Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 208 Christy, Aku Selama Ini Tahu Itu Kamu (3)

Sesaat kemudian, suara laki-laki yang rendah keluar dari speaker, “Apa kabar, semua masyarakat yang ada disini, aku adalah sekretaris komite di kota A Thomas Zhang, baru saja telah terjadi gempa bumi, dan kota kita mengalami kerusakan yang parah, tetapi pemerintah kota kita telah membentuk tim aksi untuk bantuan bencana dan saat ini sedang dilakukan dengan tertib. Aku harap semua orang tidak panik dan berusaha untuk tidak memasuki ruangan sementara ini.”

“Untuk memastikan keamanan masyarakat umum, mulai sore ini, kami akan menyediakan pasukan polisi untuk membangun tenda di lapangan rakyat, taman revolusi, dan taman bermain berbagai sekolah menengah. Kami juga berharap warga yang aktif dapat berpartisipasi dalam bantuan bencana ini dan bersama kita bisa melewati bencana ini.”

Setelah pidato sekretaris komite kota A selesai, kerumunan orang mulai bergerak, polisi khusus mulai mengatur dan mengevakuasi orang orang agar tertib. Mereka yang ingin pulang bisa pulang, dan mereka yang ingin tinggal di tenda bisa tinggal di tenda.

Tepat ketika Ericko Ye sedang mempertimbangkan untuk mencari sebuah mobil, hp yang dibawa Brian Zhang akhirnya berdering.

“Halo halo? Brian ya, bagaimana dengan tuan? Kamu baik baik saja kan?” Suara pengurus rumah Wang terdengar begitu panik.

“Aku tidak apa apa, tuan terluka.”

Pengurus rumah Wang langsung bertanya, “Tuan terluka? Parah tidak? Luka dimananya?”

Brian Zhang melirik luka di kaki Ericko Ye, “Menurutku agak parah, paman Wang, kamu cepat panggil mobil kesini, mobil tuan ada di tempat parkir, tidak bisa diambil.”

“Mobil di rumah sudah pergi menjemput kalian, coba telepon supirnya.”

“Baiklah.”

Brian Zhang menutup telepon, dan mencari nomor telepon supir, lalu meneleponnya hingga di dering ke tiga telepon baru tersambung.

“Andrian, kamu sudah dimana?”

“Baru sampai di jalan pelita, tapi macet sekali dari tadi tidak bergerak.” Jawab supir Andrian mendumel.

Ericko Ye mendengarnya, berkata pada Brian Zhang, “Bilang dia tidak usah kesini, dari pada nanti terjebak macet parah, jalan kaki ke jalan Pelita kira kira 20 menit lebih, kita saja yang pergi kesana.”

Brian Zhang mengulangi perkataan Ericko Ye lalu menutup telepon.

Ericko Ye memanggil orang departemen keamanan, “Atur beberapa orang untuk menjaga di pintu masuk, jaga jaga nanti takut ada orang yang memanfaatkan keadaan mencuri barang kantor. Beritahu mereka kalau ada yang bersedia tetap tinggal, gaji beberapa hari ini akan naik 5x lipat, 5 orang yang pergi bersama kita tadi catat, dan nantinya akan ada hadiah lainnya.”

“Tenang saja direktur Ye, aku akan menjaga kantor dengan baik, kamu cepatlah pulang obati luka.”

Ericko Ye setelah mengatur semuanya baru bisa tenang memabawa Christy Mu dan Brian Zhang pergi ke jalan Pelita. Jalanan begitu kacau, air sungai kotor mengalir di jalan, ada anak kecil yang ketakutan, dan menangis besar di pelukan ibunya, Christy Mu saat melewati anak itu, matanya tanpa terasa langsung berair.

Ericko Ye merangkul bahunya, tidak mengatakan apapun, saat ini, dia tidak tahu harus mengatakan apa, karena dalam hatinya juga turut merasakan kesedihan.

Beberapa mobil ambulan melewati mereka, dan pergi ke rumah sakit terdekat.

Karena berbagai papan iklan yang jatuh di jalan, mobil terbalik, dan kerumunan orang yang panik kacau balau, perjalanan yang awalnya hanya butuh 20 menit, Ericko Ye bersama yang lainnya akhirnya berjalan dan menghabiskan waktu selama lebih dari 40 menit, dan di tengah jalan juga masih merasakan gempa susulan, Ericko Ye hanya memerhartikan Christy Mu, dan hampir hancur terkena kaca yang hancur dari gedung tinggi.

Supir Andrian menunggu dengan cemas di samping mobil. Ketika dia melihat Ericko Ye, dia langsung berseru, “Bos, mobilnya ada di sini.”

Ketiganya masuk ke dalam mobil, dan Christy Mu merasa kakinya hampir mati rasa. Ericko Ye melihat bibirnya yang pucat, dan dengan cepat mengambil sebotol air dari belakang mobil dan membukanya, “Minumlah air.”

Christy Mu menggumam “Terima kasih” dan meraih botol air dan meminumnya. barusan syarafnya terlalu ketat, dan sekarang dia bisa sedikit merasa santai, dia saat ini merasa sangat lelah, haus dan lapar.

Mobil perlahan bergerak menuju vila, karena kondisi dijalan yang bisa ada tiba tiba seseorang yang berlari, kaki supir dengan sigap selalu menginjak rem, karena takut menabrak orang orang itu.

“Andrian buka radio mobil.” Ujar Ericko Ye dengan kening mengkerut.

Andrian menyalakan radio dan isi radio semua tentang gempa besar di kota A.

Ternyata gempa yang baru saja terjadi itu berkekuatan 7,8. Sumber gempa berada di pinggiran timur kota A. Kota terhitung masih dalam keadaan baik baik saja. tapi rumah rumah di pedesaan yang terpencil runtuh tak terhitung jumlahnya, dan beberapa tempat rata dengan tanah.

Para ahli khusus gempa meminta masyarakat untuk tinggal di tempat setinggi mungkin untuk menghindari tsunami.

“Tidak tahu apa yang terjadi pada lokasi konstruksi.” Ucap Ericko Ye dengan khawatir.

“Tuan, jangan khawatir, setelah mengantarmu pulang. Aku akan pergi kesana memeriksanya,” kata Brian Zhang yang duduk di sebelah supir.

Ericko Ye menatap langit yang suram di luar, “Kamu coba telepon manajer teknik Marcel Chen dulu. Dia adalah perwakilan perusahaan dari proyek itu, dia saat ini seharusnya berada di lokasi konstruksi.”

“Baik.”

Brian Zhang menelepon nomor telepon Marcel beberapa kali, tetapi dia sama sekali tidak dapat meneleponnya, sinyal hpnya saat ini terlalu buruk, dan di saat dia hendak menyerah, teleponnya tiba tiba tersambung, dan Brian Zhang memberikannya kepada Ericko Ye.

“Marcel, ini Ericko, bagaimana keadaan kalian di sana? Apakah ada korban?”

“Direktur Ye, saat gempa terjadi para pekerja baru saja turun dari lokasi konstruksi untuk pergi makan, jadi tidak ada yang terluka. Sekarang semua orang berada di luar, tetapi beberapa struktur tinggi konstruksi ada yang jatuh.”

Ericko Ye merasa lega ketika mendengar berita itu, “Selama tidak ada yang terluka, struktur kontruksi yang jatuh itu nanti bisa diperbaiki lagi.”

“Iya, aku juga berpikir seperti itu,” kata Marcel Chen.

“Segala yang ada di lokasi konstruksi aku serahkan padamu ya, beberapa hari ini hentikan segala pekerjaan, aku akan mengirim orang untuk memberikan persediaan sehari hari, saat ini musim panas, bilang pada yang lainnya untuk tetap waspada ketika mereka tidur, kalau sungguh tidak bisa, tidur di luar saja.

“Baik direktur Ye.”

Setelah menutup telepon, Ericko Ye menanyakan situasi beberapa pabrik lain, semuanya memiliki kerusakan di tingkat yang berbeda beda.

Christy Mu melihat kerutan di dahinya bertanya, “Apakah begitu parah?”

Ericko Ye tersenyum padanya, “Sedikit.”

“Ini adalah bencana alam, dan tidak ada yang bisa menghentikannya,” Christy Mu melanjutkan.

“Aku tahu,” Ericko Ye mengulurkan tangan dan meraih tangannya, merasa kalau dia akan menarik diri, dia lalu meningkatkan kekuatannya, dan berkata dengan memohon, “Sebentar saja ya, tolong? Cuma sebentar saja.”

Hati Christy Mu terasa tegang, mengingat adegan ketika dia turun tangga dan mendukungnya di punggungnya, akhirnya tidak bergerak lagi.

Di luar pusat kota, mobil di lalu lintas jalan jauh lebih sedikit, tetapi ada banyak cabang yang patah dan tiang telepon yang runtuh.

Sampai di vila, semuanya normal kecuali kamar yang begitu berantakan.

“Paman Wang, obat yang ditaroh dokter Han di rumah dimana?” Brian Zhang masuk langsung berkata pada pengurus rumah Wang.

“Oh iya, tunggu tunggu.” Pengurus rumah Wang berbalik mengambil obat.

Ericko Ye mau naik ke atas, tapi di tahan oleh Christy Mu, “Kamu duduk saja di ruang tamu, naik ke atas ngapain?”

“Aku mau tukar celana pendek.” Kaki mau diobati, tidak mungkin menggunakan celana panjang kan.

“Aku yang pergi ambli, kamu duduk di sofa saja.” Ujar Christy Mu dengan dingin, lalu melewati tubuhnya naik ke atas. Sejak penyamarannya diketahui oleh Ericko Ye, Christy Mu sudah tidak bersikap ramah seperti Edelyn Chu biasanya, dia berubah lebih dingin dan cuek.

Ericko Ye melihat punggungnya, tersenyum tipis, setidaknya dia masih memperhatikannya, itu sudah lebih dari cukup.

Christy Mu mengambil celana lembut pendek berwarna abu abu, lalu dengan wajah dingin turun membuangnya ke arah Ericko Ye, “Ini tukar.”

Pengurus rumah baru datang dengan membawa obat, melihat sikap Edelyn Chu, merasa sangat aneh, beberapa hari ini bukannya baik baik saja ya? Sekarang kenapa?

Ericko Ye juga tidak memperdulikannya, melepas celana panjangnya, dan tidak terduga saat celananya menempel di lutut, dan saat tertarik rasa sakitnya begitu luar biasa menusuk hingga ke tulang, membuatnya meringis kesakita.

Christy Mu membelakanginya tidak melihatnya, mendengar ringisannya, matanya memejam, itu pasti sakit sekali.

“Oh tuhan, tuan, lututmu kenapa bisa begini?” Pengurus rumah Wang berteriak histeris, suaranya terdengar bergetar, Christy Mu berbalik, melihat daging dan lututnya yang berdarah, sepotong kulit besar terkelupas, memperlihatkan darah dan daging, karena penundaan pengobatan yang relatif lama, darah sudah tidak mengalir lagi, tetapi beberapa gelas kaca telah menembus ke dalam daging.

“Aku pergi panggil dokter Han datang.” Ujar Brian Zhang.

“Tidak usah, cuma luka luar, dokter Han sekarang pasti sedang sibuk.” Ericko Ye menghentikan Brian Zhang, dokter Han walaupun dokter rumah Ericko Ye, tapi dia juga memiliki klinik sendiri, di saat ini, pasti ada banyak orang yang membutuhkannya.

Brian Zhang menggertakan gigi, “Aku pergi ambil air bersih.”

Christy Mu tidak tahu apa suasana hatinya saat ini, kebencian yang terkubur dalam hatinya tergulung dan bercampur dengan rasa ketidaknyamanan, dia berada dalam keadaan seperti ini karena untuk menyelamatkan dirinya.

Ericko Ye dengan hati-hati mengenakan celana pendeknya, dan dia tidak lupa untuk mengatakan kepada Christy Mu, “Sudah jangan dilihat, pergi cuci muka dan ganti pakaian saja.”

Kemarahan Christy Mu naik, sudah sampai saat ini masih peduli dengannya? Duduk di sofa, dan dia berkata dengan marah, “Aku tidak perlu kamu perdulikan.”

Ericko Ye terdiam, dia tidak mengerti dengan hati para wanita, dan berbicara sedikit lebih lembut, menjelaskan padanya, “Aku tidak ingin kamu melihat luka ini..”

Christy Mu menjadi lebih marah, “Ericko, bisakah kamu diam dan memikirkan dirimu sendiri saja?”

Pria itu membeku, mengapa dia begitu marah, padahal dirinya tidak mengatakan apa apa?

Pengurus rumah tangga Wang melihatnya begitu ketakutan, Brian Zhang cepat beritahu aku apa yang terjadi sebenarnya. Tuannya yang begitu galak dan menyeramkan seperti singa, bisa di marahi oleh seorang wanita hingga menjadi anjing peliharaan? Bahkan dia tidak berani melawannya.

Brian Zhang membawa sebaskom air datang, melihat ekspresi ketiganya yang aneh, hanya diam tak bertanya, mulai berlutut membersihkan luka Ericko Ye.

Setelah membersihkannya dengan air sekali, Ericko Ye masih bisa menahannya, dan saat di bersihkan dengan alkohol, Ericko Ye merasa kesakitan hingga keingat di dahinya keluar begitu banyak.

“Brian pelan sedikit.” Ucap pengurus rumah Wang yang ada di sebelahnya.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu