Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 265 Di Rumah Ini Aku Yang Mengatur Semuanya (1)

Sekretaris Liu yang tidak tahu apa-apa mengikuti di belakang, “Direktur Ye, kami sebelumnya tidak menerima pemberitahuan, jadi ruangannya masih belum di pindahkan...”

Yonathan Ye menjawabnya, “Tidak apa-apa, setelah kakakku pulang ruangan ini akan kembali menjadi miliknya, kamu pergi cari ruangan kosong satu untukku saja.”

“Ini...” Sekretaris Liu walau terlihat tenang, tapi dalam hatinya tidak menyangka, kalau wakil direktur ini bisa di atasi dengan mudah.

Ericko Ye mendengar ini mana terima, dia tidak mengerti apapun, kalau Yonathan Ye tidak disini dia bagaimana?

“Tidak bisa, tidak bisa seperti itu!”

“Itu...tambahkan saja satu meja di ruanganku, jadi Yonathan bekerja disini juga.”

Sekretaris Liu semakin terkejut, dia tidak pernah mendengar kejadian ini, dimana 2 direktur berada dalam satu ruangan yang sama.

“Begini bukannya tidak pantas ya direktur Ye.”

“Pantas kok,” Yonathan Ye langsung menjawab, “Lagipula waktu aku di perusahaan ini tidak lama lagi, paling 10/15 hari pergi untuk melanjutkan sekolahku, benar kata kakakku, aku kerja disini saja.”

“Nah..nah baiklah kalau begitu.” Kepala sekretaris Liu penuh dengan berbagai macam pertanyaan, dia entah mengapa merasa direktur Yenya saat ini menjadi lebih baik?

Beberapa orang masih sibuk membicarakan masalah ruangan, dan di depan pintu tiba-tiba datang 7/8 petinggi kantor, di depannya ada direktur Chen dan direktur Su.

“Ah, direktur Ye sudah pulang. Yang lain lama tidak bertemu dengan kamu, jadi sengaja datang kesini untuk melihatmu.” Direktur Chen begitu bersemangat melihatnya dan hampir mendatanginya dan memeluknya.

Ericko Ye berusaha untuk tetap tenang, “Selamat pagi semua.”

Christy Mu menyadari kalau telapak tangannya basah karena keringat.

Yonathan Ye juga bisa merasakan kalau dia gugup, “Karena kalian begitu merindukan kakakku, sekretaris Liu, beritahu manajer dan atas lainnya untuk rapat, sekalian memberi laporan semester ini pada kakakku.”

“Baik, direktur Yonathan.”

“Sudah sudah, semua pergi bersiap dulu, nanti waktu rapat mau mengatakan apa saja tinggal katakan, ok?” Ucap Yonathan Ye, nada suaranya memang tidak seperti seorang direktur, lebih terdengar santai, dan para bawahannya sudah menyadari dan terbiasa dengan semua ini.

“Baik, direktur Yonathan.”

Setelah ruangan sepi dan tenang, Ericko Ye baru termenung dan berkata, “Rapat, aku harus mengatakan apa?”

Christy Mu melepas tangannya, “Kamu tidak usah mengatakan apa-apa, duduk dan dengari saja. Sekalian memahami keadaan perusahaan.”

Yonathan Ye merangkul bahu Ericko Ye, “Ayo pergi rapat.”

Kedua kakak beradik ini pergi keluar, Ericko Ye menyadari kalau Christy Mu tidak mengikutinya, berhenti lalu melihat ke belakang bertanya padanya, “Kamu...tidak pergi?”

“Tidak, semua yang dibicarakan mereka aku tidak mengerti, mendengarkannya hanya akan membuat kepalaku pusing.” Christy Mu melambaikan tangan, dia mana mau pergi ke tempat yang suram seperti itu, mau minum saja dia harus hati-hati, daripada mengundang banyak perhatian orang lain.

Ericko Ye terdiam, sebenarnya, dia berharap kalau dia ada disana juga.

Ruangan direktur yang besar kini hanya tersisa Christy Mu seorang, setelah berputar mengelilingi ruangan itu, dia menemukan bahwa tata letak ruangan itu pada dasarnya tidak berubah, tetapi ada lebih banyak pot tanaman hijau dari sebelumnya, dan satu atau dua ornamen kecil di atas meja.

Dia seperti belum pernah datang kesini, dan waktu berlalu begitu cepat.

Suasana di ruang rapat tidak pernah seperti hari ini, dan udara penuh dengan kegembiraan. Semua orang memandang Ericko Ye dengan tatapan bersemangat, seperti sedang melihat...kekasih yang telah lama hilang.

Sejujurnya, kesan semua orang pada Yonathan Ye juga baik, tetapi dia sangat tidak cocok untuk mengelola perusahaan. Kalau Ericko Ye sebelumnya melihat dan membaca laporan dalam waktu setengah jam sudah bisa menunjukkan di mana ada masalah, tapi direktur baru ini membutuhkan setidaknya satu hari, tapi pada akhirnya dia masih tidak mengerti dengan isi laporannya. Untungnya, dia sangat berpikiran terbuka dan mau bertanya kepada orang lain, dan dia tidak akan membuat keputusan yang konyol yang bisa merugikan perusahaan.

Perusahaan Ye adalah perusahaan yang sangat efisien. dan gerak Yontahan Ye tanpa diragukan lagi sudah memperlambat gerakan setiap orang, hingga menghasilkan kinerja perusahaan Ye dalam tiga atau empat bulan ini menurun drastis.

Dan kinerja ini terkait dengan gaji karyawan dan jumlah penghargaan akhir tahun, jadi semua orang merasa cemas, tetapi mereka tidak bisa mengatakan apa-apa, hanya bisa mengharapkan Ericko Ye bisa kembali lebih cepat.

Akhirnya, penantian semua orang membuahkan hasil, mereka bagaimana bisa tidak senang?

Ericko Ye duduk di kursi utama, dengan wajah dingin seperti kata Christy Mu, tapi dia tidak bisa menahan jantungnya yang berdetak kencang, terlebih saat melihat tatapan orang-orang yang hadir begitu panas, dan membuatnya tidak kuat menahannya.

Sial, bisakah tidak berhenti menatapku? Aku ini bukan seorang wanita cantik.

Yonathan Ye diam-diam tersenyum, dan terbatuk, “Kalian ya di rapat sebelumnya selalu lemas seolah-olah pada belum makan selama tiga hari. Tapi hari ini, ketika kembali, Kalian berubah menjadi begitu bersemangat, kalian bisa tidak memberi aku muka sedikit?”

Semua orang "hahaha" tertawa. Direktur Chen memimpin dan berkata, “Direktur Yonathan, semua orang sangat mencintaimu kok.”

“Yah, lupakan saja, aku memangnya tidak tahu kalian di luar mengataiku apa saja?” Yonathan Ye cemberut. “Sudahlah, lagi pula, posisiku sebagai wakil direktur hanya tersisa beberapa hari lagi saja, aku terlalu malas untuk membuang perhitungan dengan kalian. Ayo rapat, mari kita mulai dari departemen pasar, dan berikan laporannya dengan ringkas.”

“Baik.”

Ericko Ye awalnya kebingungan, tetapi siapa dia, seorang pebisnis dengan IQ yang kuat, hanya mendengar laporan dari dua departemen, dan dia menjadi lebih tertarik, seolah-olah dia dilahirkan sudah dalam keadaan mengetahui hal-hal ini.

Di sisi lain, Yonathan Ye mengantuk dan hampir tertidur.

Setelah lebih dari satu jam, laporan dari semua departemen selesai, dan sebelum Yonathan Ye membuka mulutnya, Ericko Ye berkata dengan dingin, “Buat semua data yang baru saja kalian katakan ke dalam formulir data dan kirimkan ke ruanganku pada sore hari.”

Semua orang mendengar ini, gawat. Direktur Ye pasti sangat tidak puas dengan hasil selama beberapa bulan terakhir.

“Baik.” Ekspresi semua orang jauh lebih serius.

“Bubarlah.”

Ericko Ye mendorong membuka bangku dan bangkit untuk keluar. Yonathan Ye bergegas untuk menyusul dengan terkejut lalu berbisik di sebelahnya, “Kak, kamu tadi mengerti dengan semuanya?”

Ericko Ye mengerutkan dahinya, “80 persen.”

Yonathan Ye ternganga, padahal mereka kakak beradik kandung, tapi mengapa perbedaannya begitu besar? Dan dia saat ini bukannya sedang hilang ingatan?

“Dan juga aku merasa mereka menjelaskannya terlalu lama dan lambat. Rapat selanjutnya tidak bolej begini lagi.”

Kedua mata Yonathan Ye memancarkan aura kagum, lalu mengangkat jari jempolnya, “Kak, kamu sungguh hebat, tidak heran kalau kamu adalah pebisnis nomor satu di kota A.”

Ericko Ye mengangkat alisnya, dia mempunyai panggilan seperti itu? Ya lumayan juga.

“Kalau begini kan enak, aku jadi bisa cepat keluar dari sungai kepahitan.” Yonathan Ye menghela nafas lega.

Ericko Ye menoleh dan menatapnya dengan wajah santai, dan bertanya dengan sedikit kebingungan, “Apakah kamu tidak suka menjadi direktur?”

“Aku kenapa aku harus menyukainya?”

“Yah... untuk menikmati kekuatan dan keberhasilan, atau memiliki lebih banyak kekayaan. Dan keluarga kaya seperti keluarga kita, bukannya sering terjadi pertarungan diantara saudara?”

Yonathan Ye hampir tertawa dan meletakkan tangannya di bahu Ericko Ye. Dia tertawa sambil berjalan, “Kak, kamu dari mana tahu semua ini?”

Ericko Ye dengan agak bodoh berkata, “Aku sering melihatnya di acara TV.”

Yonathan Ye akhirnya tidak bisa menahan hahaha tertawa lalu terbahak-bahak, “Kakakku sayang, itu semua serial TV yang sengaja dibuat, tetapi memang juga ada situasi yang seperti kamu katakan ini. Tetapi sebagai pribadi, aku lebih suka santai dan tidak suka terikat pada satu tempat. Selain itu, kamu dilahirkan untuk mencari uang, aku cukup malas-malasan dan bertanggung jawab untuk menghabiskan uangmu, lalu aku harus mengapa repot-repot menderita dan melakukan pertarungan yang tidak penting itu?”

Dia berkata dengan sangat santai, setiap kalimatnya kata-kata yang tulus. Kalau dia benar-benar ingin merebut kekuasaan, waktu tiga bulan itu sudah cukup, tetapi dia tidak memiliki ambisi untuk melakukan itu.

Ericko Ye tersenyum menggelengkan kepala.

Sampai di ruangannya, Christy Mu sedang duduk di kursinya menggambar sesuatu, mendengar mereka datang, dia mengangkat wajahnya bertanya, “Bagaimana dengan rapatnya?”

Yonathan Ye dengan senang berkata, “Aku bisa secepatnya meninggalkan kantor.”

Christy Mu terdiam, lalu baru mengerti maksudnya, dan dengan terkejut menatap Ericko Ye, “Kamu mengerti dengan semuanya?”

“Ya jadilah.” Ericko Ye sedang hilang ingatan, jadi sikapnya berubah lebih rendah hati.

“Begini masih dibilang jadilah? Aku duduk disana saja sudah hampir tertidur, dia malah semakin mendengarkan semakin bersemangat, aku sungguh kagum padanya,” Yonathan Ye berjalan mendekat, melihat di meja ada banyak gambar desain baju, bertanya padanya, “Kamu sedang apa?”

“Aku ingat di lemari ini ada barangku, ternyata benar masih ada jadi sekalian mencoba melatih tangan yang sudah kaku. Kamu ternyata tidak membuangnya?”

Yonathan Ye bersender pada meja, tersenyum, “Tersusun begitu rapi, sekali lihat sudah tahu pasti barang kesayangan kakakku, aku bagaimana mungkin berani membuangnya.”

Ericko Ye mendengarnya dalam hati merasa sesak, lalu melihatnya, ada banyak buku desain yang sudah lama, ada penghapus dan 2 pensilnya juga.

Semua ini...adalah barang kesayangannya yang sengaja dia simpan?

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu