Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 356 Memilih Memaafkannya (3)

“Kak Yolanda, maaf aku sungguh tidak sengaja!”

Yanti Duan melihat tatapan Evardo Ye, tubuhnya langsung gemetaran, kata maafnya berubah menjadi lebih tulus.

“Tidak apa-apa.” Yolanda Duan melambaikan tangan, dia sudah bilang dia tidak apa-apa, tapi Yanti Duan masih sibuk disana meminta maaf padanya, sungguh memusingkan.

Dan tangannya yang terlambai tidak terkontrol dengan tidak baik, tanpa sengaja menyenggol bahu Yanti Duan.

“Auh” teriak Yanti Duan, jatuh ke tanah. Ibu Duan yang melihatnya langsung melepaskan ayah Duan, menundukan badan membantu Yanti Duan berdiri.

“Dasar kamu!”

Ayah Duan marah besar, mengulurkan tangan ke wajah Yolanda Duan ingin menamparnya, tapi pergelangan tangannya di tahan dengan mudah oleh Yolanda Duan.

“Aku tidak mendorongnya.” Ucap Yolanda Duan dengan wajah serius, sebagai manusia dia memiliki batas, segala yang telah dia lakukan dia akan mengakuinya, tapi untuk hal yang tidak pernah dia lakukan mau matipun dia tidak akan mau mengakuinya.

Ayah Duan mendengus, “Kamu kira mata kami buta?”

“Orang sebanyak ini, ada 4-5 mata yang memandang, masih menyuruh kami percaya dengan kata-kata mu?”

Ayah Duan emosi, mau menarik kembali tangannya, tapi Yolanda Duan masih belum melepaskan tangannya.

Yolanda Duan mendengus, “Aku tidak mendorongnya sedikitpun.”

Saat mengatakan itu, matanya hanya melihat Evardo Ye, terserah orang lain mau percaya atau tidak, tapi kalau Evardo Ye juga tidak percaya dengannya, nah dia juga malas untuk menjelaskan semuanya.

Evardo Ye tersenyum tipis, di matanya tidak ada sedikitpun keraguan, dia bahkan tidak mengatakan maaf, karena dia percaya, dia tidak salah, jadi untuk apa minta maaf?

“Kalau kamu mau uang sebagai ganti rugi, aku bisa memberikanmu, tapi aku tidak mendorongmu, luka yang kamu terima semuanya itu salahmu sendiri.”

Yolanda Duan tidak terlalu marah, hanya dia merasa prihatin, seorang wanita yang melukai dirinya sendiri hanya untuk menarik perhatian laki-laki lain sungguh sangat memprihatinkan.

Dia juga tidak peduli bagaimana orang tua Duan melihatnya, melepaskan tangan ayah Duan, berjalan lurus melewati mereka.

Sampai di depan Yanti Duan, dengan suara yang hanya bisa di dengar keduanya berkata, “Kamu sungguh membuatku takjub, sungguh memprihatinkan.”

Setelah mengatakan itu tanpa ragu meninggalkan tempat itu, Evardo Ye menundukan kepala pamit pada keluarga Duan, lalu dengan langkah cepat mengejar Yolanda Duan.

...

Di dalam mobil, Yolanda Duan yang kelelahan bersender di kursi, pikirannya kosong, ada beberapa hal yang sebenarnya sangat sederhana, tapi mereka selalu memikirkannya ke arah yang ribet, sehingga membuat mereka merasa lelah.

“Yolanda, aku...”

“Sudah kamu jangan bicara lagi, aku sekarang sangat sulit untuk benar-benar memaafkanmu.” Yolanda Duan memijit dahinya, memotong kata Evardo Ye.

Dia sudah mendengar banyak penjelasan, dia bisa mengerti tapi tidak ingin memaafkan, kenapa di saat dia baru pergi tidak berapa lama, dia bisa berbalik badan dan mencari orang lain.

Evardo Ye dengan kecewa menundukan kepala, tahu kalau saat ini bukan waktu yang tepat memberi penjelasan, lalu dengan fokus mengemudi mobil.

Mobil dengan cepat sampai di bawah apartemen Yolanda Duan, dia dengan seperti biasa membuka sabuk pengaman, bersiap turun.

Yolanda Duan mengulurkan tangan menahannya, “Tunggu, kamu kok turun juga?”

“Aku mau mengantarmu naik!”

“Tidak perlu, aku naik sendiri saja, kamu pulang istirahat lah.”

“Aku antar kamu naik dulu ya, kalau tidak aku nanti tidak bisa tenang.”

Evardo Ye dengan keras kepala turun dari mobil, mengantar Yolanda Duan naik ke atas, saat Yolanda Duan membuka pintu apartemennya, dia langsung ikut masuk ke dalam.

“Hey!” Yolanda Duan tidak memperhatikannya, kecolongan masuk, dengan emosi berkacak pinggang.

“Sekarang kan sudah di antar, pergilah pulang!”

“Aku ini pasien, butuh suasana yang baik untuk menyembuhkan dan memulihkan badan.” Evardo Ye membalikan badan baring di sofa, dengan santai mengangkat satu kaki menyilangkannya.

Yolanda Duan mengepalkan tangannya, “Nah menurutmu tempat seperti apa yang baik untuk merawat dan memulihkan badan?”

“Tempat dimana ada kamu.”

Yolanda Duan melongo, tatapan mereka saling beradu, detak jantungnya saat ini berdetak begitu kencang.

Tapi dia dengan cepat menormalkan perasaannya, bertanya, “Kamu mau tinggal disini?”

“Iya.”

“Oke, kalau begitu aku yang pergi.” Yolanda Duan masuk ke kamar, mengeluarkan semua baju di lemari ke atas ranjang, lalu melipatnya memasukannya ke dalam koper.

“Yolanda, kamu benaran ya!” Evardo Ye masuk ke dalam kamar, melihat koper yang sudah di isi penuh, dengan kesal menepuk dinding.

“Kamu butuh tempat yang tenang merawat badan.”

Evardo Ye memeluknya, “Tapi aku lebih membutuhkanmu!”

“Kalau ada kamu, aku rela lukaku tidak sembuh-sembuh.”

Tangan Yolanda Duan memaku di tempat, sejak bertemunya, dia sudah menurunkan derajatnya dan terus memohon padanya, meminta maaf padanya, dan memintanya untuk tetap tinggal dengannya.

Walaupun dia bersikap cuek dengannya, dia dari awal tidak pernah mengeluh, malah merendahkan diri membuatnya tidak tega.

Maafkan saja dia!

Di dalam hatinya ada suara yang terus bergema: Evardo Ye sudah menerima banyak luka karena ini, kalau kamu masih tidak mau memaafkannya, apakah kamu mau menunggunya pergi meninggalkanmu dan baru menyesal?

Tangan Yolanda Duan mulai bergerak, dengan pelan mengusap punggungnya, “Aku sudah memaafkanmu.”

“Apa katamu?” Evardo Ye tidak percaya dan bertanya lagi, pelukannya padanya semakin erat, “Yolanda, apa katamu tadi? Coba katakan lagi!”

Yolanda Duan bisa merasakan jantungnya yang berdetak tak karuan, “Aku sudah memaafkanmu!”

“Ulangi sekali lagi!”

“Aku bilang, aku sudah memaafkanmu!”

Yolanda Duan berteriak, membuat Evardo Ye kegirangan, dan menggendongnya, “Kamu akhirnya mau memaafkanku juga!”

“Iya, aku sudah memaafkanmu, karena itu bukan kesalahanmu.”

Yolanda Duan memeluk lehernya, mengambil inisiatif mengecup bibirnya duluan, Evardo Ye terkejut, tak lama dengan hasrat membara membalasnya, hati kedua orang yang bertemu dan terikat, perasaannya berbeda dengan yang terjadi sebelummya.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu