Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 195 Mabuk, Topeng Akan Terbongkar (3)

"Kalian para keturunan orang kaya, bukankah semuanya minum wine?"

Evan tersenyum, "Aku ini, tidak begitu memperhatikan identitas, aku bisa makan steak direstoran paling mewah sambil minum wine, aku juga bisa makan mie biasa dipinggir jalan, semua tergantung suka atau tidak, orang hidup didunia ini, hanya beberapa puluh tahun saja, semua harus dicoba, siapa bilang mie dipinggir jalan pasti lebih tidak enak daripada steak direstoran mewah? Benarkah menurutmu?"

Christy setelah mendengar perkataannya, merasa dirinya lebih mengenal Evan lagi, ternyata keturunan orang kaya tidak hanya seperti Ericko dan Gilbert yang murahan, masih ada yang seperti orang dihadapannya ini.

Hanya saja, sayangnya, mengapa dia bersekongkol dengan lelaki yang telah menculik anaknya?

"Aku sudah mengatakan begitu banyak, apakah kamu mau beer atau tidak? jika kamu tidak mau, aku mau." Evan menyadarkannya.

"Aku hanya minum satu tower." pikir Christy, satu tower harusnya tidak mabuk.

Dan dia juga masih terlalu memandang dirinya sendiri.

Setelah 2/3 beernya selesai diminum, Christy mulai pusing, dia langsung bergegas mengingatkan Evan, "Jika aku mabuk, aku tidaklah ok, jika aku melakukan hal memalukan, kamu jangan membiarkanku."

"Satu tower beer saja, kamu juga bisa mabuk?" tanya Evan dengan kaget.

Christy tersenyum polos, "Aku juga tidak tahu, aku kira kemampuan minum beer aku bertambah, namun tidak disangka malah turun, hahaha......ayo, ayo, ayo, minum lagi."

Gelas dan piring diatas meja berantakan, Evan membayar tagihan, melihat Christy dengan wajah merah dan bernyayi, dia berbalik bertanya, "Apakah masih bisa jalan?"

Christy membuka mata dan melihatnya, "Bisa, tentu saja bisa" dia menopang meja dan berdiri, dia berjalan dengan mondar-mandir kesana kemari, dia terlihat akan menabrak meja yang disamping sana, Evan bergegas pergi menopang tangannya, dia sambil terus berkata, "Hati-hati, hati-hati."

Setelah keluar dari restoran hotpot, dan tertiup angin, rasa mabuknya Christy lebih terasakan lagi, dia mulai menari-nari dan menyanyi-nyanyi, "~Lirik lagu~"

Sekali dinyanyikan, para orang pinggir jalan mulai melihat kemari, melihat itu adalah seorang wanita cantik, mereka semua tidak tahan untuk tersenyum.

Evan memegang keningnya, lagunya ini.......sungguh membuat orang terlalu tersiksa, hampir tidak ada nada yang pas meskipun suaranya bagus.

Jika bukan karena Christy mengingatkannya sebelumnya, Evan benar-benar ingin berpura-pura tidak mengenal wanita ini.

"Edelyn, bolehkan berhenti?" Evan menariknya kearah mobil dan sambil berkata dengan tidak berdaya.

"Kamu tidak suka dengan lagu ini? Oh iya, lagu ini sudah jadul, aku nyanyikan yang lain." Christy mengelengkan kepalanya dan mencarikan lagu paling baru.

"Jangan-jangan, kamu jangan nyanyi lagi, istirahatlah sebentar ok?" Evan benar-benar tidak menyangka bahwa setelah mabuk, Christy masih punya hobi seperti begini, ini sungguh adalah sebuah penderitaan bagi telinga orang lain.

Christy yang sudah mabuk mana mungkin mendengar perkataannya, dia berkata, "Aku ingin menyanyi, mengapa tidak membiarkanku nyanyi?"

Evan berbalik dan melihat, gadis ini sudah hampir menangis, "Baik, baik, nyanyilah."

Christy langsung berubah senang lagi, dia lanjut bernyanyi, , "Ahh, lingkar 5, kamu lebih besar satu daripada lingkar 4, kamu lebih kecil daripada lingkar 6......"

Evan benar-benar kehabisan kata-kata, dia hanya bisa mempercepat, langkahnya dan ketika Christy sudah menyanyi hingga lingkar 7, dia membuka pintu mobil dan langsung mendorongnya masuk, jika masih disini lagi, dia pasti akan divideoin menjadi video lucu, Evan tidak ingin adiknya sendiri terkenal karena hal ini, keluarga Chu tidak kuat dipermalukan seperti begini.

Evan keringatan dingin, dia lalu bergegas mengikatkan seatbelt untuk Christy dan bergegas menutup pintu mobil.

"Pada suatu hari nanti, kamu bisa melatih hingga lingkar 7, bagaimana setelah itu, kamu lebih banyak dua lingkar daripada lingkar , hahahahhha, kamu lebih banyak dua daripada lingkar 7, kamu lebih banyak....." Christy yang duduk didalam mobil bernyanyi semakin lepas, hingga terakhir dia terus saja mengulang kalimat itu saja, Evan yang menyetir sangatlah merasa bosan dan tertekan, dia akhirnya tidak bisa menahannya dan berkata, "Edelyn, nyanyilah dari awal."

"Ah, lingkar lima, kamu lebih banyak satu lingkar daripada lingkar 4......."

Evan terus saja mendengar lingkar 5 lingkar 6 lingkar 7,hingga dia menyetir sampai lantai bawah hotel, Christy seolah lelah bernyanyi, dia akhirnya menghentikan nyanyiannya.

Evan memarkir mobil dengan baik, dia lalu pergi membuka seatbelt untuk Christy, lalu menopangnya keluar.

"Pelan-pelan."

Ketika Evan menutup pintu mobil, dia juga tidak lupa mengambil tas Christy.

Tidak jauh dari sana ada sebuha mobil hitam, didalamnya ada Ericko yang menatapi mereka dengan tatapan marah, tangan yang memegang stir sudah mengepal.

Melihat Evan yang membawa istri dia masuk kedalam hote, Ericko tidak bisa menahannya lagi, dia mendorong pintu dan berlari kencang kearah sana.

"Dimanakah ini?" tanya Christy.

"Ini adalah hotel, aku antar kamu kembali ke kamar." Evan menopangnya masuk lift, disaat lift akan tertutup, ada sebuah tangan yang masuk, pintu lift terbuka lagi, diluar sana terlihat wajah Ericko yang marah.

Evan sedikit kaget, "Direktur Ericko, mengapa kamu ada disini?"

Ericko masuk kedalam lift, tatapannya tidak pernah lari dari Christy yang mabuk, "Dia tidak meneleponku, aku datang untuk menjenguknya."

Evan mengerti maksud lain dari Ericko, Dia tersenyum, "Edelyn bersama denganku, apa yang tidak kamu percaya denganku?"

Ericko sangatlah ingin berkata, justru karena bersamamu makanya aku tidak bisa tenang.

"Tidak ada, aku hanya saja ingin melihatnya saja." Ericko melihat tangan Evan yang menopang Christy, tatapannya terbakar, dia mengangkat kepalanya dan menatapi Ericko, "Kamu juga minum arak, aku saja yang menopangnya."

"Tidak apa-apa, satu tower beer saja." Evan jelas tidak bermaksud memberikan Christy kepada Ericko.

Ericko jugat tidak boleh merebut paksa. dia hanya bisa melihatnya disamping sana.

Disaat kondisi seperti begini, Evan yang secara nama adalah kakak Edelyn, lebih berhak terhadap Ericko yang sebenarnya adalah suaminya.

Didalam lift sangatlah sunyi hingga menakutkan, selain dari suara nafas Christy yang pelan, tidak ada suara sama sekali, Evan terlihat sangatlah lelah, dia sama sekali tidak ingin berdebat dengan Ericko.

Untung saja dengan cepat sudah tiba dilantai kediaman Evan dan Christy.

Evan langsung menarik Christy hingga kedepan pintu, "Direktur Ericko, mohon ambil dulu kartu kamar didalam tas Edelyn."

Ericko hanya bisa menurutinya dan membuka pintunya, Evan memasukkan Christy kedalam kamar dan meletakkannya dikasur.

"Edelyn, bangun, setelah bangun dan beres-beres baru tidur." Evan menepuk pelan wajah Christy, dia menyadari bahwa kulit dibawah dagu Christy sedikit berkerut, dia kaget, Evan ingat bahwa Christy harus melepaskan sekali topengnya, tadi malam dia bersama dengan Ericko dan tidak melepaskannya, hari ini jika masih memakainya, besok pasti akan bermasalah, bahkan sekarang saja sudah sedikit aneh.

Gerakan yang mesra seolah duri dimata Ericko, dia berkata, "Jika dia ingin tidur, yasudah biarin dia tidur saja, jangan bangunkan dia lagi."

Evan berbalik badan, dia diam-diam dan saling bertatapan dengannya, "Tidak boleh, hal yang harus dia lakukan malam ini adalah membersihkan dandanannya dan mencuci muka, jika tidak besok dia pasti akan datang memarahiku dan mengatakanku tidak membangunkannya."

Setiap perkataan Evan bagaikan pisau yang menusuk kedalam hati seseorang.

"Tidak melepaskan dandan semalaman saja, memangnya separah itu, begini saja, aku bantu dia membersihkan wajah menggunakan handuk panas beberapa kali."

Evan tentu saja tidak menyetujuinya, membersihkan wajah? bagaimana jika merusak topengnya, itu sungguh menakutkan.

"Ini tidak perlu bantuan Direktur Ericko, sebentar lagi aku akan membantu Edelyn mencuci wajahnya, sekarang sudah sangatlah malam, Direktur Ericko, kamu pulang saja, "

Ericko mana mungkin membiarkan dia berada didalam kamar ini sendirian, sedangkan Christy juga masih tertidur.

"Sekarang baru jam 10 lebih, biasanya aku tidurnya juga jam 12 lewat."

Evan benar-benar ingin langsung menendangnya keluar, namun ini juga pemikirannya saja, sekarang yang terpenting adalah membuat Christy bangun, lalu dia tidak peduli dengan Ericko dan menoleh tetap memanggil Christy.

"Edelyn, bangun." Evan terus memanggilnya dan tidak direspon, dia hanya bisa menutup hidungnya, kali ini berguna, Christy bangun.

Ketika membuka matanya dan melihat Evan, dia berkata, "Kenapa kamu?"

Evan mengisyaratkannya, namun Christy sekarang tidak mengerti, lalu Evan hanya bisa berkata, "Cuci wajahmu dulu baru tidur."

"Cuci muka?" Christy mengedipkan matanya, dia terus mengulang kedua kata ini, kepalanya masih kacau, sama sekali tidak mengerti apa maksudnya, disaat dia terlihat akan menutup kedua matanya lagi, Evan lalu berbisik kepadanya, "Topeng dibagian dagumu sudah mulai mengerut, jangan teriak, Ericko ada didalam kamar."

Christy langsung bangun, dia terlihat sedikit sadar meskipun mabuk, dia melirik dan menyadari bahwa Ericko berada tidak jauh dari mereka, dan sedang menatapi mereka dengan marah.

Christy menelan air ludah, tangannya memegang dagunya dengan aneh dan berkata, Ericko, sejak kapan kamu datang."

"Tidak lama yang lalu." jawab Ericko sambil menahan kemarahan.

Namun Christy sedikit lama merasakan perkataannya, "Oh, Itu, maaf, aku minum kebanyakan, jika tidak kalian pergi tidur dulu saja, jika ada apa-apa bicarakan saja besok, aku sangatlah mengantuk, aku ingin tidur sekarang."

"Kamu benar-benar sudah sadar?" curiga Ericko.

Christy lalu mengangukkan kepalanya, "Iya, sudah bangun, kakak, kamu dan Direktur Ericko keluar dulu saja, ini larut malam dan kalian kedua lelaki berada didalam kamar dan terasa aneh sekali."

Evan melototnya, wanita ini, sudah membantunya masih mengatainya.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu