His Soft Side - Bab 240 CEO Yang Aneh

Sepanjang pagi, suasana di kantor CEO sangat mencekam, mereka yang berada di kantor sekretaris sama sekali tak berani berleha-leha dan bekerja dengan tekun, takut membuat kesalahan.

Setelah Robin Cheng setuju membantunya, Chloe Jian merasa lega, setelah bekerja beberapa saat, ia merasa haus, maka ia bangkit dan membawa cangkirnya ke pantry. Pantry di kantor CEO tentu berbeda dengan pantry para karyawan biasa. Fasilitas maupun pilihan minuman di sini adalah yang kelas atas, Chloe Jian menuangkan jus jeruk hangat dan meneguknya. Lalu tiba-tiba ia teringat ia harus mengirim pesan pada Carol Ruan.

Bukannya ia tak mau membantu, tapi Colten Huo tak mempedulikannya.

Begitu ia mengirimkan pesannya, Chloe Jian merasakan ada seseorang berjalan masuk ke pantry, ia menoleh dan merasa sangat familiar saat menatap sosoknya, kemeja putih, celana panjang hitam, dengan tubuh yang tinggi dan gagah, siapa lagi kalau bukan Colten Huo?

Tapi Chloe Jian hanya menatapnya sekilas, meraih cangkirnya, dan berjalan keluar.

Mata Colten Huo terbelalak, ia mengulurkan tangannya hendak menarik Chloe Jian, tapi ia melihat ada orang berjalan masuk, maka ia kembali menarik tangannya.

“CEO Huo.” Yang datang rupanya Gary Chen dan Mike Wang, begitu melihat Colten Huo juga berada di dalam pantry, mereka segera menyapanya dengan sopan.

“Hm.” Colten Huo hanya menjawab dengan gumaman dan berjalan keluar.

“Hei, Gary, apakah kau merasakan ada sesuatu yang aneh?” Mike Wang menyikut Gary Chen.

“Apa yang aneh?” Gary Chen tidak mempedulikannya, ia sedang terngiang-ngiang saat tadi ia bertemu Chloe Jian, ia tersenyum padanya dengan sangat manis.

“Kenapa CEO Huo pergi ke pantry tanpa membawa cangkirnya? Ia juga tak membawa apapun keluar, ia tidak ke sini untuk minum, jadi untuk apa ia kemari?” Mike Wang melakukan analisa seperti Detektif Conan.

“Apa maksudmu?” Gary Chen meraih cangkirnya.

“Bukankah tadi kita bertemu Chloe Jian? Ia keluar dari pantry, dan CEO Huo juga kebetulan berada di sini, pasti ada sesuatu.” Mike Wang tersenyum lebar.

“Diam! Jangan bicara aneh-aneh.” Gary Chen tampak jengkel, ia mengisi cangkirnya dan berjalan keluar.

“Aku tidak bicara aneh-aneh, tersebar kabar dari Departemen Humas, bahwa entah dengan cara apa, Chloe Jian berhasil menggoda CEO Huo, dan mereka berciuman di pinggir jalan...” Mike Wang menarik Gary Chen dan mendesah, “Chloe Jian tampak polos, tak kusangka strateginya begitu lihai, bahkan bisa menggaet orang setingkat CEO Huo, sepertinya ia banyak pengalaman, jangan tertipu oleh penampilan luarnya, Gary, wanita seperti ini bukan orang yang bisa kau dapatkan.”

Saat Mike Wang sedang berkata dengan penuh semangat, tiba-tiba Gary Chen menarik lengannya, ia dengan jengkel bertanya, “Kenapa kau menarikku? CEO, CEO Huo...”

“CEO Huo!” melihat CEO Huo yang telah berjalan pergi tapi kemudian kembali, wajah Gary Chen tiba-tiba menjadi suram, saat ia melihat tatapan tajam Colten Huo, ia tahu ia pasti telah mendengar semuanya.

Mike Wang sangat ketakutan hingga tangannya gemetaran, meskipun Colten Huo masih muda, tapi auranya sangat mengintimidasi, tidak seperti kebanyakan orang, maka setelah membicarakannya di belakang, Mike Wang merasa sangat ketakutan hingga lidahnya terpeleset dan kakinya gemetaran.

“Aku mempekerjakan kalian bukan untuk menggosipkan tentang kehidupan pribadiku!” kata Colten Huo dengan dingin.

“Ma, maaf, CEO Huo, kami takkan melakukannya lagi!” Gary Chen segera membungkuk meminta maaf.

“Bukan kau!” lalu Colten Huo menatap Mike Wang dan berkata, “Kau, pergilah ke Departemen Pemasaran, jika aku mendengarmu bergosip lagi, kau akan dipecat dari Ming’s Corp!”

“CEO, CEO Huo, aku...” mendengarnya, wajah Mike Wang memucat, mereka yang dipekerjakan di kantor Colten Huo membuat semua orang merasa iri, karena ini berarti CEO Huo menganggap mereka kompeten, dan berarti mereka akan mempunyai kesempatan untuk bekerja di Huo’s Corp, yang jauh lebih besar daripada Ming’s Corp, jika ia dikembalikan ke Departemen Pemasaran, tidak saja mimpinya untuk berpindah ke Huo’s Corp akan menjadi mustahil, tapi ia juga pasti akan menjadi bahan tertawaan seluruh pegawai Ming’s Corp.

Colten Huo sama sekali tak mempedulikan Mike Wang, ia memasuki pantry, Mike Wang hendak memohon, tapi Gary Chen segera menariknya.

Meskipun Gary Chen tak begitu mengenal Colten Huo, tapi ia telah mendengar rumor bahwa ia orang yang sangat dingin dan sangat misterius, dan ia sangat memisahkan kehidupan pribadinya dengan pekerjaannya, ia jarang menghukum pegawai, tapi begitu ia menjatuhkan hukuman, keputusannya sama sekali tak bisa diubah.

Maka tak ada gunanya Mike Wang memohon, salah sendiri ia asal bicara, kenapa ia tiba-tiba menggosipkan kehidupan pribadi CEO Huo?

Chloe Jian tak mengetahui apa yang terjadi di pantry, setelah mengirim pesan pada Carol Ruan, ia kembali bekerja dengan tekun, dan setelah tiba jam makan siang, barulah ia kembali teringat dan memeriksa ponselnya.

Carol Ruan membalas pesannya di Wechat: Tak apa, aku sudah merasa sangat berterimakasih kau mau membantuku, terimakasih, Chloe Jian.

Meski Chloe Jian merasa yang dikatakan Colten Huo benar, ia tak perlu membalas budi pada Carol Ruan, Carol Ruan hanyalah berperan sebagai perantara, tapi setiap kali seseorang berbicara dengan sopan kepadanya, Chloe Jian tak bisa menolaknya, maka saat ia melihat Carol Ruan bersikap begitu pengertian, ia merasa agak sedih.

Malahan Carol Ruan menghibur Chloe Jian: Chloe Jian, tak apa, jangan merasa terbeban. Aku tahu seharusnya aku tak meminta tolong, tapi aku ingin mencoba, siapa tahu aku beruntung, aku juga sudah lama bekerja dengan CEO Gu, aku juga bisa menjaga diri, aku akan memikirkan cara lain.

Chloe Jian juga merasa hanya bisa bertindak seperti ini, ia hanyalah pekerja biasa, kemampuan Carol Ruan juga jauh di atasnya, maka ia tak perlu terlalu memikirkannya.

Saat hendak istirahat makan siang, Chloe Jian menerima telepon dari Aurora Wu, mengajaknya makan siang bersama, ia juga hendak menyerahkan skincare yang dipesannya, Chloe Jian pun menyetujuinya.

Saat ia telah menyepakati waktu dan tempat dengan Aurora Wu, tiba-tiba Colten Huo meneleponnya, Chloe Jian menjilat bibirnya dan mengangkatnya.

“Halo?”

“Ayo makan siang bersama!” kata Colten Huo.

“Tak bisa, aku sudah ada janji dengan teman, kau makanlah sendiri.” Melihat waktu yang disepakati telah tiba, tanpa banyak bicara Chloe Jian segera meraih tasnya dan berkata, “Aku pergi dulu.”

Sebelum Colten Huo sempat mengungkapkan kejengkelannya, telepon telah ditutup, ia memicingkan mata menatap ponselnya dalam waktu yang lama, baru akhirnya bangkit berdiri dan berjalan keluar.

“Kakak keempat, mari makan bersama.” Sambut Robin Cheng dengan hangat.

Colten Huo hanya menatap Robin Cheng dengan dingin, “Tadi pagi apa yang kau bicarakan dengannya?”

“Huh? Oh, tentang adik Wu, ia menyesal telah mengundurkan diri dan ingin kembali bekerja, adik Jian tak berani memberitahumu, jadi ia memberitahuku.” Kata Robin Cheng dengan santai sambil minum dari gelasnya.

Colten Huo mengangkat alisnya, dan tanpa mengatakan apapun, ia kembali ke kantornya.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu