Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 157 Ericko Ye Menyesal Setengah Mati (2)

Ini bahkan lebih sulit dari membicarakan pesanan besar bisnis perusahaan.

Ericko Ye duduk di kursi dengan pikiran yang kacau.

Malam harinya, Christy Mu memperingatinya dengan sangat serius untuk tidak menyentuhnya sedikitpun, kalau tidak dia akan pergi tidur di kamar lain, jadi malam ini begitu tenang.

Keesokan harinya, setelah sarapan di pukul 10, semua orang sudah di bawah kaki gunung bersiap-siap, hanya tinggal menunggu aba-aba, dan cepat naik ke puncak meraih hadiah utama.

“Berangkat.” Teriak Ericko Ye, dan yang lainnya seperti kuda liar yang lepas dari talinya berlari ke arah puncak gunung.

Ericko Ye baru berjalan 10 meter, hpnya tiba-tiba berdering, telepon dari partner kerja luar negerinya yang sangat penting. Setelah menerima telepon dia mengejar Christy Mu dan berkata, “Aku sekarang ada rapat video yang sangat penting, jadi tidak ikut mendaki, bentuk gunung itu agak ribet, kamu jangan jauh-jauh dari grup, berhati-hati ya.”

Christy Mu tidak mau berbicara dengannya, jadi hanya melambaikan tangan sebagai tanda dia mengerti.

Ericko Ye hanya bisa pasrah melihatnya, setelah memberi pesan pada sekretaris Liu, lalu pergi pulang ke vila untuk bekerja.

Tidak ada Ericko Ye, Christy Mu merasa lebih lega, sejak dia tahu maksudnya kemarin malam, Christy Mu semalaman tidak bisa tidur nyenyak, ingin dia memaafkannya?

Huh! Bercanda saja!

Jalan gunung di bagian awal begitu datar, jalanannya ditaburi batu bata, dan di tengah-tengahnya itu adalah jalan gunung yang nyata, di beberapa tempat sangat curam, dan langkah kaki semua orang mulai melambat.

Christy Mu tahu kalau dia tidak bisa mendapatkan uang 40 juta itu, jadi dia naik perlahan dan menikmati pemandangan gunung.

Sampai di pinggang gunung, dia duduk di atas batu besar istirahat, melihat kebelakang jalan yang sudah dilaluinya, tiba-tiba merasa sangat puas dengan dirinya. Pantas saja banyak orang yang menyukai olahraga di outdoor, karena perasaannya memang begitu puas.

Sebagian orang sudah sampai di atas, hanya sisa beberapa orang dan Christy Mu yang selalu istirahat setiap 10 meter jalan.

“Christy, mau minum tidak?” Sekretaris Liu tidak tahu datang darimana, menyodorkannya air minum.

Christy Mu tersenyum berterima kasih, “Di tasku ada air, terima kasih.”

“Tidak usah sungkan, direktur Ye sudah memberiku perintah untuk menjagamu dengan baik.”

Christy Mu dengan bete berkata, “Sekretaris Liu, kan sekarang lagi main di luar, mana berlaku lagi perintah atasan, kamu have fun saja sendiri, tidak perlu menjagaku.”

“Ini...”

“Aduh, tidak apa-apa, aku mau istirahat dulu, kamu pergi saja dengan yang lainnya.” Christy Mu tidak ingin menyusahkan orang lain, lebih tidak ingin berada di bayang-bayang Ericko Ye.

Sekretaris Liu melihatnya tidak nyaman, juga tidak memaksanya, “Nah kalau begitu kamu pelan-pelan saja ya, kalau ada apa-apa teriak namaku saja.”

“Hm, iya iya, aku tahu.”

Christy Mu setelah beristirahat, melanjutkan jalannya, tapi tubuh manusia di saat tertentu pasti ada sesuatu yang mendesak, juga tidak tahu toilet dimana, setelah berpikir lama akhirnya mencari tempat tersembunyi yang tidak bisa dilihat oleh yang lainnya.

Langkah kaki semakin lama semakin lambat, dan akhirnya duduk langsung di tanah, menunggu semua orang pergi melewatinya.

“Christy, kamu berhenti lagi, lihatlah tubuhmu ini sepertinya tidak fit.” Seorang rekannya berjalan tertawa melihatnya.

Christy Mu melihatnya juga tertawa, “Iya, pulang nanti akan exercise.”

“Christy, ayo jalan.”

“Iya iya, kamu duluan lah, aku masih mau istirahat.”

Setelah mengantar satu rekan dibelakangnya pergi, Christy Mu langsung pergi ke pohon hutan dekat tempatnya beristirahat yang dari tadi dilihatnya.

Setelah menyelesaikan masalah dalam tubuhnya, Christy Mu akhirnya merasa lebih lega, setelah merapikan celana dan bajunya bersiap melanjutkan perjalana, siapa yang tahu sebelum dia keluar dari hutan itu, melihat ada ular kecil putih yang bergantungan di pohon, lidahnya keluar, dan matanya menatapnya tajam.

“Ah--” Christy Mu sontak berteriak, asal tahu saja dia paling takut dengan binatang, dan ular menduduki posisi pertama binatang yang dia takuti.

Keringat dingin bercucuran, Christy Mu ketakutan hingga air matanya bercucuran, setelah bertatapan dengan ular itu beberapa detik, dia ingin melarikan diri dengan berputar mengelilinginya, tapi siapa yang tahu kakinya belum menginjak dengan sempurna, dan tubuhnya limbung jatuh ke tanah, dan berguling, hingga sampai di tengah tangan Christy Mu sibuk menggenggam sebuah ranting kecil, tapi sayangnya karena badannya berat, ranting kecil itu juga patah dan terus jatuh terguling kebawah...

“Buk--” Tubuhnya akhirnya mendarat sempurna di tanah, Christy Mu mengelus pantatnya yang sakit dan segera berdiri, ini adalah jurang yang berkedalaman 2 meter, ketinggiannya kira-kira 150 cm, di dalam jurangnya di tumbuhi rerumputan liar yang panjang, jadi ini lah yang membuat Christy Mu jatuh tanpa patah kaki dan lengan, hanya di dalam jurang ads bau amis yang begitu kuat, dan tidak enak di cium.

Christy Mu melihat keseliling, di tepi jurang ada bekas goresan hewan liar, ini harusnya tempat perangkap hewan liar yang sudah tidak digunakan, kalau tidak rumput di dalam sini bagaimana bisa tumbuh sepanjang ini, para pemburu bagaimana mungkin tidak membersihkannya.

Sudahlah, dia sebaiknya pergi menyelamatkan dirinya sendiri dulu.

Melihat ke tubuhnya, Christy Mu termangu, selama dirinya berguling dia tidak tahu tas yang didukungnya jatuh dimana, dan semua makanan air minum juga hp ada di dalam tas itu.

Sungguh sial sekali, dia hanya ingin ke toilet, malah bertemu dengan ular putih itu, kalau begitu dari awal dia mendingan pergi memancing ikan di tepi danau saja.

“Ada orang tidak--Tolong aku--” Christy Mu berteriak, tapi suaranya dengan cepat menghilang di telan angin.

“Tolong aku--Ada orang tidak--”

Christy Mu berteriak lagi, dan yang menjawabnya hanya suara angin, dia ingin memanjat tepi jurang untuk naik ke atas, tapi selalu berujung dengan kegagalan.

Setelah berusaha beberapa saat, Christy Mu akhirnya memutuskan untuk menyimpan tenaganya, rekannys semua sedang mendaki gunung, dan beberapa jam lagi, setelah mereka puas bermain di atas lalu turun, dia baru akan berteriak lagi, dan saat itu tiba mereka mungkin bisa mendengarnya.

Hanya, sendirian berada di tempat ini, Christy Mu selalu merasa punggungnya merinding, tidak tahu jurang ini telah memakan banyak korban hewan hidup. Dan, dia berdoa semoga hewan kecil lainnya tidak datang kesini melihatnya, walaupun hewan hewan kecil itu tidak melakukan apa-apa padanya, tapi dia tetap saja akan merasa takut.

……

3-4 jam kemudian, semua orang sudah sampai di atas gunung, karena cuaca hari ini mendung, jadi cahaya matahari tidak terlalu menusuk mata.

Tidak sedikit orang yang berteriak kencang, mereka seperti sedang melepaskan beban dan rasa stres dalam hati.

Juara pertama akhirnya dimenangkan oleh seorang laki-laki muda di bagian penjualan. Sepertinya kebugaran fisik yang biasanya dilakukan memang tidak ditandingi oleh orang biasa.

Jam 3 sore, sekretaris Liu mulai menghitung nama, setelah menghitung beberapa kali hasilnya selalu kurang 1 orang, tentu saja, ini tidak termasuk Ericko Ye yang memang tidak ikut naik.

“Semuanya coba saling lihat, ada siapa yang masih belum naik?”

Karyawan departemen desain saling lihat satu sama lain, akhirnya menyadari ada satu orang yang kurang.

“Sekretaris Liu, Christy tidak ada.” Cadice He berkata dengan suara agak khawatir.

Mata sekretaris Liu berkedut, dalam hatinya mulai tidak tenang, “Telepon dia tanya ada dimana?”

Cadice He menganggukan kepala, langsung menelepon, setelah telepon tersambung beberapa lama tapi tidak ada yang mengangkatnya, dia menelepon lagi tapi masih tidak ada yang mengangkatnya.

“Di belakang yang baru datang beberapa orang, kalian ada melihat Christy tidak?” Sekretaris Liu bertanya dengan suara besar.

“Oh, aku melihatnya, aku saat itu bertanya padanya mau jalan tidak, tapi dia bilang mau istirahat dulu.”

“Aku juga melihatnya, dia saat itu sedang duduk di sebuah batu besar, dan masih bilang pulang nanti masih mau melakukan exercise.”

Sekretaris Liu mulai panik, “Kalian waktu melihatnya, kira-kira jam berapa, dan dimana?”

“Sekitar jam 12, di tengah gunung.”

Jam 12 sampai detik ini sudah berlalu 3 jam, dia mungkinkah berada dalam keadaan yang berbahaya.

“Sekarang bagaimana?” Wajah Cadice He juga berubah, tidak boleh terjadi sesuatu pada Christy Mu.

Sekretaris Liu berpikir sejenak, berkata, “Aku telepon direktur Ye dulu. Kamu jangan telepon Christy lagi, mana tahu karena di telepon batre hpnya jadi habis, nah itu tambah kacau.”

“Hm, baik.”

Para rekan kerja mulai saling berbisik, sekretaris Liu dengan serius berkata, “Sekarang sudah tidak pagi lagi, semuanya cepat turun, ingat turunnya bersamaan, dan di jalam sambil cari Christy juga, bisa jadi dia dimama tertidur, ingat jangan berpergian sendiri.”

“Baik...”

Di vila, Ericko Ye baru saja menyelesaikan rapat panjangnya, dia lalu sekalian menulis perencanaannya.

Hpnya tiba-tiba berdering, mematahkan kesunyian di ruangannya.

“Ada apa?” Dia mengangkat tombol angkat pada hpnya.

Suara cemas sekretaris Liu terdengar, “Direktur Ye, gawat, Christy hilang.”

“Apa katamu?” Ericko Ye terkejut langsung berdiri, “Apa yang terjadi sebenarnya?”

Sekretaris Liu dengan sederhana menjelaskan keadaan yang terjadi dan juga cara penyelesaiannya saat ini, direktur Ye berkata, “Bilang karyawan lainnya untuk hati-hati, jangan berlari sembarangan disana, aku segera menghubungi tim penyelamat profesional untuk mencarinya.”

“Baik, direktur Ye.”

Setelah menutup telepon, Ericko Ye baru menyadari hatinya saat ini berdegup kencang, Christy Mu, jangan sampai terjadi apa-apa denganmu, kamu masih belum memaafkanmu, bagaimana bisa terjadi apa-apa denganmu?

Dia memaksa dirinya untuk tetap tenang, Ericko Ye mencoba meneleponnya beberapa kali, kemudian meminta alat dan baju penyelamat dengan penanggung jawab vila, kemudian pergi ke arah gunung.

Suhu di pegunungan turun dengan sangat cepat, dan di jam 4 embun mulai ada. Christy Mu merasa bosan dan mencabut rumput untuk di buat alas duduknya, dia sebenarnya takut pada apa yang tersembunyi di rumput, tapi daripada takut sepanjang waktu, dia lebih baik menyingkirkan rumput ini, tanahnya mulai kosong, dan dia baru merasa lega.

Dengan dagunya di lengannya, dia memikirkan kapan kerumunan akan turun gunung, dia tiba-tiba mendengar panggilan samar-samar di udara.

“Christy--Christy--”

Christy Mu dalam hati kesenangan, dan berteriak besar dari dalam jurang, “Aku disini, aku disini, selamatkan aku--”

Hanya sayangnya, suaranya baru keluar langsung hilang di telan angin, jadi yang lainnya tidak mendengar teriakannya.

“Christy--Christy--”

“Aku disini--Kalian bisa mendengarku tidak? Tolong aku--”

Panggilan Christy Mu begitu cemas, dan suaranya rasanya hampir pecah, tapi mereka masih juga tidak mendengarnya?

“Tolong aku--Cepat kesini--Aku ada disini--” Christy Mu tidak berhenti berteriak, karena dia tahu dia berada tidak jauh dati mereka, dan sekali mereka tidak menyadari keberadaannya, maka mereka akan terus turun ke bawah, dan harapannya bisa terselamatkan juga akan semakin kecil.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu