His Soft Side - Bab 455 Minggat dari Rumah

Chloe Jian agak kecewa, namun tidak berpikir macam-macam. Wanita itu pergi mandi, kemudian turun untuk menyiapkan makan mau malam. Tanpa disangka-sangka, ia bertemu Colten Huo di lorong jalan ruang tamu.

Si pria hanya mengenakan t-shirt polos dan celana olahraga. Dia sepertinya baru habis berolahraga, makanya rambut pendeknya berantakan dan dipenuhi keringat. Sembari berjalan, pria itu mengelap keringat dengan tangan yang terus mengucurkan keringat juga.

Dari kejauhan, Chloe Jian sudah bisa mencium bau khas hormon pria dari tubuh Colten Huo. Gila, bau ini sangat memikat sampai jantungnya tiba-tiba berdebar kencang! Seolah tidak mau ketinggalan, telinganya juga memerah.

Tidak menyangka bakal bertemu si pria, wajah si wanita berseri-seri, “Kapan kamu kembali?”

Pada saat bersamaan, Chloe Jian juga menyadari Colten Huo sama sekali tidak menatap dirinya. Lebih tepatnya, pria itu sengaja mengabaikan dia dan kata-katanya. Tidak hanya itu, si pria bahkan berjalan menjauhi si wanita!

“Woi!” Chloe Jian marah sampai menyentak-nyetakkan kaki. Mana mungkin ia tidak sadar si pria lagi sengaja bertingkah?

Chloe Jian terhenyak, lalu refleks mengulurkan tangan buat menahan bahu pria. Sayang, usahanya gagal total karena Colten Huo mempercepat langkah demi menghindar.

Dengan kesal, si wanita menyusul dan menahannya dari sisi depan, “Kamu tidak melihatku kah?”

Berhubung jalannya dihalangi, Colten Huo akhirnya menghentikan langkah dan menunduk melihat si wanita. Ia menatapnya dengan bola mata tajam dan wajah yang sama sekali tidak berekspresi.

“Aku lagi bicara padamu!” maki Chloe Jian.

“Iya,” jawabnya singkat, padat, dan jelas.

Tersadar bahwa pria itu selesai dengan reaksinya, tatapan marah si wanita makin menjadi-jadi, “Kamu maunya apa sih? Ditelepon tidak angkat-angkat, lalu setibanya di rumah malah mendiamkanku. Aku salah apa padamu?”

Colten Huo mengernyitkan alis, “Sudah selesai bicara?”

Chloe Jian mengira prianya akan mulai memberi penjelasan, jadi mengangguk, “Sudah!”

Siapa sangka, si pria malah berpindah ke sebelah dan kembali berjalan melewatinya!

Tubuh Chloe Jian seketika membatu. Mulutnya ternganga dengan terkejut sambil terus mengamati bayangan tubuh tinggi besar Colten Huo yang menjauh. Ia bahkan tidak terpikir buat mengejar lagi.

Berselang beberapa saat, dari belakang Colten Huo terdengar teriakan melengking, “Colten Huo, sialan kamu!”

Chloe Jian marah sampai mau gila! Pria ini benar-benar tinggi hati ya…... Ia sudah berinisiatif untuk mengajaknya baikan, namun pria itu malah mengabaikannya seenak jidat. Membayangkan tingkah Colten Huo yang sangat menyebalkan barusan, Chloe Jian sungguh ingin berteriak sekencang mungkin.

Ia tidak bisa dibeginikan. Ia tidak tahan!

Sehabis mandi sepuluh menit kemudian, Colten Huo dihampiri oleh asisten rumah yang berdiri tidak jauh darinya. Bawahan itu melapor dengan panik: “Tuan Muda, Nyonya barusan nyetir dan pergi entah ke mana. Wajahnya terlihat sangat marah!”

Langkah si pria terhenti. Ia saat itu juga memukul tembok sebelah, “Sialan!”

Asisten rumah menunduk tanpa berani bersuara. Saat ini, perangai bosnya sungguh menakutkan. Wajahnya terlihat seperti langit cerah yang tiba-tiba didatangi oleh awan mendung entah dari mana. Dalam sekejap, langit yang biru tiba-tiba gelap dan mau menampilkan badai!

Dengan wajah yang sangat muram, Colten Huo merogoh ponsel dan menelepon Nathan Chen.

“Tuan Muda Huo, aku sedang membuntuti Nyonya,” lapor yang ditelepon dengan sigap.

“Terus awasi ke mana dia pergi. Kalau ia pergi mencari seorang pria, segera tangkap pria itu dan bawa kemari!” Hati Colten Huo sangat kesal. Adegan tadi sore kembali terngiang di pikirannya. Chloe Jian dan Jordan Fang tadi berbincang sambil tertawa-tawa, bahkan si wanita membiarkan si pria masuk mobilnya. Ketika terbayang juga soal video piano empat jari yang ditunjukkan Robin Cheng, api cemburunya makin menjadi-jadi.

Kalau sampai Chloe Jian sekarang pergi menemui Jordan Fang, ia tidak akan sungkan membunuh pria itu. Catat baik-baik!

“Baik, Tuan Muda Huo.” Nathan Chen bergidik mendengar nada bicara si bos.

Sepenuhnya kehilangan niat buat melakukan hal lain, si pria memakai semua pakaian olahraganya tadi dan bergegas ke ruang buku.

Pada saat bersamaan, si wanita lagi ngebut di jalanan. Ia marah, sungguh marah!

Chloe Jian makin lama makin merasakan ada banyak perselisihan dalam hubungannya dengan Colten Huo. Mereka dibesarkan dalam latar belakang keluarga yang berbeda, jadi kepribadian dan nilai-nilai yang dipegang juga tidak sama. Terkadang, mereka sangat sulit menemukan titik tengah seperti yang terjadi sekarang. Ia jelas-jelas hanya pergi bekerja, namun Colten Huo malah marah-marah bak ia pergi kencan dengan pria lain saja. Belum lagi, si pria malah perang dingin dengannya!

Baiklah kalau mau perang dingin, aku tidak takut!

Memikirkan ini, hati Chloe Jian semakin panas. Ia memutuskan buat tidak menemui prianya selama beberapa hari kedepan. Biarlah pria itu memikirkan semua perilaku berlebihannya!

Setengah jam kemudian, Colten Huo kembali ditelepon oleh Nathan Chen, “Tuan Muda Huo, Nyonya datang ke kompleks tempat tinggal lamanya. Aurora Wu tinggal di situ.”

Si pria mengamati lokasi yang muncul dalam peta di layar komputer. Kemuraman di wajahnya agak berkurang, “Baik.”

Colten Huo hanya menjawab dengan sepatah kata, namun hatinya kini terasa jauh lebih kalem. Ini karena ketakutannya bahwa Chloe Jian akan menemui Jordan Fang tidak terbukti. Pria itu berani memastikan pasti ada sesuatu di antara mereka, sialnya para bawahan belum berhasil menelusuri itu! Sekarang, yang ia tahu hanya wanitanya dan pria itu sebelumnya sudah saling kenal di Sekolah Musik Tianle. Chloe Jian dulu magang di sana waktu jadi mahasiswa, sementara Jordan Fang sudah jadi guru.

Jelas-jelas tahu ada permainan di belakang dirinya, namun tidak tahu bagaimana detailnya. Kalau dihadapkan pada situasi begini, bukankah tiap orang bakal makin kepikiran macam-macam?

Pada momen ini, Chloe Jian habis memarkir mobilnya di parkiran kompleks apartemen lamanya. Wanita itu kemudian naik ke lantai atas sembari menenteng tas. Unit apartemen yang bakal dikunjunginya ini dulu pernah ia sewa bareng Lola Luo selama satu tahun, lalu mereka berdua memutuskan pindah. Ketika masa sewa mendekati akhir, Aurora Wu kebetulan mengeluh pada mereka bahwa tarif sewa apartemennya sangat mahal. Mereka pun menyuruhnya menggantikan mereka di apartemen ini.

Chloe Jian mengetuk pintu dulu, namun tidak ada respon dari dalam. Ia akhirnya mengeluarkan kunci dan membuka sendiri pintunya.

Begitu pintu dibuka, Chloe Jian langsung terbatuk karena debu yang cukup tebal di dalam. Ia menengok ke sekeliling dan menjumpai furnitur-furnitur rumah dipenuhi debu. Setidaknya, rumah ini pasti sudah tidak ditinggali selama setengah bulan!

Chloe Jian mengernyitkan alis, jangan-jangan Aurora Wu sudah pindah? Tetapi, dia tidak pernah cerita apa pun padanya kok. Terus, barang-barangnya juga ada disini. Aurora Wu lagi ke mana ya?

Si wanita mengeluarkan ponsel dan menelepon orang yang dicari.

Ketika mereka bertelepon semalam, Aurora Wu berbicara dengan terpatah-patah. Selain itu, lingkungan di sekitarnya juga sangat berisik. Chloe Jian saat itu agak curiga dan berniat untuk mendatanginya agak malaman sedikit. Sayang, ia lalu bertengkar dengan Colten Huo dan lupa dengan rencana itu.

Chloe Jian sekarang agak khawatir dengan Aurora Wu. Entah mengapa, ia punya firasat yang tidak baik tentangnya.

Berhubung telepon tidak juga diangkat, kekhawatiran Chloe Jian makin menjadi-jadi. Ia mematikan telepon dan mencoba meneleponnya lagi, namun tidak juga dijawab. Dalam percobaan ketiga, usaha si wanita akhirnya membuahkan hasil……

“Eh, Chloe Jian, aku baru mau meneleponmu!” Nada bicara Aurora Wu sangat gembira. Ia tidak terdengar berbeda dari yang biasanya.

“Kamu di mana? Kok dari tadi ditelepon tidak angkat-angkat?” tanya Chloe Jian tidak paham. Sepengetahuannya, Aurora Wu tidak pernah melepaskan ponsel dari tangan, jadi tiap pesan dan telepon selalu direspon dalam hitungan detik. Dengan situasi barusan, yakni telepon baru diangkat pada percobaan ketiga, Chloe Jian yakin ada sesuatu yang tidak beres.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu