Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 399 Operasi, Dua Cinta (2)

Kamu sedang ada masalah ya?

Evardo Ye sejak tangannya di genggam oleh Yolanda Duan, sudah memusatkan perhatiannya pada tangannya.

Setelah kira-kira bisa menebak katanya, Evardo Ye juga menarik tangannya: Ada satu hal, aku ingin mengatakannya padamu.

Yolanda Duan tidak menulis lagi, hanya dengan tatapan mata yang memberitahunya untuk berbicara.

Evardo Ye sempat ragu, lalu mengambil kertas dan pena. Di atasnya menulis beberapa kata.

Dua hari ini, kamu mungkin akan bersiap melakukan operasi.

Kebingungan di wajah Yolanda Duan masih tak berubah, dia tidak tahu operasi apa lagi yang akan dilakukannya, anaknya bukan sudah tidak ada lagi? Lalu operasi untuk apa lagi?

Evardo Ye menggenggam pena dan terlihat berpikir: “Telingamu, butuh dilakukan pemeriksaan.”

Setelah mengatakan ini dia mulai mengerti, telinganya memang suatu masalah, sekarang ada operasi, dia tentu saja dengan senang hati bersedia melakukannya, hanya dia tidak mengerti mengapa Evardo Ye sesedih itu.

Evardo Ye melihatnya yang menganggukan kepala, terlihat berpikir lagi, baru yakin untuk memberi tahunya ada resiko besar dari operasi itu.

Tangannya dengan cepat menulis di kertas itu, dan setelah selesai menyodorkan kertasnya pada Yolanda Duan

Resiko operasi sangat besar, dan setelah berusaha aku sudah menemukan dokter bagian mata yang paling bagus, tapi dia juga tidak bisa menjamin di tengah operasi bisa lancar atau terjadi sesuatu.

Yolanda Duan melihatnya sedikit bingung terjadi sesuatu seperti apa dia tidak tahu, tapi bisa membuat Evardo Ye se khawatir ini, sepertinya memang sesuatu yang menakutkan.

Dia di kertas menuliskan beberapa kata, untuk merespon kekhawatiran Evardo Ye: Hidup dan mati di tangan tuhan, aku ingin mendengar suara, karena kalau tidak dunia akan lebih menyedihkan dan kesepian dari pada mati.

Evardo Ye menatap dalam Yolanda Duan, setelah agak lama baru menganggukan kepala, dia ingin mendengar suara, Evardo Ye tentu saja tahu itu, dia setiap hari sebelum tidur pasti akan selalu melihat Yolanda Duan yang sudah tertidur lelap.

Sering melihatnya yang diam-diam membuka mata dan melamun, hanya beberapa hari ini, dia kecuali diam, tidak ada lagi ekspresi lainnya.

Di hari operasi, adalah sebuah hari yang cerah, Christy Mu menerima telepon dari Evardo Ye, langsung membawa yang lainnya pergi ke rumah sakit.

Saat masuk ke dalam ruang rawatnya, Evardo Ye sedang menuangkan air untuk Yolanda Duan, dia menoleh melihat, di depan itu ada segerombolan orang berdiri disana, dia tidak merasa heran, karena saat bertelepon dengan Christy Mu pagi tadi dia sudah membayagkan adegan ini.

Tapi Yolanda Duan tidak tahu apa-apa, dia adak merasa takut dan menundukan kepala.

Dia tidak bisa mendengar mereka, hanya terkadang saat menegakan kepala melihat semua bibir orang sedang bergerak, dia merasa dirinya adalah orang yang tak berguna, perasaan ini melukai hatinya, membuatnya tidak lagi takut dengan operasi yang akan dilaluinya.

“Evardo, kamu sudah yakin?” Christy Mu tahu resiko besar dari operasi ini, tatapannya penuh dengan kekhawatiran.

Evardo Ye menoleh melirik Yolanda Duan, dan dia kebetulan sedang mengangkat kepala, tatapannya penuh dengan harapan.

“Yolanda ingin mendengar suara.” Evardo Ye hanya mengatakan satu kalimat, dan Christy Mu tidak bertanya lagi padanya.

Mencintai seseorang, pasti tidak tega melihatnya begitu sedih...

Louis berjalan sampai di depan pintu ruang rawat, melihat di depan pintu penuh dengan orang-orang, mengira kalau dirinya salah masuk kamar, mundur dan melihat lagi, benar ini nomor kamar yang dia ingat.

Dia dengan menggaruk kepala, dan mengucapkan bahasa mandarin yang kaku, “Permisi, tolong permisi sebentar.”

Yunardi Mu dan Yonardo Xiao yang ada disana menoleh, melihat seorang orang barat yang mau masuk ke dalam. Dengan tidak sabar mendorongnya keluar.

“Kami satu keluarga sedang berkumpul, kamu orang luar ikut apa?”

Louis semakin tidak mengerti, “Permisi di dalam ada tuan Ye tidak?”

Evardo Ye mendengar di depan pintu ada orang yang memanggil namanya, lalu tersenyum hangat pada Yolanda Duan, dan pergi keluar ke tempat Yunardi Mu dan Yonardo Xiao berada.

Hanya melihat Louis yang penuh keringat bersiap berbalik badan pergi, Evardo Ye langsung mengejarnya, menahannya dan bertanya. “Sudah siap?”

Louis melihat Evardo Ye, wajahnya menjadi lebih baik, “Tuan Ye, kamu akhirnya keluar juga, semuanya sudah disiapkan, tinggal menunggu nona Duan masuk ke ruangan operasi saja.”

Evardo Ye mengangguk, “Ya sudah, suruh orang kesinilah.”

Setelah kepergian Louis, Evardo Ye menundukan kepala menghela nafas, tak lama ada satu barisan perawat datang.

Orang di dalam ruangan melihat itu, langsung pergi keluar, perawat menempatkan Yolanda Duan pada kasur rawat, lalu mendorongnya keluar dari ruangannya.

Evardo Ye cepat mengejarnya, sampai di depan pintu ruang operasi dia berhenti, kali ini tidak sama dengan yang lalu, dia masuk hanya akan mengganggu jalannya operasi, dan dengan dia berdiri di luar akan lebih membuat Louis tenang.

Dia melihat tubuh Yolanda Duan yang perlahan menghilang, tiba-tiba merasa takut dan panik, setiap perpisahan seperti ini, dia selalu merasa kalau dia akan pergi jauh dan meninggalkannya sendiri.

Walaupun resikonya tidak sampai kehilangan nyawa, tapi tetap saja tidak menghentikannya gemetarannya.

Yunardi Mu menoleh, melihat Evardo Ye yang gemetaran, berjalan menghampirinya lalu tanpa kata menepuk bahunya menenangkannya.

Di saat seperti ini. Kelemahan laki-laki dia tidak ingin ada orang yang melihatnya, tapi menginginkan ada orang yang bisa berbagi dengannya.

Yonardo Xiao tentu saja saat melihat mereka juga ingin menghampiri mereka, tapi langkahnya dihentikan oleh tatapan mata Yunardi Mu, dia akhirnya hanya bisa duduk diam di kursi dan menunggu dengan tenang.

Christy Mu dan Ericko Ye juga tidak menghampirinya, mereka tahu, tidak ada gunanya menenangkannya dengan kata, karena hanya hasil yang keluar lah yang baru mampu menenangkan perasaan Evardo Ye.

Saat ini, di koridor walaupun ada banyak orang, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara, hanya terdengar jam di dinding yang terus bergerak.

Bianca Ye awalnya memang sedang tidak fokus, mendengar resiko operasi yang besar baru datang, sekarang setelah duduk begitu lama, dia mulai teringat kembali dengan Justin Nan, merasa semakin dalam saat memahami adegan ini.

Hanya orang yang saling mencintai yang bisa seperti ini...

Dia dan Justin Nan mungkin tidak akan mengalami hal seperti itu.

Berpikir seperti ini, Bianca Ye langsung menggelengkan kepalanya, dia bagaimana bidsa pada saat ini memikirkannya, lagi pula, dia sekarang tidak ada hubungannya lagi dengannya, mau dia bagaimana, dia selamanya sudah tidak bisa dan tidak punya hak untuk memperdulikannya.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu