Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 528 Pulang (1)

Saat tadi Yunardi Mu bertanya kepada Vanny, Vanny berbohong, sebenarnya Vanny belum makan.

Sekarang dia, sangat lapar, aroma makanan yang harum, membuat dia menunjuk-nunjuk ke arah aroma makanan itu

Sembari menjilati bibir bawahnya, dia mendorong pintu keluar ruangan dan mencoba melihat apa itu, begitu harum.

Mengikuti arah aroma itu, pergi menuju dapur, setelah itu, Vanny melihat Yunardi Mu mengenakan celemek, sibuk memasak makanan.

Memalingkan wajahnya, Yunardi Mu melihat Vanny, berbicara dengan ringan, "Nasi goreng telur, temani aku makan sedikit."

Vanny menjilati bibir bawahnya, berkata, "Sebenarnya aku sudah makan, hanya makan sedikit, hanya menemanimu makan saja."

Melihat Vanny berbicara seperti itu, dan juga dengan sengaja menunjukkan sikap cuek seperti itu, Yunardi Mu mau tak mau membuka mulut, dan tertawa ringan.

Meskipun tahu Vanny sedang berbohong, tapi Yunardi Mu tidak menuduh dia, malah memberikan dia sepasang sumpit, bersamaan duduk diseberang Vanny.

Dua orang duduk berseberangan, untuk sementara melupakan rasa malu, menikmati makanan yang sederhana bersama.

Meskipun sederhana. Tapi Vanny justru makan dengan lahap, sesuap demi sesuap, dengan cepat sudah memakan sebagian.

Seseorang bisa makan sampai seperti itu, Yunardi Mu sangat puas, bahkan jika dia tidak makan apapun, dia juga sangat puas.

Menatap Vanny dengan sepasang matanya, Yunardi Mu bertanya, "Apakah enak?"

Vanny sudah tidak tahu mau berkata apa, hanya mengangguk-anggukan kepala, menandakan rasa makanan ini sangat enak.

Melihat ekspresi puas Vanny. Yunardi Mu tertawa sebentar, merasa bahwa rasa dari nasi goreng telur yang begitu tidak karuan, bisa berubah menjadi rasa yang begitu lezat.

Menundukkan kepala, Yunardi Mu menikmati makanan dengan elegan, momen antara dua orang, momen yang langka, suasananya tidak lagi canggung.

Di saat tenang, Vanny tiba-tiba bertanya sepatah kalimat.

"Yunardi, apakah aku boleh mendiskusikan sesuatau masalah denganmu?

"Masalah apa?"

Vanny ragu-ragu sejenak, dan kemudian berkata, "Hari ini aku telah bertemu dengan ketua kelas, Dia sangat sengsara sekarang, aku berpikir, mereka sudah cukup merasakan hukuman, ampuni saja mereka?"

Perkataan Vanny, membuat Yunardi Mu bergerak sebentar, lalu mendongak, menatap Vanny, melihat Vanny yang sedang bertanya, bertanya, "Kamu makan denganku, hanya karena masalah ini?"

"Aku sebenarnya tidak mau makan, hanya karena

nasi goreng telur kamu sangat harum, tidak tahan. Ini berbeda, dengan masalah ini tidak ada hubungannya."

Mendengar perkataan Vanny, Yunardi Mu tidak tahu harus berkata apa.

Dengan sembunyi-sembunyi melihat mata Yunardi Mu, Vanny bertanya, "Kamu.....ada pendapat apa?"

"Aku sudah pernah bilang, akan mengusir dia dari kota B, dan aku pasti akan melakukannya."

"Tapi kalau mereka tidak mau pergi bagaimana?"

"Tidak mungkin ada kemungkinan seperti ini."

"Mengapa masih harus menghukum mereka. Mereka sudah dikeluarkan dari sekolah. Hukuman seperti ini, sudah cukup."

"Tapi aku merasa tidak cukup, membiarkan orang seperti ini tinggal di kota B, aku bisa merasa udara seperti tercemar karena kehadiran mereka."

Yunardi Mu sedang menebus ketidaklayakan untuk Vanny, dia mau segera mengusir mereka dari kota B, tidak akan membiarkan mereka memiliki kesempatan untuk menyakiti Vanny lagi.

Tapi Vanny justru merasa cara Yunardi Mu sangat konyol, membalas berkata, "Kota B memiliki banyak orang yang lebih buruk daripada mereka. Apakah kamu mau mengusir mereka? Sebenarnya kamu itu pengusaha atau polisi?"

Dengan tatapan mata yang tajam, Yunardi Mu berkata dengan menyenangkan, bertanya, "Kamu sedang berkata apa?"

Vanny tegang, mencari alasan dan berkata, "Aku....maksud aku adalah daripada menghamburkan waktu untuk orang yang tidak penting seperti itu, dengan waktu ini, apakah tidak baik untuk mengerjakan sedikit hal yang berarti, kalau tidak, banyak menemani aku saja."

Begitu perkataan ini keluar, Vanny hampir tidak mengigit lidahnya.

Ya Tuhan, bisakah alasan ini lebih buruk? Aku pasti sudah gila sebelum mengatakan hal-hal buruk seperti itu.

Vanny merasa tidak percaya diri, berharap bisa menemukan alasan yang lebih kuat lagi.

Tapi Yunardi Mu tiba-tiba melembutkan ekspresinya dan menatap Vanny dengan penuh kasih sayang.

"Apakah kamu benar-benar ingin aku bersamamu?"

Ah ……

Dia sudah mengatakan semuanya, dia tidak bisa membiarkan dirinya ini menjilat lidah sendiri, tidak ada cara lain, dia tidak bisa menyalahkan diri sendiri, tidak tahan, Vanny tidak punya pilihan selain menganggukkan kepalanya.

Mendapat jawaban seperti itu, Yunardi Mu sangat puas, rasa tertekan barusan, sembari melihat Vanny, membuka mulut.

"Ingin aku untuk menemanimu, kamu cukup katakan saja, tidak perlu menggunakan cara yang bertele-tele seperti ini."

Dalam hal ini, Vanny hanya bisa tertawa tanpa daya, tidak tahu harus berkata apa.

"Karena kamu tidak ingin aku campur tangan lagi dan melanjutkannya lagi, maka aku akan mendengarkanmu, dan mulai sekarang, biarkan mereka untuk hidup tenang."

Jelas-jelas Yunardi Mu sudah setuju, tapi mengapa Vanny bertambah rasa bersalah? Dia, apakah membuat Yunardi Mu menyalahpahami sesuatu?

Ah, sungguh suatu hal yang sangat repot.

Mata Vanny sembarang melihat, tiba-tiba, matanya melihat jari Yunardi Mu.

"Ah, tangan kamu kenapa, apakah terluka?"

Mendengar perkataan Vanny, Yunardi Mu segera meletakkan tangannya di tempat lain, dengan sedikit nada tidak nyaman, berkata, "Tidak ada apa-apa, tidak sengaja terluka."

"Apakah sudah diobati?"

"Ah, sudah diobati, kamu tenang saja."

Vanny mengangguk, tidak berkata apa lagi.

Setelah diam, suasana menjadi canggung kembali, bahkan ambigu.

Yunardi Mu melihat ke arah mata Vanny, perlahan-lahan menjadi panas, seperti menunggu sesuatu.

Menelan ludah, Vanny mendongak, tersenyum pada Yunardi Mu, dan berkata, "Itu, aku sudah kenyang. Aku akan kembali ke kamar dulu. Kamu, makan perlahan."

Setelah berkata. Vanny seperti berlari, memalingkan badan dan dengan cepat berjalan kembali ke kamar.

Melihat punggung Vanny, Yunardi Mu menyipitkan matanya.

Sangat jelas, Vanny masih tidak berani menyatakan perasaannya. Tapi tidak apa-apa, dia akan membuat Vanny berjanji kepada dirinya, ini masalah cepat atau lambat.

Yunardi Mu mengusap jarinya, dan melihatnya.

---------------

Memegang telepon di matanya, Wajah Ani Xie, tampak serius.

Yonardo Xiao baru saja keluar setelah mandi, dan melihat Ani Xie sedang duduk di sofa dengan banyak pikiran. Dia berjalan menghampirinya, memeluknya dengan lembut, dan bertanya, "Apa yang kamu sedang pikirkan?"

"Dalam dua hari ini, aku menelepon Vanny dan Bianca, tetapi mengapa kedua orang ini tidak menjawab teleponku?"

Yonardo Xiao mengeringkan rambutnya dengan handuk, memalingkan matanya, dan berkata, "Mungkin sedang sibuk."

"Meskipun sedang sibuk tidak mungkin tidak menjawab telepon."

"Mungkin, aku bisa menelepon Justin, atau Yunardi, mungkin ada yang mereka ketahui."

"Kalau begitu telepon, aku agak khawatir."

"Oke."

Di bawah tatapan Ani Xie, Yonardo Xiao menelepon Justin Nan dan Yunardi Mu.

Alasan mengapa Ani Xie tidak bisa menghubungi Vanny dan Bianca Ye adalah karena Yunardi Mu telah melakukan sesuatu.

Pada saat ini, Yonardo Xiao sedang melindungi Yunardi Mu, saat menanyakan tentang situasinya, dia juga mengisyaratkan bahwa Ani Xie duduk di sampingnya.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu