His Soft Side - Bab 573 Terluka Parah

“Chloe Jian, bukannya nenek tak mengijinkanmu berbicara dengannya, hanya saja saat ini kondisinya kurang tepat, patuhlah, dengarkan nenek, pulanglah ke Qinghu,” sejak pertama kali bertemu Chloe Jian, Nenek Liao selalu memanggilnya Cloud, ini adalah pertama kalinya ia memanggil nama lengkapnya, menunjukkan bahwa ia sangat serius.

Saat ini perasaan Chloe Jian sedang kacau, maka ia tak menyadari ada yang janggal dari cara bicara Nenek Liao, saat ini hanya ada 1 hal dalam pikirannya, yaitu ingin menemui Colten Huo.

“Nenek, aku takkan pulang sebelum menemuinya!” kata Chloe Jian dengan panik, mendengar tak ada jawaban dari ujung telepon, karena takut Nenek Liao akan mematikan teleponnya dan entah kapan lagi ia akan bisa menghubungi Keluarga Huo, Chloe Jian segera berkata, “Nenek, tak masalah jika aku tak bisa bertemu dengannya, aku hanya ingin mendengar suaranya, bisakah kau mengijinkanku berbicara dengannya, sebentar saja!”

Chloe Jian merasa sejak dulu ia belum pernah bersikap serendah ini, meminta bantuan pada siapapun, tapi setiap saat ia selalu menemui jalan buntu, membuatnya merasa sangat tak berdaya.

Ia sungguh tak berdaya di hadapan orang-orang kaya yang berkuasa ini.

“Oh, Cloud, nenek juga melakukan ini demi kebaikanmu...” Nenek Liao tentu bisa mendengar Chloe Jian hampir saja menangis, tapi...

Saat ini, di pinggiran Kota Beijing, di sebuah klinik di pegunungan, Nenek Liao sedang berdiri di hadapan sebuah jendela di dalam kamar pasien, berbicara dengan suara lirih, ia mendesah saat mendengar isak tangis wanita di ujung telepon itu, lalu ia menoleh menatap seseorang yang terbaring di ranjang pasien.

Pria yang terbaring di ranjang pasien itu memiliki wajah yang sangat tampan, tapi di bawah alisnya yang tajam, matanya terpejam, dan wajahnya sangat pucat. Tubuh bagian atasnya tak mengenakan selembar pakaian pun, dan di bawah lengannya, dadanya dibalut perban putih, di atas perban itu tampak sebercak darah berwarna merah gelap.

Pria yang terbaring di ranjang itu adalah Colten Huo, ia telah jatuh koma selama beberapa hari, jika saja saat itu Jendral Tua Liao tidak bergegas membawanya kemari, ia pasti sudah kehabisan darah.

Mata Nenek Liao menjadi sembab saat menatap Colten Huo, ia mengusap air matanya dan membentak Chloe Jian yang sedang menangis di ujung telepon, “Cloud, pergilah, kau tak seharusnya datang ke Beijing!”

Setelah mengatakannya, tanpa menunggu Chloe Jian mengatakan sesuatu, Nenek Liao segera menutup telepon. Tiba-tiba, suster yang sejak tadi mengawasi Colten Huo berbisik, “Nyonya Besar, cepat lihat, sepertinya mata Tuan Muda bergerak!”

Mendengarnya, Nenek Liao bergegas menghampirinya, dan ia melihat Colten Huo yang telah koma selama beberapa hari mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat, sepertinya ia akan segera tersadar. Saking senangnya, Nenek Liao segera menggenggam tangan Colten Huo dengan gugup dan penuh harap, sementara suster itu segera pergi untuk memanggil dokter.

Dengan segera, belasan dokter merangsek masuk, ini adalah klinik pribadi Keluarga Liao, para dokter dan suster ini dipekerjakan oleh Jendral Tua Liao, dan mereka semua adalah yang terbaik di bidangnya. Kepala Klinik dan wakilnya sendiri secara khusus memeriksa Colten Huo.

Baru saja mereka mengulurkan tangan hendak membuka kelopak mata Colten Huo, mata pria yang sedang koma yang terus terpejam itu tiba-tiba terbuka.

Sejenak semua tertegun, lalu merasa sangat gembira.

“Ia sudah sadar, ia benar-benar sudah sadar.”

Kepala Klinik segera memeriksanya, dan setelah memastikan kondisinya stabil, ia menjadi lega, “Nyonya Besar, kondisi Tuan Huo sudah stabil, sebentar lagi ia akan pulih.”

“Benarkah, benar-benar tak ada masalah?” Nenek Liao sangat gembira, tapi ia berusaha memastikan sekali lagi, “Peluru itu mendarat sangat dekat dengan jantungnya, ia kehilangan begitu banyak darah...”

Kemudian ia menutup mulutnya dan tak lanjut mengatakannya.

Di atas ranjang, Colten Huo memicingkan mata, saat ia baru membuka matanya, ia belum sepenuhnya sadar, ia berusaha memfokuskan diri, tatapan matanya sangat dingin dan tajam.

“Posisi tertembaknya memang sangat membahayakan, untungnya fisik Tuan Huo sangat kuat, operasinya berjalan dengan baik dan ia akan segera pulih!” kata Kepala Klinik sambil dengan ketakutan mengingat kondisi Colten Huo saat dibawa ke sini.

Ia adalah cucu kesayangan Jendral Tua Liao, meskipun ia bermarga Huo dan Jendral Tua Liao hanyalah kakek dari pihak ibunya, tapi di antara para cucu Keluarga Liao, Jendral Tua Liao paling menyayangi Colten Huo, jika mereka tak berhasil menyelamatkan Colten Huo, saat ini...

Kepala Klinik tak berani memikirkan apa yang akan terjadi.

Setelah memastikan Colten Huo baik-baik saja, Nenek Liao membawakan sedikit makanan, setelah para dokter dan suster pergi, saat ia menoleh, ia melihat Colten Huo sedang menatapnya.

“Kenapa? Apakah lukanya masih sakit? Apakah kau ingin makan? Kau ingin minum?” tanya Nenek Liao dengan khawatir.

“Ponselku!” kata Colten Huo dengan suara berat.

Setelah koma beberapa hari, suaranya terdengar agak serak, tapi masih terdengar tegas dan tenang.

“Kau baru saja sadar, kenapa buru-buru menelepon? Istirahatlah dulu!” Nenek Liao mengira Colten Huo menginginkan ponselnya untuk menanyakan perkembangan situasi terkini pada bawahannya, maka ia berkata, “Semuanya berjalan dengan baik, jangan khawatir!”

“Ponselku!” tapi Colten Huo tetap bersikeras menginginkan ponselnya, ia menatap mata Nenek Liao lekat-lekat dan berkata dengan suara parau, “Cloud.”

Nenek Liao tertegun, lalu ia teringat tadi ia baru saja bertelepon dengan Chloe Jian, mungkinkah Colten Huo tersadar setelah mendengar suara Chloe Jian di telepon tadi?

Jika sejak awal ia tahu Chloe Jian memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap Colten Huo, seharusnya ia membiarkannya merawat Colten Huo selama beberapa hari ini, mungkin saja ia akan kembali sadar lebih cepat...

Nenek Liao merenung, ia diam-diam menghela nafas, ia tahu kondisinya tak sama lagi, bahkan meskipun ia tahu Chloe Jian bisa membuat Colten Huo kembali sadar, ia juga tak bisa membawa Chloe Jian kemari.

“Nenek!” Colten Huo baru saja tersadar, tubuhnya masih sangat lemah, tapi tatapan matanya tetap tajam.

“Oh? Baiklah, aku akan meneleponkan Cloud untukmu,” Nenek Liao bergegas berkata, ia menatap ponselnya dan baru menyadari sejak tadi Chloe Jian terus meneleponnya, tapi mungkin karena ponselnya disilent, ia tak mendengarnya. Hanya dalam sekejap, sudah ada 20 panggilan tak terjawab darinya.

Nenek Liao segera menelepon balik, dan Chloe Jian segera mengangkatnya.

“Nenek, nenek, kumohon, ijinkan aku berbicara dengannya!” meskipun ia tidak sedang menangis, suara Chloe Jian terdengar putus asa.

“Cloud, ini aku!” begitu mendengar suara Chloe Jian, jantung Colten Huo berdegup kencang, ia berusaha keras menahan keinginan untuk bertemu dengannya, untuk memeluknya, dan berusaha membuat suaranya terdengar tenang.

Di ujung telepon, mendengar suara Colten Huo, sejenak Chloe Jian tak bisa berkata-kata, “Col, Colten Huo, benarkah, apakah benar-benar kau?”

Tangan Chloe Jian bergetar hebat, ia sampai mengira ia berhalusinasi dan tak mempercayai apa yang didengarnya.

“Bodoh, aku baru pergi beberapa hari, dan kau sudah tak mengenali suaraku?” Chloe Jian segera menutup mulutnya, mendengar suara tawa Colten Huo di ujung trelepon, air matanya menetes.

Colten Huo, benar-benar Colten Huo!

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu