His Soft Side - Bab 295 Adegan Mendadak Berubah

"Kamu, kamu kenapa begitu tidak tahu malu!" Chloe merasa dirinya masih terlalu polos, jadi terhadap perubahan Colten yang mendadak ini masih belum bisa merespon.

"Apakah kamu tidak suka?" Colten juga tertawa.

Meskipun Chloe sedang marah, tapi dia harus akui senyuman Colten sangat cantik, dia juga memiliki gigi yang putih, tatapan yang dingin juga menjadi terang membuat dia sangat marah.

"Aku tidak suka!" Chloe baru menyadari dia sedang menatap Colten, wajah juga memerah, sehingga dia bergegas mendorongnya, kemudian dia duduk dengan baik sambil merapikan rambutnya agar menutupi rasa malunya.

"Yang penting aku suka kamu!" Colten tidak akan melepaskan kesempatan mengganggu Chloe, dia duduk di samping Chloe, lalu memeluk dia dan ingin menciumnya.

"Hei, di sini ada orang!" Chloe dengan tatapan memberitahu Colten, di sini masih ada supir.

"Kalau begitu tunggu tidak ada orang baru mencium kamu!" Colten juga tersenyum dan tidak memaksa dia.

"......" Chloe memberengnya, lalu tidak berkata apapun, hanya bersandar di bahu Colten dan berkata, "Aku ingin tidur!"

"Baik, nanti sudah sampai aku akan memanggil kamu!" Colten memeluk dia, melihat tatapan dia penuh dengan kepercayaan, dalam hatinya juga terjerumus.

Chloe tersenyum, lalu mencari posisi nyaman di dalam pelukan Colten dan tidur.

Tunggu Chloe sadar, sudah berbaring di tempat tidur, dia juga membuka mata melihat, di sini adalah rumah Colten, ini adalah kamar dia.

"Sudah bangun?" Terdengar suara yang rendah.

Chloe juga menoleh kepala melihat ke sana, lalu melihat Colten sedang duduk di dekat jendela dan sekarang sedang berjalan ke arah dia.

"Sekarang sudah jam berapa?" Chloe juga duduk di tempat tidur, kemudian merapikan rambutnya, dia masih belum terbiasa tidur di depannya dengan sikap yang tidak rapi.

"Sudah jam sebelas." Colten melihat jam tangan.

"Kapan kita sampai di sini? Kenapa tidak membanguni aku?" Dalam ruangan sangat tenang, Chloe merasa tidak nyaman apalagi saat berbaring di tempat tidur ini, membuat dia terpikir hal malam itu.

"Melihatmu tertidur nyenyak, aku juga tidak membanguni kamu." Colten tertawa, lalu jongkok di depan Chloe, menarik tangannya dan juga memegang dagunya agar dia melihat dia, "Kamu sudah pernah melihat tampakku yang jelek, jadi di depan aku kamu jangan merasa tidak nyaman!"

"Oh iya, waktu itu kamu kenapa berpenampilan seperti itu?" Chloe memegang tangan Colten dan dengan penasaran bertanya dia.

Dia benar-benar penasaran, karena seperti status Colten pasti sangat peduli dengan tampaknya apalagi dia ada sikap mysophobia, jadi Chloe tidak mengerti seorang yang mysophobia kenapa bisa menahan tidak mandi dan tidak gunting rambut.

"Kamu benar-benar ingin tahu?" Kata Colten.

Chloe bergegas menganggukkan kepala.

"Sangat mudah, aku hanya ingin tidak dikenali orang!" Kata Colten dengan senyum.

Chloe mengira dia akan mengatakan sedang menghukum diri sendiri, jadi melewati hidup yang susah, tapi tidak sangka alasannya sangat mudah, namun setelah dipikir juga benar, dia adalah penurus warisan, jika di luar dikenali orang, pasti akan melakukan hal besar lagi, dengan begini juga akan merusak nama baik keluarga.

"Apakah kamu sudah lapar?" Colten sepertinya tidak ingin mengatakan hal ini, jadi mencium tangannya dan mengalihkan pembicaraan.

"Iya." Tadi pagi Chloe baru bangun sudah dibawa Colten pulang ke sini, di dalam hanya mobil makan roti dan susu, lalu semalam melakukan hal itu dan sekarang dia hanya merasa lapar,

"Bibi sudah mempersiapkan makan, kamu cuci muka dulu baru makan." Colten berdiri lalu memegang tangan Chloe dan dia juga ikut berdiri.

Selesai makan siang, Chloe melihat jam, sudah jam dua belas, dia berpikir ingin ke rumah sakit dan dia pulang ke sini juga harus memberitahu orang tuanya.

Juga harus menelepon Lola, setelah Aurora memberitahu dia masalah Lola, dia juga menelepon Lola, namun Lola mengatakan dia sudah keluar dari rumah sakit, sekarang sedang di rumah istirahat dan Chloe ingin pergi membesuk dia.

"Kamu ingin keluar?" Colten keluar dari ruang belajar dan melihat Chloe mengambil tas dan sedang memakai sepatu, Colten juga mengerutkan dahi bertanya, "Baru pulang saja sudah mau keluar lagi?"

"Aku mau ke rumah sakit menjenguk ibuku, kemudian ke rumah Lola." Chloe sambil merapikan rambut sambil menatap Colten.

"Aku temani kamu pergi!" Colten berjalan ke arah Chloe.

"Tidak perlu, aku pergi sendiri saja!" Chloe bergegas melambaikkan tangan seperti terkejut.

"Apakah kamu merasa malu membawa aku keluar?" Colten menyipitkan mata dan ekspresi sangat sedih.

"Baik, kamu ikut!" Chloe memegang dagunya, "Adalagi kamu jangan bersikap imut lagi, benar-benar tidak cocok padamu!"

"Jadi apa yang cocok dengan aku?" Kata Colten sambil mengambil ponsel, lalu mengganti sepatu.

"Sikap yang angkuh dan dingin, kamu lebih baik bersikap seperti dulu, sengan begini bisa membuat orang takut juga membuat aku terbiasa!" Chloe sengaja gemetar sejenak lalu menepis bahu.

"Apa pendapat kamu tentang tindakan saat di tempat tidur?" Colten menghentikan langkah kaki dan menundukkan kepala Chloe.

Wajah Chloe sudah memerah, dia dengan tidak berdaya menatap Colten dan berkata: "Bisakah jangan mengatakan hal yang malu ini?"

"Cloud, pikiranmu harus berubah, kita ada suami istri yang sah, buat hal itu sangat wajar, bukan tidak tahu malu, kamu haru mengatakan perasaan kamu padaku, aku baru tahu mana yang tidak baik dan bisa membuat kamu bahagia!" Kata Colten dengan senang.

"Baik, baik aku sudah melihat kesenangan kamu, cepat jalan!" Chloe hanya merasa wajahnya sangat panas, dia menunduk kepala tidak berani melihat Colten, dia tahu dirinya sangat pemali tapi ini adalah sikapnya, tidak mungkin menyuruh dia terbuka seperti orang yang berpengalaman!

Colten tentu saja tahu masalah ini tidak bisa buru-buru, tapi dia benar-benar ingin Chloe bisa menerima dia.

Colten mengendarai mobil, tidak lama mereka sampai di rumah sakit, Beth melihat Chloe bersama Colten datang, tentu saja sangat senang, tapi dia kelihatannya ada kata yang ingin disampaikan pada Chloe, jadi Chloe menyuruh Colten di luar menunggunya, tunggu dia keluar, Colten sudah melihat wajahnya yang merah jadi bertanya dia, "Apa yang dikatakan ibumu?"

"Tidak apa-apa!" Kata Chloe dengan malu.

Dia tidak menyangka ibu mengetahui semuanya, juga tahu dia bersembunyi di luat, namun dia tidak mengatakan karena tahu sikap Chloe keras kepala jadi ingin dia berpikir jelas.

Colten juga tidak banyak tanya, "Jadi sekarang kamu ingin ke rumah teman kamu?"

"Agak malam baru pergi, sekarang Lola sedang tidur siang." Colten melihat jam, lalu berpikir sejenak dan menelepon Aurora.

"Chloe, apakah kamu sudah pulang?" Aurora dengan cepat mengangkat telepon, hari ini hari Selasa, juga hari kerja, kelihatannya dia sedang di kantor, karena dari telepon terdengar suara yang ribut, seharusnya sedang makan.

Chloe bertanya, "Apakah kamu ada waktu untuk malam ini? Biar kita pergi membesuk Lola?"

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu