Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 304 Pengejaran, Jangan Ikuti Aku (3)

Yolanda Duan memesan enam makanan sekaligus dari menu. saat Linardi merebut menunya dari dia, dia sedang ingin memesan tahu Mapo.

Linardi memesan dua sayuran dan satu sup lagi, setelah itu segera menyuruh pelayan membawanya pergi dan kemudian berkata pada Yolanda Duan, "Ketua, sekarang kamu bukan hanya boleh makan daging, harus makan sayur juga, gizi yang seimbang."

Yolanda Duan menatap Linardi dengan tatapan terkejut lalu mengejek, "Linardi, aku lihat setelah nanti aku keluar rumah sakit, kamu sudah bisa menjadi spesialis makanan. Bagaimana kalau belajar di kelas memasak selama beberapa hari?"

Linardi langsung menolak, "Tentu tidak bisa, aku tidak bisa memotong sayur, hanya bisa makan."

Evardo Ye duduk di meja tidak jauh dari mereka. Melihat adegan Linardi dan Yolanda Duan yang saling bercanda satu sama lain, hatinya sangat tidak senang. Setahunya, mereka hanya merupakan rekan tentara saja.

"Tuan, apa yang mau tuan pesan?" pelayan menatap wajah Evardo Ye sambil tersenyum.

"Mau sama seperti yang meja itu pesan." Evardo Ye menunjuk meja Yolanda Duan.

Pelayan melihat ke arah tangan Evardo Ye, menjawab "ok" lalu pergi.

Linardi sangat kesal terhadap seseorang yang mengikuti mereka. Setiap kali Evardo Ye melihat ke arah mereka, dia ingin sekali memelototi pria itu, tapi sayangnya yang Evardo Ye lihat bukan dia, jadi tidak menerima sinyal kemarahannya. Hal itu semakin membuat dia marah.

Saat menunggu sayuran datang, Linardi berkata, "Ketua, lihat, cowok itu masih melihat ke arah kita."

"Untuk apa peduli padanya? Kalau dia mau lihat ya sudah lihat saja." balas Yolanda Duan.

"Tapi aku tidak senang saja. Ingin sekali ke sana dan menonjoknya." Linardi mengepalkan tinju dengan maksud mengancam, berharap Evardo Ye dapat mengerti maksudnya, namun tentu saja, ancamannya itu tidak berefek apa-apa.

Yolanda Duan berkata dengan sangat tenang, "Linardi, hubungan tentara dan rakyat seperti air dan ikan, jangan sampai merusak hubungan itu."

"Baiklah."

Saat makanan datang, Yolanda Duan dan Linardi makan dengan lahap, sedangkan Evardo Ye sama sekali tidak menggerakan sumpitnya. Yolanda Duan menaikkan lengan bajunya dengan santai dan terlihatlah luka baru di lengannya. Melihat itu, senyum di bibir Evardo Ye hilang.

Luka itu tidak ada saat membeli baju waktu itu, seharusnya itu merupakan luka yang baru.

Tiba-tiba Evardo Ye teringat, waktu itu saat di depan perusahaan, dia menangkap lengan Yolanda Duan karena terlalu bersemangat, tapi dihempaskan oleh wanita itu. Saat itu dia kira wanita itu tidak suka padanya, tidak mau dia menyentuhnya, ternyata ... lengan wanita itu terluka ....

Memikirkan itu, Evardo Ye merasa rasa bersalah dalam hatinya semakin dalam.

Setelah selesai makan, Linardi memanggil pelayan untuk membayar.

"Makanan di meja ini sudah dibayar oleh tuan di sebelah sana." kata pelayan sambil tersenyum.

Yolanda Duan tanpa menolehkan kepala pun tahu siapa pria itu. Dia sangat tidak senang terhadap perbuatan seperti itu.

"Totalnya berapa?" tanya Yolanda Duan.

"350 ribu Rupiah."

Yolanda Duan mengeluarkan 4 lembar uang 100 ribu dari kantong bajunya, lalu memberikannya kepada pelayan. Dia berkata dengan tenang, "Kalau aku makan, sudah sewajarnya aku bayar. Uang sedikit seperti ini aku masih bisa membayarnya."

Pelayan menjadi canggung, dia menolehkan kepala ke pria tampan di meja sana, lalu melihat lagi tatapan Yolanda Duan yang tegas, akkhirnya dia menerima uang itu dengan ragu.

"Jangan lupa kembalian 50 ribunya." Yolanda Duan mengingatkan sang pelayan.

"Ok, ok, akan segera aku bawakan."

Senyum Linardi sangat puas lalu dia berkata dengan sedikit sombong, "Iya nih, hanya makan saja, kita tentu masih bisa membayarnya. Benar-benar sombong."

Yolanda Duan menoleh melihat ke luar jendela, lalu menghela napas dalam hati. Kelihatannya bocah itu akan datang mengganggunya lagi.

Setelah mengambil kembalian, Yolanda Duan dan Linardi kembali ke rumah sakit.

Evardo Ye berdiri dan mengikuti mereka. Mungkin karena makan sangat banyak di siang ini, Yolanda Duan mengajak Linardi berkeliling di rumah sakit. Dia pun berjalan cepat mengikuti, tapi dihentikan lagi oleh Linardi.

"Eh, ada apa denganmu gigolo, tidak mengerti bahasa manusia? Sudah mengikuti cukup lama bukan?" Evardo Ye tidak senang dengan panggilan 'gigolo' dari Linardi, tapi tidak menunjukkannya di wajahnya.

Tentara ini selalu memanggilnya dengan sebutan seperti itu, kelihatannya di depan Yolanda Duan juga sering menyebutnya dengan panggilan itu.

"Aku perlu bicara dengan Yolanda." Evardo Ye berkata kalimat ini lagi.

Yolanda Duan berhenti, membalikkan tubuh lalu berjalan ke hadapan Evardo Ye. Wajah Yolanda Duan sangat datar, sama sekali tidak ada lagi ekspresi dulu, "Katakan, ada apa? Langsung katakan semua yang kamu mau katakan."

Evardo Ye menarik napas dalam dan bertanya dengan hati-hati, "Apa kamu masih marah padaku?!"

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu