Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 223 Ketahuan, Menyadari Ada Yang Aneh (3)

Ericko Ye sangat marah. Pelipisnya seperti melompat-lompat. Dia ingin sekali melampiaskan emosi, tapi sekarang dia perlu tenang. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan cuci muka dengan keras, menyamarkan dua tetes air mata ke dalam air.

Melihat anak sendiri berjuang untuk bertahan hidup di dalam air, rasa sakit di hatinya tidak kurang dari Christy Mu.

Setelah menghela napas, Ericko Ye berjalan keluar dari ruang istirahat lalu menyodorkan selembar tisu pada Christy Mu. Sambil memeluk Christy Mu, Ericko Ye berkata, "Kalau dia mau, berikan saja padanya."

Christy Mu tersentak dan menatap dalam diam pria yang matanya memerah.

Ericko Ye mengangguk, lalu berkata dengan pasti, "Iya, berikan padanya. Tapi ada satu syarat, kamu harus memberikannya sendiri dan bertemu muka dengan anak."

"Kapan?"

Ericko Ye berkata, "Setengah bulan lagi. Kalau kamu tidak bisa membawa balik anak, setidaknya masih ada waktu setengah bulan untuk berjuang. Asal tahu siapa orangnya, tinggal dimana, aku akan berjuang sekuat tenagaku untuk menyelamatkan anak." meski membuka rahasianya, dia juga tidak ragu.

Christy Mu mendengar perkataan Ericko Ye, dan airmatanya mengalir turun, "Ericko, terima kasih ya."

"Dasar bodoh." Ericko Ye mengelus kepala Christy Mu dan bertanya, "Untuk apa berterima kasih padaku? Itu adalah anakku juga."

Dalam pelukan Ericko Ye, suasana hati Christy Mu juga pelan-pelan kembali tenang.

Masuk ke bulan September, cuaca mulai panas.

Javier Mu membawa Lisa Xiao ke pemakaman. Melihat makam orang tua yang ditancapi dua bunga kering, Lisa Xiao menjadi diam.

"Kelihatannya ada orang yang pernah berziarah ke sini." kata Lisa Xiao.

Javier Mu berjongkok dan melihat dua buah bunga itu, seketika hatinya bergetar.

"Apa ada yang salah?" Lisa Xiao juga berjongkok dan bertanya dengan bingung.

"Coba kamu lihat dua buah bunga ini, apa kamu bisa mengenalinya?"

Lisa Xiao memastikan lalu menjawab, "Yang ini Anyelir, yang ini kayaknya Aster."

Javier Mu kehabisan kata-kata, "Beneran Aster?"

Lisa Xiao mematahkan sebuah bunga kering lalu menciumnya, "Benar, adalah Aster. Kelopak bunga seruni biasa berbentuk keriting, selain itu panjang, tapi kelopak bunga Aster lurus juga lebih pendek."

"Aster? Benar-benar adalah Aster?" Javier Mu bicara dengan dirinya sendiri dan ekspresinya terlihat agak aneh.

Lisa Xiao menoleh untuk menatap Javier Mu lalu bertanya dengan bingung, "Apa ada cerita tentang Aster?"

Tatapan Javier Mu jatuh pada foto ibunya yang masih muda, "Aster adalah bunga yang paling ibu suka. Saat ibu masih hidup, ibu menanami taman rumah dengan bunga ini."

"Tapi keluarga besarmu menggunakan Aster untuk berziarah."

Javier Mu menggeleng, "Tidak. Semua anggota keluarga besarku hanya melihat keuntungan saja. Saat ayah dan ibu masih hidup, mereka semua datang memohon-mohon. Tapi begitu ayah dan ibu pergi, mereka ingin sekali mengabisi aku dan adik, jadi bagaimana mungkin datang mengunjungi dua orang yang sudah meninggal?"

Lisa Xiao mendengar dia menceritakan tentang masalah keluarga juga tidak enak hati untuk memotong, jadi hanya menemani dalam diam saja di samping.

Foto ibu sangat cantik, sama sekali tidak terlihat galak seperti yang Javier Mu katakan, malah seperti nona kaya dari zaman dulu, yang dari wajahnya memancarkan aura lemah lembut.

"Beberapa waktu lalu kebetulan adalah hari peringatan kematian ayah dan ibu. Menurutmu, apa Christy datang melihat mereka?" Javier Mu menyampaikan tebakan terbesarnya.

Karena selain Christy Mu, dia benar-benar tidak bisa terpikir lagi siapa yang bisa mengunjungi ayah dan ibunya. Mengenai keluarga paman besarnya, hehe, tidak usah dipikir lagi.

Lisa Xiao memandang Javier Mu dengan dahi terkerut, "Bukankah Christy sudah menghilang? Bagaimana dia bisa datang ke sini?"

"Mungkin, dia sama sepertiku, hidup di satu tempat di dunia ini, aku saja yang belum menemukannya." berkata sampai sana, Javier Mu terdiam, lalu menyampaikan pemikirannya, "Benar juga, kalau seperti itu, dia harus menggunakan uang, harus hidup, tapi uang di rekeningnya sepeser pun belum dipakai ya?"

Lisa Xiao menepuk bahunya, "Tidak usah memikirkan ini dulu. Hari ini kamu datang untuk mengunjungi paman dan bibi. Kebingungan ini nanti saja kita bicarakan."

Pemikiran Javier Mu dibawa lagi pada kenyataan. Dia berlutut di depan makam ibunya, lalu berkata dengan sedih, "Ibu, aku sudah datang melihatmu. Yang di sampingku ini adalah Lisa Xiao. Dia adalah menantu yang aku carikan untukmu."

Lisa Xiao menatapnya, lalu juga berlutut di samping Javier Mu, "Halo, bibi."

Nada bicara Javier Mu sangat berat, "Ibu, maaf. Sebelum ibu dan ayah pergi, kalian menyuruhku menjaga Christy dengan baik, tapi aku tidak dapat menepatinya. Sekarang aku bahkan tidak tahu dia pergi kemana. Kalau kalian di atas sana tahu dimana dia berada, harap kalian lindungi dia agar selalu aman."

Saat Javier Mu mengatakan itu, dia menatap lurus foto ibunya dan air mata terus mengalir turun.

Lisa Xiao di samping yang melihat air mata Javier Mu, juga ikut merasa sedih dan menggenggam tangan pria itu, memberi penghiburan dalam diam.

Dua tahun lalu, keluarga mereka masih duduk di meja makan dengan senang. Sekarang, keluarga mereka terpecah belah, bahkan adiknya saja tidak tahu berada dimana.

Permainan apa lagi yang Tuhan ingin lakukan dengannya?

Setelah berada di pemakaman selama setengah jam, Javier Mu dan Lisa Xiao berjalan kembali, tapi tiba-tiba Javier Mu melihat CCTV yang terletak di atas jalan. Dia merasa senang dan segera datang ke kantor pemakaman.

"Ingin melihat CCTV? Yang hari apa?" bibi paruh baya bertanya tidak sabar.

"Kira-kira 15 Juli." jawab Javier Mu, itu adalah hari peringatan kematian orang tuanya.

Bibi paruh baya mencari daftar di laptop lalu berkata, "Untuk 15 Juli hanya bisa melihat pintu masuk pemakaman, yang di dalam pemakaman hanya tersimpan selama satu bulan terakhir saja."

Javier Mu kesal, "Tolong bantu aku lihat yang pintu masuk."

Bibi paruh baya melihatnya, meskipun anak muda ini tampilannya oke, tapi tidak sesuai dengan peraturan.

"Anak muda, kita di sini ada peraturan. Tanpa izin dari polisi, tidak boleh memeriksa CCTV. Kalau semua orang sama sepertimu, setiap hari datang mengecek CCTV, maka aku akan sibuk sekali."

Javier Mu menatap mata bibi yang menyipit itu, lalu mengeluarkan dompet dan mengeluarkan semua uang dalam dompetnya, "Kakak, aku benar-benar memiliki masalah yang penting. Tolong bantu."

Mata bibi terpancar rasa senang. Dari ketebalannya kira-kira sekitar gaji dua bulan. Dengan cepat, bibi memasukkannya ke dalam tas lalu berkata dengan senang, "Karena aku lihat kamu sangat membutuhkannya, jadi aku melanggar peraturan dan memperlihatkannya padamu. Jangan kamu sebarkan kepada orang lain ya."

Javier Mu tersenyum lalu berkata, "Tenang saja, aku akan melupakannya setelah keluar dari pintu ini."

Bibi mencari di laptop selama beberapa saat, lalu menemukan dokumen 15 Juli. Dia membukanya, lalu terlihatlah CCTV di pintu masuk.

"Kamu lihatlah pelan-pelan, aku mau minum dulu." si bibi membawa gelas lalu berpindah kursi.

CCTV dimulai dari subuh, dan gambarnya hitam. Javier Mu segera menggeser waktu hingga jam 6 pagi, langit sudah mulai terang. Terlihat jalan yang lurus, pohon-pohon semak tertanam di dua sisi, hening tanpa suara apapun.

Javier Mu tidak ada kesabaran untuk melihat satu menit, satu detik. Dia terus mempercepat hingga jam 6.50an, masuklah sebuah mobil yang biasa. Kamera CCTV adalah kamera yang sangat jelas, jadi bisa melihat orang di dalam mobil adalah pria setengah baya gendut yang memakai kacamata.

Lisa Xiao menoleh pada bibi paruh baya sedang main HP dan duduk di samping jendela tadi, "Kakak, apa biasanya kalian tidak tinggal di sini?"

"Siapa yang akan begitu kurang kerjaan tinggal di sini? Menyeramkan juga." bibi berkata dengan jijik.

"Tolong bantu kami lihat, apakah orang ini karyawan perusahaan kalian."

Bibi itu tidak bergerak dan hanya bertanya, "Bagaimana tampilannya?"

Lisa Xiao menjelaskan dengan sederhana, "Gendut, memakai kacamata, kira-kira umurnya 40 tahunan."

"Oh, dia adalah kepala kami."

Setelah itu, Javier Mu sekali lagi menekan tombol play, lalu yang masuk adalah sepeda, mobil listrik. Kemudian, mobil Cayenne hitam berlalu di atas jalan. Karena melihat dengan cepat, saat menyadari mobil Cayenne hanya terlihat setengah badan saja, tapi Javier Mu dapat langsung melihat betapa mewahnya mobil itu dan mengembalikan rekaman ke beberapa detik sebelumnya.

Jam 7.32, mobil Cayenne hitam itu masuk perlahan-lahan. Javier Mu menghentikan rekaman, lalu melihat plat nomor dan orang yang mengendarai mobil. Kecurigaan dalam hatinya semakin besar.

Lisa Xiao melihat ada yang tidak beres dengan ekspresi Javier Mu dan bertanya, "Kamu kenal?"

"Kenal." Javier Mu berkata dengan sulit.

"Siapa?"

Javier Mu menatap Lisa Xiao, "Itu adalah mobil Ericko Ye. Yang mengendarai mobil adalah asisten pribadi Ericko, Brian Zhang."

Lisa Xiao terkejut lalu menunduk untuk melihat rekaman. Seperti menyadari suatu hal yang lebih menakjubkan, dia menunjuk layar, "Coba kamu lihat kursi di samping pengemudi."

Javier Mu melihat dua buah bunga yang berada di atas kursi samping pengemudi. Yang bawah tidak kelihatan, tapi bunga yang di atas, tidak perlu diragukan lagi adalah Aster.

Javier Mu tersentak. Masa Brian Zhang yang mengunjungi orang tuanya? Mana mungkin itu?

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu