Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 140 Surat Dari Javier Mu, Mengajaknya Bertarung(1)

“Coba kamu hitung, sudah berapa kali kamu mengatakan terima kasih padaku?” Yonathan Ye terlihat berpura-pura kesal, “Jika kamu mengatakan terima kasih lagi, aku tidak akan membantumu lagi.”

“Hehe......” Christy Mu tertawa bodoh.

Yonathan Ye melihat orang di seberang sana sudah mau pergi, namun hingga saat ini Aji masih saja belum datang, dengan cepat berucap pada Christy Mu, “Nanti kamu pulanglah lebih dulu dengan mobilku, jangan sampai kakak tahu jika kamu menghilang, aku akan pergi memeriksa sesuatu.”

“Ya, baiklah, kamu pergilah dengan tenang.” Christy Mu tau jika dia akan pergi mengejar Javier Mu palsu, jika menangkapnya, maka dia akan tahu apa yang diinginkan oleh Gilbert Nan sebenarnya.

Yonathan Ye mengangkat tangannya, memanggil pelayan untuk membayar, kebetulan Javier Mu palsu juga berdiri, dan membungkuk hormat pada Gilbert Nan kemudian berjalan ke arah pintu.

“Aku pergi dulu, kamu berhati-hatilah ketika memasuki villa sendirian.” Yonathan Ye mengingatkannya.

“Tenang saja, aku tidak apa, kamu juga berhati-hatilah.”

“Em, aku pergi dulu.”

Yonathan Ye menundukkan kepalanya kemudian berjalan dengan cepat keluar dari kafe, mengejar Javier Mu palsu yang sudah pergi.

Christy Mu yang melihatnya pergi, merasa sedikit khawatir, hatinya berdoa, Yonathan Ye, jangan sampai terjadi sesuatu padamu.

Disaat yang sama, Gilbert Nan memanggil pelayan untuk membayar, dan bangkit berdiri bersiap untuk pergi, namun entah mengapa, mata tajamnya melihat ke arah Christy Mu.

Christy Mu yang merasa terkejut, takut terlihat olehnya, segera berjongkok bersembunyi di bawah meja kafe.

Dia dan Yonathan Ye melupakan satu hal penting, Gilbert Nan bukanlah orang biasa, dia sangat sensitif terhadap sekitar, apalagi terhadap orang-orang yang bermusuhan dengannya.

“Tuan Gilbert, ini kembalianmu.” sang pelayan memberikan padanya dengan sopan, melihat wajahnya yang dingin dia bertanya, “Permisi apakah masih memerlukan sesuatu?”

Gilbert Nan menunjuk ke arah Christy Mu, bertanya, “Tadi, siapa yang duduk disana?”

Pelayan melihat sejenak, kemudian tersenyum kecil berucap, “Sepasang kekasih, baru saja mereka membayar dan pergi.”

Christy Mu memegang tasnya dengan erat, tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun, dia mendengar suara Gilbert Nan yang berucap ragu “Kekasih?”, kemudian, menggerakkan kakinya berjalan ke arahnya......

Astaga!

Christy Mu menatap lekat sepatu kulitnya, hatinya hampir melompat keluar, bagaimana jika pria itu menemukan dia ada disini? Apakah dia akan menyeretnya? Atau langsung membunuhnya?”

Tuhan, jangan sampai dia kemari, berkatilah aku agar tidak ketahuan.

Kumohon kumohon......

Baru saja selesai berdoa, langkah kaki Gilbert Nan berhenti di ujung jalan, handphonenya berbunyi.

“Ada apa? ...... baik, aku segera ke sana...... kamu kaburlah dulu ke area yang terpencil......” selanjutnya, kaki Gilbert Nan berputar ke arah lain, dan berjalan dengan cepat ke arah pintu kafe.

Christy Mu menghela nafas panjang, Tuhan, kali ini kamu benar-benar telah menolongku, aku tidak akan memaki lagi padamu......

Dia keluar dari bawah meja, Christy Mu merapihkan rambutnya sejenak kemudian segera keluar dari kafe, mobil Yonathan Ye sudah menunggu di depan pintu, dia membuka pintunya dan duduk di dalam, berucap pada supir, “Kita kembali ke villa.”

Di mobil, Christy Mu kembali mengingat ucapan Gilbert Nan di telepon tadi, dia berucap, kamu kaburlah dulu ke area yang terpencil.

Tidak mungkin kan jika Yonathan Ye telah mengejar orang palsu itu, dan diketahui olehnya, kemudian mencari Gilbert Nan untuk meminta bantuan?

Semakin dipikir dia semakin merasa sepertinya memang seperti itu.

Tapi jangan sampai terjadi sesuatu pada Yonathan Ye, jika tidak dia akan merasa bersalah seumur hidupnya.

Ketika mobil sudah melewatu pusat kota, jalanan menjadi macet, melihat banyak mobil di luar yang tidak bergerak, Christy Mu merasa panik, ini adalah jam pulang kerja!

“Kakak supir, tolong tambah kecepatannya, sebaiknya kita tiba sebelum Ericko pulang ke villa.” Christy Mu duduk di belakang, raut wajahnya terlihat panik, semoga malam ini Ericko lembur, ada pesta.”

“Baik, nyonya muda.”

Kemudian, mobil bergerak dengan cepat, ketika melewati jalanan pusat kota yang padat, sang supir menginjak rem, walaupun sudah tiba di depan gerbang villa, dan sudah hampir pukul enam.

Biasanya di jam seperti ini, Ericko sudah tiba di rumah.

“Kakak supir, nanti tolong tanyakan pada penjaga, apakah mereka melihat Ericko sudah kembali?”

“baiklah, nyonya muda.”

Untuk mengetahui keadaan, jika Ericko sudah pulang, dia harus segera memikirkan sebuah alasan, yang bisa menyembunyikan semuanya, dan tidak menarik Yonathan Ye ke dalam masalah.

Pintu villa terbuka perlahan-lahan, sang supir kembali menjalankan mobil, mengeluarkan kepalanya tersenyum bertanya pada penjaga yang berada di dekat sana, “Alan, apakah tuan muda sudah kembali?”

“Sudah.” jawab Alan.

Hati Christy Mu berdetak kencang.

Kemudian dia kembali mendengar Alan berucap, “Ada di depan kalian, belum sampai dua menit.”

“Baiklah, terima kasih!” sang supir menutup jendela mobil, kembali menjalankan mobil, “Nyonya muda, bagaimana ini?”

Christy Mu juga menjadi panik, matanya melihat sebuah sebuah hutan bambu di depan, tiba-tiba muncul sebuah ide.

Disisi lain, Ericko Ye berjalan memasuki villa, terbiasa bertanya pada Paman Wang, “Dimana Christy?”

“Seharusnya ada di kamar.” Paman Wang juga tidak begitu yakin, karena seharian ini sepertinya dia tidak melihat Christu Mu.

Ericko Ye yang mendengar hal itu merasa ada yang tidak beres, “Seharusnya?”

“Iya, setelah sekesai makan siang, nyonya muda bilang dia ingin tidur siang, kemudian masuk ke dalam kamar dan tidak keluar lagi.”

Raut wajah Ericko Ye berubah, menyerahkan jaket yang ada di tangannya, naik ke lantai dua dengan langkah besarnya, langsung membuka pintu kamar Christy Mu, di dalamnya tidak ada seorang pun.

“Mana orangnya? Bukankah kamu bilang sedang tidur siang?” Ericko Ye segera berteriak pada Paman Wang.

Paman Wang juga tercengang, benar juga, kenapa orangnya menghilang?

“Tuan, Nyonya muda mungkin sedang berjalan-jalan di villa, aku segera menyuruh orang untuk mencarinya.”

Urat di lengan Ericko Ye terlihat jelas, “Cepat pergi!”

Paman Wang langsung turun dengan terburu-buru, segera menyuruh penjaga villa untuk mencarinya.

Dua menit kemudian, terdengar kabar, jika nyonya muda sedang berada di hutan bambu.

Ericko Ye yang mendengar hal ini, dengan anehnya menghela nafas lega, apa yang dia khawatirkan tadi? Takut dia kabur dari villa? Atau takut dia pergi tanpa berpamitan?

Tiba di hutan bambu yang hijau, Christy Mu sedang berjongkok di lantai entah sedang mencari apa, kakinya menginjak banyak lumpur.

“Kamu sedang mencari apa disini?” Ericko Ye bertanya dengan tidak senang.

Rambut panjang Christy Mu yang terurai di bahunya, terdapat sedikit lumput yang mengotori wajahnya, angin bertiup, menerbangkan rambutnya, Ericko Ye merasa ada dorongan ingin menyelipkan rambutnya yang berterbangan ke belakang telinganya, namun dia dengan kuat menahannya.

“Aku sedang mencari rebung, acara di televisi mengatakan, jika setelah hujan rebung akan tumbuh, aku ingin melihat apakan benar seperti itu.” Christy Mu mengambil lumpur dengan tangan kecilnya, di sekitarnya sudah ada beberapa lubang.

Melihat jari tangannya yang putih penuh dengan lumpur, Ericko Ye merasa marah, kemudian menariknya hingga berdiri, berucap dengan marah, “Apakah otakmu bermasalah, untuk apa mencari rebung disini?”

Christy Mu membebaskan lengannya yang di cengkram, berucap dengan tenang, “Kamu mengurungku disini, jadi aku mencari hal lain yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu.”

Ericko Ye tertegun sejenak, menariknya berjalan ke arah villa, “Kusarankan sebaiknya sekarang kamu makan dan tidur dengan baik, tunggu hingga aku menemukan Javier Mu, mungkin tidak akan ada hari yang baik seperti sekarang ini.”

Christy Mu tidak menjawab, menolehkan kepalanya ke arah hutan bambu tadi, wajahnya menunjukkan senyum kemenangan......

Saat tadi......

Dari gerbang villa hingga ke garasi, harus melewati sebuah hutan bambu.

Beberapa menit sebelumnya, dia berucap pada sang supir, “Ketika kamu melewati hutan bambu pelankan sedikit mobilnya, aku akan turun disana.”

“Baiklah.”

“Mengeluarkan handphonenya dari dalam tas, kemudian melemparkannya ke sudut bagasi hingga tidak terlihat, “Kakak supir, aku menyembunyikan tasku di belakang, jika kamu ada waktu tolong ambilkan.”

“Baik.” jawab sang supir tanpa berbasa-basi.

Ketika mobil tiba di hutan bambu, sang supir memberhentikan mobil, Christy Mu melihat ke sekitar yang tidak ada orang, segera membuka pintu dan turun dari mobil, bersembunyi di dalam hutan bambu.

Dua hari yang lalu turun hujan, di dalam hutan bambu sangat lembab, sebelum Christy Mu ditemukan oleh orang lain, dengan cepat dia berhenti sehingga terlihat dia sudah berada di dalam sana sedari tadi.

Kemudian itu lah yang dilihat oleh Ericko Ye.

Dia berhasil lolos.

“Oh, Christy, kamu mengambil lumpur?” Carina Qiao yang melihat penampilannya, berucap mengejek, Christy Mu meliriknya sejenak, dia sudah berganti dengan dress.

Christy Mu mengabaikan ucapannya, dan naik ke atas untuk mengganti pakaian dan sandalnya.

Malam sekitar pukul delapan atau sembilan, Bibi Qin memanaskan kembali lauk beberapa kali, tapi masih saja belum melihat Yonathan Ye kembali, Christy Mu yang duduk di ruang tengah, walaupun matanya menatap majalah, tapi hatinya merasa khawatir luar biasa, mungkinkah benar-benar terjadi sesuatu?

Ericko Ye melihat jam tangannya kemudian bertanya pada Paman Wang, “Apakah supir tidak mengatakan Yonathan pergi kemana?”

“Tidak, dia bilang tuan muda ingin pergi berkeliling, nanti akan kembali sendiri.” ucap Paman Wang.

“Apakah tidak ada yang mengikutinya? Bagaimana jika terjadi sesuatu?” amarah Ericko Ye terlihat membara.

Pengurus rumah Wang berucap dengan merasa bersalah, “Tuan, kamu juga mengerti bagaimana sifat tuan muda, dia biasanya tidak suka jika ada yang mengikutinya, jadi......”

Ericko Ye mengeluarkan handphonenya dan menelepon, masih saja tidak aktif.

“Paman Wang, suruh beberapa orang untuk pergi mencarinya.” Ericko Ye merasa tidak tenang, seperti terjadi sesuatu.

“Baik Tuan, aku akan menyuruh orang untuk pergi mencari.”

Baru saja Paman Wang pergi keluar, terdengar teriakannya dari luar, “Tuan ada apa denganmu?”

Ketiga orang yang ada di ruang tengah mendengar teriakannya, segera melempar barang yang ada di tangan mereka, berlari ke arah pintu.

“Tuan besar, cepat kemari......”

Ericko Ye segera berlari keluar, kedua penjaga sedang memapah Yonathan Ye, kemeja hitamnya terlihat banyak kotoran, celananya juga terlihat sobek.

Dia segera menghampiri menahan Yonathan Ye, berucap dengan khawatir, “Yonathan, apa yang terjadi?”

Christy Mu juga merasa panik, segera memapah lengan satunya, wajahnya sudah memucat, “Yonathan...... bagian mana yang terluka?”

Yonathan Ye meninjukkan wajah datarnya pada Christy Mu, berucap pada Ericko Ye, “Kakak, kakiku terkilir, sedikit sakit.”

“Baiklah, kamu jangan bergerak dulu, kakak akan menggendongmu masuk ke dalam.” selesai berucap, Yonathan Ye langsung menaiki punggungnya, berjalan masuk ke dalam villa.

Yonathan Ye tidak menyangka jika Ericko Ye akan benar-benar menggendongnya, ini hanyalah adegan yang muncul saat kecil, bersandar pada punggungnya yang lebar, Yonathan Ye merasa seperti melihat adegan dua orang anak kecil yang sedang bermain.

Ericko Ye menurunkannya di atas sofa, menolehkan kepalanya menyuruh Pengurus rumah Wang untuk memanggil Dokter Han, kemudian bertanya padanya, “Sebenarnya apa yang terjadi, bagaimana bisa menjadi seperti ini?”

Yonathan Ye tersenyum pahit, “Tidak apa-apa, tadi di jalan bertemu dengan perampok, handphone dan dompetku dirampok.”

Ericko Ye merasa murka, “Dimana? Siapa mereka?”

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu