Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 156 Mendekat, Yonathan Ye pergi (2)

Bandara.

Yonathan Ye seperti remaja yang akan bepergian sendirian, dia tidak terlihat sedih sedikit pun, dirinya memancarkan semangat dan aura positif.

Setelah Ericko Ye memberitahu hal umum pada dua orang yang akan ikut pergi bersama Yonathan Ye, dia mendatanginya dan berkata dengan sedih, “Telepon aku jika kamu ada masalah dan butuh sesuatu, dan kamu harus menjaga dirimu sendiri dengan baik.”

Yonathan Ye tersenyum bahagia, “Tenang, selama kamu mengirim uang ke kartuku tepat waktu, aku pasti akan hidup dengan baik.”

“Saham di perusahaan akan disimpan untukmu, dan pulanglah ketika kamu telah merasa lelah.”

“Ya, aku tahu,” setelah mengatakan itu, siaran bandara berbunyi memberi tahu Yonathan Ye tentang penerbangannya dan sesegera mungkin untuk pergi kepemeriksaan keamanan.

Yonathan Ye memberi isyarat kepada Aji dan anak murid Dokter Han untuk pergi dulu, berbalik dan memandang Christy Mu yang belum berbicara, dan berkata kepada Ericko Ye, “Kamu nanti harus bersikap baik kepada kakak iparku ini, kalau-kalau aku berubah pikiran, bisa saja kembali dan merebutnya darimu.”

Ericko Ye menatapnya lalu dengan sangat serius menjawab satu kata, “Baik.”

Siaran bandara berbunyi lagi, Yonathan Ye tahu dia tidak bisa menunda lagi, lalu meminta permintaan yang luar biasa, “Kak, aku boleh memeluknya sebentar saja tidak?”

Sejak mengenalnya, Yonathan Ye tidak pernah menggendongnya sekalipun, dia hanya pernah memegang tangannya, itupun saat dia sedang tertidur.

Sejujurnya, dia merasa sangat tidak terima.

Ericko Ye sesaat terdiam, lalu membalikan badan.

Christy Mu tidak menolak, lalu mengulurkan tangan memeluknya.

Hati Yonathan Ye seperti berada di dalam air, saat terpikir nanti dia tidak akan bisa melihatnya lagi, pelukan pada tubuhnya semakin erat.

“Jaga diri.” Ucap Christy Mu dengan suara lembut di telinganya.

Yonathan Ye yang sedang memeluknya mengangguk, tiba-tiba melepaskannya, mengecup bibirnya tiba-tiba, lau berbalik pergi...

Ini adalah ciuman pertamanya, dan dia ingin memberikannya pada wanita yang disukainya.

Walaupun, dia tidak menyukainya.

Christy Mu mematung di tempatnya, perasaan yang awalnya sedih karena sebuah perpisahan pecah karena kecupannya itu.

Anak ini!

Yonathan Ye tidak membalikan kepalanya, hanya melambaikan tangan, lalu menghilang di pintu periksa.

Belasan menit kemudian, pesawat terbang naik ke angkasa menembus awan.

Teman baiknya, sudah pergi.

……

Kehidupan kembali seperti sebelumnya, tapi Christy Mu mulai menyadari, kalau sikap Ericko Ye seperti berubah jauh lebih baik.

Seperti saat makan, dia akan sangat menjaga seleranya, dan menyuruh bibi Qin untuk menyiapkan sup untuk kesehatannya, pagi hari mobilnya pasti akan selalu berada di depan vila, dia akan membuka kursi depan penumpang, dan kalau Christy Mu berani melangkah selangkah, dia pasti akan langsung bergerak menggendongnya memasukannya ke dalam mobil. Malam hari, asal dia menunjukan perlawanan, dia pasti akan berhenti, lalu hanya tidur seadanya sambil memeluknya semalaman.

Christy Mu merasa sangat aneh, saat Yonathan Ye pergi menyuruhnya untuk memperlakukannya dengan baik, jadi dia benar-benar mendengar perkataannya?

Perusahaan Internasional Star Ye.

Sekretaris Liu membawa dokumen masuk ke ruangan direktur Ye.

“Direktur Ye, rencana jalan-jalan karyawan tahun ini sudah keluar, coba kamu lihat dulu.”

Jalan-jalan karyawan, ini adalah keuntungan setiap tahun yang diberikan perusahaan pada karyawan, selama diperjalanan, makan tempat tinggal, semua di tanggung perusahaan, karyawan hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri.

“Daki gunung?” Ericko Ye melihatnya sekilas, “Memangnya 2 hari cukup?”

Sekretaris Liu dengan serius berkata, “Karena weekend cuma ada 2 hari, jadi...”

“Nah tambahkan saja hari jumatnya jadi 3 hari, kalian kurang kerja sehari tidak akan membuat perusahaan ini bangkrut kok, kita harus membuat mereka senang dan puas bermain, dengan begitu mereka nantinya baru ada semangat kerja.” Ericko Ye membuka halaman terakhir, “Mendaki gunung sudah terlalu biasa, tambahkan lagi acara BBQ di luar.”

Sekretaris Liu menunjukan ekspresi bahagia, “Baik, aku akan segera mengubahnya.”

“Tunggu, ” Ericko Ye memanggil sekretaris Liu yang sudah berjalan ke depan pintu, “Tempat tinggalnya cari yang bisa masak, karena ada beberapa karyawan tidak bisa makan pedas.”

“Baik, direktur Ye.” Sekretaris Liu keluar dari ruangannya tidak bisa menahan senyum, ada beberapa orang yang tidak bisa makan pedas? Itu bukannya Christy?

Saat pemberitahuan ini sudah di umumkan di grup perusahaan, semua orang langsung heboh.

“OMG, direktur Ye sungguh baik sekali, besok kita bisa liburan yeay.”

“Iya lya, dan tempat tinggal kita nanti di vila dekat danau yang sangat bagus di kota A, dengar-dengar makanan kecil sana sangat enak loh.”

“Coba pikirkan, di tepi danau melihat sunset, sambil BBQan, dan ada cowok cakep yang menjernihkan mata, wah sungguh mantap sekali.”

Christy Mu mendengar euphoria rekan kerjanya, tidak excited sedikitpun, tentu saja, kalau liburan ini tidak ada Ericko Ye, dia pasti akan sangat bahagia.

Mendekati waktu pulang kerja, semua orang sudah malas duduk dan ingin pulang duluan, ada beberapa orang melihat Cadice He yang lengah, membawa tasnya dan berjalan ke depan pintu tapi kedapatan oleh Ericko Ye yang kebetulan disana juga.

“Direktur...Direktur Ye...” Mereka tergagap, dan langsung berlari kembali ke kursi masing-masing.

Christy My mendengar suaranya diam-diam tertawa, lalu melihat Ericko Ye berjalan mendekat, langsung menarik kembali senyumnya.

“Sudah selesai sibuknya?” Ericko Ye berjalan ke depan mejanya.

“Belum selesai.” Christy Mu sedang memperbaiki sebuah karya desain.

Ericko Ye mengambil pensil dari tangannya dan menyingkirkannya, berkata, “Yuk pergi, udah waktunya pulang kerja.”

Christy Mu dengan tenang melihat jam di laptopnya, menengadahkan kepala melihatnya, “Masih ada 10 menit.”

“Aku bosnya, jadi semua ikut dengan kata-kataku.” Dia lalu membuang pensil ke meja, mengangkat tasnya dan berkata, “Besok mau pergi liburan, jadi pergi beli barang dulu untuk besok.”

Christy Mu hanya bisa berdiri dan mengambil hpnya mengikutinya.

Sampai di depan pintu, Ericko Ye tiba-tiba berbalik, “Hari ini istimewa dari hari sebelumnya, jadi sekarang boleh pulang, tapi lain kali tidak bisa seperti ini lagi.”

“Oh yes--”

“Direktur Ye semoga panjang umur--”

Tangan Ericko Ye dengan sangat biasa merangkul bahu Christy Mu, membawanya berjalan ke arah lift.

Rekan kerja yang melihatnya merasa iri, dan ada beberapa berkata, “Direktur yang awalnya cuek bisa belajar menjadi seperti ini, orang yang jomblo seperti kita bagaimana?”

Ericko Ye membawa mobil sampai tiba di mall, Christy Mu merasa sedikit bingung.

“Mau beli apa?”

Ericko Ye dengan sadar menggenggam tangannya, satu tangannya membawa tasnya, “Beli sepatu dan baju, besok mau daki gunung, memangnya kamu ada baju dan sepatu yang cocok untuk itu?”

Eh...Dia memangnya sebegitu jelasnya kah dengan isi lemari bajunya?

“Baju ada, sepatu tidak ada.”

“Iya makanya kesini beli.” Ericko Ye mengatakan sangat apa adanya, tapi Christy Mu merasa sangat aneh, perubahan sikapnya ini begitu cepat, dan dia sejujurnya tidak bisa menerimanya.

Toko sepatu.

Ericko Ye sedetikpun tidak melepaskan tangannya, melihat satu demi satu pasang sepatu, setelah melihat satu yang cocok langsung memanggil pelayan, “Mau yang ini ukuran 37.”

Pelayang dengan cepat mengambilkannya, saat Christy Mu baru mau duduk di sofa mencobanya, Ericko Ye mengambil sepatunya dari pelayan, jongkok di depannya.

Christy Mu melihatnya langsung terkejut, menahan bahunya, “Ericko, aktingmu sudah kelewatan.”

Ericko Ye mengernyitkan dahi, “Akting apanya?”

Kamu masih bilang akting apanya, kamu beberapa hari ini sangat aneh, walaupun kamu telah berjanji akan memperlakukanku dengan baik dengan Yonathan Ye, tapi juga tidak usah melakukannya sampai ditahap ini.

Ericko Ye mengangkat kepalanya menatap kedua mata penuh curiga milik Christy Mu, dalam hatinya terasa terluka, dia mematung sesaat, dan akhirnya meyakinkan diri untuk mengatakan perasaannya yang sebenarnya, “Christy, aku memperlakukanmu dengan baik, bukan karena Yonathan mengatakan apa, tapi karena aku memang ingin melakukannya.”

Christy Mu mendengar katanya merasa panas, lalu mengulurkan tangan memegang dahi Ericko Ye, “Ericko, kamu tidak sedang demam kan?”

“Kamu...” Ericko Ye emosi tidak tahu harus berkata apa, saat dirinya memperlakukannya dengan tulus, tapi dia malah mencurigainya? Baiklah, semua karena dirinya yang sudah keterlaluan padanya, jadi tidak bisa menyalahkannya.

“Ericko, mungkinkah kamu ada maksud tertentu.” Christy Mu melihatnya yang memakaikannya sepatu, masih tidak percaya dengan kata-katanya.

“Christy, memangnya di tubuhmu ada bagian yang bisa aku bohongikah?” Ericko Ye emosi bertanya balik padanya.

Christy Mu memutar matanya, berkata dengan ketus, “Ya aku mana tahu? Lagian cara pikirmu dengan orang lain itu berbeda.”

Ericko Ye mendengar kata-katanya tidak tahu lagi harus berkata apa, akhirnya mengalah, “Sudah-sudah, aku tidak mau ribut denganmu, kita beli barang ini dengan tenang lalu pulang ke rumah, ok?”

Christy Mu mengerucutkan bibirnya, sejak kakaknya hilang, dia sudah tidak memiliki rumah, mengenai vila keluarga Ye, itu tidak lebih dari sebuah penjara yang dihias indah, dan dia dari awal tidak merasa itu adalah rumah.

Dan selanjutnya berjalan dengan lancar, asalkan Christy Mu menyukai baju atau sepatunya, tanpa menyuruhnya mencobanya Ericko Ye langsung menyuruh pelayan membungkusnya.

Lagipula yang dia punyai adalah uang, dan harus di habiskan sebisa mungkin.

Sepulang kerja langsung di tarik pergi belanja, Christy Mu dari awal sudah merasa perutnya lapar dan berbunyi.

“Sudah lapar?” Ericko Ye yang mendengar jeritan suara perutnya, tertawa jahil, “Yuk, pergi makan.” Lalu meletakan semua belanjaan ke bagasi mobil.

Christy Mu tiba-tiba terpikir, memakai sabuk pengaman, “Aku mau makan di dekat sekolahku.”

Jarang mendengarnya merequest tempat, Ericko Ye tentu saja langsung menyetujuinya.

Tapi sampai di tempat, Ericko Ye langsung mematung.

Mahasiswa yang lalu lalang memenuhi jalan, hotpot, sate, milktea, kue telur, pancake buah, dan makanan goreng lainnya, semuanya ada, dan Ericko Ye paling tidak bisa menerima kebersihannya. Tidak hanya pintu tempat makan yang berantakan, dia sangat jelas melihat penjual pancake sehabis mengelap keringat di dahinya, lalu tanpa mencuci tangan langsung mengerjakan pancake kedua.

Christy Mu dalam hati tertawa puas, alasannya membawanya kesini karena dia tahu, Ericko Ye adalah orang yang sangat menjaga kebersihan makanan.

“Mau makan apa?” Tanya Christy Mu dengan sangat ramah, tanpa menunggu jawabannya, dia langsung mendorong yang lainnya dan berjalan ke toko milktea, “Halo, aku mau segelas milktea, terima kasih.”

Ericko Ye tidak punya cara lain hanya bisa mengikutinya.

“10 ribu.” Pemilik toko milktea itu memberikan milktea padanya, saat Christy Mu mengeluarkan uang dari tasnya, Ericko Ye langsung mengambil uang 10 ribu dan memberikannya pada pemilik toko.

“Apa enaknya ini.” Ericko Ye memandangnya sebelah mata, “Cuma tambahan gula yang banyak dan tidak sehat.”

Christy Mu sudah lama tidak datang kesini, melihat tempat yang familiar, mencium aroma yang familiran, perasaannya menjadi lebih baik.

Menghisap milktea, Christy Mu dengan senang berkata, “Huh, bos besar sepertimu bagaimana bisa mengerti ketertarikan kami masyarakat biasa pada ini, asalkan enak sudah cukup, untuk apa memikirkan yang lainnya.”

Ericko Ye melihat wajah kecilnya yang bangga, menempelkan badan dan menghisap milktea di tangannya, setelah menelannya masih dengan nada menghina berkata, “Juga tidak enak sampai bagaimana.”

Christy Mu mengerutkan alis melihat pipet yang sudah di sentuhnya, merasa tidak senang, bagaimana bisa meminumnya?

“Kamu merasa jijik karena bekasku?” Ericko Ye seperti bisa membaca hatinya, dan di telinganya dengan suara kecil berkata, “Aku juga tidak tahu kita sudah berciuman berapa banyak kali, kamu sekarang merasa jijik bukannya sudah terlambat ya?”

Christy Mu melototoinya, lalu memberikan milkteanya padanya, ya sudah dia tidak usah minum milktea itu lagi saja.

Selanjutnya, Christy Mu datang ke toko mie yang biasa dia datangi, lalu memesan pesanannya sendiri, lalu berbalik bertanya padanya, “Kamu mau makan apa?”

“Samakan saja denganmu.”

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu