Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 331 Rumor Perselingkuhan (1)

Setelah dia pergi, Bianca Ye dengan cepat mengenakan baju, baju yang disiapkan olehnya begitu lengkap tidak ada yang kurang.

Ini adalah sarang serigala, kalau dia masih bertahan disini maka dia harus siap dihabisi olehnya, jadi alangkah lebih baik kalau dia cepat pergi dari sini. Tapi, hp dan kunci mobilnya dimana?

Bianca Ye mencarinya di sekeliling kamar dan ruang tamu tapi tidak menemukannya, Justin Nan dengan sangat jelas dan tahu apa yang sedang dia cari bertanya, “Mencari hp?”

“Kembalikan padaku.” Ucap Bianca Ye sambil mengulurkan tangannya.

Justin Nan sambil menuang bubur putih berkata, “Selesai makan baru aku kembalikan padamu, tempat tinggalku ini sangat susah mencari taksi, kamu pergi diam-diam juga tidak ada gunanya.”

Bianca Ye berjalan tertatih, duduk di meja makan.

“Aku walau bagaimanapun adalah penyelamat hidupmu kan, meminta kamu untuk temani aku makan tidak keterlaluan lah kan,” Justin Nan menambahkan 2 piring sayur meletakannya ke meja makan, satu piring berisi sayur kentang dan cabai hijau, satu piringnya lagi berisi tumis jamur dengan sayur hijau, “Aku biasanya tidak masak, jadi di dalam kulkas cuma ada sedikit sayur, ya kamu makan seadanya saja ya, isi perut.”

Barusan dia masih tidak merasa lapar, tapi saat mencium bau makanan di depannya, perut dengan tanpa malu mulai menggerutu berbunyi, dan dia tutupi dengan tawa, “Seorang kamu bisa memasak juga ya.”

“Memangnya aneh kalau aku bisa masak?” Justin Nan memberikannya sendok.

Bianca Ye menyesap dikit bubur di mangkuknya, rasanya cukup enak. “Pokoknya penampilanmu itu tidak seperti orang yang bisa masak.”

“Nah kamu bisa masak tidak?” Tanya Justin tiba-tiba.

Bianca Ye meregangkan bahunya, “Tidak bisa, ayahku tidak membiarkan aku belajar masak.”

Justin Nan mengerutkan alis meliriknya, “Benar kata paman, kamu tidak perlu belajar, cukup aku saja yang bisa.”

“Woy! Justin, kamu bisa tidak tidak memperlakukan aku dengan seenaknya?” Bianca Ye menyodok mangkuk buburnya.

Justin Nan tidak ingin membuatnya marah, tertawa, “Cuma bercanda kok, jangan terlalu serius.”

Bianca Ye tidak tahu api emosinya datang dari mana, dan berkata dengan aneh, “Iya, benar, kamu kan awalnya terkenal dengan keplayboyan kelas kakapmu di kota A, jadi bercanda itu bisa di ucapkan dengan mudah kan?”

Justin Nan terdiam, diam-diam menggertakan giginya, memangnya dia untuk apa mengatakan kata seperti itu pada orang lain?

“Yang barusan aku bilang memasakan makanan untukmu itu tidak bercanda,” Justin Nan berusaha menjelaskan.

Bianca Ye tertawa dingin, “Terserahlah, lagi pula nyata atau tidaknya memangnya ada kaitannya denganku kah?”

Hati Justin Nan seperti tertusuk pisau, dia menatapnya lurus, “Bianca, apa yang aku lakukan padamu itu semuanya begitu serius dan nyata.”

“Justin, kata-katamu ini sudah kamu ucapkan pada berapa banyak wanita, hum? Dirimu sendiri pasti sudah tidak bisa menghitungnya kan,” Bianca Ye berseru, “Bawa mereka pulang, memasak untuk mereka, lalu berkata pada mereka kalau kamu menyukainya, dan para wanita itu semua pasti akan sangat terharu padamu kan.”

“Aku tidak pernah membawa pulang wanita ke rumah, dan tidak pernah memasakan makanan untuk wanita manapun, kamu adalah wanita pertama.” Justin Nan dengan sangat serius menjelaskan.

Hati Bianca Ye berdegup, dan bergumam, “Huh, siapa juga yang tahu siapa saja yang pernah datang.”

Lagi pula di kota A ini namanya lebih terkenal dengan sikap ke playboyannya.

Justin Nan melihat ekspresinya tahu kalau dia tidak mempercayainya, lalu berkata, “Sejak bertemu denganmu, aku sudah tidak berhubungan dengan wanita lainnya lagi, untuk hal ini aku berani bersumpah.”

Kalau tidak mengatakan ini pasti semuanya akan baik-baik saja, tapi sekali mengatakan ini api emosi Bianca Ye yang baru memudar kembali datang, dia sudah kehilangan nafsu makannya, mengulurkan tangan, “Mana hp dan kunci mobilnya?”

Justin Nan tahu kalau dirinya sudah menginjak langit petir, keadaan mereka tadi harusnya baik-baik saja tapi dia mengapa harus mengatakan tentang wanita lainnya? Sungguh bodoh sekali, masih melabeli dirinya seorang master cinta, tapi kenapa saat bertemu dengan Bianca Ye dirinya langsung berubah menjadi seorang idiot? Mengapa dia tidak bisa membedakan kata-kata mana yang harus di ucapkan dan kata-kata mana yang tidak harus di ucapkan.

“Aku tanya sekali lagi, hp, kunci mobil!” Wajah Bianca Ye begitu dingin, dia juga tidak tahu api emosinya saat ini datang dari mana.

Justin Nan melihatnya benar-benar marah, akhirnya hanya bisa mengeluarkan 2 buah barang dari kantongnya, “Aku antar kamu pulang ya.”

“Tidak perlu.” Bianca Ye meraihnya, lalu berbalik berjalan ke arah pintu.

Justin Nan dengan buru-buru melepaskan celemeknya pergi mengejarnya, saat masuk ke dalam lift baru sadar kalau keduanya mengenakan sendal jepit rumah.

Suasana di dalam lift begitu dingin, Bianca Ye dari awal memalingkan wajah tidak melihatnya, sampai di lantai 1, Justin Nan baru sibuk menarik pergelangan tangannya. “Disini benaran susah cari taksi, aku antar kamu pulang saja.”

Bianca Ye menyentak tangannya berusaha melepaskan tarikannya tapi tidak terlepas, dengan marah melototinya, “Justin, orang seperti kamu ini kenapa begitu menyebalkan hah?”

Suasana hati Justin Nan seketika menjadi begitu terang, karena menurutnya, kata-kata ini hanya bisa diucapkan oleh wanita saat mereka merajuk.

“Iya, iya. Aku memang sangat menyebalkan, tapi kamu lihat hari ini udah larut malam, jadi biarkan aku mengantarmu pulang ya?” Justin Nan menggunakan sikap sabar dan lembutnya yang jarang terjadi padanya, dan dia tidak tahu sampai dimana batas kesabarannya.

Bianca Ye mengerutkan alis, “Kamu sekarang tidak takut kalau ayahku melihatmu akan mematahkan kakimu?”

“Kalau memang harus dipatahkan tidak apa-apa aku tetap harus mengantarmu, aku tidak tenang membiarkanmu semalam ini pulang sendiri.” Suara Justin Nan begitu lembut menarik tangannya, “Ayo jalan, mobilnya ada di luar.”

Bianca Ye sesaat ragu, akhirnya membiarkan dia menarik tangannya pergi.

Semalam ini pulang sendiri memang tidak aman, dia memberikan alasan untuk dirinya sendiri.

Sampai di depan gerbang rumah Ye, saat Bianca Ye tanpa ragu turun dari mobil, Justin Nan menahan tangannya.

“Apa?” Bianca Ye dengan was-was melihatnya.

Justin Nan geli sendiri, kemudian mengingatkannya, “Luka kakimu belum membaik, pulang nanti ingat kasih obat lagi, rumahmu ada dokter pribadi kan.”

“Ada.”

“Nah baguslah, dokter harusnya ada obat, kamu jalannya pelan-pelan ya. Hati-hati.”

“Iya iya,” Bianca Ye turun dari mobil mendumel, “Cerewet sekali.”

Kata-kata ini sampai di telinga Justin Nan, dan dia hanya bisa pasrah, dia juga tidak tahu kenapa dirinya begitu menyukai Bianca Ye, menyukainya hingga bisa merubah sikapnya sebelumnya.

Setelah melihat Bianca Ye masuk ke dalam vila yang begitu besar, dan sudah tidak terlihat sosoknya lagi Justin Nan baru menghidupkan mesin mobil pergi dari sana.

Yang dia tidak lihat, saat mobilnya baru berbalik, Bianca Ye menoleh ke belakang melihatnya.

Sambil jalan masuk ke dalam rumah Bianca Ye berpikir, sikapnya malam ini agak keterlaluan ya? Karena walau bagaimanapun Justin Nan sudah menyelamatkan dirinya keluar dari selokan, saat memikirkan ini dia semakin merasa bersalah, dia menghentikan langkah kakinya lalu mengeluarkan hp mengetik dua kata mengirimkannya padanya.

Saat notif pesan terkirim berbunyi, Bianca Ye langsung menyesal, pusing! Mengapa harus berterima kasih padanya? Dia bagaimana bisa lupa kalau laki-laki itu sudah melihat dirinya yang telanjang.

“Ahh--” Bianca Ye berteriak frustrasi, dan masih dalam keadaan menyesal dia menerima balasan pesannya, dengan memicingkan mata membukanya, di atasnya tertulis beberapa kata: Demi kamu, aku rela melakukan apapun.

“Gila!” Maki Bianca Ye, dia memasuka hp ke dalam kantongnya, dan tidak menyadari kalau bibirnya diam-diam telah mengembang.

Melangkah masuk ke dalam rumah, Bianca Ye langsung merasakan hawa yang tidak enak, ayah, ibu dan kakak duduk di sofa diam tak bersuara, mimik wajah mereka semua begitu serius.

Terjadi apa lagi ini?

Bianca Ye dengan tertatih jalan ke ruang tamu, dengan hati-hati bertanya pada Evardo Ye, “Kak, kalian kenapa?”

Mata tajam Christy Mu melihatnya, “Kamu kenapa baru pulang?”

Hati Bianca Ye berdegup, mereka mungkinkah tahu kalau dirinya dengan Justin Nan...

Tidak bisa tidak bisa, di pukul sampai matipun dia tidak bisa mengakuinya.

“Itu...” Kedua tangan Bianca Ye berada di belakang, “Aku hari ini...”

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu