun, hanya ingin diam-diam melakukan prosesi pemakaman. Itu yang mereka lakukan."

Ruang pertemuan menjadi hening. Ericko Ye melipat tangan di depan dada lalu menatap para wartawan dengan dingin dan bertanya, "Apa masih ada yang mau kalian tanyakan?"

Semuanya diam, hanya menggeleng saja.

"Sudah merepotkan kalian semua. Aku masih ada urusan, jadi tidak mengantar kalian lagi." Ericko Ye melihat ke arah ketua bagian pemasaran, "Kamu tolong ganti aku antar mereka keluar."

"Baik, Direktur Ye."

Ericko Ye melangkah pergi dari ruang pertemuan. Ketua bagian yang cantik mengeluarkan puluhan amplop merah lalu membagikannya ke setiap orang, "Ini hanya hadiah kecil saja. Direktur Ye kami selalu berkata dengan terus terang, harap kalian lebih memakluminya."

Para wartawan tertawa lalu pergi setelah mengambil amplop itu.

Karena kharisma Ericko Ye yang hebat juga amplop besar yang mereka dapat sebelum pulang, saat mereka menulis berita, mereka menulis dengan lebih berhati-hati. Di bagian yang seharusnya agak ditutupi, mereka tutupi. Oleh karena itu saat sore hari berita itu keluar, gosip pelan-pelan mulai mereda.

Saat ini, Brian Zhang juga memberi informasi. Memang benar ada satu taman bermain yang menyebarkan berita itu. Sedangkan perusahaan lain yang tidak suka dengan Perusahaan Internasional Star Ye juga sekalian menambahkan, apalagi Perusahaan Keluarga Mu.

Ericko Ye benar-benar dibuat kesal. Dulu dimana-mana ada Gilbert Nan. Sekarang pria itu berhenti, malah Perusahaan Keluarga Mu yang mulai. Dia benar-benar penasaran sekali. Apa di balik ini adalah Javier Mu?

Kalau iya, bagaimana cara pria itu tetap hidup? Juga kenapa bersedia bersembunyi begitu lama? Ini sama sekali bukan style pria itu.

Evan Chu pelan-pelan terbiasa dengan cara kerja Ericko Ye, juga kagum terhadap cara kerja pria itu. Tapi di saat Ericko Ye mengatakan mau menunda pembukaan taman bermain, Evan Chu bingung.

"Kenapa mau menunda? Bukankah masalah sekarang sudah di selesaikan?"

"Baru saja ada masalah di proyek. Kalau kita buka sebelum tujuh hari, rasanya kurang baik. Lagipula pelatihan karyawan kita belum matang, beberapa alat di dalam juga belum terpasang sempurna. Kalau dibuka secara terburu-buru seperti ini, ruginya ada di kita." Ericko Ye mencari berbagai alasan yang pas.

Evan Chu terdiam beberapa saat lalu mundur satu langkah, "Kalau begitu kamu memutuskan menunda sampai kapan?"

"Sekarang adalah akhir bulan Agustus. Kita buka di tanggal 30 September."

"Diundur satu bulan?"

Ericko Ye tersenyum datar, "Iya, hari kedua pembukaan adalah hari kemerdekaan. Nanti pasti akan ramai. Sebelum itu, masih banyak yang harus kita siapkan, misalnya promosi besar-besaran, mengecek alat-alat, dll. Harus sempurna."

Evan Chu berpikir lama di ujung sambungan. Dia sedang menghitung keuntungan dan kerugian.

Tidak dapat disangkal, hari yang Ericko Ye pilih sangat baik. Tapi itu juga berarti dia harus tinggal satu bulan lagi di Kota A.

Aaa——dipikir-pikir saja menyebalkan.

Ada yang mengatakan celaka itu tidak hanya datang satu kali, melainkan berurutan.

Masalah di proyek pembangunan baru saja selesai, ada lagi masalah di pihak Christy Mu.

Di saat Ericko Ye melihat dokumen terakhir dalam kantornya, Christy Mu masuk dengan panik.

Ericko Ye terkejut lalu segera memapahnya, "Ada apa? Apa ada masalah?"

Christy Mu menangis duluan sebelum berkata, "Dia mau menyakiti anak, dia adalah iblis."

"Dia sudah meneleponmu? Jangan panik, katakan pelan-pelan." Ericko Ye memapahnya ke atas sofa.

Christy Mu menyodorkan ponsel dengan tangan gemetar kepada Ericko Ye. Ericko Ye membuka ponsel dan melihat ada suatu video. Setelah diputar, terlihatlah anak kecil lucu, lau ada sebuah tangan besar yang melemparnya ke dalam bak mandi tanpa berperasaan.

Napas Ericko Ye terhenti dan matanya terbelalak. Dia melihat mata kepalanya sendiri anaknya berjuang di dalam air. Beberapa detik kemudian, sepasang tangan itu mengangkat kaki anak itu lagi, menepuk punggung, lalu sang anak memuntahkan air dari dalam mulut, "oeeek"一 anak kecil itu pun menangis.

Suara tangisan itu terdengar dari ponsel dan seperti merobek hati Ericko Ye. Mata pria itu sudah berkaca-kaca, dan tangannya mencengkram ponsel dengan kuat, ingin sekali dia membunuh pemilik tangan itu.

Suara seorang pria terdengar, "Nona Mu, ini hanya satu hukuman kecil saja. Masih ada satu bulan, kesabaranku ada batasnya lho."

"Brengsek! Sialan!" Ericko Ye marah dan hampir saja membanting ponsel itu.

Air mata Christy Mu mengalir turun. Hati Christy Mu hancur melihatnya.

"Bagaimana ini? Kamu berikan saja peta harta karun padanya. Aku mohon, aku tidak tahan lagi. Siapa tahu si psikopat itu akan menyiksa anak sampai seperti apa?" Christy Mu memohon sambil menangis pada Ericko Ye.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu