His Soft Side - Bab 416 Sudah Kuusir Dari Dulu!

Sudut bibir Chloe Jian terangkat. Benar, kalau Melisa Chen belum wafat, maka pasangan seumur hidup Colten Huo jelas bukan dirinya!

“Kamu tidak percaya?” tanya si pria dengan mata menyipit. Ia entah mengapa merasa Chloe Jian bukan hanya tidak senang dengan kejujurannya, melainkan malah makin sedih. Kok begini ya?

Terus, itu senyumnya mengapa agak aneh ya?

“Kalau percaya bagimana? Kalau tidak percaya juga bagaimana? Kehidupan itu panjang, siapa yang bisa bicara masa depan dengan pasti?” tanya balik si wanita sembari menunduk.

“Cloudy, mengapa kamu tiba-tiba pesimis begini?” Si pria mengelus pipi si wanita.

“Hmm.” Chloe Jian tersenyum tipis, lalu berujar serius: “Aku pernah bilang, aku seorang wanita yangn selalu memegang janji dengan teguh. Berhubung aku sudah menikah denganmu, aku akan mencintaimu sepenuh hati dan tidak bakal melakukan hal-hal yang tidak kamu sukai. Aku sungguh-sungguh ingin menua dengaanmu, tetapi…… kalau kamu suatu saat nanti meninggalkanku, aku tidak bakal memaafkanmu!”

“Mengapa kamu selalu berpikir aku bakal meninggalkanmu?” respon Colten Huo tidak senang. Ia tidak suka keraguan, terutama keraguan Chloe Jian pada perasaannya pada dia. Ugh!

Chloe Jian menyembunyikan maksud pertanyaannya ini. Ia berdusta, “Tidak, aku cuma bilang!”

“Jangan berpikir begini lagi!” Colten Huo makin sebal.

“Baiklah, aku tidak akan bicara itu lagi!” Chloe Jian berbalik badan. Pinggangnya yang barusan dipijit sudah terasa jauh lebih enak. Ia lalu terpikir sesuatu: “Eh, kamu hari ini ingin menemaniku baring seharian begini?”

“Memang tidak boleh?” tanya prianya.

Chloe Jian menyuruh ramah, “Kamu pergi kerja sana. Aku tidak apa-apa kok.”

“Tidak mau! Aku ingin menemanimu!” Colten Huo merangkul bahu wanitanya. Tiap kali melihatnya, gairah dalam tubuhnya selalu terbakar. Kalau ini hari biasa ia pasti sudah “menaiki”-nya. Beruntunglah pinggang Chloe Jian sekarang lagi pegal, jadi si pria terpaksa menahan nafsu karena peduli dengan tubuhnya.

“Aku sungguh tidak kenapa-kenapa.” Chloe Jian berusaha keras untuk tidak memikirkan masa lalu Colten Huo lagi. Ia tidak mau prianya khawatir, pria ini sudah sangat baik padanya! Si wanita bertutur lagi: “Mama kemarin meneleponku. Ia ingin aku berterima kasih padamu, sebab dia dirawat dengan sangat baik di rumah sakit yang kamu rekomendasikan itu. Ia sekarang sudah bisa duduk.”

“Sungkan apasih padaku? Mamamu kan mamaku juga?” balas Colten Huo dengan manis.

Sudut bibir Chloe Jian terangkat. Wanita itu tidak merespon dengan perkataan, melainkan gerakan masuk dalam dekapan Colten Huo dan merangkul lehernya. Ia berujar lirih, “Maaf, aku sudah membuatmu khawatir.”

“Tidak peduli apa yang kamu pikirkan atau khawatirkan, jangan disimpan di hati. Bicarakanlah denganku.” Hati Colten Huo seketika menghangat. Ia mengelus-elus punggung wanitanya sembari menyipitkan mata, entahlah apa yang lagi dipikirkannya.

“Iya,” balas si wanita.

Chloe Jian paham bahwa ia bisa bicara apa pun dengan Colten Huo, kecuali hal ini. Kalau semua hipotesanya benar, berarti kedudukan Melisa Chen di hati prianya masih super penting! Ini masuk akal sih, habis wanita itu meninggal karena persalinan saja Colten Huo tidak mau punya anak dengan wanita berikutnya! Bayangkan seberapa sakit luka dalam hatinya!

Kalau Chloe Jian menanyakan soal ini pada Colten Huo, kemungkinan reaksinya ada dua. Yang pertama adalah mengalihkan pembicaraan ke topik lain, sementara yang kedua adalah murka dan memarah-marahinya. Kedua reaksi ini bukan reaksi yang Chloe Jian mau terima……

“Mengantuk?” Colten Huo enggan menanyakan Chloe Jian apa yang membuatnya tadi ngambek. Ia paham betul kepribadiannya, hal apa pun yang tidak ingin dibahasnya pasti tidak akan diceritakan. Jadi, jalan satu-satunya buat si pria adalah menelusuri perlahan tiap perkataannya.

Misalnya, barusan ia sudah tahu bahwa Chloe Jian cemburu. Nah, sekarang ia harus telusuri dari mana kecemburuan itu berasal.

Entahlah si brengsek Robin Cheng itu sudah bicara apa!

Tatapan mata Colten Huo mendingin. Berani-beraninya pria itu berurusan dengannya, keberanian Robin Huo sekarang sudah berlipat ganda ya!

“Tidak!” Chloe Jian semakin menempelkan dirinya pada Colten Huo. Menempel pada si pria membuat dirinya sangat rileks, ia suka kondisi ini! Wanita itu melanjutkan, “Lagi ingin menempel padamu saja!”

“Terus mengapa barusan menyuruhku berangkat kerja?” Melihat Chloe Jian bersandar malas pada dirinya bagai tidak punya tulang, si pria mengusap-usap hidungnya.

Setelah berpikir sejenak, si wanita buka mata dan tiba-tiba ingin lepas dari si pria, “Eh, kamu kerja saja sana.”

“Lah, kok berubah lagi?” Colten Huo merasa Chloe Jian hari ini berulang kali ingin jaga jarak darinya. Ini mirip dengan yang terjadi waktu ia memaksanya mengambil buku nikah.

“Iyalah biar produktif, masak kita berdua seharian berbaring begini.” Chloe Jian mengikat rambut, lalu turun dari ranjang dan memakai sepatu.

“Kamu sendiri memang mau apa?” Melihat perpindahan si wanita, si pria berganti posisi jadi duduk.

“Mengantarmu kerja, lalu pergi ke rumah sakit buat jenguk Lola Luo,” jawab Chloe Jian sembari buang muka.

“Seingin ini aku pergi ya?” Colten Huo bicara lagi, “Aku mau gabung Ming’s Corp saja sudah sebuah kehormatan buat mereka. Kalau pun aku tidak ngantor berhari-hari, tidak bakal ada yang berani menegur tahu!”

“Kalau begitu, bagaimana kalau kita bareng-bareng jenguk Lola Luo?” Chloe Jian tahu prianya bukan asal bicara. Selain kerja di Ming’s Corp, Colten Huo punya perusahaan sendiri yang juga cukup hebat. Jarak kantornya hanya beberapa jalan dari Ming’s Corp, juga bisa dikatakan lebih terkenal daripada perusahaan tempatnya kerja.

“Sini kecup aku dulu, baru aku temani kamu,” ujar Colten Huo sambil tunjuk bibir.

Suasana hati si pria dari semalam tidak baik. Ia sungguh malas kerja……

“Ih, apa-apaan ada syarat begitu! Aku malas menciummu.” Chloe Jian menjulurkan lidah, lalu berbalik badan dan lari.

Tatapan Colten Huo memuram karena kecewa. Ia turun dari ranjang dan mengikuti Chloe Jian dari belakang. Tiba-tiba, wanita itu melangkah mundur dan menjatuhkan tubuh dalam dekapannya. Si wanita lalu berbalik badan, merangkul lehernya, dan mencium bibirnya.

Mata Chloe Jian yang menatap Colten Huo berbinar-binar. Saat ini, hatinya lagi sangat berbunga-bunga.

Bagaimana mungkin Colten Huo santai saja dengan godaan ini? Ia langsung memeluk wanitanya erat-erat. Ketika mau membalas keagresifannya, bibirnya terasa sakit dan ia refleks mengernyitkan alis. Si pria mengaduh……

Wanita nakal ini, berani-beraninya menggigit bibirnya!

Melihat raut prianya seketika berubah, Chloe Jian buru-buru melepaskannya dan melompat jauh. Ia lalu tertawa, “Aku sengaja menyakitimu biar kamu ingat bahwa kamu milikku seorang. Jadi, di hatimu tidak boleh ada wanita lain, baik dulu mau pun sekarang!”

Colten Huo awalnya ingin memberi pelajaran pada Chloe Jian. Namun, setelah mendengar perkataannya yang manis barusan, mana mungkin ia marah?

“Kamu sendiri bagaimana? Orang yang ada di hatimu itu apa kabar?” tanya si pria dengan tatapan mendalam.

“Sudah kuusir dari dulu! Mulai sekarang, di hatiku hanya ada kamu!” jawab Chloe Jian serius.

Wajah Colten Huo berseri-seri seperti langit yang bersih sehabis hujan. Ia maju satu langkah, menggapai kedua bahu wanitanya, dan berujar sungguh-sungguh: “Tidak peduli kamu dengar apa dari orang, aku mau bilang bahwa aku mulai sekarang hanya cinta kamu seorang juga!”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu