Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 393 Menyelenggarakan Pesta Demi Dirimu (1)

Semua orang yang berada di bawah semua terdiam, mungkin takut Ericko Ye memperhatikan mereka, bagaimanapun juga mereka juga ikut adil di diskusi ini, takut mereka dibenci, bahkan jika mereka ada sedikit hubungan dengan keluarga Ye. Tapi semua orang tahu tentang ketanggapan dan ketegasan Ericko Ye, mungkin akan dirahasiakan oleh alasan yang tidak diketahui.

Melihat orang-orang yang bersiap membuat keributan, Ericko Ye mengernyit, sudah siang hari, tidak mungkin sekarang dirinya menyuruh mereka pergi. Tapi mendengar ucapan mereka, Ericko Ye merasa jijik, sangat ingin menyuruh mereka cepat-cepat pergi.

Evardo Ye keluar kamar pasien dengan memegang ponsel. Sebelumnya dia terlalu panik, tidak sadar bahwa baterai ponselnya mati, sampai teringat ini hari apa, baru Evardo Ye sadar dirinya lupa memberi tahu keluarganya.

Evardo Ye juga tidak tahu seperti apa kondisi di sana. Evardo Ye buru-buru berlari ingin menelpon Ericko Ye. Begitu menyalakan ponsel, dari dalam ponselnya langsung muncul beberapa panggilan tidak terjawab.

Yang menelpon Ericko Ye, Christy Mu dan juga ada satu nomor telepon tidak dikenalnya, nomor telepon luar negeri. Evardo Ye melihatnya datar sekilas, berpikir bahwa itu telepon penipuan, tanpa berpikir banyak langsung menolak panggilan tersebut.

Evardo Ye menelpon balik Ericko Ye, tapi Ericko Ye menjawab sangat lama, saat Evardo Ye bersiap mematikan ponselnya, dia malah mendengar suara dingin Ericko Ye dari telepon.

"Kamu di mana?"

Evardo Ye terdiam sebentar, "Di rumah sakit."

"Rumah sakit?"

Ericko Ye mengerutkan alisnya, suara balasan Ericko Ye didengar oleh Christy Mu, "Rumah sakit? Apa terjadi sesuatu? Di rumah sakit mana?"

"Kamu jangan panik." Ericko Ye memeluk Christy Mu, mengontrol gerakan wanita itu.

"Kalian di rumah sakit mana?"

Baru Evardo Ye selesai menjawab, telepon langsung dimatikan. Evardo Ye mematung ditempat, saat ini ponselnya bergetar kembali.

Evardo Ye membuka layar ponselnya, ada satu email masuk: Waktunya akan tiba, kenapa belum datang?

Evardo Ye merasa penasaran, berdasarkan nomor telepon yang ditinggalkan di bawah email, Evardo Ye sadar ini adalah nomor panggilan internasional tadi.

"Halo?"

"Tuan Ye."

Mendengar aksen bicara yang kaku, Evardo Ye mengernyit. Otaknya menyaring beberapa orang yang dikenalnya, lalu bertanya: "Louis?"

"Ya."

Tanpa menunggu Evardo Ye bicara, Louis kembali bertanya, "Semuanya sudah siap, kapan kalian bisa kemari?"

"Ke sana?" Evardo Ye teringat kondisi Yolanda Duan saat ini, bahkan untuk turun dari ranjang saja sulit, apalagi naik pesawat pergi ke luar negeri.

"Ada sedikit insiden di sini, takutnya sementara waktu ini kami tidak bisa ke sana."

"Tapi operasinya harus dijalankan." Louis berdiri dari kursi di kantornya.

Sadar bahwa dirinya lebih emosi dari orang yang terlibat, Louis buru-buru duduk kembali. Sebagai dokter yang baik hati, Louis masih mengatakan kelebihan dan kekurangan operasi ini pada Evardo Ye, "Semakin cepat, maka operasinya semakin baik. Ditunda semakin lama, hanya bisa membuat risiko operasi semakin besar."

Evardo Ye tentu tahu maksud ucapan itu, tapi kondisi mereka sekarang sungguh tidak memperbolehkan mereka bergerak.

Evardo Ye menghela napas, "Tubuhnya sekarang tidak bisa bergerak, hanya bisa kalau kalian kemari."

Louis tidak bicara cukup lama, untuknya permintaan itu terlalu besar. Jika tidak melihat hubungan mereka, mungkin Louis malas untuk mengingatkannya.

Mendengar Louis tidak bersuara, Evardo Ye berdeham lalu berkata: "Alat pendengarnya sudah hilang, sekarang dia sudah tidak bisa mendengar aku bicara, lebih baik kamu kemari."

Dari awal Louis memang berhati lembut. Mendengar Evardo Ye berkata sudah tidak ada alat pendengar, Louis tahu hari-hari mereka berjalan sangat sulit.

Louis ragu sangat lama, "Baiklah, Aku akan ke sana dalam waktu dua hari."

Setelah memutuskan panggilan, Evardo Ye melihat waktu. Tahu kira-kira sudah jam berapa, Evardo Ye langsung berbalik masuk ke ruang pasien. Di jam ini, Yolanda Duan sudah mulai bangun, sejak terjadi insiden itu, Evardo Ye tidak berani meninggalkan ruangan pasien lebih dari sepuluh menit.

Evardo Ye mendorong pintu, melihat Yolanda Duan sedang melamun melihat langit-langit. Entah sejak kapan wanita itu suka melamun.

Evardo Ye menatapnya dalam, tidak mengganggu, lalu duduk di samping, memotongkan apel untuk Yolanda Duan.

Atmosfir sunyi seperti ini membuat Evardo Ye merasa sedih. Tapi tak peduli apa yang dibicarakannya, Yolanda Duan tidak dapat mendengarnya, apalagi menjawabnya.

Diam-diam dalam hati Evardo Ye menetapkan hatinya, dirinya harus mengobati penyakit Yolanda Duan, membuat wajah wanita itu kembali tersenyum.

Ketika sedang berpikir, pintu didorong dari luar. Mendengar pergerakan, Evardo Ye mendongak, di luar berdiri sekumpulan orang.

Yang memimpin adalah Ericko Ye dan Christy Mu, wajah Christy Mu yang awalnya sudah panik, melihat Yolanda Duan terbaring di atas ranjang, dalam hati menghembuskan napas dalam.

"Apa yang terjadi?" Ericko Ye berjalan masuk ke dalam, orang dibelakangnya juga mengikuti langkah Ericko Ye masuk ke dalam. Ruangan pasien penuh dengan orang, tetapi Yolanda Duan masih melihat ke langit-langit, tidak ada respon apapun.

Tanpa sadar Evardo Ye menghalangi pandangan Yolanda Duan, tidak ingin Yolanda Duan diganggu, lalu menjawab datar, "Terjadi sedikit kecelakaan."

"Kecelakaan apa?" Tidak disangka harus sampai rawat inap!

Christy Mu ingin menghampiri melihat kondisi Yolanda Duan, tapi Evardo Ye tidak bergeser.

Christy Mu tidak maju ke depan, tapi tatapan Christy Mu penuh dengan kecurigaan melihat Evardo Ye.

Evardo Ye menjelaskan, "Yolanda terluka, dia perlu istirahat."

Nada suara Evardo Ye tidak keras, tapi Christy Mu mendengar tersirat nada suara menyuruh mereka pergi. Bagaimanapun juga dirinya adalah ibu kandungnya, Christy Mu langsung mengerti tatapan Evardo Ye.

Christy Mu membalikkan tubuhnya, bicara pada Bianca Ye, Yonardi dan Yunardi bersaudara, "Kalian kembali dulu. Di sini tidak ada masalah apapun."

"Bu." Bianca Ye berkata manja karena tidak terima, dia juga ingin tetap tinggal.

Tidak apa menyuruh Yunardi dan Yonardo pergi, kenapa harus menyuruhnya pergi juga? Apakah dirinya dipungut? Apakah dirinya bukan keluarga?

Setelah bicara, mata Bianca Ye berair. Melihat situasi ini, Christy Mu takut bisa mengganggu Yolanda Duan, Christy Mu langsung menghentikan Bianca Ye.

"Baiklah, kamu tetap di sini. Kalian berdua pergi dulu."

Yonardo Mu ingin mengatakan sesuatu, tatapannya melirik ke Evardo Ye tapi akhirnya ditahan, lalu mengangguk pada Christy Mu, "Kalau begitu kami pergi dulu."

Ruangan pasien berkurang dua orang, pergantian udara di ruangan menjadi lebih lancar. Evardo Ye bergeser, melihat Yolanda Duan masih tidak bereaksi, Evardo Ye pasrah.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Christy Mu mengernyitkan alisnya. Dari mereka masuk ke dalam sampai sekarang, walaupun tidak ada keributan besar, tapi pergerakkan mereka cukup besar, bagaimana bisa Yolanda Duan yang berbaring di atas kasur sama sekali tidak bergerak?

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu