Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 357 Keindahan Yang Melekat (1)

Evardo Ye Jingyan dengan lembut menempatkannya di ranjang di belakangnya, dan Yolanda Duan hanya merasa langitnya berputar, dan dalam sekejap Evardo Ye sudah ada di depannya menimpa tubuhnya.

Dia dengan panik mendorong tubuh Evardo Ye, “Tidak.”

“Aku menginginkanmu...Yolanda...” Tangan Evardo Ye yang membuka kancing bajunya terhenti, dia sedang berusaha menahan hasratnya, karena hal ini jika tidak dilakukan dengan kemauan 2 orangnya langsung tidak akan memiliki arti.

Yolanda Duan melihatnya yang menahan hasrat sedikit mengenaskan, dan dia menjadi tidak tega, tapi dirinya saat ini belum siap...

“Kalau kamu...”

Yolanda Duan menutup mata, membantunya membuka...kancing baju, “Ya sudah mulailah.”

Evardo Ye tanpa memberikannya waktu berpikir lagi, langsung mencium bibirnya, dengan antusiasme yang kuat membimbingnya, tetapi keinginan batinnya masih belum lega.

Yolanda Duan terpaksa untuk menanggung semua perlakuannya, pada awalnya dia merasa agak tidak nyaman, kemudian secara bertahap dia mulai beradaptasi dengan iramanya dan mulai merespon dengan sangat polos...

...

Hari kedua, Yolanda Duan yang baru bangun meregangkan pinggangnya, tapi tangannya sedang di genggam oleh orang lain, dia menoleh, dan kebetulan bertemu dengan tatapan lembut Evardo Ye.

“Sudah bangun?”

Evardo Ye naik di atas tubuhnya, melihat kedua matanya yang masih belum begitu sadar, dia menutup mata dan mengecup ringan keningnya.

Kecupan ringan di keningnya membuat Yolanda Duan sadar sempurna, dia seketika teringat hal yang mereka lalui kemarin malam, dengan sedikit malu membuang muka.

“Cepat bangun, aku sudah lapar.”

“Aku juga lapar...” Evardo Ye menghembuskan nafas di telinga Yolanda Duan, membungkukan badan, membuat dirinya semakin dekat dengan Yolanda Duan.

Kaki Yolanda Duan merasakan punyanya...wajahnya seketika memerah seperti orang demam, “Kamu...kamu bangun dulu.”

“Tidak bisa bangun...”

Evardo Ye menghembuskan nafas kasar, lalu mengunci bibir Yolanda Duan dengan ciumannya, dan kehausan hasrat di pagi hari dimulai dengan seperti ini...

Yolanda Duan turun dari ranjang, dan kakinya langsung lemas, akhirnya memegang ranjang dan berdiri dengan perlahan.

Mengangkat kepala, melihat Evardo Ye yang tengah menatapnya, dengan kesal melototinya, “Semua ini karenamu!”

“Iya iya iya, semua salahku.” Evardo Ye langsung mengangkat kedua tangannya mengakui kesalahan, “Aku mau makan sandwich.”

Yolanda Duan walaupun malas, tapi akhirnya tetap pergi ke dapur membuatkannya sandwich, hanya postur jalannya saat ini sungguh terlihat aneh.

Selesai sarapan, Yolanda Duan menerima telepon dari Juna Duan, dia dengan ragu mengangkatnya, “Halo, ayah, ada apa mencariku?”

“Sebelumnya aku pernah menyuruhmu untuk mengikuti pelatihan kan, nanti sore datang kesini.”

“Baik!” Yolanda Duan melirik Evardo Ye yang ada di sebelahnya, membuka mulut tapi tidak mengeluarkan suara.

Kalau Ayahnya tahu dia dan Evardo Ye bersama lagi, tidak tahu konsekuensinya apa yang dia dapat, jadi dia sekarang hanya bisa menyembunyikannya dulu.

“Ada apa? Mau pergi ke tempat timmu?” Evardo Ye langsung bertanya saat melihatnya menutup telepon.

“Iya, sore ini pergi.”

“Cepat sekali...”

Evardo Ye dengan kecewa menundukan kepala, dengan begini bukankah berarti mereka tidak bisa bertemu dalam beberapa waktu?

Mereka baru saja baikan, sekarang sudah mau berpisah lagi?

Gerakan seseorang di belakang berhenti, gerakan Yolanda Duan yang sedang membersihkan barang juga terhenti, “Paling cuma beberapa hari aku akan pulang kok.”

“Beneran?” Kedua mata Evardo Ye mengobarkan api semangat, “Nah kalau begitu aku tunggu kamu disini!”

“Tidak usah, kamu pulang saja, disini tidak ada orang yang merawatmu.”

“Tapi, aku takut kamu pulang tidak bertemu denganku...”

“Pulang nanti aku akan meneleponmu.” Yolanda Duan menghela nafas, sikapnya akhir-akhir ini persis seperti anak kecil.

Evardo Ye masih agak ragu, tapi dia tahu dia tidak bisa membuatnya tetap disini, jadi saat duduk sendiri di sofa dia berpikir memanfaatkan kepergiannya nanti pergi menyelesaikan masalahnya dengan Yanti Duan.

...

Sore hari, Yolanda Duan datang ke distrik militer, dia berjalan ke depan melewati selusin barisan infanteri yang sedang latihan, dan langsung pergi ke kamp komando umum.

Juna Duan sedang duduk di kursi kayu memberi instruksi di depan para komandan.

“Waktu pelatihan infanteri harus diatur sebanyak mungkin, untuk pesawat, tank, yang suaranya sangat bising, dan mengganggu orang-orang, sebaiknya dilaksanakan di siang hari, jangan berlatih di malam hari...”

“Baik!”

3 komandan dengan berbaris rapi memberinya hormat, berbalik dan bertemu dengan Yolanda Duan yang baru masuk, lalu dengan berbaris rapi memberinya hormat juga.

Juna Duan yang membereskan dokumen menegakkan kepala, melihat Yolanda Duan yang berjalan mendekat, kerutan di wajahnya semakin banyak, “Sudah datang ya!”

Yolanda Duan dengan serius memberinya hormat, “Apa alasan khusus anda mencariku?”

“Pelatihan angkatan darat sedang sibuk, kita tidak bisa menarik keluar komandan angkatan udara sama sekali, jadi hanya bisa memintamu untuk mengatasinya.”

Yolanda Duan memegang hidungnya, menjadikannya seorang komandan angkatan udara, ayahnya terlalu menganggapnya tinggi dan hebat, dia meskipun bisa menerbangkan pesawat terbang, tapi ini adalah parade militer...

“Kamu tenang saja, kita memiliki ahli teknis khusus, kamu hanya perlu mengurus dan mengawasi formasi.”

“Jadi maksudnya, aku tidak perlu mengajarkan mereka menerbangkan pesawat?”

Juna Duan tertawa, merasa pertanyaan anaknya begitu menarik, “Cuma keahlianmu yang tidak seberapa itu, berani mengambil adegan parade?”

“Pilot kita setidaknya memiliki pengalaman terbang sepuluh tahun!”

Yolanda Duan menundukkan kepalanya dengan malu, “Kemampuanku juga tidak jelek lah ya.”

Dia tidak hanya pandai menerbangkan pesawat, tapi juga sangat berbakat, ketika yang lain telah belajar selama beberapa bulan, dan dia hanya memulai dalam dua atau tiga hari, dan penerbangannya sudah sangat lancar, bahkan pernah ada seorang pilot khusus yang memujinya.

“Ya sudah, aku antar kamu pergi lihat bandara kita.” Juna Duan berdiri, berjalan di depan Yolanda Duan.

Di bandara, berbaris bermacam pesawat, dari yang kecil hingga yang besar, Yolanda Duan walau sudah pernah melihat segala yang ada di bumi, tapi dia masih tidak bisa untuk tidak takjub, karena yang ada di dalam sini adalah pesawat terbaik milik negaranya...

“Selamat sore Ketua!”

Selama di perjalanan selalu ada orang yang menyapa mereka, dan untuk Yolanda Duan yang sudah lama meninggalkan kamp ini membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.

“Komandan Duan!”

Suara laki-laki yang kasar dan keras tiba-tiba terdengar di telinga Yolanda Duan, Dia merasa sedikit familiar, dan mendongak, itu ternyata suara Jefri.

Yolanda Duan terkejut, “Kamu dipindahkan disini?”

“Baru beberapa hari yang lalu datang, menggantikan satu anggota yang terluka.” Jefri menggaruk kepala, sedikit merasa tidak enak.

Yolanda Duan telah bersama mereka untuk waktu yang lama dan dia adalah orang yang paling mengenal mereka. Meskipun keterampilan Jefri lebih baik daripada yang lain, tapi di depan Yolanda Duan, dia bukanlah apa-apa.

Yolanda Duan mengangguk, “Yang lainnya?”

“Semua di angkatan darat.”

Orang-orang yang berada di kejauhan melihat perwira baru langsung datang mengelilinginya, dan mereka bertanya-tanya seperti apa perwira baru itu, dan tak mereka sangka yang memasuki posisi komandan itu ternyata adalah seorang wanita.

Juna Duan melihat orang yang datang sudah hampir lengkap, membuka mulut memperkenalkan Yolanda Duan, “Ini Yolanda Duan, komandan baru kalian di angkatan udara, nantinya kalian harus mematuhi perintahnya!”

“Baik!” Anggota angkatan udara menjawab serempak.

Namun, ada juga beberapa orang yang membicarakan Yolanda Duan, telinga Yolanda Duan tidak begitu baik, tetapi wajah Jefri di sebelahnya telah berubah.

“Dia hanya seorang wanita, memangnya apa yang bisa dia lakukan?”

“Iya! Kita semua disini memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman terbang, membiarkan dia wanita ingusan disini memerintah kita...”

“Laki-laki di sebelahnya juga memiliki keahlian yang tidak seberapa dan tidak mememuhi standart, tadi saja dia masih salah terbang!”

...

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu