His Soft Side - Bab 28 Pacarmu Telah Mabuk

Ponsel Robin Cheng tak bisa dihubungi, Chloe Jian terpaksa meletakkan ponselnya, memalingkan kepala kembali memanggil Colten Huo, "CEO Huo?"

Colten Huo tetap tidak menanggapi, hanya meninggalkan setengah sisi wajah dengan lekukan yang sempurna kepada Chloe Jian.

Chloe Jian kehabisan akal, terpaksa mengemudikan mobil terus ke depan, sambil memperhatikan apakah ada hotel di sepanjang jalan, karena dia tidak tahu di mana rumahnya Colten Huo, dan tidak mungkin dia membiarkan sang pria tidur di mobil sendirian, hanya bisa pergi mencari sebuah hotel untuk ditinggalinya.

Tidak lama kemudian, Chloe melihat ada sebuah cabang hotel retail di pinggir jalan, sang wanita menghentikan mobilnya dengan baik, turun dari mobil dan membuka pintu mobil di samping pengemudi, memanggil Colten Huo dengan sikap begitu hormat bagaikan seorang bawahan.

"CEO Huo, ayo turun!"

Kelopak mata Colten Huo tidak berkutik sama sekali, Chloe Jian menusuknya sejenak, tetap tidak bereaksi, Chloe Jian sekarang mulai pusing, melihat badan Colten Huo yang tinggi besar ini, merenungkan bagaimana caranya tubuh dirinya yang begitu mungil ini bisa memapahnya masuk ke dalam hotel.

Tapi, keresahan Chloe Jian tidak berlangsung begitu lama, dia menyadari Colten Huo sepertinya telah bangun.

Sang pria terlihat mengusap wajahnya sejenak, memalingkan kepala melihat Chloe Jian sekilas dengan mata menyipit, lalu mengangkat kepala melihat papan nama hotel yang berkelap-kelip, alisnya yang tajam berkerut sedikit sejenak, kemudian kaki tingginya terulurkan, langsung turun dari mobil dan berjalan ke hotel.

Chloe Jian bergegas mengejarnya dan mengikutinya di belakang, dia awalnya masih ingin menanyakan alamatnya, tapi melihat wajahnya yang dingin, sang wanita kembali menelan perkataannya lagi, bagus juga jika dia bersedia tinggal di hotel, sang wanita tidak perlu lagi mengemudi untuk mengantarnya.

"Tuan, selamat malam! Permisi, apakah ingin memesan hotel?" Ada dua orang pegawai wanita, mata mereka langsung tak bisa teralihkan setelah melihat Colten Huo, nada bicara mereka juga sangat ramah, tapi CEO Huo sama sekali tidak menghiraukan mereka, langsung duduk di atas sofa di samping, matanya kembali terpejam lagi.

Kedua wanita itu telah menghadapi masalah, dan terakhir terpaksa menanyakan Chloe Jian, tapi nada bicara mereka terlihat jelas telah menjadi lebih dingin, apalagi tatapan mereka saat melihat Chloe Jian juga telah mengandung aura cemburu, "Ingin memesan kamar?"

"Hmm." Chloe Jian menganggukkan kepala, setelah bekerja seharian, badannya pada awalnya sudah merasa amat lelah, dia saat ini hanya ingin segera mengurus CEO Huo dengan baik, lalu bergegas pulang ke rumah, dia tidak memiliki waktu luang untuk memperhitungkan sikap kedua pegawai ini.

"Berikan KTP sejenak untuk mendaftar." Kedua pegawai wanita itu berkata dengan ketus, mereka termasuk orang-orang yang mampu melihat berbagai macam orang, tapi pria yang begitu rupawan dan memikat seperti ini sangat jarang ditemui mereka, mampu membuat hati mereka berdua berdebar, dan spontan merasa iri terhadap wanita yang datang bersama dengan pria seunggul ini.

Chloe Jian segera menghampiri sisi Colten Huo, bertanya dengan suara kecil: "CEO Huo, kamu telah membawa KTP tidak?"

Tidak ada tanggapan, Chloe Jian menggertakkan gigi, mengulurkan tangan meraba tubuhnya, dan dia benar-benar berhasil menemukan dompetnya dari kantong celana Colten Huo, sang wanita tidak berpikir berlebihan, membuka dompet dan melihatnya, alamat di dalam KTP dia bukanlah di Kota Qinghu, Chloe Jian juga mulai menyerah, mengeluarkan KTP dan berjalan ke resepsionis.

"Nona, KTP kamu juga harus di daftar!" Pegawai wanita memperingatinya.

"Aku tidak menginap, dia seorang diri saja!" Chloe Jian menyerahkan KTP Colten Huo.

"Pacarmu telah mabuk berat bukan, nona tidak tinggal untuk menjaganya?" Pegawai wania mengetes menanyakannya.

"Dia bukan pacarku." Chloe Jian mengerutkan keningnya, dia merasa kedua pegawai wanita ini terlalu cerewet, apalagi tatapan mereka terhadap Colten Huo, tiba-tiba membuatnya merasa sedikit tidak senang.

Ketika kedua pegawai wanita mendengar perkataan ini, mereka seketika langsung merubah sikap yang tadinya dingin, dan mulai menjadi ramah terhadap Chloe Jian, "Nona, biaya kamarnya adalah 9.6 juta, bayar dengan uang cash atau menggesekkan kartu?"

"9.6 juta? Begitu mahal?" Chloe Jian kaget.

"Nona, hotel kami ini adalah hotel berbintang 5, harga ini tidaklah mahal." Pegawai wanita menjelaskannya.

Chloe Jian membuka dompetnya Colten Huo, menyadari selain hanya kartu yang ada di dalamnya, sisanya tetaplah kartu saja, lalu melihat ke dompetnya sendiri, uang cashnya tidak cukup banyak, sedangkan kartu bank untuk biaya pengobatan ibunya tidak boleh disentuhnya sedikit pun, bagaimana ini?

Chloe Jian memalingkan kepala melihat Colten Huo, menyadari sang pria telah mengubah posisinya, sedang duduk membungkukkan badan di sana, sepasang tangannya menopang keningnya, sang wanita ingin menghampirinya menanyakan kode sandi dari kartunya, tapi merasa tidak baik jika bertindak seperti itu, apalagi kelihatannya, tubuhnya sepertinya merasa sangat tidak nyaman, dan masih belum sadar, sepertinya kalau pun dia pergi menanyakannya, belum tentu bisa mendapatkan jawabannya.

"Nona, apakah masih ingin memesan kamar?" Pegawai wanita melihat Chloe Jian merasa ragu, mereka mulai merasa tak sabaran lagi.

"Tidak perlu lagi, terima kasih!" Chloe Jian tidak ingin menyia-nyiakan uang ini, makanya dia kembali menyimpan dompetnya, berjalan ke sampingnya Colten Huo, sama sekali tidak mempedulikan tatapan mata meremehkan dari kedua wanita itu, berkata dengan suara kecil: "CEO Huo, mohon maaf, aku tidak memiliki begitu banyak uang, jadi mohon jangan keberatan untuk menginap di rumahku untuk malam ini."

Chloe Jian hanya sekedar ingin mengetesnya, dia sangat berharap agar Colten Huo bisa segera bangun, tidak peduli apakah menggesekkan kartu untuk tinggai di hotel, ataupun menyatakan alamat rumahnya, keduanya sama-sama merupakan hasil yang baik.

Namun, ketika Colten Huo mendengar hendak ke rumahnya Chloe Jian, dia memang langsung membuka matanya, tapi Chloe Jian malah terkejut dengan urat merah di balik matanya.

"CEO Huo, matamu——"

"Tidak apa, ayo pergi!" Colten Huo menggunakan sepasang tangannya mengusap kelopak mata, tidak banyak berbicara, bangun dan berjalan keluar.

Chloe Jian kembali berlari mengikutinya dari belakang, setelah menaiki mobil, sang wanita melihat sepasang matanya Colten Huo yang penuh dengan kemerahan, hendak berkata namun terhenti, sebenarnya sang gadis sangat ingin mengatakan, 'Kalau kamu telah bangun, maka segeralah mengatakan alamat rumahmu, agar aku bisa mengantarmu pulang', tapi saat perkataannya tiba di ujung mulut, dia tidak jadi mengatakannya, karena dia memiliki sebuah firasat, bahwa sia-sia saja dia menanyakannya.

Ketika Chloe Jian memapah Colten Huo kembali ke tempat tinggalnya, hari sudah hampir ham 11, Colten Huo tidak mengatakan apapun sepanjang jalan, saat tiba di rumahnya Chloe Jian, dia juga langsung menyerbu ke ranjang dan berbaring.

Chloe Jian melihat nafasnya Colten Huo begitu stabil, sepertinya dia telah tertidur, lalu menyadari keningnya terlihat berkerut, sepasang mata terpejam rapat, sepertinya merasa tidak nyaman, Chloe Jian mengelus keningnya, terasa sangat panas.

Sang wanita tidak tahu sebenarnya seberapa banyak bir yang diminumnya hari ini, kenapa menjadi mabuk sampai seperti ini, tapi Chloe Jian merasa setidaknya kemampuan minum CEO Huo cukup bagus, tidak ribut, langsung tertidur setelah masuk, tidak seperti kebanyakan orang yang akan menggila membuat onar menyebalkan itu.

Chloe Jian tidak memiliki pengalaman dalam merawat orang mabuk, tapi dulunya pernah melihat Mamanya merawat Papanya yang telah mabuk, lalu, sang wanita meremas handuk yang direndam dalam air panas untuk membilas wajahnya, membukakan beberapa kancing kemejanya lagi, membantunya melepaskan sepatu.

Chloe Jian awalnya hendak sekalian melepaskan celananya Colten Huo, tapi saat tangannya menyentuh tali pinggang sang pria, sang wanita baru kembali sadar, segera menarik tangannya kembali, terakhir, dia hanya melonggarkan kancingan tali pinggangnya.

Setelah selesai melakukan semuanya, Chloe Jian tak tertahankan untuk menepuk-nepuk dadanya, bergumam terhadap dirinya sendiri: "Nyaris saja, kalau sampai benar-benar melepaskan celananya, besok pasti akan sulit untuk menjelaskannya."

Setelah selesai melayani CEO Huo, Chloe Jian kembali merasa pusing, ranjangnya telah ditiduri oleh Colten Huo, jadi dia mau tidur di mana? Cuaca saat ini begitu dingin, tidak mungkin membiarkan sang pria tidur diranjang, sedangkan dirinya malah tidur di lantai bukan?

Bagaimana kalau, berdesak-desakkan dengan Lola Luo untuk semalam.

Mengingat Lola Luo, Chloe Jian baru menyadari kenapa Lola Luo tidak bereaksi apapun setelah pergerakannya yang begitu ribut sepulang tadi?

Chloe Jian keluar diam-diam, berjalan hingga ke depan kamarnya Lola Luo, mengetuk pintunya, tetap tidak ada tanggapan, sang wanita mendorong pintunya, menyadari tidak ada orang di dalam, Lola Luo malah belum pulang!

Chloe Jian dan Lola Luo sudah menjadi teman sekamar semenjak perkuliahan, terkadang jika telah berbincang-bincang hingga memanas, mereka akan tidur bersama dengan berdesak-desakkan, makanya kalau Chloe Jian malam hari ingin tidur di sini, dia tidak harus mengatakannya dulu terhadap Lola Luo, tapi ketika Chloe Jian mengingat tatapan mata tak berdaya dari matanya Lola Luo terhadapnya di Caffee tadi malam, hatinya terasa sedikit murung.

Setelah Chloe Jian selesai mandi, kemudian keluar dengan baju yang telah di ganti, langsung mendengar deringan ponselnya, sang wanita takut akan membangunkan Colten Huo, bergegas memasuki kamar mengangkat panggilan.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu