His Soft Side - Bab 30 Pria yang Mysophobia Sungguh Menyebalkan

Chloe Jian melihat Colten Huo terus melihat dirinya, merasa tidak nyaman bertatapan seperti ini dengannya, karena akan terasa sangat aneh, makanya dia langsung menyapanya dengan sembarangan, "CEO Huo, pagi!"

"Sudah jam 9.30!" Colten Huo mengangkat lengannya melihat jam tangan, lalu kembali menatapnya dengan mata menyipit.

Chloe Jian mengedip-kedipkan mata, setelah beberapa detik kemudian baru kembali sadar, apakah CEO Huo sedang mengatakan padanya, saat ini sudah jam 9.30, sudah tidak pagi sama sekali!

Pria ini sungguh sia-sia memiliki tampang luar yang bagus, wataknya sama sekali tidak imut!

Chloe Jian hampir tidak tahan untuk pergi mencakar dinding, berpura-pura tidak mengerti terhadap maksud di balik perkataan Colten Huo, dan langsung mengutarakan isi hatinya dengan jelas, "Aku kira CEO Huo sudah pergi!"

Sang gadis tidak tahu kenapa Colten Huo menatapnya terus, tapi, kalau tidak ingin memiliki hubungan apapun dengannya, jadi sebaiknya tetap menjaga jarak saja.

Maksud pengusiran di balik perkataan Chloe Jian ini sudah begitu jelas, tapi siapa sangka CEO Huo malah sepertinya tidak mengerti sedikit pun, langsung berjalan ke samping meja untuk duduk, lalu melihat Chloe Jian, "Aku sudah lapar!"

"Di bawah ada yang menjual sarapan." Chloe Jian berkata dengan sabar.

"Tidak bersih!" Colten Huo menyipitkan matanya.

"Kalau begitu pergilah makan di tempat yang bersih!" Chloe Jian diam-diam membalikkan bola mata putih, pria yang Mysophobia sungguh menyebalkan.

"Tidak baik, terlalu berminyak!" Colten Huo kembali menggelengkan kepala.

Chloe Jian akhirnya mulai menyadari apa maksud dari CEO Huo, dia ingin menetap di sini dan tidak berniat untuk pergi. Muka Chloe Jian tidaklah tebal, sedangkan Colten Huo sekarang malah merupakan pemimpin tertinggi di perusahaan, tentu saja tidak boleh mengatakan ucapan mengusirnya secara terus terang, Chloe Jian hanya bisa bertanya: "Jadi, kamu ingin makan apa? Tempatku di sini hanya memiliki mie."

"Kalau begitu mie saja!" Alis Colten Huo berkerut, setuju dengan sangat terpaksa.

Chloe Jian kehilangan kata-kata, sang wanita pada awalnya sangat enggan meladeninya, melewatinya dan masuk ke dapur.

Rumah yang disewa patungan dengan Lola Luo meskipun hanya memiliki dua kamar dan satu ruang tamu, dan tidak begitu luas, tapi tempat ini sebelumnya merupakan sebuah rumah hunian, peralatan di dalam cukup lengkap, terkadang saat tidak sibuk, mereka akan memasak sendiri, jadi setelah Chloe Jian menyibukkan diri untuk sesaat, mie langsung terhidangkan di dalam mangkuk, memasukkan sayur daging halus, di tambah dengan telur mata sapi, sang wanita duluan menghidangkan mie porsi besar untuk Colten Huo.

Tepat saat Chloe Jian kembali ke dapur untuk mengambil mie miliknya sendiri, sang wanita menyadari mie di depan CEO Huo sekarang sudah tersisa setengah mangkuk.

Dia malah begitu lapar?

Chloe Jian mengedip-kedipkan mata, tidak mempedulikannya, langsung duduk di hadapan Colten Huo, dan mulai memakan mie nya sendiri. Namun, sang wanita masih belum makan begitu banyak, tiba-tiba menyadari matanya Colten Huo sedang menatapnya.

Chloe Jian mengangkat pandangan matanya, lalu mendengar CEO Huo berkata: "Tidak kenyang!"

Chloe Jian melirik ke arah mangkuk besar di hadapan Colten Huo, dengan perlahan meletakkan mie yang baru dimakan tidak begitu banyak, bangun dan berjalan menuju dapur, "Aku akan memasak satu mangkuk lagi untukmu."

Di sisi sini, Chloe Jian baru saja memasukkan mie ke dalam panci, sedetik ketika memalingkan kepala, menyadari Colten Huo malah telah mengulurkan tangan mengambil mienya dan sedang memakannya.

Chloe Jian sangat kaget, bergegas berlari ke sana, "Hei, ini adalah mie yang sudah pernah kumakan!"

"Sudah tidak tahan!" Colten Huo tidak menghiraukan Chloe Jian.

Chloe Jian juga tidak enak hati merebutnya, hanya bisa melihat dengan gundah ke arah Colten Huo yang sepertinya sedang makan begitu lahap. Sang wanita tahu kemampuan masaknya cukup baik, tapi dia sungguh tidak mengerti, bukankah dia memiliki Mysophobia, dulu saat memapahnya sejenak, sang pria langsung bereaksi begitu berlebihan hingga menggunakan tisu basah mengusap tangannya, tapi kenapa sekarang malah tidak merasa jijik terhadap makanan yang pernah dimakannya?

Sungguh amat aneh!

Tepat pada saat ini, deringan ponsel berbunyi, Chloe Jian spontan pergi mencari ponselnya, tapi terlihat Colten Huo telah mengangkat sebuah panggilan, sang pria sepertinya sedang membahas pekerjaan, Chloe Jian tidak enak hati berdiri di sana, makanya membalikkan badan dan pergi ke dapur, hanya saja Chloe Jian masih belum kembali tenang dari rasa kaget ketika melihat CEO Huo memakan makanan yang pernah dimakannya tadi, dan terus termenung.

Chloe Jian baru bangun tidak lama kemudian, tahu bahwa Colten Huo berada di sini, dia tidak enak hati berpakaian begitu sembarangan, makanya memakai baju berbulu dan celana jeans, tapi baju yang sederhana ini pun tetap mampu memancarkan keindahan bentuk tubuhnya, rambut panjangnya terurai di belakang, ada beberapa helai yang berada di samping pipi, terlihat bagaikan seekor kucing yang santai.

Kalau Chloe Jian membalikkan badan saat ini, dia akan menyadari, meskipun Colten Huo sedang berbicara dalam telpon, tapi tatapan mata sang pria malah terus tertuju pada Chloe Jian dari awal hingga sekarang, tidak teralihkan sedikit pun.

Ketika Chloe Jian telah selesai memasak mie, dan kembali keluar, sang wanita melihat dua buah mangkuk mie yang ada di depan Colten Huo telah kosong, sang pria juga telah berdiri.

"CEO Huo, apakah kamu sudah hendak pergi?" Chloe Jian bersemangat.

Di balik tatapan mata Chloe Jian yang ramah, alis Colten Huo sedikit berkerut, matanya juga memancarkan kemurungan, kalau bukan karena ada urusan yang mengharuskannya untuk pergi, dia sungguh ingin menetap di sini seharian, dan ekspresi wajahnya pada saat itu pasti akan sangat berseri.

Chloe Jian melihat ekspresi wajah Colten Huo yang dingin, sang wanita tidak merasa keberatan, sekarang asalkan dia bisa mengusir dewa ini pergi, sang wanita rela melakukan apapun.

"Eh, tunggu sebentar!" Colten Huo sudah berjalan hingga di samping pintu dengan tidak senang, tiba-tiba mendengar Chloe Jian memanggilnya dari belakang, alis Colten Huo terangkat, sudut bibir terangkat sedikit, tapi setelah mendengar ucapan Chloe Jian selanjutnya, sudut bibirnya yang belum sempat membentuk sebuah senyuman telah mengkaku secara mendadak.

"CEO Huo, kuncimu, hati-hati di jalan!" Chloe Jian menghampiri, menyerahkan kunci mobil kepadanya, bahkan sampai melambai-lambaikan tangan, akhirnya sudah tidak perlu melihat pria ini lagi, seluruh wajahnya telah tersenyum bagaikan bunga yang bermekaran.

Colten Huo tiba-tiba merasa amarah mulai muncul di dalam hatinya, dia menerima kunci mobilnya, "Bang" membanting pintunya, pergi tanpa membalikkan kepala.

Dia sedang marah? Chloe Jian melihat sosok punggung Colten Huo, tak tahan untuk mengangkat alisnya, dia sepertinya tidak pernah menyinggungnya, ataupun apakah karena dia tidak bersikap bagaikan wanita lain yang biasanya terlihat begitu menyukainya, makanya membuatnya tidak senang?

Tidak peduli lagi, tidak senang ya tidak senang saja, lagipula sang wanita pun tak tertarik terhadapnya.

Chloe Jian membalikkan badan hendak memakan mie, tepat pada saat ini, pintu telah berbunyi, sang wanita mengira Colten Huo kembali lagi, seketika memalingkan kepala dengan tegang dan melihat pintu, tapi malah terlihat Lola Luo membuka pintu dan masuk, Chloe Jian menghela nafas.

"Chloe, aku tadi melihat seorang pria yang sangat tampan masuk ke lift, oh Tuhan, sungguh sangat tampan! Lebih rupawan daripada para artis! Aku hampir tidak tahan lagi!" Setelah Lula Luo masuk, dia bagaikan telah menemukan sebuah benua baru, berjalan melompat hingga tiba di hadapan Chloe Jian, berkata dengan sepasang mata yang berbinar-binar: "Di lantai kita ini hanya ditinggali oleh 3 keluarga, dia entah keluar dari rumah yang mana, sungguh ingin tahu siapa namanya."

"Aku sudah memasak mie, mau makan tidak?" Chloe Jian memiringkan bibirnya, tak tega mengatakan pada Lola Luo kenyataan tentang CEO Huo hanya sekedar memiliki penampilan luar yang tampan, dan ucapan yang dilontarkannya mampu membuat orang emosi hingga mati.

"Aku sudah makan!" Lola Luo tiba-tiba menyadari terdapat dua buah mangkuk lebih di atas meja, dan terlihat jelas merupakan makanan yang baru saja selesai di makan, udara di ruangan juga sepertinya terdapat aroma yang unik, dia bertanya dengan ragu terhadap Chloe Jian, "Apakah ada tamu di rumah? Pria tampan itu, bukan keluar dari rumah kita kan?"

"Boleh tidak jangan sok peka seperti itu! Aku hanya menggunakannya untuk mengisi kuahnya." Chloe Jian membalikkan kelopak mata putih, mengkritiknya sejenak.

Chloe Jian sama sekali tidak ingin membuat hal tentang Colten Huo menginap di tempatnya diketahui oleh siapapun, saling bersama di dalam satu rumah, pasti tidak akan ada yang percaya kalau dia menyatakan tidak ada hal apapun yang terjadi.

Chloe Jian bukanlah sengaja ingin menyembunyikannya dari Lola Luo, tapi kalau sampai Lola Luo mengetahuinya, dia pasti akan pergi menanyakan Aurora Wu, sedangkan Aurora Wu adalah seseorang yang bermulut ember, bagaimana kalau dia sampai membeberkannya tanpa sengaja, itu pasti akan merepotkan.

"Lola, kenapa kamu semalam tidak pulang?" Chloe Jian tidak ingin terus mengungkit tentang Colten Huo, makanya langsung mengalihkan topik pembicaraan.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu