His Soft Side - Bab 411 Mana Pernah Colten Huo Kalah dari Orang Lain?

“Iya, paham!” Chloe Jian berbalik badan dan berjalan ke arah pintu. Sebelum keluar, ia menoleh ke Colten Huo dan berkedip sebelah mata, “Aku mandi dulu, tunggu aku di ranjang ya!”

Nafsu si pria seketika terpancing. Ketik ia mau bangkit berdiri, Chloe Jian sudah keluar duluan. Ia pun hanya berucap, “Jangan kelamaan ya!”

Sudut bibir Colten Huo terangkat. Sepasang mata si pria yang biasanya dingin terlihat lebih lembut.

Pada momen ini, ponsel Colten Huo yang diletakkan di sebelah komputer menerima panggilan video. Ketika diangkat, wajah seorang pria tampan langsung muncul dalam layar. Perawakan si pria sangat menarik, namun jelas kalah jauh bila dibandingkan dengan Colten Huo.

Penelepon itu bernama David Zheng. Keluarga Zheng merupakan salah satu pemegang saham Huo’s Corp, jadi David Zheng sudah akrab dengan Colten Huo sejak masih kecil.

“Kalau tidak ada urusan, aku matikan ya!” Colten Huo tidak mau memberi kesempatan pada siapa pun untuk menertawai dan meledeknya.

“Eh, jangan, jangan. Ada urusan penting ini!” Omong-omong, David Zheng adalah admin dari grup persahabatan Colten Huo dan rekan-rekannya.

Colten Huo sendiri nyaris tidak pernah bicara di grup. Ia sebelumnya bahkan pernah protes karena mereka bawel, jadi memutuskan keluar grup.

“Katakan!” ujar Colten Huo sembari kembali baca berkas.

“Zafron Huo gerak cepat dalam akuisisi perusahaan Nelson Huo. Saudara Keempat, Zafron Ho ini belakangan sangat agresif, kok kamu membiarkannya begitu saja? Ia punya saham mamamu, juga terus menunjukkan kelihaiannya di Huo’s Corp. Kalau kamu diam lebih lama lagi, aku khawatir Huo’s Corp bisa ditelan olehnya.” David Zheng sangat cemas membahas hal ini. Baginya, Zafron Huo adalah sosok yang liar dan sulit dikendalikan. Dia awalnya hanya orang sampingan, tetapi sekarang malah kepingin menutupi peran Colten Huo. Kurang ajar sekali!

Dari generasi ke generasi, pewarisan Huo's Corp memang selalu memusingkan. Colten Huo punya kemampuan yang lebih mumpuni dibanding Brodi Huo, sementara Zafron Huo licik dan licin meski pandai. Untungnya, ayah Zafron Huo tidak merupakan pemegang saham Huo’s Corp. Pria itu cuma jadi manajer di perusahaan cabang.

“Kalau dia mau telan, ya sudah biarkan!” Colten Huo sama sekali tidak peduli dengan kekhawatiran David Zheng. Ia bicara dengan sangat datar, bahkan mendongak pun tidak.

David Zheng mengernyitkan alis, “Saudara Keempat, ini bukan gayamu sekali! Kalau kamu terus apatis, bagaimana Nelson Huo tidak makin agresif coba?”

“Suka-suka dia kalau dia mau agresif.” Colten Huo mendongak dan menatap dingin. Sembari tersenyum jahat, ia melanjutkan perkataan, “Kalian tunggu saja, tonton semuanya dari pinggir lapangan!”

“Baik. Saudara Keempat, aku percaya padamu!” Walau berusia sedikit lebih tua dari Colten Huo, David Zheng cukup percaya pada si pria. Dalam benaknya, Colten Huo bisa sesantai ini pasti karena sudah kepikiran solusinya. Ah, berarti dirinya saja yang berpikir kejauhan......

“Masih ada urusan?” Mendengar David Zheng mendeham di seberang telepon, Colten Huo tahu dia masih mau bicara.

David Zheng terkekeh, “Saudara Keempat, kalian kan sudah pegang sertifikat nikah, kapan kamu mengenalkannya pada kami nih? Ia akan jadi nyonya Huo’s Corp di masa depan, kami harus kenal dengannya.”

“Nanti deh kalau ada kesempatan! Aku cukup sibuk, tidak punya waktu untuk ketemu kalian.” Colten Huo tidak tertarik dengan topik ini. Responnya itu hanya janji yang entah kapan bakal dilaksanakan.

“Aku tidak sibuk kok. Aku bisa ke sana!” tawar David Zheng. Langit tahu mereka se-geng sangat penasaran, namun Colten Huo terus menyembunyikan istrinya dari mereka. Teman-teman biasanya saja sudah pernah bertemu, kok mereka sebagai sahabat belum sih?

Yang paling berlebihan adalah Colten Huo melarang mereka berkunjung ke Kota Qinghu. Dia bahkan mengancam, yang berani datang bakal terima konsekuensi berat!

Dengan situasi begitu, David Zheng dan teman-temannya hanya bisa mengenali istri Colten Huo melalui Robin Cheng. Sayangnya, yang bersangkutan juga jarang bicara di grup. Mereka benar-benar kesal!

“Oh, kamu tidak sibuk? Gaji Huo’s Corp dapatnya segampang ini ya ternyata?” tanya si sahabat dingin.

David Zheng seketika merinding. Dengan punggung yang berkeringat dingin, ia buru-buru mengklarifikasi: “Tidak, tidak, aku sangat sibuk. Ada banyak berkas perencanaan yang harus dibaca, pasar saham juga harus terus dipelototi. Oh iya, Angeline pun baru habis melahirkan anak kedua. Eh, anak keduaku menangis nih. Dia sepertinya kelaparan deh, aku buatkan susu dulu ya. Dadah!”

Setelah mematikan telepon, David Zheng mengelap keringat pada jidat. Colten Huo benar-benar seorang fasis. Sebagai seseorang yang gila kerja, dia sangat tidak senang melihat orang bersantai. Dengar-dengar, Robin Cheng bahkan disuruhnya kerja sampai mau mati. Gila!

“David Zheng, kok kamu berkeringat banyak begini? Tadi bukannya baru video call dengan Tuan Muda Huo juga? Kok kelarnya cepat sekali?” tanya Angeline penasaran sembari mengelus-elus bayi mereka yang baru berusia tiga bulan.

“Tidak usah diungkit lagi.” David Zheng bangkit berdiri dari kursi komputer, mengambil alih si bayi, dan menyuruh Angeline duduk: “Kepribadian Saudara Keempat kadang suka aneh. Zafron Huo sekarang sudah selihai ini, dia masih tenang-tenang dan tetap memilih jadi manajer di Ming’s Corp. Buat apa sih dia buang-buang waktu di perusahaan cacat begitu? Orang hebat kok tidak mau memanfaatkan kemampuannya secara maksimal, lelucon apa coba ini!”

“Sally Ou pernah ngobrol denganku soal ini sih. Dia bilang, Tuan Muda Huo gabung Ming’s Corp demi si wanita yang satu itu.” Sambil memainkan tangan biar bayinya terhibur, Angeline lanjut bicara: “Kamu paham betul kepribadian Tuan Muda Huo kan? Tanpa kamu ingatkan, ia dalam hati harusnya sudah tidak tenang dengan dominasi Zafron Huo kok. Dari kecil sampai sekarang, selain sekali itu, mana pernah dia kalah dari orang lain? Ia tidak pernah gagal! Tunggu saja beberapa waktu lagi, dia pasti bakal bergerak cepat.”

“Iya juga sih. Tunggu, jadi Saudara Keempat gabung Ming’s Corp demi Chloe Jian?” David Zheng agak kebingungan di titik ini, “Tetapi, kok aku dengar dia baru tahu Chloe Jian kerja di Ming’s Corp setelah dia bergabung ke sana?”

“Wah, kalau itu aku tidak paham. Kamu langsung tanya dia saja, aku hanya menebak berdasar insting seorang wanita,” jawab Angeline sambil tersenyum. Ia sendiri juga penasaran bagaimana perawakan Chloe Jian, bisa-bisanya seorang Colten Huo dibuat terpesona sampai mencarinya bertahun-tahun! Terus, fakta bahwa Colten Huo bisa menikah diam-diam juga membuat semua orang ternganga.

“Ah, sudahlah, bertanya pun tidak ada gunanya. Aku hanya tidak paham, ia kan cepat atau lambat harus membawa Chloe Jian menemui keluarga Ming, mengapa ia sekarang menyembunyikannya sampai begitu? Mau lihat fotonya saja kita harus cek di internet, itu pun harus buru-buru sebelum dihapus. Aneh sekali sih ini," keluh si pria.

Angeline terpikir sesuatu, “Apa karena waktu pulang ke rumah dulu ia mengalami kejadian tertentu? Dengar-dengar Tuan Huo sempat menghajarnya habis-habisan.”

David Zheng juga pernah dapat kabar ini. Dengar-dengar, Brodi Huo sangat marah dengan pernikahan Colten Huo yang sembunyi-sembunyi. Orang-orang bilang dia mencambuknya berulang kali, kasihan sekali ya!

“Jangan dipikirkan lagi, yang penting dia bahagia lah. Di antara kalian-kalian yang tumbuh besar bersama, hidup Tuan Muda Huo adalah yang paling berat. Jelas-jelas dia terlahir dalam kondisi nyaris sempurna, tetapi harus kena banyak masalah. Nyonya Huo rada-rada pula……” Angeline membuang nafas panjang.

David Zheng ikutan buang nafas. Suasana seketika menghening, sesekali bayi mereka mengeluarkan suara tangis.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu