Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 135 Kemunculan Javier Mu (1)

Perusahaan Internasional Star Ye.

Christy Mu memegang pinggangnya yang sakit, di seberang berjalan teman kantornya yang cantik.

“Christy, apakah tubuhmu tidak nyaman?” dia bertanya dengan perhatian.

“aku tidak apa.” Christy Mu langsung menjawab.

Sejak “menunjukkan percintaan” mereka, teman kantor juga lebih baik terhadapnya.

“aku lihat raut wajahmu tidak terlalu bagus, masih mengenakan lengan panjang, apakah kamu demam? Aku punya obat demam.”

“em… iya, sedikit tidak enak badan, terima kasih ya.” Christy Mu menjawabnya.

“baik, kamu istirahat dulu, aku ambilkan obatnya.”

Berjalan hingga tempat duduknya, Carina Qiao yang ada di sebelahnya melihatnya sekilas, alu memalingkannya lagi.

Christy Mu sudah terbiasa dengan sikapnya, asalkan dia tidak mencari masalah dengannya, dia juga tidak ingin mencari masalah dengannya.

Setelah di perbaiki Beberapa kali, Gambar Christy Mu sudah jadi, mengambilnya ke kantor Cadice He, perempuan itu melihatnya sekilas dan merasa tertarik.

“lumayan, dibandingkan yang sebelumnya kamu berikan kepadaku, kamu siapkan, besok lapor di depan direktur Ye, kali ini kita harus mendapatkan kesempatan ini.”

Christy Mu dengan percaya diri mengatakan, “direktur He, aku akan berusaha.”

“iya, keluarlah.” Christy Mu memberikan gambarnya kepadanya, sekaligus memberikannya dokumen, “bawalah ini kepada Direktur Ye.”

Emmm…

“pergilah!” Cadice He mengerutkan dahi.

“baik.” Christy Mu mengambilnya dengan pasrah, dia merasa kalau dia hampir menjadi asisten Cadice He, dokumen yang mau di berikan kepada Ericko Ye, semuanya di lemparkan kepadanya, juga tidak mem-pedulikan pasien ini, kakinya yang baru saja sembuh.

Sampai di depan pintu ruangan direktur, Christy Mu terpikirkan kekerasannya kemarin malam, sekilas tidak ingin melihat wajah lelaki itu, maka dia membalikkan badan, sampai di meja sekretaris.

“sekretaris Liu, ini dokumen yang Manajer He minta aku antarkan, tolong berikan kepada direktur Ye.” Christy Mu berkata dengan sungkan, di kantor, dia selalu mengingat identitas dirinya, anak magang bagian design.

Sekretaris Liu melihat dokumennya, dengan sikap ramah, “Christy Mu, dokumen ini kamu bawa masuk saja ke dalam, di dalam tidak ada orang.”

Justru karena di dalam tidak ada orang, dia baru tidak ingin masuk.

“sekretaris Liu, aku mohon bantulah aku.” Christy Mu memohonnya dengan kedua tangan, justru tidak di hiraukan oleh sekretaris Liu.

“Christy Mu, tadi direktur Ye memintaku, jika kamu datang langsung Mencarinya.”

Kerja sama, ini pasti kerja sama mereka.

Tidak ada cara, Christy Mu mengambil dokumen dengan pelan kembali ke depan pintu ruangan Direktur Ye, mengetuk pintu.

“direktur Ye, ini dokumen yang diminta Manajer He antarkan.”

“iya, taruhlah.” Ericko Ye sibuk dengan pekerjaannya, tidak mengangkat kepala.

“baik, aku keluar dulu, kamu sibuklah.” Christy Mu mengeluarkan suara “yey” dalam hatinya, apakah hari ini dia akan lolos begitu saja?

Siapa tahu sebelum sampai di depan pintu, dia langsung mendengar ucapan, “apakah kamu demam?”

“tidak.” Christy Mu langsung menjawabnya, saat berbalik badan dia melihat di kejauhan ada gelas berisi air panas, sebelahnya adalah obat demam, sama seperti yang di berikan teman kerjanya tadi kepadanya.

Ericko Ye mengangkat kepalanya, “kalau begitu… kamu hari ini pakai begitu banyak? Apakah dingin?”

Christy Mu terkejut, apakah lelaki ini tidak tahu alasan dia memakai begitu banyak?

“kamu lihat sendiri, lenganku sudah seperti ini, apakah bisa pakai lengan pendek? ” sambil berbicara, Christy Mu mengangkat lengan bajunya, menunjukkan lengannya yang sudah ke-hijauan.

Mata Ericko Ye menjadi lebih gelap, otaknya teringat kejadian kemarin malam di kamar mandi, saat itu dia benar – benar senang, memang sangat kejam kepada perempuan ini.

“jika tidak ada urusan aku pergi dulu.” Christy Mu merasa aura lelaki ini tidak benar, dia langsung menurunkan lengan bajunya, terus berjalan.

“diam!” Ericko Ye berkata.

Christy Mu menghentikan langkahnya, membalikkan badan dengan pasrah, “direktur Ye, apakah masih ada urusan?”

Ericko Ye menunjuk sofa, dengan dingin berkata, “sebentar lagi sudah waktu pulang kerja, tunggulah duduk sebentar, aku sudah memesan makan siang.”

Makan siang bersama?

Tidak mau, dia takutnya makanannya tidak bisa di cerna.

“Direktur Ye, aku akan makan di kantin karyawan.”

Ericko Ye berkata dengan dingin, “apakah kamu ingin karyawan mengira kalau aku memperlakukanmu dengan tidak baik? Aku tidak akan mengulang ucapanku.”

Christy Mu menggigit bibirnya dan melihat ke arahnya, dengan hak tingginya “tuk tuk”, dia duduk di atas sofa.

Sepuluh menit kemudian, asisten Liu mendorong masuk Beberapa makanan, di atasnya ada tujuh hingga delapan piring makanan.

Ini juga terlalu berlebihan bukan.

Christy Mu membantu asisten Liu memindahkan piring ke atas meja, lalu mengucapkan “terima kasih”, asisten Liu tersenyum lalu mundur keluar.

“makanlah.” Christy Mu memanggilnya, cepat makan cepat selesai, daripada dia terus mencari masalah lagi.

Ericko Ye mendengarnya, bibirnya tersenyum, melepaskan jam tangan yang ada di tangannya, pergi ke kamar mandi dan mencuci tangan, lalu duduk di sebelahnya.

“lenganmu masih sakit?” Ericko Ye tiba – tiba bertanya.

Sumpit Christy Mu bergetar, dengan curiga melihatnya, “Ericko Ye, kamu… kerasukan?”

Mengapa lelaki ini peduli dengannya?

Jika bukan kerasukan karena apa?

Ericko Ye mengetahui maksud pertanyaannya, mengunyah makanannya.

Perempuan ini, hanya bisa di siksa, tidak bisa di senangi.

Tetapi mengapa melihatnya yang seperti ini, membuatnya tidak senang?

Christy Mu segera menghabiskan makanannya, hampir terselak, segera meminum Beberapa teguk sop.

“apakah kamu bisa pelan sedikit? Tidak ada yang merebut denganmu.” Ericko Ye tidak tahan menegurnya.

“aku… aku terlalu lapar.”Christy Mu mencari alasan.

“hem, benarkah? Kalau begitu kamu makan banyak sedikit.” Sambil berbicara, Ericko Ye menuangkan Beberapa daging tumis pedas ke dalam mangkuknya, lelaki ini mengingat kalau dia tidak memakan makanan pedas.

Christy Mu melihat sayurannya, matanya membelalak, apakah lelaki ini sengaja.

“makanlah, bukankah kamu lapar?” Ericko Ye menatapnya dengan gelap, sepertinya perempuan ini tidak berani makan, dia akan menyuapinya.

Christy Mu tidak tahu harus berkata apa, dia memenuhi gelasnya dengan teh, “aku sudah kenyang.” Jika menghabiskan makanan itu, besok dia akan jerawatan, apakah dia sudah tidak ingin hidup?

“apakah kamu yakin?”

Dengan jelas mendengar ucapannya yang penuh ucapan, Christy Mu melihat mangkuk lelaki itu yang masih ada setengah, dengan rajin menjepitkan Beberapa sayuran, “direktur Ye, aku sudah kenyang. Kamu baru makan sedikit, nanti bagaimana akan semangat kerja? Sini sini sini, cobalah udang ini, lumayan enak.”

Ericko Ye terkejut dengan keramahannya, membuat amarahnya tadi reda, lalu dengan segera menerima sayurannya.

“ini juga enak, kamu cobalah.” Christy Mu menjepitkan Beberapa jamur ke mangkuknya.

Ericko Ye melihatnya dengan tidak senang, lalu mendorong piring ikan ke hadapannya, dengan datar berkata, “pisahkan daging ikan ini dari durinya.”

“mengapa? Aku bisa mengambil dagingnya untukmu, mengapa kamu mau durinya?” Christy Mu membalasnya.

“aku mau, Christy Mu, apakah kamu mau melawan perintah bos?” Ericko Ye memerintah dengan statusnya.

Christy Mu mengambil sumpitnya, lalu menahan emosinya, “direktur Ye, sekarang adalah waktu pulang kerja.”

“tetapi sekarang ada di kantor, berarti kamu adalah karyawanku.”

“a, baik baik baik…. Kamu hebat!” Christy Mu menunjukkan jempol tangannya kepadanya, dengan tidak rela memisahkan duri ikan, sambil mengutuk dalam hatinya: kubunuh kau.

…..

Kantin di bawah kantor.

Carina Qiao sambil makan lalu menaruh sumpit, mengambil ponsel dan menelepon seseorang, “aku ada masalah mencarimu.”

“kapan?”

“sore saat pulang kerja, tunggu aku mengirimkan alamat.”

“baik.”

Carina Qiao mematikan teleponnya, dia sudah tidak ada nafsu makan.

Meskipun saat itu Gilbert Nan memarahinya bodoh, tetapi dia masih butuh bantuan lelaki ini.

Benar – benar menahan diri.

…..

Malam, Carina Qiao datang ke tempat yang di janjikan dengan Gilbert Nan, memesan secangkir air lemon, belakangan ini dia ingin meredakan panas dalam.

Tetapi setelah Beberapa saat kemudian, sudah melebihi setengah jam dari waktu yang di janjikan, Gilbert Nan masih belum muncul.

Carina Qiao semakin kesal, bukankah dia orang kaya? Tidak ada orang tua, jika bukan orang Keluarga Nan, Carina Qiao juga tidak ingin bekerja sama dengannya.

Di festival lampion, Gilbert Nan baru muncul di depannya.

Sejak masalah yang kemarin ketahuan, mereka tidak saling menghubungi lagi, tentu saja selain pesan itu.

“Gilbert Nan, apakah kamu bisa menepati janji, lihatlah sekarang sudah jam berapa, membuat seorang wanita menunggu, apakah kamu tahu malu?”

Carina Qiao kesal.

Gilbert Nan juga bukan orang yang mudah di ajak berbicara, “jika kamu tidah mau menunggu juga boleh pergi. Urusan kemarin aku belum bertanya padamu? Sudah merencanakannya dengan teliti, mengapa kamu membocorkannya?”

“masalah ini tidak bisa menyalahkanku. Hacker yang kamu cari terlalu lemah, tidak melihatku yang asli sudah asal menyebarkan foto….”

“ini masalah kapan? Mengapa kamu tidak memberitahuku?” Gilbert Nan memotong pembicaraannya.

Carina Qiao menundukkan kepala, saat itu dia ingin memberitahu Gilbert Nan, tetapi sudah menunggu Beberapa lama juga tidak berbicara, awalnya ingin dengan sikap tidak peduli, menyembunyikan masalah ini, tidak tahu kalau akibatnya menjadi parah seperti ini.

Gilbert Nan dengan marah, “Carina Qiao, apakah kamu tidak punya otak?

Mengapa masalah sebesar ini kamu tidak memberi tahuku? Apakah kamu kira kerja sama kita masih bisa berlanjut?”

“maaf… kelak tidak akan ada kejadian seperti ini lagi.” Carina Qiao meminta maaf, mencapai tujuan dengan kemampuannya benar – benar sulit.

Gilbert Nan memelototinya, lalu memalingkan kepala dan pergi, tapi…..

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu