His Soft Side - Bab167 Kelinci Kecil Penurut

"Apa yang kamu lakukan?" reaksi Chloe Jian sangat kuat.

“Aku membawakanmu hadiah, keluarlah!” Suara Colten Huo pelan.

"Hadiah apa..." Kemarahan Chloe Jian agak berkurang.

“Bukankah kamu akan mengetahui ketika kamu keluar?” Suara Colten Huo berangsur-angsur menjauh.

Jadinya keluar atau tidak? Chloe Jian tiba-tiba kebingungan. Dia tidak serakah akan hadiah, dan hanya penasaran. Ingin tahu apa yang akan diberi Colten Huo.

Chloe Jian meletakkan telinganya di pintu, ingin mendengar adakah suara di luar. Tetapi isolasi suara di rumah ini begitu baik sehingga dia tidak bisa mendengar apa pun selain detak jantungnya.

Pada saat ini, Colten Huo sedang duduk di sofa ruang tamu. Dia memakai pakaian rumah, kaos santai dan celana panjang abu-abu, terlihat kasual dan cuek. Rambutnya sangat pendek, dan biasanya dia sisir ke belakang, membuatnya terlihat dewasa dan keras, tetapi hari ini ada beberapa helai rambut yang tergantung di dahinya, membuat wajahnya terlihat sedikit lebih lembut.

Ketika Chloe Jian pergi mendatangnya, hanya melihat Colten Huo sedang bermain dengan sebuah kotak di tangannya. Kotak itu tidak besar, dengan tinggi tertentu, dan permukaan beludru. Kotak itu tidak terlihat seperti kotak perhiasan, tetapi tetap berkualitas tinggi. Apa itu?

Colten Huo melihat Chloe Jian, tetapi tidak memberikannya kotak itu, dia membalikkannya dan memasukkannya ke saku celananya.

Chloe Jian cemberut, dia sudah memperkirakan bahwa Colten Huo sedang menjahilinya.

“Ekspresi apa ini?” Colten Huo tersenyum, menatap Chloe Jian.

“Bukankah ingin memberiku hadiah?” Chloe Jian mengulurkan tangan tanpa malu-malu.

“Di sana!” Colten Huo mengangkat dagunya, memberi isyarat kepada Chloe Jian untuk melihat ke belakang.

Chloe Jian menoleh dan melihat ada satu kotak yang dikemas dengan indah di atas meja kopi di belakang sofa. Dia mengangkat alisnya, ternyata ada hadiah!

“Tidak mau membuka dan melihatnya, kah?” Colten Huo mencondongkan tubuh ke depan, tangannya bersilang, memandang Chloe Jian. Dia menyipitkan matanya, dan ada secercah cahaya gelap yang tak terlihat di bawah matanya.

Chloe Jian mengulurkan tangan dan merobek kertas kado, dan kotak kertas terlihat. Dia membuka kotak lagi, dan matanya menyala seketika, "Ini sangat lucu!"

Chloe Jian bahkan tidak pernah terpikirkan bahwa Colten Huo memberinya boneka kelinci berwarna pink, dan lagi boneka ini mengeluarkan wewangi yang harum.

“Bagaimana kamu tahu kalau aku suka pink, dan kelinci!” Chloe Jian memeluk kelinci setinggi sekitar setengah meter, dan saking Sukanya tidak ingin meletakkannya.

Setiap gadis memiliki impian seperti puteri kerajaan, dan dia tidak terkecuali. Dari kecil, dia menyukai warna pink. Kamar masa kecilnya berwarna pink, sampai dengan perabotannya. Dia tidak akan memakai pakaian jika tidak berwarna pink. Kebiasaan ini hanya berubah setelah menaiki sekolah menengah atas.

“Kamu suka?” Colten Huo melihat Chloe Jian sangat senang ketika melihat boneka ini, wajahnya yang tampan juga tertular untuk tersenyum.

"Yah, aku suka itu!" Chloe Jian pernah melihat dagangan online yang menjual kelinci dengan telinga-jenis ini, tetapi kebanyakan dari mereka adalah tiruan. Tidak ada bandingannya dengan yang di depannya ini, dan lagi kelinci ini memiliki aroma di tubuhnya, tidak terlalu berlebihan, seperti aroma anggrek yang anggun sangat nyaman.

“Lalu bagaimana kamu berterima kasih padaku?” Colten Huo tampak tersenyum.

Chloe Jian memalingkan kepala untuk menatapnya, dan melihat matanya membara, seolah-olah ada api yang melompat di matanya, dan mulutnya yang indah itu seperti tersenyum. Tiba-tiba mulai jantungnya mulai berdetak kencang.

"Kamu ..." Chloe Jian tidak tahu harus berkata apa.

Colten Huo sudah datang menghampiri. Dia duduk di sebelah Chloe Jian, memiringkan kepalanya dan menunjuk wajahnya, "Cium aku!"

Chloe Jian menutup bibirnya dengan erat, tanpa sadar ingin menjauh darinya, tetapi sialnya, muka orang ini dari samping sungguh sempurna, bentuk lengkungan sudut mukanya, dan lagi jembatan hidung yang tinggi, dan bulu mata panjang yang terlihat berdosa. Bahkan kulitnya sungguh menarik perhatian orang. Ini bisa disebut gerakan pembunuh hati wanita.

Sudahlah, cium saja dan penuhi permintaannya, kalau tidak dia tidak akan menyerah.

Bagaiman dipikir, Chloe Jian tidak ragu-ragu lagi. Ia membungkuk di atas wajahnya, menutup matanya, dan bibirnya yang merah muda jatuh dengan lembut ke pipi Colten Huo. Wajahnya bersih dan segar, dengan aroma yang unik, dan baunya enak.

Pikiran itu berputar di benak Chloe Jian. Dia sadar bahwa dia sudah lama berada di wajahnya dan ingin segera balik mundur. Namun, pada saat ini, Colten Huo tiba-tiba berbalik dan memutar kepalanya. Chloe Jian tidak punya waktu untuk sempat mundur, begitulah akhirnya dia menciumnya dari mulut ke mulut.

Otak di Chloe Jian "berdengung" di kepalanya, dan wajahnya mulai memanas. Dia ingin bersembunyi, tetapi dia menemukan bahwa punggungnya ditangkap olehnya. Dia ingin dia membiarkannya pergi, tetapi sesaat setelah membuka mulut, benda asing ingin masuk, Chloe Jian dengan cepat menggertakkan giginya.

Dia membuka matanya lebar-lebar ke wajah Colten Huo yang sangat dekat, Colten Huo juga sedang menatapnya, tetapi matanya lembut, seperti dua genangan air musim semi, riak-riak riak bergoyang, seolah-olah menghipnotis hatinya. Beberapa hari ini dia selalu menatapnya dengan mata seperti itu, sampai Chloe Jian tidak bisa membencinya lagi.

Ada sebuah kata yang disebut cantik mematikan, Chloe Jian merasa bahwa Colten Huo pada saat ini cocok dengan kata cantik mematikan ini. Orang ini pasti tahu bahwa begitu dia lembut, sedikit wanita bisa menolak wajahnya ini.

Tidak seperti sebelumnya yang kasar, Colten Huo kali ini sangat lembut dan sabar. Tidak lagi seperti badai yang mengamuk sembarangan, tetapi ciuman yang lebut seperti bulu. Dia sedang pelan-pelan menggoda-membujuknya, langkah demi langkah, memikatnya.

Chloe Jian sebenarnya ingin melawan, tetapi di hadapan Colten Huo yang memperlakukannya dengan lembut, dia tiba-tiba tidak bisa mengatakan tidak.

Karena Chloe Jian sadar bahwa pada kenyataannya, bagaimanpun dia melawan atau menolak, hasilnya tampaknya tidak akan berbeda jauh. Apalagi sekarang dia tinggal dengannya, sedikit salah dapat mengakibatkan hal fatal. Jika dia secara membabi buta menentangnya, tidak akan ada manfaat baginya.

Jadi, selama dia masih bisa menjaga dirinya, kontak seperti ini terserah diam mau bagaimana.

Setelah memikirkan ini, Chloe Jian melepaskan perlawanannya, dan dia perlahan-lahan leleh terhadap Colten Huo. Mata yang dalam seperti laut, pelan-pelan bulu matanya yang panjang turun dan melepaskan gertakan gigi.

Colten Huo sadar bahwa Chloe Jian tidak menghindar, dan bahkan bekerja sama dengannya. Dalam matanya merasa ada cahaya yang menerangi, seketika seperti bintang pagi yang cerah.

Meskipun ini bukan ciuman pertama Chloe Jian, tapi dia sudah lama tidak berhubungan. Beberapa gerakannya sedikit asing. Dia menutup matanya dengan erat karena tegang, bulu matanya sedikit gemetar, dan napasnya menjadi tidak teratur. Sekarang otaknya tidak berfungsi, sepertinya tidak tau lagi apa yang sedang dia lakukan. Dia hanya tahu bahwa jantungnya berdetak sangat cepat, sampai akan keluar dari tenggorokannya.

Waktu berlalu perlahan, Chloe Jian tidak tahu berapa lama mereka berciuman. Dia sedikit pusing karena berciuman dan tidak memiliki kekuatan lagi di tubuhnya, tidak tahu kapan tangannya berada di atas bahu Colten Huo.

Colten Huo semakin mencium semakin dalam, dan dia tidak puas hanya dengan tingkat kontak ini. Tangannya mulai bergerak tidak teratur di badan Chloe Jian. Kepala Chloe Jian pusing, dan belum sadar untuk sementara waktu. Dia merasakan ada sesuatu yang salah, kelinci kecilnya sudah diambil darinya.

“Yah!” Chloe Jian tampaknya tersetrum, seluruh tubuhnya terkejut. Dia mendorong Colten Huo dengan sekuat tenaga.

Colten Huo tidak mengira Chloe Jian akan merespons sekeras ini, jadi tidak menggunakan kekuatan, maka dai itu dia terdorong olehnya.

“Kamu, buaya darat!” Chloe Jian malu dan marah, tanpa pikir panjang, menampar wajah Colten Huo, berbalik dan berlari kembali ke kamarnya, “Brak” menutup pintu.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu