His Soft Side - Bab 413 Cemburu

Colten Huo mengencangkan tahanannya pada Chloe Jian. Ia bertanya marah, “Coba jelaskan baik-baik, apa maksud dari “tidak mau melakukan lagi”?”

Si wanita bergerak-gerak, namun tidak berhasil melepaskan diri. Ia menatap si pria dingin, “Tidak minat lagi. Sesimpel itu!”

Wajah prianya memuram, “Aku membuatmu marah kah?”

“Tidak, kamu sangat baik. Aku kesal bukan karenamu, melainkan karena alasan pribadi. Jangan tindih aku, susah nafas nih.” Chloe Jian mencoba melepaskan diri lagi.

“Alasan pribadimu? Apa itu?” Api dalam tubuhnya tidak bisa dilampiaskan, sekujur tubuh Colten Huo terasa tegang, “Apinya belum dipadamkan, masak mau kelar sekarang?”

“Aku sungguh-sungguh tidak nyaman. Cepat lepaskan!” Chloe Jian juga merasa dirinya aneh. Demi satu orang mati, itu pun kisah yang sudah lama, ia jadi ngambek dengan si pria begini.

Tetapi, hati Chloe Jian benar-benar tidak senang! Perasaan tertekan membuatnya ingin nangis.

Meski sangat memanjakan si wanita, Colten Huo pada dasarnya adalah pria yang intimidatif dan pemaksa. Ia sekarang lagi sangat bergairah, mana mungkin ia melepaskan Chloe Jian begitu saja? Saat ini juga, ia kembali menempelkan tubuhnya pada tubuh si wanita.

“Eh! Aku bilang, aku tidak mau!” Chloe Jian menggerak-gerakkan tubuh buat kabur, tetapi Colten Huo menindihnya dengan sangat keras. Tahu usahanya tidak bakal berhasil, wanita itu akhirnya diam dan membiarkan si pria melakukan apa pun yang diinginkan.

Air mata Chloe Jian perlahan mengalir keluar. Ia memejamkan mata dan memalingkan kepala dari wajah Colten Huo, juga mencengkeram sprei kencang-kencang. Ia tidak bisa mendeskrispikan lagi suasana hatinya sekarang.

Kepasrahan Chloe Jian membuat Colten Huo kehilangan gairah. Ia pun menyudahi “kegiatan”-nayt dengan cepat, lalu baru sadar si wanita lagi menangis. Dengan panik, pria itu buru-buru mengusap air matanya dan bertanya iba: “Cloudy, maaf, apa aku membuatmu kesakitan?”

Chloe Jian tetap menutup mata. Tanigsannya makin menjadi-jadi.

Colten Huo merasa sangat bersalah. Ia menukar posisi tubuh dan memeluk Chloe Jian dari belakang, kemudian minta maaf, “Maaf, aku salah. Jangan menangis lagi oke?”

Si wanita sendiri tidak tahu apa yang lagi dirinya permasalahkan. Ia sebenarnya ingin bertanya pada si pria soal masa lalunya dengan Melisa Chen, namun takut beroleh jawabannya yang makin memperburuk suasana hati.

“Apakah ada seseorang yang bilang sesuatu?” Tidak berhasil menenangkannya juga, Colten Huo memutuskan bertanya begini. Berdasarkan pemahamannya, Chloe Jian bukan orang yang suka tiba-tiba ngambek. Tadi mereka masih oke-oke kok, mengapa ketika berhenti sebentar di tengah-tengah sikapnya langsung berubah seratus delapan puluh derajat? Apa dia ngambek karena ia tidak bersedia punya anak?

“Memang menurutmu orang bisa bicara apa padaku?” tanya Chloe Jian sembari mengusap air mata dengan tisu. Ia masih memalingkan muka dari Colten Huo.

“Ya aku tidak tahu, makanya aku tanya kamu.” Si pria lega karena wanitanya akhirnya mau bebricara dengannya. Ia mengecup Chloe Jian dan menatapnya lembut, “Cloudy, jangan marah lagi oke? Aku jadi iba melihatmu menangis.”

“Iba? Kalau iba, kok bisa-bisanya kamu barusan memaksa?” tanya Chloe Jian geram.

Colten Huo sendiri tidak punya pilihan, “Ya kamu mau aku menahannya sendiri? Ada istri di sebelah, masak aku harus mati-matian tahan nafsu? Pertimbangkan juga suasana hatiku dong!”

Membayangkan prianya menahan nafsu, Chloe Jian jadi ingin tersenyum. Untungnya, ia berhasil menahan senyuman itu dan kembali melanjutkan tangis.

“Kok menangis lagi?” Si pria jadi makin panik, “Tidak enak badan ya?”

“Tidak!” Si wanita buka mulut lagi, namun langsung menutupnya dan berbalik badan memunggungi si pria: “Aku mau tidur.”

Colten Huo memandangi wajah samping Chloe Jian, juga mata merahnya. Pria itu mengernyitkan alis. Wanita ini barusan buka mulut sebentar seolah ingin mengatakan sesuatu padanya, tetapi mengapa ditahan-tahan? Sebenarnya apa yang membuatnya seketika jadi aneh?

Kalau fluktuasi emosi ini disebabkan oleh teman atau saudaranya, Chloe Jian marahnya tidak bakal pada dia. Kalau begitu, ini pasti terkait sesuatu yang berhubungan dengan dirinya. Tetapi, Chloe Jian saja tidak kenal teman-temannya, dengar yang macam-macam darimana coba ini wanita?

Eh tidak, Chloe Jian kenal Robin Cheng. Pertemanan mereka juga terlihat cukup akrab. Jangan-jangan Robin Cheng nih yang ngomong aneh-aneh?

Terpikir ini, tatapan Colten Huo mendingin. Setelah Chloe Jian terlelap, ia mengambil ponsel si wanita dari kepala ranjang. Ia ingat, ketika ia tadi keluar dari kamar mandi, Chloe Jian lagi menatap ponsel dengan raut wajah yang agak aneh.

Sayangnya, setelah mengecek pesan-pesan di berbagai media sosial dan riwayat teleponnya, Colten Huo tidak menemukan keanehan apa pun. Ia terpikir sebuah kemungkinan, yakni Chloe Jian sudah menghapusnya!

Si pria seketika gusar sendiri. Ia tidak bersedia membawa Chloe Jian menemui sahabat-sahabatnya karena takut mereka bicara aneh-aneh. Sudah lama melakukan kebiasaan ini, ia malah kelupaan satu nama: Robin Cheng!

Langit sudah sangat gelap, namun Colten Huo tidak juga bisa tidur. Ia bangkit berdiri dan membawa ponsel Chloe Jian ke balkon, lalu menelepon Robin Cheng. Sudah ditelepon dua kali, pria itu belum mengangkat juga. Nomornya lagi sibuk waktu ditelepon pertama kali, sementara ponselnya mati ketika ditelepon buat yang kedua kali. Tatapan Colten Huo mendingin. Ia sekarang berani memastikan, yang brengsek dan sialan ini memang Robin Cheng!

Colten Huo mencari kontak WeChat-nya dan mengirim pesan, “Berani tidak angkat teleponku?”

Robin Cheng tidak membalas.

Si pria mengirim pesan lagi, “Aku beri waktu tiga menit!”

Colten Huo menunggu sembari merokok. Tiga menit kurang beberapa detik kemudian, ponselnya berdering karena dapat panggilan dari Robin Cheng. Pria itu membuka pembicaraan, “Kakak Keempat, sudah selarut ini kamu kok belum tidur? Haduh, aku daritadi baca berkas perencanaan, jadi tidak sadar kamu mengontakku. Ada urusan apa?”

“Kamu bicara apa dengan Chloe Jian?” tanya Colten Huo dingin.

“Tidak ada kok. Ada apa memangnya? Aku tidak bicara apa-apa dengan dia!” Kaget ditanya begini, Robin Cheng buru-buru membantah. Ia tahu, kalau Chloe Jian sudah bertanya pada Colten Huo, sikap lawan bicaranya sekarang ini tidak mungkin begini.

“Robin Cheng, berhenti bersandiwara!” Colten Huo sangat emosional. Ia sampai sekarang belum tahu juga penyebab Chloe Jian marah, bajingan!

“Kakak Keempat, jangan begini lah. Aku tadi sore hanya bercanda-bercanda dengannya, aku tidak bicara macam-macam.” Robin Cheng terus meyakinkan Colten Huo bahwa dia tidak melakukan apa pun, sementara hatinya terus menyumpah: kamu sudah memberiku begini banyak pekerjaan, sekarang aku juga ingin bikin kamu pusing!

Benar, memang ini tujuan Robin Cheng. Ia belakangan dibuat sangat sibuk oleh Colten Huo, jadi ia ingin memberi sedikit balasan. Meski begitu, karena tahu dirinya tidak bakal bisa menang kalau berhadap-hadapan langsung dengannya, ia memilih “jalan tikus”. Satu-satunya titik lemah pria itu adalah Chloe Jian, jadi itulah yang ia manfaatkan!

Robin Cheng paham, semua wanita bisa cemburu tanpa peduli seberapa dewasa sikapnya. Para wanita biasanya penasaran dengan masa lalu prianya, namun juga takut untuk bertanya, jadi ia sengaja menunjukkan foto Colten Huo memeluk Melisa Chen pada Chloe Jian. Suasana hati si wanita ia prediksi bakal rusak setelah melihat ini, lalu ia tambahkan pula berbagai perkataan yang memanas-manasi. Ia tidak percaya Chloe Jian tidak peduli dengan semua ini!

Dengan taktik ini, si wanita bakal ribut dengan Colten Huo. Kalau pun ributnya tidak secara besar-besaran, Chloe Jian tidak akan berperilaku seperti biasa. Ini akan membuat Colten Huo terpaksa menghabiskan tenaga buat membujuk Chloe Jian, jadi tidak punya waktu untuk membuatnya sibuk.

Rencana Robin Cheng berjalan mulus! Ia sekarang lagi duduk dengan kaki bersilang di sebuah kamar hotel. Pria itu mengenakan piyama dan tangannya memegang segelas bir merah. Ia tersenyum mirip serigala.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu