His Soft Side - Bab 580 Sungguh Kesalahan Besar Telah Meninggalkan Dirinya

Mendengarnya, ekspresi Chloe Jian menjadi suram, ia terdiam sejenak, “Edith, jangan mempercayai rumor yang tersebar di luar.”

Tadi pagi begitu ia tiba di Beijing, Keluarga Liao langsung mengetahuinya, akhirnya Chloe Jian menyadari Keluarga Liao pasti memiliki pengaruh yang besar di Beijing. Tadi di pesawat Yohan Zhang juga memberinya isyarat untuk tak menelepon, sangat jelas, pasti ada orang yang berusaha mengupingnya.

Orang ini mungkin adalah anggota Keluarga Liao, atau Zafron Huo.

Selama di bandara dan di pesawat, Chloe Jian juga beberapa kali mendapati ada orang yang diam-diam mengamatinya.

Edith Bai sangat cerdas, ia segera memahami bahwa Chloe Jian tak ingin membicarakan topik yang sensitif ini di telepon, maka ia tak lagi menanyakannya. Mereka mengobrol sejenak, kemudian berpamitan.

Setelah menutup telepon, Chloe Jian duduk di tepi ranjangnya. Kemudian ia bangkit dan menuju ke kamar mandi, mandi, lalu turun ke bawah untuk makan. Ia melihat Yohan Zhang sedang duduk di ruang tamu dan mengobrol dengan seorang pelayan.

Pelayan itu pasti mengetahui identitas Yohan Zhang, maka meskipun ia tak tahu apa tujuan Yohan Zhang datang ke sini, ia tetap bersikap sopan padanya. Chloe Jian tak terlalu mempedulikannya, setelah makan, ia segera kembali ke kamarnya.

Dan beberapa hari berlalu seperti ini, setelah mengajar, begitu pulang ia segera masuk ke kamarnya, atau membaca di ruang baca, dan kadang berlatih piano di ruang piano, seolah tak terjadi apapun saat ia pergi ke Beijing saat itu.

Yohan Zhang menjadi bodyguardnya, setiap kali Chloe Jian keluar, ia selalu mengikutinya. Semakin ia melihat Chloe Jian bersikap tenang, ia menjadi semakin curiga, meskipun ia tak tahu apa yang dikatakan Kepala Departemen Kepolisian Liao padanya hari itu, tapi tanpa perlu berpikir pun ia tahu pasti bukanlah suatu hal yang baik. Gadis ini sungguh tak mudah untuk ditaklukkan, ia bisa menghadapi masalah sebesar ini dengan kepala dingin, dan bisa bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Apakah karena dalam hati ia sangat mempercayai Colten Huo?

Ia kira Colten Huo akan bisa membereskan segalanya?

Tapi tak ada yang tahu, meskipun dari luar Chloe Jian tampak tenang, tapi dalam hati ia sangat gelisah. Di satu sisi, ia sangat mengkhawatirkan dan merindukan Colten Huo hingga tak bisa tidur dengan nyenyak. Di sisi lain, karena Beth Ou meneleponnya dan berkata bahwa Rumah Sakit Militer Beijing tak mengijinkannya pergi untuk saat ini.

Mana mungkin Chloe Jian tak tahu, ini pasti perbuatan seseorang, tapi kini ia tak bisa melakukan apapun selain menerimanya.

Ia hanya takut Keluarga Liao akan menggunakan ibunya untuk mengancamnya...

Beberapa hari ini, Chloe Jian juga terus mengamati berita, tapi tak ada sesuatu yang berarti, tak ada berita yang menyinggung tentang masalah internal Huo’s Corp. Bahkan berita itu telah diblokir dari internet.

Meskipun Chloe Jian tahu, Keluarga Huo sangat licik, dan kini beberapa keluarga terpandang di Beijing juga terlibat, mereka pasti takkan membiarkan media memberitakan hal buruk tentang mereka, tapi akhir-akhir ini kondisinya sangat tenang, membuatnya merasa sangat heran.

Beberapa hari berlalu, lagi-lagi hari Sabtu tiba, Chloe Jian tak ingin hanya berdiam di rumah, maka ia pergi keluar. Awalnya ia ingin menemui Aurora Wu dan Lola Luo, tapi kemudian ia teringat Aurora Wu masih dalam perawatan setelah mengalami keguguran, dan Lola Luo telah pindah sekolah, sekolahnya yang sekarang sangat jauh dari pusat kota, berjarak sekitar 2-3 jam pulang pergi, maka akhirnya Chloe Jian memutuskan untuk tak menemui mereka.

Chloe Jian hanya berjalan-jalan santai, Yohan Zhang terus mengikutinya. Ia merasa sangat senang dan nyaman di sini, biasanya ia hidup dan tidur di tempat kumuh, kini ia bisa tinggal di villa besar yang mewah.

Di akhir pekan, jalanan sangat ramai, setelah lelah berjalan, Chloe Jian masuk ke sebuah kedai dan memesan segelas jus, lalu duduk dan beristirahat.

Ia duduk di dekat jendela, dari sini ia bisa melihat jalanan yang ramai di luar. Kesibukan banyak orang yang berlalu-lalang ini membuat Chloe Jian lebih tenang dan tak lagi terlalu cemas.

Yohan Zhang duduk di hadapan Chloe Jian, sambil menyisip segelas milk tea, ia berkata, “Nona Jian, aku sungguh mengagumimu, sebagian besar wanita pasti merasa bingung menghadapi masalah seperti ini, tapi kau tampak sangat tenang.”

Chloe Jian tak mempedulikannya.

Ini bukanlah pertama kalinya Yohan Zhang tak dihiraukan olehnya, maka akhirnya ia mengeluarkan ponselnya untuk bermain game.

Ia tahu Chloe Jian tak menyukainya karena Zayn Liao memerintahkannya untuk mengawasinya. Setiap hari ia harus melaporkan setiap aktifitas Chloe Jian pada Zayn Liao. Maka tentu saja Chloe Jian tak menyukainya.

Tapi Yohan Zhang juga tak menyangka Chloe Jian bisa bersikap begitu tenang.

Baru saja Chloe Jian menghabiskan setengah jusnya, tiba-tiba seseorang menghampiri mejanya. Begitu mendongak, ia segera mengangkat alis dengan terkejut, tak disangka ia akan bertemu seorang kenalan saat sedang berjalan-jalan, Melisa Chen.

“Nona Jian, kebetulan sekali!” Melisa Chen sedang mengenakan kaus putih, kakinya yang jenjang tampak mempesona mengenakan hot pants, ia tersenyum dan menyapa Chloe Jian.

“Melisa, ia temanmu? Cantik sekali!” Melisa Chen sedang bersama seorang pria muda berambut pirang dan bermata biru, ia sangat tampan dan tubuhnya sangat gagah, sepertinya seorang model. Ia berbicara dengan bahasa Inggris, tapi Chloe Jian bisa memahaminya, pria itu juga tampak terkejut saat melihatnya.

“Wilson, tunggulah di sana, aku akan mengobrol sebentar dengan temanku,” mendengar pria itu memuji kecantikan Chloe Jian dan menatapnya dengan mata berbinar, Melisa Chen menjadi jengkel dan menyuruh pria itu menjauh.

Meskipun Wilson ingin tetap berada di dekat Chloe Jian, tapi karena Melisa Chen terus mendorongnya, akhirnya ia tak punya pilihan lain selain tersenyum pada Chloe Jian dan berjalan pergi.

Chloe Jian tahu ada sesuatu yang ingin dibicarakan Melisa Chen, maka ia menatap Yohan Zhang. Meskipun Yohan Zhang juga ingin mendengarnya, tapi karena tatapan Chloe Jian sangat dingin, akhirnya ia meraih ponselnya dan pindah ke meja sebelah.

Melisa Chen duduk dan memesan segelas air, mereka duduk berhadapan dan selama beberapa saat hanya diam tanpa mengatakan apapun.

Akhirnya Melisa Chen angkat bicara, “Apa rencanamu mengenai Keluarga Huo?”

“Rencana apa?” Chloe Jian mengaduk jusnya dengan sedotan, ia tak terlalu dekat dengan Melisa Chen, maka tentu saja ia takkan mengatakan padanya apa yang sedang dipikirkannya.

“Kudengar kali ini kesempatan menang Colten Huo sangat kecil,” kata Melisa Chen sambil menatap Chloe Jian lekat-lekat, seolah ingin menemukan sesuatu dari ekspresinya, tapi ekspresi Chloe Jian sangat tenang.

“Tapi aku percaya padanya,” kata Chloe Jian dengan lirih.

“Sepertinya kau tak mengetahui masalah Keluarga Huo,” Melisa Chen tersenyum, “Tapi ia memang begitu, tak suka membicarakan masalah keluarganya. Saat kuliah dulu, aku malah baru tahu dari orang lain bahwa ternyata keluarganya sangat terpandang, tapi ia tak pernah menyinggung tentang itu. Beberapa saat kemudian, aku baru tahu, ternyata ibunya tak menyukainya.”

“Kau hanya ingin mengatakan tentang hal ini?” bulu mata lentik Chloe Jian terangkat dan ia menatap Melisa Chen dengan dingin, ia takkan senaif itu mengira Melisa Chen hanya ingin mengobrolkan masa lalu atau hendak memberinya saran. Yang paling memungkinkan adalah, Melisa Chen tahu Colten Huo sedang menghadapi krisis besar, dan kebetulan ia bertemu Chloe Jian di sini, maka ia ingin melihatnya merasa putus asa, dan semakin memanas-manasinya.

Melisa Chen berkedip-kedip dengan gugup, memang benar, saat mengetahui Colten Huo sedang dalam masalah, dalam hati ia merasa sangat gembira. Karena tak bisa mendapatkan pria itu, ia selalu merasa cemburu dan penuh kebencian, dan diam-diam selalu berharap ia akan jatuh, agar ia tahu, sungguh sebuah kesalahan besar ia telah meninggalkan dirinya!

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu