Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 347 Kebetulan, Orang Yang Berada Di Lubuk Hati Terdalam (3)

Evardo Ye mendorong tangan Yunardi Mu, memaksa langkah kakinya yang bergetar untuk melangkah, hanya berjalan satu langkah, tapi langkah kakinya terasa lemas.

"Kak Evardo, tunggu aku!" Baru saja turun, Yanti Duan langsung berteriak keras.

"Jangan ikut aku masuk."

Perasaan Evardo Ye saat ini memburuk. Begitu teringat keramaian di toko bunga, Evardo Ye semakin mengerutkan alisnya.

"Aku..." Berhadapan dengan tatapan Evardo Ye yang menolak, ucapan yang sudah berada di ujung bibir Yanti Duan berubah menjadi, "Oh..."

"Selamat datang."

Dua orang tersebut, satu di depan dan satu di belakang masuk ke dalam toko bunga. Delia Hua yang berada di kasir menyambut. Setelah mendengar suara tersebut, tatapan Yunardi Mu dan Evardo Ye bersamaan berubah menatap Delia Hua.

"Anda berdua ingin memesan apa?" Delia Hua mendongak, tiba-tiba matanya bertabrakan dengan pupil mata Evardo Ye yang menggelap, wajah Delia Hua memerah, jantungnya berdegup cepat.

Delia Hua tidak pernah melihat pria setampan ini, jikalau pernah, dia hanya pernah melihat artis di televisi. Dibandingkan dengan kedua orang ini juga masih kurang tampan.

"Hei, sadar!"

Yunardi Mu membunyikan jarinya di depan wajah Delia Hua, membuat Delia Hua sadar, "Ha? Ada apa?"

"Aku bilang, kami lihat-lihat dulu."

"Ee... oh."

Saat ini Evardo Ye sudah tidak memperdulikan mereka, Evardo Ye sendirian memperhatikan toko bunga. Dekorasi di dalam, bahkan tempat diletakkan bunga, ini seperti kebetulan yang luar biasa. Apakah... ini sungguh hanya kebetulan?

Tidak!

Evardo Ye mengangkat kepalanya, di dunia ini mana ada kebetulan yang seperti ini. Bunga yang ditata semakin banyak, ruang kosongnya semakin lama semakin sempit, di sudut ada sebuah pemisah. Tatapan Evardo Ye terarah seutuhnya ke sudut sana, hanya dalam sekejap Evardo Ye bisa melihat wajah yang familiar untuknya.

Langkah kaki Evardo Ye perlahan melambat, langkah kakinya mendekat, saat ini Evardo Ye sudah hampir sampai di sudut, sudut matanya tidak tahan memunculkan kekecewaan.

Pada akhirnya mimpi hanyalah mimpi. Bagaimana bisa dia menantikan hal seperti itu?

"Kak?"

Mendengar orang di belakang memanggilnya, Evardo Ye langsung berbalik, matanya bertabrakan dengan mata Yunardi Mu yang tampak khawatir. Evardo Ye menggelengkan kepala, lalu bertanya, "Sudah pilih?"

"Hm." Yunardi Mu mengangkat seikat bunga segar di tangannya, "Kakak lihat, mawar ini bagaimana? Dia pasti akan suka, kan?"

"Lumayan." Evardo Ye menggosok hidungnya yang perih, melihatnya sekilas lalu menjawab asal.

"Oh..." Yunardi Mu menggaruk kepala belakangnya canggung, lalu mengikuti Evardo Ye keluar toko bunga.

"Hei... kamu belum bayar!" Delia Hua melihat pasrah ke seikat bunga mawar besar yang berlalu di depannya, lalu mengejar.

Yunardi Mu dengan kesulitan mengeluarkan kartu bank di kantongnya, "Aku tidak masuk. Kamu bawa dan gesek saja."

"Tapi sandinya..."

Yunardi Mu juga bingung, lalu memutar kepalanya ke arah Evardo Ye, "Kak."

Evardo Ye takut mengingat hal yang membuat hatinya sakit, pria itu juga tidak ingin terlalu lama berada di sini, menerima bunga dari tangan Yunardi Mu lalu berkata, "Kamu masuklah."

"Terima kasih kak!" Yunardi Mu terlihat sangat senang, mengambil kartu lalu berjalan masuk mengikuti Delia Hua ke toko bunga dengan gembira.

Di dalam mobil, Yanti Duan yang bosan, menghitung bunga yang ada di samping toko bunga, satu persatu dihitung, sampai menghitung ke bunga yang dipegang oleh tangan Evardo Ye. Seikat bunga segar dan hijau itu membuat Yanti Duan terkejut senang.

Yanti Duan mendorong pintu mobil, tersenyum lebar, "Kak Evardo."

Mendengar Yanti Duan memanggilnya, Evardo Ye membalikkan tubuh sambil memeluk bunga, "Ada apa?"

"Bunga ini....?"

"Ini adalah bunga yang Yunardi mau berikan pada artis yang sedang dia kejar."

"Bagaimana denganku?" Mendengar bunga itu bukan untuknya, Yanti Duan menjadi sangat sedih.

Evardo Ye terkejut, teringat saat itu dirinya berkata akan bertanggung jawab pada gadis ini, tapi Evardo Ye selalu tidak menunjukkan ketertarikan padanya, "Kamu ke sana dan pilih satu ikat. Ambil ini untuk bayar, sandinya 534278."

"Oh..."

Yanti Duan menjawab dengan perasaan memburuk, dirinya tahu, tidak mungkin untuk meminta banyak pada pria ini. Yanti Duan menerima kartu tersebut lalu berjalan masuk ke toko bunga dengan pelan.

Dari kejauhan, Yolanda Duan mengendarai motor listriknya dengan santai ke arah toko bunga, dari jauh dia melihat seorang pria memegang seikat bunga sampai menghalangi seluruh wajah pria itu, Yolanda Duan tidak tahan untuk merasa penasaran.

Melihat punggung tinggi, besar serta tegap, sekujur tubuh pria itu tidak sama dengan orang biasanya, untuk sebentar Yolanda Duan merasa tak sadar.

"Kak Evardo!"

Yolanda Duan sedang menambah kecepatannya, ingin melihat apa yang terjadi, tetapi Yolanda Duan mendengar seorang wanita memanggil. Yolanda Duan seperti tersambar petir, tangan yang memegang kemudi bergetar hebat.

Dia... Evardo Ye?

Evardo Ye juga mendengar panggilan itu, menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Saat itu Yanti Duan sedang memeluk seikat mawar berwarna merah muda, melambaikan tangan ke Evardo Ye sambil tersenyum gembira.

Saat ini bisa dilihat jelas!

Yolanda Duan semakin pelan mengendarai motornya, lalu langsung menghentikan motor.

Itu dia!!!

Sungguh dia!!!

Kenapa dia bisa datang?!

Dia memegang satu buket bunga besar, tapi masih membiarkan wanita itu terus memilih. Itu hubungan macam apa? Yolanda Duan bisa mengerti jelas.

Evardo Ye sudah memiliki wanita lain...

Semuanya datang dengan sangat tiba-tiba, Yolanda Duan belum pernah memikirkan bahwa suatu hari mereka akan bertemu di situasi seperti ini. Hati Yolanda Duan sulit dijelaskan mengikuti debaran jantungnya yang menjadi sangat cepat. Yolanda Duan akui, dia gugup. Sangat gugup.

Yolanda Duan melihat wanita yang sedang berdiri dengan ceria di samping Evardo Ye, dalam sekejap mata Yolanda Duan mengecil. Wanita itu, kenapa bisa mirip dengannya? Sebenarnya ada apa ini?

Bunga yang dipegang Yanti Duan lebih kecil dari yang dipegang Evardo Ye, tapi bisa dilihat jelas kalau dibandingkan satu sama lain bunga kecil itu tampak lebih indah.

Evardo Ye tidak begitu mengerti, "Kamu pilih ini?" Seikat bunga yang kecil, membuat Evardo Ye terkejut heran.

Awalnya Evardo Ye berpikir bahwa Yanti Duan akan memilih banyak bunga, bahkan akan memilih bunga paling mahal dan mewah di toko ini tapi wanita ini tidak.

"Eum. Ini cukup." Yanti duan melompat ke depan, hidungnya mendekat ke bunga yang dipegangnya, bibirnya tersenyum kecil, lalu tangannya merangkul lengan Evardo Ye.

Evardo Ye dibuat tidak nyaman dengan gerakan tiba-tiba itu, tapi Evardo Ye menahannya, tidak mendorong Yanti Duan.

"Ayo, jalan." Awalnya kedua tangan Yunardi Mu dimasukkan ke dalam kantong, begitu keluar, Yunardi Mu melihat kedua orang di depannya masing-masing memegang seikat bunga, Evardo Ye tampak tidak sabaran.

Yunardi Mu baru sadar dirinya terlalu lama di sini dan membuat Evardo Ye menunggunya.

Dengan cepat Yunardi Mu maju dan mengambil bunga yang ada di tangan Evardo Ye, "Kak, mari ku bantu."

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu