Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 208 Christy, Aku Selama Ini Tahu Itu Kamu (2)

Ericko Ye berkata dengan serius, “Karyawan terkurung disana, kita tidak bisa duduk diam saja, apakah kalian bersedia menolong mereka keluar dari sana l? Tentu saja, ini terserah kalian masing masing, karena apa yang terjadi nantinya, tidak ada orang yang bisa menjaminnya.”

Ketiga laki laki itu terlihat sedikit ragu, berkata, “Aku bersedia pergi...aku juga.”

“Terima kasih,” Ericko Ye berkata pada manajer departemen keamanan, “Karyawan kalian telah dipilih dengan baik, tenaga dan kekuatan yang sangat baik, kamu coba tanya mereka, ada yang bersedia ikut menyelamatkan orang tidak.”

“Baik, aku pergi tanya dulu, direktur Ye.”

Tak lama, manajer departemen keamanan membawa 5 satpam yang berbadan kekar datang, Ericko Ye dalam hati merasa terharu, sepertinya imagenya di hati para orang begitu baik.

“Sekarang ada 4 orang yang terkunci di dalam sana, manajer kebersihan dan keuangan, kalian bersama masing masing satpam naik ke atas cari, tapi ingat berhati hati dan jaga keselamatan.”

“Tenang saja direktur Ye, kami pasti akan membawa mereka keluar dengan selamat.” Kedua manajer itu membawa orang lainnys pergi dari sana.

Wanita yang ada disebelahnya diserahkan pada Cadice He yang berada tak jauh darinya, lalu berkata pada manajer departemen pasar, “Kita berdua dengan 7 orang yang tersisa pergi mencari 2 orang lainnya.”

“Direktur Ye, kamu disini saja, kakimu terluka.” Ujar manajer departemen pasar.

“Tidak apa apa, ini hanya luka lecet,” Ericko Ye dengan tidak peduli, “Sudah jangan habiskan waktu, cepat pergi kesana. Kalian beberapa orang ayo ikut aku.”

“Direktur Ye, aku juga ikut pergi.” Ujar manajer departemen keamanan.

“Tidak perlu, kamu disini saja lindungi karyawan lainnya.” Ericko Ye menepuk bahunya, lalu berbalik berkata pada Brian Zhang yang mau menghampirinya, “Kamu juga tinggal disini saja.”

“Tidak, tuan, aku mau melindungimu.” Jawab Brian Zhang dengan kukuh, matanya terlihat sedikit merah.

Ericko Ye menundukan kepala melihat Christy Mu yang belum sadar, berkata dengan Brian Zhang dengan suara kecil, “Dia adalah Christy, kamu disini saja jaga dia.”

Kedua mata Brian Zhang terbelalak, tidak berani percaya dengan apa yang telah di dengarnya, dia...bagaimana bisa nyonyanya?

Ericko Ye sebelumn pergi melihat Christy Mu begitu dalam, lalu berbalik masuk ke gedung perusahaannya, tidak tahu apa yang akan terjadi di dalam sana.

Waktu seperti berlalu begitu lambat, karyawan melihat bosnya yang tidak takut dengan bahaya masuk menyelamatkan orang, air mata mereka luruh berjatuhan, bersama kepala bos yang seperti ini, punya gaji kecil juga tidak apa apa, mereka sebaliknya dalam hati merasa lebih tenang.

Brian Zhang dalam diam berdiri di sebelah Christy Mu, dia menatapnya tanpa berkedip, dalam otaknya terus terngiang kata kata Ericko Ye sebelum pergi, dia adalah Christy Mu.

Tapi wajah ini jelas bukan wajah nyonyanya, dan dia bagaimana bisa Christy Mu?

Brian Zhang tiba tiba teringat beberap hal, ada waktu itu, Ericko Ye memberitahunya untuk tidak menyelidiki Edelyn Chu, menyuruh pengurus rumah Wang bersikap baik pada Edelyn Chu, jadi semua itu karena tuan menyadari dan tahu kalau Edelyn Chu adalah Christy Mu?

Oleh karena itu, dia bisa mempertaruhkan nyawanya pergi menyelamatkan Edelyn Chu, dan bisa memanjakannya seperti ini.

Jadi, ini alasannya?!

Baguslah, kalau begitu, kekhawatirannya dan paman Wang semua itu tak kan pernah terjadi, tuan mereka tidak akan menderia kesepian sendiri seumur hidupnya.

Dalam hatinya baru merasa senang, Brian Zhang tiba tiba teringat hal lainnya, lalu bagaimana anaknya?

Tanpa menunggunya yang sibuk memikirkannya, Christy Mu dengan wajah kesakitan terbatuk, lalu membuka kedua mata.

“Bagaimana keadaanmu?” Cadice He melihat wajahnya yang tidak baik bertanya.

Christy Mu menggelengkan kepalanya, dengan lemah menjawab, “Tidak apa apa, cuma kepala agak sakit.” Dia mendongakan wajah melihat sekeliling, suasana disekitar begitu mencekam dan menakutkan.

Orang yang terluka sedang menangis dan berteriak, tapi tidak ada dokter dan suster yang datang memberi pertolongan, gempa datang tanpa aba aba, membuat semua orang termangu, dan tim penyelamat belum datang ke tempat mereka.

Tiba tiba, gempa susulan datang lagi, dan skalanya kali ini lebih besar dari yang sebelumnya, orang yamg ada di lapangan berteriak ketakutan, tangan Brian Zhang memegang erat bahu Christy Mu, hingga bisa menahannya berdiri dan tidak jatuh.

Seperti hari kiamat yang akan datang, setiap orang mengertakan gigi menahan diri untuk tidak takut.

“Oh tuhan, tolong jaga direktur Ye dan yang lainnya, semoga mereka bisa keluar dengan aman.”

Di sebelahnya tidak tahu siapa yang mengucapkannya, dan semua mata karyawan tertuju pada gedung besar di depannya, hati Christy Mu tiba tiba juga ikut tertarik.

Saat ini, dia tidak bisa memikirkan kalau dirinya benci dengannya, dalam hatinya mengharapkan dia bisa kembali dengan selamat.

“Mereka keluar.” Dan ada suara teriakan lainnya.

Hanya melihat jalanan yang berantakan, ada sebuah tubuh satpam yang kekar mendukung seorang wanita paruh baya, dan berjalan di antara kerumunan orang orang menghampiri mereka. Diantara kerumunan orang terdengar tepuk tangan yang meriah.

Wanita itu adalah anggota departemen kebersihan, saat gempa terjadi dia sedang membersihkan toilet, dan saat berlari keluar terpeleset lantai yang basah, kakinya terkilir jadi tidak bisa turun menyelamatkan diri.

Dan disaat dia mau menyerah, manajernya dengan beberapa orang menemukannya, di saat itu, air matanya luruh tak tertahankan.

Tak lama kemudian, wanita muda bagian departemen keuangan yang tertimpa meja juga berhasil terselamatkan, dia dengan menangis dan make up yang luntur di wajah keluar merasa terharu.

“2 orang di bagian departemen pasar kok belum keluar?” Sekretaris Liu mulai panik, dia kira kira mengatakan perkataan dalam hati semua karyawan.

“Jangan khawatir, direktur Ye dan yang lainnya pasti tidak akan apa apa.” Ada seseorang yang menghiburnya.

Baru saja dikatakan, tak lama beberapa orang datang dan keluar, mereka adalah manajer departemen pasar dengan para satpam, dan satunya lagi ada seorang wanita cantik yang jatuh pingsan dan di dukung.

“Direktur Ye dan yang lainnya?” Tanya Brian Zhang.

Manajer departemen pasar menelan air ludah, dengan tenggorokan yang kering, “Aku tidak melihatnya, ruangan pemasaran ada 2 lantai, kami sekali masuk langsung berpisah.”

Brian Zhang yang mendengarnya semakin panik, kalau bukan telah mendapat perintah darinya, dia pasti sekarang juga akan langsung menerobos masuk ke dalam.

Waktu detik demi detik berlalu, langit mulai menggelap, dan seperti dunia akan dipenuhi awan gelap yang mencekam.

Suara mobil patroli dan ambulans memecah keheningan, dan suaranya makin lama makin mendekat.

Orang orang seperti mendapatkan kesempatan, dan saling berteriak senang.

Sejumlah besar polisi lalu lintas, polisi sipil dan polisi khusus semuanya dikirim, beberapa untuk memudahkan lalu lintas, beberapa bekerja dengan orang-orang untuk menyelamatkan orang-orang di dalam mobil, dan beberapa lainnya menjaga ketertiban.

Christy Mu melihat segala di depannya, hidungnya terasa perih, tempat ini adalah tempat dimana dia lahir, tempat yang begitu cantik dan hidup, saat ini berubah menjadi tempat yang menyeramkan dan tidak dapat dikenali.

Saat ini, dia merasa, manusia sangat kecil, dihadapkan dengan dunia luar, sungguh tidak ada apa apanya.

Di ssat yang lain merasa cemas, Ericko Ye dan beberapa orang lainnya akhirnya keluar dan muncul di pandangan mata semua orang.

“Direktur Ye, mereka kembali, mereka kembali.” Teriak satu orang dengan histeris.

Ericko Ye sekali lihat langsung bisa menemukan Christy Mu, melihatnya yang memandangnya, hatinya terasa hangat dan dengan langkah cepat menghampirinya, “Bagaimana keadaanmu? Ada merasa tidak enak tidak?”

“Aku tidak apa apa.” Jawab Christy Mu.

“Kepalanya masih sakit tidak?” Ericko Ye menyentuh dahinya seperti tidak ada orang lagi di sekitar mereka, dengan sedih berkata, “Lihatlah bengkak begini.”

“Tidak apa apa, waktu gempa ketimpa kotak.”

Transportasi di jalan perlahan kembali normal, Ericko Ye dengan suara lantang berkata pada karyawannya, “Aku tahu tas kunci hp kalian masih ada di gedung, tapi sekarang masuk kesana sangat berbahaya, aku sarankan untuk menunggu dulu, tunggu tidak ada gempa susulan lagi baru naik kesana ambil barang, atau kalian bisa pergi ke rumah teman dulu, rumah keluarga, 2 hari ini kalian tidak usah pergi kerja dulu, anggap saja waktu libuan dimajukan, kapan masuk kerja tunggu pemberitahuan selanjutnya.”

“Baik lah kami mengerti, direktur Ye.” Suara mereka saling bersahutan menjawab Ericko Ye.

Setelah mengatur semuanya, Ericko Ye khawatir dengan luka di dahinya, dengan suara kecil berkata, “Atau aku bawa kamu pulang dulu, obati luka.”

“Tidak usah, lagipula sekarang tidak bisa pulang, kamu lihat jalanan masih macet gitu.” Christy Mu berkata dengan wajah masam.

Ericko Ye menghela nafas, hanya bisa menunggu di lapangan dulu lah. Dan mobil yang di parkir di tempat parkir juga tidak tahu bagaimana nasibnya.

Bencana seperti hari kegelapan, sedikit demi sedikit memupus harapan di hati orang.

Speaker di lapangan tiba tiba memutar musik, lagunya lagu happy yang di sukai semua orang, dan membuat yang lainnya perlahan merasakan ketenangan.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu