Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 330 Kalau Masih Marah Lagi Nanti Aku Cium (2)

Dalam hati Bianca Ye tidak tahu mengapa begitu tidak nyaman, suasana sekitar mereka berduapun juga begitu berat.

Sepertinya setiap kali mereka bertemu pasti akan terjadi sesuatu.

Sampai di rumah sakit, mengambil nomor, menscan kakinya, mengambil obat, semua itu Justin Nan yang pergi sibuk sendiri, Bianca Ye merasa sedikit tidak enak. Sejujurnya, dia sungguh tidak harus melakukan semua ini untuknya.

“Kamu antar aku pulang ke rumah ya,” Bianca Ye sudah kembali ke kursi mobil, lalu melanjutkan perkataannya, “Terima kasih.”

Justin Nan terdiam beberapa detik, lalu mengembangkan senyum, “Tidak usah sungkan.”

Bianca Ye merasa canggung melemparkan wajah ke luar jendela tidak berani menatap matanya yang begitu lembut.

Atau mungkin karena sangat mengantuk, atau mungkin karena pemanas mobil yang begitu hangat, mobil melaju belum lama, Bianca Ye sudah jatuh tertidur.

Justin Nan melirik wajahnya yang tertidur lelap, hatinya seketika tergerak, lalu di sudut jalan depan mengubah arah mobilnya ke jalan seberangnya.

Dari balik jendela mobil terlihat air hujan mulai reda.

Justin Nan saat menggendong wanita ini turun dari mobilnya, dia melihat wajahnya yang sangat merah, lalu menggunakan tangannya menyentuh dahinya dan baru tahu kalau dia sudah demam.

“Beneran demam ya,” Justin Nan berceloteh sendiri, menggendongnya naik.

Bianca Ye yang tidak begitu sadar merasakan kalau dirinya di gendong masuk ke dalam air hangat yang begitu nyaman, dia mengira kalau dia sudah ada di rumah, dengan lembut berkata, “Ibu, aku haus.”

Dengan cepat, sesendok air hangat berada di depan mulutnya, dia meminumnya lalu wajah yang cantik itu langsung mengkerut, “Pahit...”

“Pintar, ini obat, kamu demam nih.”

Bianca Ye dengan menahan rasa pahit menghabiskan air obat itu, lalu jatuh terkulai kembali tertidur.

Saat terbangun lagi, hujan yang sudah turun seharian kini telah berhenti, Bianca Ye dari balik jendela melihat pemandangan luar yang begitu gelap, sesaat terdiam, dirinya memang sudah tidur berapa lama?

Dia menggosok pelan matanya, tiba-tiba mematung.

Tunggu tunggu, ini dimana?

Bianca Ye melihat sekeliling kamarnya, kamar yang sudah di desain ulang, dengan perpaduan warna hitam putih, begitu sederhana tapi enak di lihat, Bianca Ye menyingkap selimutnya, tubuhnya saat ini mengenakan kemeja putih yang longgar, tidak memakai bra...dan celana dalam!

“Sialan!” Bianca Ye mengetuk kepalanya, apa yang sebenarnya terjadi? Ingatan terakhirnya tadi hanya sampai duduk di dalam mobil, memberi tahu Justin Nan untuk mengantarnya pulang ke rumah. Tapi sekarang sepertinya laki-laki ini tidak melakukan perintah yang dia katakan.

Dia mungkinkah melakukan sesuatu yang hina padanya di saat dia jatuh tertidur.

Emosi amarah langsung menggebu, dia baru saja memiliki pandangan yang sedikit baik padanya, sekarang...semuanya langsung hancur tak bersisa.

Mendengar bunyi panci dan wajan, Bianca Ye berteriak kencang, “Justin!”

Langkah kaki yang gugup berlari datang, diiringi suara Justin Nan,“Kenapa? Kenapa?” Dan sosoknya saat ini muncul di hadapan Bianca Ye, rambut mengembang yang jatuh di dahi, mengenakan celemek bunga kecil, satu tangannya memegang panci, satunya lagi memegang sendok.

Dia tidak pernah melihat penampilan Justin Nan yang seperti ini, Bianca Ye terdiam beberapa detik, melihat bola matanya yang gelap dan dalam, hatinya tanpa bisa dikontrol berdegup begitu kencang, “Kamu...Aku bukannya bilang ke kamu untuk mengantar aku pulang ke rumah?”

Justin Nan tersenyum tipis, tapi begitu mempesona, “Aku takut kalau mengantarmu pulang, orang tuamu akan menyulitkanmu.”

“Nah tapi kamu kenapa bisa...” Bianca Ye malu wajahnya langsung memerah, dia tidak bisa melanjutkan perkataannya.

Senyum di wajah Justin Nan semakin dalam, “Kamu itu demam, masa iya aku biarkan kamu mengenakan bajumu yang basah kuyup itu?”

Bianca Ye menarik selimut biru tua itu hingga di bawah dagunya, seperti kucing kecil yang marah dan menatapnya tajam, “Nah kamu memangnya tidak bisa cari wanita lain untuk menggantikan bajuku?”

“Ini apartemenku, aku harus mencari wanita dimana?”

“Tapi...Tapi...”

Justin Nan melihat matanya yang memerah, dengan cepat maju dan menenangkannya, “Kamu jangan nangislah, aku tidak melalukan apapun padamu, aku hanya membantumu mandi dan menukar baju.”

“Kamu masih membantuku mandi?” Kedua mata Bianca Ye membesar, wajahnya semakin memerah.

“Aku hanya merendam badanmu di air hangat sebentar...”

Nafas Bianca Ye semakin kasar, kedua tangannya mengepal melayangkan tinjuan ke dada atasnya, “Dasar mesum, kamu bagaimana bisa melakukan itu padaku? Serigala mesum, yang hanya berpura-pura menjadi orang baik!”

Justin Nan tersenyum membiarkannya memaki dan meninjunya, lagipula tenaganya itu hanya seperti sebuah urutan untuknya, setelah dia lelah memukulnya Justin Nan baru bersuara dengan suara yang lembut, “Sudah hilang emosinya?”

Bianca Ye mendengus, memalingkan wajah tidak menjawabnya.

“Sudah, sudah, aku baru saja menyuruh orang mengantarkan satu stel baju lengkap kesini, kamu tukarlah lalu keluar makan.” Justin Nan menatap bibir merah jambunya, pertahanan dirinya seolah telah runtuh.

Wanita seperti Bianca Ye, dilahirkan memang untuk di puja dan dicintai banyak orang, dan kalaupun dia menginginkan bintang di atas langit, pasti tetap akan ada laki-laki yang bersedia mengambilnya bintang itu untuknya.

“Masih marah? Kalau masih marah lagi aku cium nih ya?” Justin Nan melemparkan ancamannya, dan benar saja Bianca Ye baru mau melihatnya dengan masih marah bertanya, “Mana bajunya?”

Justin Nan menunjuk sofa di ruang tamu, “Itu disana, aku ambilkan dulu.”

“Tidak perlu.” Bianca Ye mengeluarkan jarinya lalu melengkukannya, 2 kantong baju terbang dan datang ke tempatnya, membuat Justin Nan yang melihatnya langsung ternganga.

Hingga Bianca Ye memasukan baju dari kepalanya, dia baru tersadar, “Bianca, kamu itu peri dari atas langit ya.”

Bianca Ye terkekeh, emosi yang baru saja terjadi di antara keduanya mulai mereda dan hilang.

“Aku bukan peri, aku adalah dedemit yang sudah berlatih selama ribuan tahun.” Bianca Ye memiringkan kepala melihatnya, sepasang mata ungu penuh cahaya menatapnya.

Justin Nan dengan polos menatapnya, lalu dengan suara pelan berkata, “Walaupun memang dedemit, tapi kamu adalah dedemit tercantik di dunia ini.”

“Kamu memangnya tidak takut?”

“Tidak.” Setelah mengatakan itu, Justin Nan memegang dahunya lalu menciumnya.

Ciuman ini begitu panas dan lembut, dia seperti ingin menghisap roh Bianca Ye.

Lalu bau gosong mengakhiri ciuman yang mesra ini, Bianca Ye mendorong bahunya, dengan nafas terengah berkata, “Apa yang gosong.”

Justin Nan kesal berdiri dengan suara pendek mendumel, “Ck, gosong ini datang di saat yang tidak tepat.”

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu