Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 550 Merawat (3)

Jelas sekali senior tersebut sudah merasakan kelemahan Vanny.

Vanny bertanya: "Senior, tentang teman-temanku... tadi mereka tidak begitu baik padamu, kan?"

"Tidak. Mereka hanya memeriksa latar belakangku. Jangan khawatir."

"Mereka semua adalah orang baik, hanya saja mulutnya sedikit jahat. Tapi hati mereka tak jahat. Mereka memeriksamu juga hanya khawatir aku ditipu."

Senior menolak untuk berkomentar, hanya saja sudut bibirnya tertarik sedikit, ada senyuman tipis yang yang tak terlihat.

"Dan juga terima kasih sudah membantuku berbohong pada ayah dan ibuku."

Senior menghela napas, dengan kecewa berkata: "Ah, aku berharap sekali suatu hari nanti kebohonganku menjadi kenyataan dan aku tak perlu menggunakan kebohongan untuk menenangkan diriku sendiri."

Vanny tahu, senior sedang menunggu janjinya.

Tapi sekarang Vanny tak bisa memberikan janji apapun, Vanny hanya bisa menunduk: "Senior, ma..."

"Jangan pernah bilang maaf lagi. Kamu sudah menurutiku, jangan pernah berkata begitu lagi."

"Baiklah."

Jelas-jelas Vanny yang tak bisa memberikan janji, tapi ekspresi Vanny seperti sangat bersalah. Itu membuat senior tak bisa berdaya.

Senior mengulurkan tangannya mengelus kepala Vanny dan berkata: "Jangan paksa dirimu. Ikuti kata hatimu, jangan sampai meninggalkan penyesalan. Untuk hal lainnya, biarkan berjalan apa adanya."

"Hm."

"Kalau begitu kamu beberes saja. Aku pergi dulu. Setelah kamu beberes, aku akan membawamu ke kedai makanan yang enak."

Senyuman Vanny agak terpaksa, Vanny menggangguk, "Ya."

Hari kedua.

Vanny diminta muncul di kamar Yunardi Mu. Melihat pria di depannya masih tak sadar, ada rasa sakit yang muncul di mata Vanny.

Di belakang Vanny terdengar suara langkah kaki, terdengar juga derap dari sepatu hak tinggi.

Vanny menggosok sudut matanya, berdiri untuk melihat arah belakangnya, wajah Vanny tampak tenang.

Bianca Ye memeriksa ke dalam ruangan, tak melihat pria menyebalkan itu, wajah Bianca Ye tampak hangat.

"Kamu datang sendiri?"

"Tidak. Senior menungguku di luar."

Mendengar jawaban tersebut, wajah Bianca Ye menjadi dingin kembali.

"Huh, dia memegang ucapannya."

Melihat Bianca Ye tak suka pada senior, Vanny buru-buru berkata: "Bianca, senior tidak jahat, dia banyak membantuku, aku tidak mau ada kesalahpahaman di antara kalian."

"Ini bukan salah paham, tapi penipuan. Pria itu serigala berbulu domba, hanya kamu yang menganggapnya baik!"

Melihat Bianca Ye teguh pada pemikirannya, Vanny merasa dirinya tak bisa berkomunikasi lagi dengan Bianca Ye.

Ani Xie melihat Vanny yang tak berdaya, lalu kembali melihat Bianca Ye yang mendengus kesal, Ani Xie mendesah: "Sudahlah Bianca, masalah perasaan hanya diketahui oleh dia yang merasakannya sendiri. Kalau Vanny merasa dia pria yang baik, sebagai temannya, kita hanya bisa memberinya selamat."

"Bahkan jika kita melihatnya ditipu?"

"Walaupun ditipu, dia sendiri yang bersedia ditipu."

Mendengar dua orang tersebut mengatakan soal 'tipu', Vanny mengernyit tak mengerti.

"Kalian berkata senior menipuku. Pasti ada buktinya, kan? Jika tak ada bukti, itu artinya kalian bicara sembarangan."

Bianca Ye menunjuk ke matanya dan berkata: "Apa ini masih memerlukan bukti? Melihatnya pakai mata pun sudah tahu. Dia begitu padamu, pasti ada sesuatu!

"Maksud senior adalah menjadikanku sebagai kekasihnya yang sesungguhnya. Hanya saja sekarang aku tak bisa melakukannya."

Melihat Vanny selalu membela senior, Bianca Ye marah sekali dan berkata: "Tak peduli apa yang pria itu katakan, kamu tak harus mengiyakan permintaannya! Yang kamu harus pedulikan adalah Yunardi! Karena dirimu Yunardi menjadi begini, apakah kamu tak harus bertanggung jawab pada Yunardi?"

Vanny membalikkan tubuhnya melihat pria yang terbaring di ranjang pasien, hati Vanny sakit sekali, dengan bergetar Vanny menjawab: "Aaa...aku... akan sepenuh hati merawat Yunardi. Untuk lainnya...."

Bianca Ye menunggu ucapan terakhir Vanny, lama sekali wanita itu masih tak menyelesaikan ucapannya. Terlihat bahwa Vanny masih tak ingin berteman kembali dengan Yunardi Mu.

Hal ini membuat Bianca Ye sangat marah, tak peduli apakah dirinya berada di rumah sakit, Bianca Ye memegang bahu Vanny dan berteriak keras: "Di saat seperti ini, bahkan jika kamu menipu Yunardi, apa kamu tak bisa melakukannya kah?! Vanny, kapan dirimu menjadi berhati dingin seperti ini? Yunardi sangat mencintaimu. Kamu tak boleh memperlakukannya seperti ini!"

Ketika Bianca Ye berucap, wanita itu juga menggoyang-goyangkan bahu Vanny. Bianca Ye berharap wanita buta ini bisa sadar.

Ani Xie menghalangi Bianca Ye, dengan dahi berkerut berkata: "Sudah Bianca, jangan paksa dia. Biarkan Vanny berpikir sendiri dengan baik."

"Berpikir sendiri? Otaknya sekarang hanya ada si senior itu, apa yang bisa dia pikirkan?! Aku sungguh tak tahu racun apa yang pria itu berikan pada Vanny!"

Suara keributan membuat suasana antara beberapa orang menjadi kaku. Ani Xie ingin meredakan suasana kaku ini, tapi dia sendiri tak tahu harus mulai dari mana.

Di tengah kecanggungan itu, ada suara seseorang yang memecah keheningan.

"Ada apa ini? Apa yang kalian ributkan?"

Mendengar suara tersebut, orang yang berada di dalam langsung melihat ke arah pintu masuk dan tak bisa mengontrol ekspresi marah masing-masing.

"Kak Yolanda."

Yolanda Duan masuk ke dalam kamar pasien, melihat wajah beberapa orang kaku, akhirnya pandangannya jatuh ke Vanny, sambil tersenyum Yolanda Duan berkata: "Halo Vanny, lama tak bertemu denganmu."

Benar, sudah lama Vanny tak bertemu Yolanda Duan. Perut Yolanda Duan tampak buncit, bisa dilihat kalau wanita itu tengah mengandung.

Vanny memasang wajah tersenyum, "Apa kabar kak Yolanda baik?"

"Baik sekali. Kamu... terlihat tak baik."

Tak perlu Yolanda Duan mengatakannya, Vanny pun tahu wajahnya sekarang sangat tak baik.

Vanny berbalik melihat Yunardi Mu, lagi-lagi hatinya terasa sakit.

Yolanda Duan langsung tahu kerisauan Vanny lalu berkata: "Jangan terlalu khawatir, dokter bilang..."

"Dokter bilang, selama keluarga menemani dan merawatnya sepenuh hati, pasti akan terjadi keajaiban! Di sini ada Vanny, dia pasti akan membuat keajaiban itu terjadi."

Tanpa menunggu Yolanda Duan menyelesaikan ucapannya, Ani Xie langsung menginterupsi, menggantikan Yolanda Duan bicara ucapan terakhir.

Dan Bianca Ye di sebelah membantu, tak jarang menggunakan sorot mata berkomunikasi dengan Yolanda Duan.

Perhatian Vanny seutuhnya ada di Yunardi Mu dan tak menyadari gerakan kecil Bianca Ye.

Yolanda Duan mengangkat alisnya, seperti tahu sesuatu.

Ani Xie menoleh dan tersenyum pada Vanny, "Baiklah, kita keluar dulu. Vanny, tolong ya."

"Oh, baik."

Yang lainnya keluar ruangan. Ruangan itu langsung sunyi, hanya ada alat pernapasan Yunardi Mu yang mengeluarkan suara yang dingin dan monoton.

Vanny duduk di sebelah Yunardi Mu, menggenggam tangan pria itu yang lebar dan dingin. Vanny meletakkan tangan Yunardi Mu ke bibirnya, mengecupnya lembut.

Vanny ingin memberikan kehangatan pada Yunardi Mu, tapi tubuh pria itu terasa dingin sekali, seperti sebuah balok es. Entah bagaimana Vanny berusaha keras, dia tak bisa memberikan kehangatan pada Yunardi Mu.

Perasaan tak berdaya itu membuat Vanny tak kuasa menangis.

Buliran air mata itu jatuh ke punggung tangan Yunardi Mu, dengan terisak Vanny berucap: "Mereka bilang aku salah, apakah kamu juga merasa begitu? Pasti kamu juga akan berpikir begitu, jika bukan karena aku, kamu juga tidak akan terbaring di sini. Yunardi, kamu pasti sangat membenciku, kan? Karena orang kecil sepertiku, tak disangka menodai kehidupanmu."

Suara Vanny menggema di ruangan, terdengar hampa.

Jelas-jelas dirinya sedang mengobrol dengan Yunardi Mu, tapi dia selalu tak mendapat jawaban Yunardi Mu. Mungkin selamanya dia takkan mendapatkan jawaban? Hal ini membuat Vanny sangat putus asa, air matanya pun semakin turun dengan deras.

"Yunardi, bisakah kamu sadar? Aku mohon. Hidupmu tak seharusnya seperti ini. Selama kamu sadar, aku akan mengiyakan permintaanmu, aku akan menjadi kekasihmu."

Begitu mengatakan ucapan ini, Vanny tersenyum pahit.

"Hah, sekarang kamu membenciku, pasti aku terlambat bukan? Mana mungkin kamu menginginkanku menjadi kekasihmu? Di antara kita, tak ada kemungkinan. Yunardi, aku yang begitu menyebalkan, pasti kamu sangat ingin jauh-jauh dariku, kan? Tapi aku malah tak bisa pergi, aku ingin menunggumu sadar dan ingin kamu sendiri yang mengusirku."

Vanny berkata lama sekali tanpa berkata inti dari perkataan tersebut. Tidak ada respon sedikitpun dari Yunardi Mu, cahaya dari mata Vanny perlahan-lahan berubah redup.

Vanny mengambil ponsel dari tas, berkata: "Aku menemukan lagu yang kamu mainkan. Kamu tidak begitu bagus saat menyanyikannya, terlalu jauh dengan penyanyi aslinya. Jadi secara khusus aku mencari lagu dari penyanyi aslinya, membuatmu mendengarnya dan ada seberapa banyak perbedaan dirimu dengannya."

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu