Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 427 Menggodamu (1)

Evardo Ye tidak menyangka Bianca Ye menyuruh kakak iparnya sendiri mengenakan baju yang terbuka seperti itu. Tidak apa kalau Bianca Ye memakainya sendiri, Evardo Ye malas memperdulikan wanita itu, tapi berbeda kalau  itu tentang Yolanda Duan.

Yolanda Duan adalah wanitanya, bagaimana bisa wanitanya memakai baju seperti itu untuk pergi.

Evardo Ye mengerti, Bianca Ye datang ke rumahnya untuk mengajarkan hal buruk pada Yolanda Duan.

Evardo Ye agak curiga, apakah Bianca Ye diusir oleh seseorang? Mungkin Bianca Ye sendiri asal mencari alasan dan mencari Justin Nan untuk bermain bersama.

Tujuan Bianca Ye datang kemari adalah untuk tinggal di rumah mereka lalu mengajarkan hal buruk pada Yolanda Duan.

Evardo Ye menatap bingung ke Bianca Ye, "Kemari dan bawa juga dompet yang kamu bawa."

Bianca Ye juga tidak merasa ada hal yang aneh, lalu dengan patuh membawa dompetnya ke Evardo Ye.

Bianca Ye memberikan dompetnya ke Evardo Ye. Evardo Ye melihatnya sekilas, sudut bibitnya tertarik, ada senyuman di balik mata Evardo Ye.

Tiba-tiba Evardo Ye berkata: "Hei, ada orang yang mengetuk pintu. Bianca, coba lihat siapa yang datang."

Biasanya Bianca Ye selalu patuh pada ucapan Evardo Ye, tapi kali ini Bianca Ye memanyunkan bibir, berjalan ke arah pintu, tapi tidak ada orang di sana.

Evardo Ye berada di belakang Bianca Ye, mendorong wanita itu pelan sambil melempar dompet Bianca Ye ke luar.

Evardo Ye menepuk tangannya, menutup pintu dengan cepat.

"Kak! Kak, apa yang kamu lakukan!"

"Kak, buka pintu! Aku adik kandungmu...."

"Kak Evardo, Kak Yolanda, selamatkan aku...."

"Ini... Evardo, bagaimana kalau kita bukakan pintu?" Akhirnya Yolanda Duan tidak tahan dengan permohonan Bianca Ye.

"Tidak bisa. Dia memiliki banyak uang, untuk apa berada di rumah kita?" Evardo Ye menjawab.

Nada suaranya tegas, sikapnya jelas tidak boleh membukakan pintu untuk Bianca Ye.

"Yolanda, kita tidur saja, ya?" Evardo Ye melihat ke Yolanda Duan sambil tersenyum.

"Tidak bisa." Baru saja mereka selesai makan, kalau langsung tidur nanti akan gemuk dan juga dirinya tidak mengantuk.

"Kenapa?" Evardo Ye berpura-pura memasang ekspresi terluka menatap ke Yolanda Duan. Wajah memelas pria itu membuat Yolanda Duan tidak tega.

"Baiklah, baiklah. Kita rebahan sebentar saja." Selesai bicara, Yolanda Duan seperti masih memikirkan sesuatu, "Bagaimana dengan Bianca?"

Baru saja Bianca Ye dikunci dari luar oleh Evardo Ye dan sinar matahari di siang hari sangat menyengat, kalau Bianca Ye pingsan karena kepanasan bagaimana?

Mendengar Yolanda Duan membicarakan Bianca Ye, Evardo Ye mengerutkan dahinya, lalu berpikir bahwa wanita itu tidak bodoh.

"Tidak apa. Bianca tidak bodoh, dia pasti akan mencari tempat. Ayo pergi, kita istirahat." Evardo Ye menjawab dengan lembut.

"Tapi... Bianca.. sungguh tidak apa-apa?" Yolanda Duan masih khawatir, wanita itu kembali mendongak dan bertanya pada Evardo Ye.

"Tidak apa." Evardo Ye mengerutkan dahinya. Ada apa dengan wanitanya?

Semuanya salah Bianca Ye. Bianca Ye membuat wanitanya tidak menjadikan dirinya prioritas.

Evardo Ye tidak senang dan langsung menggendong Yolanda Duan dengan gaya bridal, langsung membawa wanita itu ke kamar.

"Ah!"

"Apa yang kamu lakukan, Evardo." Hanya ada mereka berdua, tetapi Yolanda Duan masih agak malu dan wajahnya memerah.

"Apa lagi? Kita tidur siang." Evardo Ye menggendong Yolanda Duan, hatinya senang seperti bunga yang baru mekar. Akhirnya dia menyingkirkan Bianca Ye.

Akhirnya dunia ini menjadi milik mereka berdua lagi.

Evardo Ye merasa sangat senang.

……

Huh! Dirinya tidak menyangka kakaknya sendiri mengusirnya. Huhuhu....

Kakaknya tega... tega mengusir wanita muda sepertinya keluar. Bahkan tidak memberinya sepeser uang... bahkan ponselnya juga tidak ada... bagaimana aku bisa menghubungi Justin Nan...

Ah? Benar, ketika kakak mendorongnya, sepertinya kakak melempar sesuatu ke luar?

Yang dilempar Evardo Ye sepertinya dompetnya sendiri.

Bianca Ye melangkah cepat, selangkah demi selangkah berjalan sambil melihat dengan hati-hati apakah di rerumputan ada barang miliknya.

"Ketemu." Bianca Ye menemukan dompet di dalam rerumputan.

"Yah kakak masih baik denganku, dia masih melemparkan dompetku ke luar. Tapi... tapi... ponselku!"

Bianca Ye tahu dirinya tidak bisa kembali ke dalam, lalu Bianca Ye berjalan ke pinggir jalan, memanggil sebuah taksi.

"Pak, pergi ke mall terdekat ya." Melihat sendal jepit yang dipakainya dan pakaian yang dikenakan, tanpa ragu Bianca Ye berkata.

Melalui cermin mobil, sang supir melihat Bianca Ye. Wanita ini memakai baju aneh sekali, tidak mungkin kunci rumahnya tergeletak di dalam rumah dan rumahnya terkunci, kan?

Hm, situasi seperti ini juga mungkin terjadi.

Sang supir sendirian membayangkan situasi mengapa Bianca Ye bisa memakai sendal jepit dan baju tidur untuk keluar ke rumah.

……

"Evardo, menurutmu Bianca tidak mungkin masih ada di luar, kan?" Yolanda Duan masih merasa khawatir dengan Bianca Ye yang berada di luar.

Evardo Ye mengernyit tidak senang, "Tidak apa. Jangan pedulikan dia." Evardo Ye memejamkan mata, menjawab datar.

Yolanda Duan berpikir sebentar, masih merasa khawatir, lalu Yolanda Duan berdiri, ingin melihat apakah Bianca Ye masih di luar.

"Apa yang kamu lakukan?" Karena gerakan Yolanda Duan, Evardo Ye yang awalnya memejamkan mata, membuka matanya lagi.

"Bianca tidak membawa uang, juga tidak membawa ponselnya, dia bisa pergi kemana? Tidak bisa, aku harus melihatnya." Yolanda Duan buru-buru menjawab.

Mendengar ucapan Yolanda Duan, Evardo Ye menyemburkan tawa.

Yolanda Duan tidak tahu apa yang sedang ditertawai Evardo Ye, Yolanda Duan hanya bisa melebarkan matanya polos.

Wanita bodoh ini, "Barusan aku memasukan ponselnya ke dalam dompet, lalu melemparnya bersamaan."

Evardo Ye tertawa melihat Yolanda Duan yang bengong, lalu mengulurkan tangan mencubit hidung Yolanda Duan.

"Tadi kamu membuang dompet dan ponselnya?" Yolanda Duan masih ragu.

"Ya. Dia masih adik kandungku." Evardo Ye menjawab dengan tertawa geli.

Mau bagaimanapun Bianca Ye, dia tetaplah adik kandung Evardo Ye. Mau bagaimana pun Evardo Ye memerintah adiknya, dari dalam hati Evardo Ye masih menyayangi adiknya.

"Baiklah, ayo tidur." Evardo Ye mencium dahi Yolanda Duan,  lalu menenggelamkan kepalanya ke leher Yolanda Duan.

"Eum, baik." Melihat wajah tenang Evardo Ye, hati Yolanda Duan menjadi tenang.

Tapi seringkali Yolanda Duan akan teringat dengan anak mereka yang belum sempat lahir.

Bayi yang meninggal karena kecelakaan.

Dua hari yang lalu Yolanda Duan baru mendapatkan surat panggilan dari pengadilan. Surat itu mengatakan, bahwa dalam beberapa hari ini mereka akan membuka sidang. Begitu mengingatnya, Yolanda Duan merasa sakit.

Menyadari perubahan Yolanda Duan, Evardo Ye membuka mata, dengan lembut menatap Yolanda Duan, "Yolanda, ada apa? Tidak bisa tidur?"

Awalnya Evardo Ye merasa sudah siang hari dan ingin menyuruh Yolanda Duan beristirahat sebentar, tapi sepertinya sekarang wanita itu sama sekali tidak mengantuk.

"Tidak apa. Ayo kita tidur sebentar." Yolanda memejamkan mata.

Evardo Ye menyipitkan mata. Pria itu tahu, Yolanda Duan teringat kembali tentang anak mereka, wanita itu sedang merasa sedih.

"Hm." Jawab Evardo Ye. Melihat Yolanda Duan memejamkan mata, perlahan-lahan Evardo Ye ikut memejamkan mata.

……

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu