Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 545 Kami Tidak Cocok (3)

Berdiri di tempat masuk komplek, Yunardi Mu merokok dengan wajah serius.

Meskipun di hadapan Ani Xie dan Yonardo Xiao dia menunjukkan tampang baik-baik saja, tapi perasaan Yunardi Mu sangatlah kesal.

Juga karena ini, Yunardi Mu yang jarang merokok, baru menggunakan rokok untuk membuat perasaannya baikan.

Bersamaan, ayah Vanny berjalan dari luar, melihat seorang anak muda yang sedang merokok, di samping kaki anak muda itu ada banyak batang rokok, lalu menggelengkan kepala.

Sebenarnya rokok-rokok itu bukan Yunardi Mu yang buang, ujung rokok-rokok miliknya dia buang di dalam tong sampah.

Hanya saja pemandangan seperti ini, sangat mudah membuat orang salah paham.

Ayah Vanny sudah menjadi guru seumur hidupnya. Melihat anak muda begitu tidak sopan, juga tidak mencintai lingkungan, jadi tanpa bisa ditahan mengoceh.

"Anak muda, merokok di tempat umum sudah sangat tidak etis, kenapa kamu masih membuang rokok di sembarang tempat, sangatlah tidak sopan."

Yunardi Mu sedang sangat kesal, dan dia berusaha keras menenangkan nada bicaranya, "Paman, aku sekarang sedang sangat kesal, bisakan membiarkan aku sendirian?"

"Lihatlah dirimu, masih begitu muda, kalau bertemu masalah jangan berwajah masam. Muda adalah modalmu, harus semangat."

Melihat pak tua itu tidak ada habis-habisnya, Yunardi Mu tidak sungkan lagi dan langsung berkata, "Kamu jangan memarahi aku lagi, kerjakan urusanmu sendiri, jangan ikut campur urusan orang lain."

Sikap Yunardi Mu membuat ayah Vanny menggelengkan kepala dan berkata, "Benar-benar sangat tidak sopan anak muda sekarang!"

Setelah selesai berkata, ayah Vanny berjalan masuk ke dalam komplek, dan kesan pertamanya pada Yunardi Mu sangatlah buruk.

Mendengar suara pintu terbuka, Vanny menoleh ke arah pintu. Melihat itu adalah ayahnya, Vanny bertanya dengan terkejut, "Ayah, kenapa kamu pulang begitu cepat?"

"Hari ini Jesper ada urusan, jadi pulang kerja lebih cepat."

Ibu Vanny menggantungkan baju luaran ayah Vanny ke gantungan baju yang ada di samping, menyadari wajah ayah Vanny tidak terlalu senang pun bertanya, "Ada apa, kalah dari Jesper?"

"Dengan kemampuan Jesper itu, mana mungkin aku kalah darinya. Aku ini, di depan komplek melihat seorang anak muda yang sangat tidak sopan. Hanya kunasehati dua kalimat saja sudah marah-marah. Kalau setiap orang memiliki sifat seperti dia, maka masyarakat ini sudah tidak ada harapan lagi."

"Haiya, bukan semua orang seperti itu, contohnya kakak kelas Vanny itu sangat sopan."

Diungkit oleh ibu Vanny, kakak kelas tersenyum lembut.

Ibu Vanny masih ingin mengatakan sesuatu, tapi bel pintu berbunyi.

"Siapa yang datang di jam sekarang ini."

"Aku pergi bukakan pintu."

Vanny melangkah cepat ke pintu. Saat buka pintu dan melihat orang di luar pintu, dia pun tersentak.

"Vanny, siapa itu?"

"Ah, orang yang menawarkan asuransi."

Setelah Vanny selesai berkata, dia langsung menutup pintu,..

Yunardi Mu yang berada di luar menahan pintu dengan ekspresi keras kepala.

Vanny tidak ada cara lain, hanya bisa ikut Yunardi Mu keluar rumah.

Pintu tertutup rapat, Vanny mengerutkan dahi dan berkata, "Yunardi, kamu jangan mencariku lagi. Masalah yang waktu itu kamu tanyakan padaku, aku sudah pikirkan dengan jelas. Sekarang sudah bisa memberikan jawabannya kepadamu."

Perasaan Yunardi Mu sedikit sedih, menatap Vanny lurus, dan berkata dengan nada memohon, "Sebelum kamu memberikan jawabannya, apa bisa dengarkan aku bicara beberapa kalimat?"

Wajah Yunardi Mu membuat Vanny merasa kasihan.

Tapi belum menunggu Vanny menjawab, ada seseorang lagi berjalan keluar dan bertanya, "Vanny, kenapa masih belum masuk?"

Di saat melihat ketua kelas, ekspresi Yunardi Mu berubah, dalam ketidakpercayaan bertanya dengan aura membunuh, "Kenapa dia ada di sini?"

Vanny sangat khawatir ayah ibunya akan melihat, jadi berkata dengan nada panik, "Kakak kelas bermain ke sini, aku bertugas menjemputnya."

"Kalau begitu aku juga main ke sini, kamu juga jemput aku."

"Jangan bercanda lagi, cepatlah pergi."

"Aku tidak bercanda, aku serius. Kebetulan, hari ini ayah dan ibumu ada, aku sekalian memberi salam pada mereka."

"Hei, kamu ..."

Setelah berkata, Yunardi Mu berjalan melewati Vanny, mendorong pintu dan masuk ke dalam rumah.

"Halo, paman dan bibi."

Yunardi Mu memang dari lahir mempunyai aura mahal di tubuhnya. Berdiri di dalam ruangan, mempunyai kharisma yang sulit dikatakan dan membuat orang tidak dapat menahan diri untuk menatapnya.

Ibu Vanny tersentak, melihat ke arah Vanny, lalu melihat lagi ke arah Yunardi Mu, dan berkata, "Yo, sekarang yang menjual asuransi, apakah semuanya sangat tampan? Benar-benar sama tampannya seperti artis, tampan sekali!"

Ibu Vanny tanpa bisa menahan diri membandingkan anak muda di depan dengan kakak kelas. Kalau dari wajah, anak muda di hadapannya ini lebih tampan, lebih berkharisma, mempunyai kharisma pemenang yang natural.

Tapi kalau dari faktor hidup keseharian, tipe seperti kakak kelas lebih mempunyai perasaan aman.

Tapi, lebih banyak melihat anak muda juga bagus, mata sangat nyaman. Hidup setengah abad, masih belum pernah melihat orang setampan ini!

Ayah Vanny baru menuang teh, bersiap minum, dia menengadahkan kepala menatap Yunardi Mu.

Ternyata orang itu!

Ayah Vanny meletakkan gelas di samping, lalu berkata dingin, "Maaf, keluarga kami tidak membutuhkan asuransi, kamu sudah boleh pergi."

Semua kebanggaan di diri Yunardi Mu, ketika melihat ayah Vanny, seketika hilang.

Orang ini, kenapa adalah ayah Vanny?!

Yunardi Mu merasa malu dalam hati, tapi tetap tersenyum sopan dan berkata, "Paman, masalah tadi, sangat maaf, sebenarnya ..."

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, aku yang terlalu banyak mengurusi masalah. Tidak perlu pedulikan perkataan pria tua sepertiku."

Belum selesai berkata, ayah Vanny sudah memutuskan perkataannya, lalu minum teh dengan pelan.

Mendengar perkataan ayah Vanny, ibu Vanny bertanya, "Jangan-jangan, ini adalah anak muda yang kamu bilang tidak sopan tadi?"

Ayah Vanny mengangguk dulu, lalu baru berkata pada Yunardi Mu, "Anak muda, meskipun kamu sangat tampan, tapi sifat juga sama pentingnya, dengan begitu kedepannya kamu baru bisa berhasil."

Begitu mulai bicara, ayah Vanny terus mengoceh, tidak lelah-lelahnya memberikan nasihat.

Melalui kejadian kali ini, Yunardi Mu juga menyadari satu hal, yaitu, kedepannya di jalanan jangan sembarangan bertengkar dengan orang tua, karena bisa jadi, orang tua itu adalah mertua masa depannya ....

Yunardi Mu sangat lelah dalam hati. Sedangkan Vanny di samping malah menahan tawa, sama sekali tidak bertujuan membantu.

Terakhir, kakak kelas yang angkat bicara dengan maksud baik, "Paman, bibi, kalian yang salah paham. Dia bukan sales penjual asuransi, melainkan Yunardi Mu."

Ibu Vanny bertanya dengan penasaran, "Siapa itu Yunardi Mu? Apa sama seperti Nona Xie, juga merupakan artis film?"

"Bukan, dia adalah direktur Perusahaan Mu."

"Perusahaan Mu ..." ayah Vanny berpikir sebentar lalu baru tersadar, "Oh, aku teringat. Aku pernah mengajari satu murid dan dia pergi bekerja ke Perusahaan Mu. Katanya itu adalah perusahaan besar, memiliki lingkungan yang baik dan masa depan yang terjamin."

Ternyata anak muda di depan ini adalah direktur, pantas sangat sangat berkharisma.

Tapi orang tua Vanny tidak karena status Yunardi Mu, merubah sikap terhadap Yunardi Mu.

Ayah Vanny bertanya sambil mengerutkan dahi kepada Yunardi Mu, "Kamu sebagai direktur, kenapa datang ke rumah kami?"

Vanny terus menghindari pandangan Yunardi Mu, tapi Yunardi Mu malah terus menatapnya, tidak membiarkan Vanny kabur.

"Aku datang untuk mencari Vanny."

"Vanny, kamu berhutang?"

Pantas juga ibu Vanny salah paham, karena ekspresi Yunardi Mu menatap Vanny, memang benar seperti sedang menagih hutang pada Vanny.

Mendengar pertanyaan itu, Vanny mengelak, "Ibu, aku tidak ..."

"Iya, dia memang benar berhutang padaku."

Belum selesai berkata, Yunardi Mu memutuskan perkataan Vanny duluan, dan membenarkan perkataan ibu Vanny.

Hal itu membuat Vanny tersentak, Vanny memelototi Yunardi Mu dan memarahi, "Yunardi, kamu jangan memfitnah orang, kapan aku pernah berhutang uang padamu?!"

"Saat kamu sakit, aku membantumu membayarkan biaya rumah sakit!"

Yunardi Mu berkata dengan pelan, membuat Vanny memarahi Yunardi Mu dalam hati.

Brengsek ini, sudah memastikan kalau dia tidak ingin membuat orang tuanya mengetahui masalah sakitnya, jadi mengatakan ini untuk dijadikan sebagai ancaman!

Tidak bisa, tidak boleh membiarkan pria itu berhasil!

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu