His Soft Side - Bab 397 Kamu Tidak Berperasaan

“Kamu yang keterlaluan!” Chloe berkata.

Colten menghempaskan tangan Colten dengan keras lalu memutarkan tubuhnya dan berkata dengan dingin : “Jika seperti itu, maka kamu pergilah!”

Chloe yang mendapatkan hempasan ini terduduk di sebuah kursi, sambil memajukan bibirnya, dengan tubuh sedikit menunduk dengan sengaja memperlihatkan titik batasnya sambil bergoyang lalu berkata dengan sedih : “Padahal kamu tahu jika aku tidak menggunakan baju, apakah aku harus keluar seperti ini? Apakah kamu rela aku pergi seperti ini?”

Colten sendiri telah melihat godaan itu, dengan mata yang memerah tetapi tetap memutarkan tubuhnya lalu berkata dengan marah : “Walaupun kamu telanjang aku tidak akan peduli!”

“Kamu yang mengatakan ini! Maka jangan menyesal!” Chloe merasa marah, apakah dia tidak melihat dirinya sedang bercanda dengannya, apalagi dengan hempasan itu cukup membuat pinggangnya terasa sakit.

Setelah berkata, Chloe melihat Colten tidak bergerak lalu dirinya berada di depannya sambil melepaskan kemeja ini, tanpa melihat Colten, Chloe berjalan ke depan pintu.

Dia tidak percaya dengan dia keluar seperti ini, Colten tidak akan melakukan apapun, sebenarnya tidak perlu di pikirkan siapa yang akan malu!

Alhasil, belum sempat tangan Chloe memegang gagang pintu terdengar sebuah suara amarah darinya, “Sialan!”

Hati Chloe sendiri merasa puas, dia tahu jika Colten pasti tidak akan membiarkan dia pergi seperti ini, tetapi belum sempat Chloe berkata sebuah tangan besar telah mengangkat dia hingga berada di punggungnya.

Pada saat itu Chloe berteriak dengan tajam, “Hei, lepaskan aku!”

Colten yang merasa marah hingga mata dia terlihat merah, lalu mengulurkan tangannya dan memberikan 2 pukulan di pantatnya Chloe, “Menunggu terlalu lama, ingin membuat aku marah? Atau ingin berlari seperti ini dan membuat aku malu?”

“Ah!” Kepala Chloe sendiri memerah dan telinga yang berdegung, dirinya sendiri tidak dapat mendengar perkataannya Colten lagi, hanya dengan suara yang tidak dia berkata : “Lepaskan aku! Dasar binatang buas!”

“Masih berani memarahiku!” Colten kembali memberikan sebuah pukulan lagi, lalu membawa Chloe ke dalam kamar dan menghempaskan dia ke kasur, sambil menlonggarkan dasinya.

“Kamu ingin berbuat apa?” Chloe beranjak dan melangkah lebih masuk ke dalam kasur.

“Kemari kamu!” Colten memegangi kedua kakinya Chloe lalu menarik nya kembali.

“Hei, aku hanya bercanda saja hanya ingin mengoda kamu saja, kamu ini binatang buas!” Chloe menarik selimut untuk menutupi dirinya, dia sekarang merasa menyesal seharusnya dari awal dia jangan menggoda Colten, dia ini bukanlah seekor binatang buas yang baik seharusnya tadi dia mengaku saja.

“Bercanda? Baru sekarang kamu mengatakan ini? Sudah terlambat!” Colten seperti seekor binatang yang kelaparan, lalu menindih tubuhnya Chloe.

“Ah, jika seperti itu aku tidak mencintai kamu lagi!” Chloe berusaha melawab, dia tidak ingin di makanya tetapi sekarang dia juga tidak bisa melawan.

“Masih berani berkata mencintai aku? Jika mencintai aku beranikah kamu melepaskan aku?” Colten merasa marah.

“Kapan aku ingin melepaskan kamu, setiap menit detik aku ingin bersamamu dan seumur hidup ini ingin bersama kamu, aku telah mengatakannya, aku tadi hanya bercanda saja!” Chloe dengan segera menjelaskan sambil memegangi wajahnya Colten dan tak hentinya mengecup nya agar terlihat seperti seekor binatang yang patuh dan sedang mengipaskan ekornya.

“Kamu tidak berperasaan, kamu bahkan ingin meninggalkan aku, bagaimana aku bisa mempercayai kamu? !” Perasaan Colten sedikit membaik, walaupun dia tahu jika Chloe hanya bercanda saja tetapi mendengar perkataannya itu cukup menyakitkan telinga, dan tentu saja ada perasaan tidak tenang, dirinya sungguh takut jika dia benar-benar perginya, dia juga takut jika dia meninggalkannya.

Semua dunia tahu jika dia di lahirkan penuh keemasan, kedudukan, juga ketampanan, kemapanan, tetapi hanya dia sendiri yang tahu, dalam urusan perasaan dia begitu sensitif.

Dari kecil dia telah hidup berpisah dengan orang tuanya dan hidup dengan mandiri itu memang hal yang baik juga ada hal buruknya dengan artian untuk persoalan asmara dia sangat sensitif maka dari itu ketika dia bertemu dengan Chloe dia selalu tidak bisa melepaskannya, mungkin karena tidak ada orang yang perhatian terhadapnya, terutama ketika dia tidak bisa apa-apa maka dari perasaan ini semakin menginginkannya.

Apalagi dia begitu cantik baik, dari awal dia seperti telah menguncinya dan selamanya tidak akan meninggalkan dia.

“Kapan aku ingin meninggalkan kamu?” Chloe terlihat tidak senang, “Padahal kamulah yang lebih sering menyakiti aku, apakah ingin kita menghitungnya?”

“Hitungan apa itu!” Colten tidak bisa menahannya lagi, lalu berkata, dengan tanpa ada gerakan lagi dia ingin menelan Chloe.

“Hei!” Chloe merasa marah.

“Aku mencintai kamu Cloudy, mencintai kamu, kamu jangan pergi! Aku mohon!” Colten mengatakan itu dengan lembut di telinganya Chloe.

Tubuh Chloe seketika melembut, semakin lama dia berhubungan dengan Colten, dia semakin mengenalnya dan mengasihani dia, dia tahu seberapa hebat dia di luar tetapi di dalamnya dia terlihat rapuh kesepian.

Chloe dan Colten sendiri memasuki kondisi tenang lalu Chloe melingkarkan tangannya di leher Colten lalu mengecup dan terus berkata : “Aku juga mencintaimu! Sangat amat mencintaimu!”

Amarah Colten tadi tentu saja dengan mudahnya redum.

Lalu pada saat ini, ruangan kamar ini di ketuk seseorang, ketika Colten sedang bahagia-bahagianya, dia malas menghiraukan hal ini tetapi ketukan kamar itu tetap tidak berhenti.

“Direktur Colten, apakah anda sedang beristirahat? Ada sebuah berkas, Dirut membutuhkannya segera dan meminta anda untuk melihatnya.” Suara seseorang yang mengetuk itu terdengan tidak asing.

Chloe memukuli Colten dengan maksud untuk berhenti, karena Chloe dapat mengenali itu adalah suaranya Rosy.

Colten tentu saja tidak ingin menghentikan ini, bahkan dia sendiri tidak bisa menahan ketika bertemu dengan Chloe, ingin sekali rasanya terus berada di sampingnya, dan dirinya sendiri merasa ada yang salah dengan hal ini, seperti keracunan juga ketagihan.

Tetapi tetap saja Rosy mengetuk pintunya, pengedap suara di ruangan ini memang sangat ampuh dari luar tidak dapat mendengar sebuah suara tetapi dari dalam dapat mendengar suaranya dengan jelas maka dari itu Rosy tidak tahu apa yang sedang di lakukan oleh Colten, dia hanya ingin dengan segera bertemu dengan dia.

“Sialan!” Colten merasa kesal, kesempatan ini di ganggu, mana mungkin dia tidak merasa kesal bukan? Tetapi penganggu ini tetap berada di luar pintu, hal ini membuat dia dan Chloe tidak bisa fokus setelah beberapa menit, Colten tidak bisa menahannya lagi, lalu mengambil celananya sambil berkata kasar dengan penuh amarah melihat ke luar.

Chloe sendiri juga mengikutinya tetapi tubuhnya tidak memiliki baju maka dari itu dia hanya bisa menggunkan selimut untuk menutupinya, dia sungguh ingin tahu apa tujuan Rosy terus saja mendekati Colten?

Atau mungkin Rosy ingin melaksanakan tugasnya Harrison, dan datang menggoda Colten?

Pada saat ini Rosy melihat Colten keluar dari ruangan istirahat wajahnya terlihat sangat menakutkan, seperti tatapan matanya akan meledak, dengan tatapan tajam melihat ke arahnya.

“Col, direktur Colten...” Rosy seakan-akan lupa dengan pertanyaan yang ingin dia sampaikan, ketika melihat Colten, hatinya berdetak dengan kencang dan dagunya tidak bisa tertutup.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu