His Soft Side - Bab 510 Tambah Satu Serangan

“Pura-pura polos?” Chloe Jian mengetuk-ngetukkan dua tinju yang dibuat oleh dua tangannya.

Robin Cheng tersenyum paksa dan memandang Colten Huo, “Kakak Keempat, aku tidak paham apa yang kamu bicarakan. Apa ada kesalahpahaman di antara kita?”

“Kamu pikir saja sendiri itu salah paham atau bukan!” Colten Huo mengangkat dagunya ke Chloe Jian dan memberi isyarat, “Aku saaja berani dia tipu. Ayo pukuli dia!”

Chloe Jian tersenyum dengan mata menyipit.

Menyadari situasinya memburuk, si tuan rumah memasang gestur antisipatif. Ia juga mengingatkan dengan serius: “Adik Jian, aku tidak pernah memukul wanita sebelumnya. Jangan pukul aku, aku takut aku akan kehilangan kendali atas tanganku sendiri!”

“Tidak masalah kok,” Chloe Jian bertutur santai: “Kalau kamu menyakitiku, di sebelahku ada orang yang siap balas dendam. Setidaknya tulangmu bakal retak-retak lah!”

Robin Cheng ketakutan dan menelan ludah. Ia lalu melihat ke arah Colten Huo lagi, “Kakak Keempat, persahabatan kita sudah berlangsung bertahun-tahun...”

“Kamu tahu tidak kata-katamu nyaris membuat istriku lari dari rumah? Bisa-bisanya kamu sekarang mengungkit soal sahabat-sahabatan!” Colten Huo mengelus bahu Chloe Jian dan memerintah dingin, “Pukul!”

Yang mau dipukul seketika berbalik badan buat kabur, namun si tamu wanita bergerak lebih cepat darinya. Wanita itu meraih kerah belakang Robin Cheng. Ketika pria itu tanpa sadar menoleh, ia melihat Chloe Jian sudah menatapnya dari jarak yang sangat dekat.

“Maaf!”

Chloe Jian menyeringai dan melancarkan gerakan membanting. Robin Cheng merasa langit berputar, lalu pada detik berikutnya ia sudah terbaring di lantai. Berhubung kacamatanya jatuh entah dari kapan, ia kini merasa tatapannya berkunang-kunang. Punggungnya juga mati rasa.

“Uhuk, uhuk, uhuk...” Robin Cheng terbatuk cukup lama. Ketika ia menyangga bahunya dengan lengan, ia menjumpai Chloe Jian berlari dengan gembira ke arah Colten Huo. Si wanita juga melompat dan prianya mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tidak cukup sampai situ, mereka berciuman bagai tidak ada orang lain di sini.

“Orang yang pamer cinta cepat mati!” ujar Robin Cheng marah.

“Suamiku, ada yang menyumpahi kita tuh. Bagaimana kalau kamu tambah satu serangan? Biar dia langsung pulang ke kampung halaman!” Chloe Jian menggetar-getarkan bahu suaminya dengan manja.

“Ide bagus!” Si pria mengelus wajah wanitanya. Ia sangat suka dengan tingkah Chloe Jian yang lembut pada dirinya namun keras pada pria lain begini. Inilah wanita yang ia cintai!

“Oh, tidak!” Si tuan rumah melihat tamu prianya benar-benar bersiap menghampirinya. Ia benar-benar panik dan berusaha kabur sambil merangkak-rangkak.

Tidak peduli seberapa kejamnya Chloe Jian, ia juga seorang wanita yang punya belas kasihan. Meski begitu, Colten Huo tidak sama dengannya. Robin Cheng tahu betul Colten Huo pernah menerima pelatihan tentara khusus. Kalau pria itu benar-benar memukulnya, ia pasti bakal dibuat setengah hidup dan setengah mati.

“Jangan kabur!” cibir Colten Huo.

“Kakak Keempat, Kakak Keempat yang terkasih, Kakak Keempat yang baik hati, aku tahu aku salah. Mohon maafkan aku!” Robin Cheng berlari sambil memohon belas kasihan. Air mata yang ada di kedua pipinya menjadi bukti bahwa ia benar-benar meminta maaf dengan tulus.

Mana peduli Colten Huo dengan tangisannya? Ia langsung menghujamkan tinju tanpa ampun.

“Ah!” Si tuan rumah berteriak dengan mata membiru.

Si tamu pria masih ingin lanjut meninjunya, namun tangan kecil si tamu wanita jadi penghalang, “Sudah, suamiku. Cukuplah pelajaran kita buatnya.”

Robin Cheng memandangi Chloe Jian dengan penuh terima kasih, “Adik Jian, kamu cantik dan baik hati. Aku—”

Belum selesai ia berbicara, si wanita sudah menanggapi sinis, “Kalau dipukuli sampai cacat, nanti tidak ada yang mau mempekerjakanmu lagi!”

“Hoek……” Robin Cheng memuntahkan seteguk darah. Ia membalas kesinisan itu, “Kalian suami istri memang satu pikiran!”

“Tentu saja! Aku mencintai suamiku, suamiku juga mencintaiku. Kalau tidak satu pikiran dengannya, masak aku satu pikiran dengan anjing macam kamu!” Si wanita mengejek dengan sangat santai.

“Bermesraan lagi ya kalian!” Robin Cheng menutupi matanya dan mengeretakkan giginya. Meski begitu, ketika menemui tatapan dingin Colten Huo, ia memohon ampun lagi, “Kakak Keempat, Kakak Keempat yang baik, aku tahu aku salah. Aku tidak akan mengulanginya!”

Colten Huo memandangi Chloe Jian, begitu pula Robin Cheng. Pria yang kedua lalu mengangkat tangan dan bersumpah, “Aku berjanji akan kerja keras bagai kuda untuk Kakak Keempat. Bulan ini aku tidak akan istirahat. Tidak, bulan ini dan bulan depan maksudnya!”

“Berhubung kamu janji begitu, besok pergilah ke Departemen Keuangan untuk meminta pemotongan bonus akhir tahun sebesar tiga puluh persen.” Si tamu prai mengangguk penuk kesenangan, “Jangan salah sasaran ya, perginya ke Departemen Keuangan Huo’s Corp!”

“Ah, jangan!” Robin Cheng baru bermasalah dengan lanjutan kalimat Colten Huo. Berhubung Colten Huo juga bekerja di Ming’s Corp, Robin Cheng yang merupakan asistennya juga dapat gaji dari sana. Dibanding gaji Colten Huo, baik di Ming’s Corp mau pun Huo’s Corp, gajinya hanya seujung kuku. Sekarang mau dipotong pula!

Oleh karena itu, begitu bosnya bilang mau memotong bonusnya di Huo’s Corp, raut wajah Robin Cheng langsung berubah. Ia buru-buru memeluk kaki Colten Huo dan menangis, “Kakak Keempat, jangan!”

Sebelum keburu memberi tanggapan, si pria melihat wanitanya kaget. Saking kagetnya, Chloe Jian sampai mundur beberapa langkah dan memiringkan tubuh.

“Mengapa ada kamu di sini!” seru Chloe Jian.

Colten Huo juga mendongak. Ia mengernyitkan alis dengan seberkas sinar melintasi mata.

“Kalian, kalian......” Yang muncul jelas Melisa Chen. Rambutnya panjang terentang, lalu pakaian atasnya adalah kemeja pria yang sangat kebesaran. Sementara itu, pakaian bawahnya hilang entah kemana, jadi paha seksinya bisa dilihat semua orang.

Robin Cheng menoleh ke Melisa Chen. Ia juga tercengang melihat penampilannya yang begini.

“Istriku, sepertinya kita memang datang di waktu yang tidak tepat!” Colten Huo barusan melirik Melisa Chen sebentar, lalu tidak menatapnya lagi. Ia juga buru-buru merangkul tangan Chloe Jian dan mendekapnya dalam pelukan.

Diperlakukan begini, kekagetan dan kecemasan si wanita waktu pertama kali melihat Melisa Chen tadi menghilang tanpa jejak. Wanita itu tersenyum tipis, “Betul. Kalau begitu, haruskah kita pergi?”

Si pria berpikir sejenak, lalu mengangguk, “Baik.” Sebelum pergi, Colten Huo menunduk menatap Robin Cheng yang masih tercengang dan menepuk pundaknya: “Selamat bermain!”

“Kakak keempat, hei Kakak Keempat, kenyataannya tidak sama dengan yang kamu pikirkan!” Robin Cheng tiba-tiba bereaksi dan memeluk kaki Colten Huo dengan putus asa. Ia kali ini tidak akan mau melepaskan kaki itu lagi.

Robin Cheng tidak ingin disalahpahami! Ia jelas-jelas tidak punya hubungan apa pun dengan Melisa Chen! Lebih tepatnya, wanita itu bukan tipe wanita yang ia suka!

“Colten Huo, tidak! Kamu salah paham!” Si wanita sama cemasnya. Ia berlari menghampiri Colten Huo dengan mata gugup. Ia ingin memberi penjelasan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan Robin Cheng……

“Memang apa yang aku pikirkan?” tanya Colten Huo sengaja. Ia menambahkan, “Kalian pikir aku memikirkan apa? Akui tidak berpikir apa-apa kok!”

Melisa Chen tertegun. Ia tidak percaya pria itu sungguh-sungguh tidak berpikir apa pun, “Colten Huo, aku……”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu