His Soft Side - Bab 575 Penghianat

Jeremy yang disebutkan oleh Nathan Chen adalah seorang yang terhebat di antara para bodyguard yang dilatih diam-diam oleh Colten Huo, dia bahkan lebih hebat dari Nathan Chen.

Colten Huo masih memiliki dua grup bodyguard, terang dan gelap, yang terang dipimpin oleh Nathan Chen, kekuatannya sangat mengesankan. Sedangkan grup yang tersembunyi itu dipimpin oleh Jeremy, dan Jeremy ini sangat jarang terlihat, namun tidak pernah ada orang yang merasa asing akan nama itu. Kekuatannya bahkan melebihi Nathan Chen.

Bisa dibilang, sedari dulu Colten Huo telah mulai menyebarkan pasukan demi hari ini.

Tak lama, Nenek Liao pun masuk dan mengusir, "Sudahlah, Colten, kamu baru sadar, jangan terlalu mengerahkan pikiran, dokter bilang kamu harus banyak istirahat!"

Colten Huo mengangguk pada Nathan Chen, Nathan Chen mengerti, dia pun memimpin orang-orang untuk keluar.

"Colten, hal ini biar Nathan Chen saja yang membereskan, lukamu separah ini, kamu harus istirahat dengan baik," kegirangan Nenek Liao seusai Colten Huo sadar telah mereda, matanya membengkak, dia jelas terlihat baru menangis, dan dia terus mengangkat tangannya untuk menyeka matanya ketika berbicara.

"Nenek, aku tida apa-apa!" kata Colten Huo dengan wajah tenang.

"Masih bilang tidak apa-apa, kamu sudah mengejutkanku, masih untung kamu tidak apa-apa, kalau terjadi sesuatu padamu, habis sudah keluarga kita!" Air mata yang ditahan oleh Nenek Liao barusan ini, mengalir kembali.

Bibir Colten Huo berkedut, seperti ingin mengatakan sesuatu, namun ujung matanya bergetar, dengan ujung matanya dia melihat seseorang berjalan masuk. Dia segera mengangkat kelopak matanya, pandangannya jatuh pada orang yang baru datang itu.

"Kakek!" panggil Colten Huo.

Orang yang masuk itu adalah Tuan besar Huo yang diisukan telah menghilang selama berhari-hari. Dia menggunakan kruk dan ditemani oleh dua orang tenaga medis. Walaupun terlihat lelah, seharusnya tubuhnya tidak mengalami masalah yang serius. Dia berjalan sendiri tanpa dibopong.

Begitu memasuki kamar pasien, Tuan Besar Huo pun melambaikan tangannya, meminta dua orang itu pergi.

Tapi begitu melihat Tuan Besar Huo masuk, wajah Nenek Liao seketika menjadi suram, dia tidak menutup-nutupi amarah di wajahnya. Dia mendadak berdiri dan menunjuk-nunjuk Tuan Besar Huo, matanya dipenuhi api kemarahan, "Untuk apa kamu datang? Untuk melihat seberapa malang kami saat ini? Keluar!"

"Fenny ...." Wajah Tuan Besar Huo yang awalnya sedikit pucat itu semakin memburuk, kepala keluarga Huo yang biasanya agung dan martabatnya tak terandingi itu, tak disangka dapat menunjukkan ekspresi malu dan pasrah.

"Keluar!" Nenek Liao mengangkat alisnya, dia jelas-jelas marah, matanya yang menatap Tuan Besar Huo itu menampakkan aura kebencian.

"Fenny, jangan begini, Colten masih di sini!" kata Tuan Besar Huo dengan wajah yang semakin pucat, dia melirik Colten Huo dengan canggung.

Siapa kira, keadaannya masih baik saat Tuan Besar Huo tidak menyebut Colten Huo, begitu dia menyebut Colten Huo, amarah yang ditahan Nenek Liao seketika meledak, "Kau tahu juga Colten di sini? Kalau begitu kenapa kamu tidak berpikir sebenarnya kenapa Colten bisa terluka separah ini? Kalau bukan demi menyelamatkanmu, mana mungkin Colten mendapat luka tembakan separah ini, sampai hampir merengut nyawanya?!"

Tuan Besar Huo semakin menundukkan kepalanya, bagaikan nyawanya terserap keluar. "Aku juga tidak mengira ...."

"Tidak mengira, tidak mengira, Christo Huo, kamu hanya bisa bilang kamu tidak mengira?" kata Nenek Liao murka, api kemarahan membara di matanya, "Sudah berapa tahun, kamu hanya bisa bilang satu kalimat itu, bertahun-tahun ini aku sudah muak! Kalau bukan demi Colten dan Natasha, aku benar-benar berharap keluarga Huo hancur saat ini. Aku benar-benar tak ingin lagi tinggal sedetik pun di tempat kotor yang menjijikkan ini!"

"Fenny, jangan seperti ini!" kata Tuan Besar Huo dengan wajah pucat, kedua kakinya gemetaran.

"Kakek, duduklah dulu baru bicara," kata Colten Huo dengan lemas. Begitu Tuan Besar Huo masuk, Nenek Liao terus murka, dia tak dapat menemukan kesempatan untuk bicara.

Melihat Tuan Besar Huo menarik kursi dan duduk di sisi ranjang pasien, Nenek Liao memalingkan wajah, tidak ingin melihatnya lagi.

Tuan Besar Huo memandang Nenek Liao, dalam hati dia menghela napas, kemudian mendongak memandang Colten Huo dan bertanya dengan perhatian, "Colten, bagaimana perasaanmu?"

"Aku tidak apa-apa!" Colten Huo sebenarnya merasa tidak enak badan, posisi peluru yang mengenainya berada di samping jantung, hanya berjarak beberapa mili, bisa-bisa sedikit lagi mengenai jantungnya. Meskipun tanda-tanda vitalnya sudah stabil dan ia sudah bangun saat ini, bukan berarti tubuhnya bisa segera pulih.

Sekarang, setiap dia bernapas, dia merasa jantungnya ikut terasa sakit.

Namun Colten Huo sama sekali tidak menampakkannya, meskipun wajah tampannya tampak pucat, raut wajahnya tidak terlihat tidak biasa.

Tuan Besar Huo menganggukkan kepala, sepertinya merasa lega, dia pun bergumam, "Baguslah, baguslah ...."

"Mana mungkin tidak apa-apa? Colten menggantikanmu menerima tembakan itu, apakah kau lupa bagaimana keadaannya saat dibawa ke sini? Dia berdarah sebanyak itu ...." Nenek Liao tiba-tiba memegangi wajahnya dan menangis tersedu-sedu.

Dia lahir di keluarga jenderal. Ketika masih muda, ia adalah sosok wanita heroik yang memiliki pengalaman di militer. Meskipun dia hanya menjadi seorang staf medis tentara, dia memiliki kepribadian yang keras, pemberani, dan berhati-hati. Dia selalu menjadi gadis yang spesial. Sepanjang hidupnya ini, dia sangat jarang menangis. Meskipun saat melihat Colten Huo bermandikan darah hari itu pun, dia juga bisa diam dan memasang wajah tenang. Saat ini, dia malah tak tahan untuk menangis karena rasa tak berdaya yang muncul dari lubuk hatinya yang terdalam.

"Maaf, aku, aku benar-benar tidak tahu, Zafron, bisa-bisanya dia ...." Tuan Besar Huo tahu apa pun yang dia ucapkan sudah terlambat. Wajahnya pucat pasi, tampak perasaan malu dan menyesal di matanya.

"Haha, kamu tidak tahu?" kata Nenek Liao mendengarnya, tiba-tiba meletakkan tangannya, mendadak mendongak memandang Tuan Besar Huo dengan sorot mata dingin dan tajam, "Kau mau membohongi siapa? Bisa-bisanya tidak tahu? Bertahun-tahun ini, kalau bukan karena bersekongkol denganmu, dari mana datangnya keberanian Cornelia Shen untuk membantu Zafron Huo berhianat?"

Tuan Besar Huo menundukkan kepala, tak berkata-kata, namun raut wajahnya telah menghianatinya.

"Christo Huo, jangan kira aku tidak tahu, bertahun-tahun ini, kamu selalu membantu keluarga Shen, kamu tidak pernah bisa melupakannya! Kamu tidak melupakan wanita itu! Haha, hanya saja putramu itu terlalu tidak berguna, kalau tidak, Huo's Corp tidak akan mendapat masalah apa pun seperti Brodi."

Nenek Liao tertawa dingin, sorot matanya setajam pisau, mengores tubuh Tuan Besar Huo, "Kalau bukan karena instruksimu, dari mana datangnya kualifikasi dan sumber daya yang dimiliki Zafron Huo? Masuk Havard, masuk Huo's Corp, bahkan tak henti melahap sumber daya Huo's Corp, mengobrak-abrik Huo's Corp, apakah ini semua bukan karena berkomplot denganmu di belakang?"

"Fenny, di sini ada anak-anak, bisa tidak jangan bahas tentang masa lalu?" kata Tuan Besar Huo sambil mengernyitkan dahi, nada bicaranya jelas pasrah, namun dia tidak menentang.

Karena dia tahu, menentangnya seperti itu pun, Fenny tidak akan mempercayainya lagi.

"Anak-anak? Kalau kamu masih punya hati, beberapa tahun ini kamu tidak akan tidak turun tangan meskipun mengerti jelas kelakuan Cornelia Shen dan Zafron Huo, dan tahu jelas Zafron Huo melukai Colten dan Natasha sampai hampir kehilangan nyawa. Jangan lagi membahas tentang pensiunmu yang menjijikkan, kalau orang lain tidak tahu, memangnya aku juga tidak tahu?" kata Nenek Liao semakin murka, hari ini, ia akhirnya melampiaskan seluruh amarahnya.

"Di luar, kamu berpura-pura dermawan, bilang kalau Huo's Corp harus dilanjutkan oleh orang terkuat, dan para bawahan bisa bersaing untuk memperoleh kekuasaan. Faktanya, berapa banyak dukungan dan sumber daya yang diam-diam kauberikan pada Zafron Huo? Kalau bukan karena aku menentang, bahkan tandamatamu sebagai kepala keluarga sudah akan jatuh ke tangan penghianat itu!"

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu