His Soft Side - Bab 456 Perhatianmu yang Intens Ini Bisa Jadi Tidak Baik

“Aku di rumah. Barusan aku habis masak, jadi tidak dengar telepon!” cerita orang seberang riang. Nada bicaranya sangat santai.

“Kamu di rumah?” Chloe Jian menatap sekeliling rumah buat memastikan ia tidak salah lihat kumpulan debu tadi. Wanita itu lalu tersenyum dingin: “Aku ada di rumahmu loh, kok aku tidak melihatmu? Jangan-jangan kamu berkamuflase dengan tembok lagi? Atau kita berada dalam dimensi berbeda?”

Aurora Wu terdiam, lalu tertawa-tawa, “Chloe Jian, kamu sangat pandai bercanda ya. Kalau aku bilang rumah kan tidak harus rumahku sendiri, aku sekarang lagi di rumah temanku!”

“Temanmu? Teman yang mana?” Chloe Jian menaruh tas dan mulai mengelap debu dengan kain. Ia untuk beberapa hari ke depan akan tinggal di sini, sementara kondisinya sangat kurang layak. Ia tidak punya pilihan lain selain membereskannya.

“Teman priaku, atau lebih tepatnya pacarku,” jawab Aurora Wu cepat.

“Sejak kapan kamu punya pacar? Kok kamu tidak pernah bercerita padaku?” Chloe Jian sangat terkejut.

“Baru beberapa hari jadian kok, dia orang yang aku suka sebut-sebut itu loh. Aku belakangan terus berusaha mencarimu untuk cerita, tetapi kamu kan sibuk,” jawabnya lagi.

“Temanmu yang jadi agen di perusahaan film itu?” Chloe Jian mengernyitkan alis. Ia entah mengapa tetap merasa ada yang tidak beres. Namun, nada bicara Aurora Wu sama sekali tidak menyiratkan bahwa dia berada dalam masalah. Ah, mungkin memang dirinya saja yang berpikiran macam-macam!

“Iya. Chloe Jian, kok kamu mencariku malam-malam gini? Ada urusan?” Aurora Wu mengalihkan topik.

“Aku habis bertengkar dengan pria jelek. Aku awalnya mencarimu untuk ditenangkan, namun kamu malah tidak ada di tempat!” tutur Chloe Jian dengan cemberut. Mamanya masih menjalani pengobatan di Bejiing, lalu Lola Luo lagi dirawat di rumah sakit. Harapannya terakhirnya adalah Aurora Wu, eh orangnya malah lagi pergi! Ia tidak terpikir orang yang lain lagi…... Ah, temannya memang kedikitan!

“CEO Huo menjahatimu?” Aurora Wu kaget dan buru-buru pasang badan, “Jangan takut, ada aku disini! Kalau dia berhenti macam-macam padamu, aku akan langsung maki dia.”

Si wanita ikutan memanas, “Baik, aku kasih nomornya ke kamu sekarang. Maki-makilah dia!”

Nyali lawan bicaranya tiba-tiba ciut, “Tidak, aku hanya bercanda. Jangan menyuruh-nyuruh aku ah!”

Chloe Jian sendiri juga tahu Aurora Wu hanya asal bicara. Colten Huo itu orang punya kuasa. Orang-orang hebat saja tidak berani salah bicara padanya, apalagi memakinya coba? Sekalinya mereka kelepasan berbuat sesuatu yang tidak berkenan di hatinya, mereka dan bahkan keluarga mereka bisa habis!

"Baik. Kalian sebenarnya berselisih soal apa?” Aurora Wu sangat perhatian pada Chloe Jian.

"Aku kembali kerja di Sekolah Musik Tianle. Kemarin, setelah aku menyelesaikan hari pertamaku, gilanya Colten Huo kambuh. Ia menyuruhku keluar dari pekerjaan itu! Waktu ditanya apa alasannya, ia tidak mau cerita. Aku suka pekerjaan ini dan tidak mau mematuhi permintaannya, jadi kami ribut.” Mengungkit soal ini, Chloe Jian kembali emosional.

Chloe Jian benar-benar pria yang sangat ganas dan memaksakan kehendak. Ia saja bukan pembantunya, atas dasar apa ia harus selalu patuh padanya?

Aurora Wu terdiam sejenak, lalu bertanya: “Apa kamu belakangan sering berdekatan dengan pria lain? Di ruang kerjamu ada pria tidak?”

“Pertanyaan macam apa ini? Jelas ada pria di sana!” protes Chloe Jian. Wanita itu kemudian terdiam karena teringat Jordan Fang. Dua hari ini, ia memang terus berdekatan dengan pria itu. Lebih tepatnya, si pria cukup sering mencarinya. Bahkan, ketika ia pindah ruang kerja hari ini, Jordan Fang juga ikutan. Berhubung Nathan Chen mengikuti dirinya tiap saat, mungkinkah pria itu melaporkan hal-hal ini pada Colten Huo dan menyulut emosinya? Bisa jadi ini alasan di balik permintaannya, ini sangat masuk akal!

Kadi, prianya bisa semarah ini karena pria yang tadi ia antar pulang?

Omong-omong, waktu ia dan Jordan Fang berlatih piano empat jari tadi, di depan ruang piano juga ada banyak orang yang mengintip. Pasti ada satu atau beberapa orang di antara mereka yang merekam permainannya dan memasukkannya ke internet…... Mungkinkah Colten Huo secara kebetulan juga melihat video itu?

Memikirkan ini, dahi si wanita seketika berkeringat. Kalau semua perkiraan ini benar, pantas saja pria itu terus mendiamkannya malam ini!

“Aurora Wu, sudah dulu deh teleponnya. Lain kali kita berbincang lagi ya.” Tidak tertarik berbincang lebih jauh dengan sahabatnya itu, Chloe Jian buru-buru mematikan telepon. Ia seketika ingin bertemu Colten Huo buat memberi klarifikasi.

Namun, baru berjalan sebentar, langkah si wanita tiba-tiba terhenti. Hatinya dipenuhi oleh amarah yang baru. Ia tidak salah apa-apa, juga hanya berhubungan dengan Jordan Fang sebagai rekan kerja. Sewaktu bekerja, berhubungan dengan lawan jenis adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari. Apa perlunya ia menguraikan hal-hal sederhana begini pada Colten Huo?

Ketika kembali teringat semua tingkah menyebalkan si pria, hati Chloe Jian makin panas.

Ia tidak jadi menemuinya. Ia malas memberi penjelasan!

Chloe Jian tidak mau mendukung tingkah pria yang hobi ngambek karena hal tidak jelas!

Selain memikirkan hal-hal ini, dalam benak si wanita juga muncul sebuah pertanyaan. Ia selama ini selalu diikuti selama dua puluh empat jam. Bahasa halusnya sih dikawal, sementara bahasa kasarnya ya dimonitor. Perasaan bahwa semua gerakan dan tindak tanduknya dilihat oleh orang lain terasa sangat tidak enak, Chloe Jian bahkan merasa dirinya sama sekali tidak punya privasi! Kapan ya ini bisa berakhir?

Chloe Jian tidak jadi pulang, namun juga tidak jadi membereskan semua penjuru apartemen Aurora Wu. Ia hanya menata kamar tidur yang akan ditempatinya saja. Wanita itu mengganti sprei kasur, juga menyapu dan mengepel lantai kamar. Chloe Jian berencana tinggal di sini kira-kira dua hari. Ia malas melihat wajah dingin Colten Huo itu!

Berhubung belum makan, si wanita mengecek dapur untuk mencari sesuatu yang bisa disantap. Ia beruntung karena di sana ada sebungkus mie. Sehabis makan, Chloe Jian duduk di ranjang sambil main ponsel. Masalah tiba-tiba muncul lagi, ponselnya kehabisan baterai dan ia tidak bawa charger!

Chloe Jian mengamati satu bar baterai terakhir. Ia tidak punya pilihan lain selain mematikan ponsel. Dengan matinya ponsel itu, ia pun memutuskan untuk tidur dua menit kemudian……

Malam semakin larut. Cuaca bulan Mei awal cukup panas, namun mendingin tiap malam. Kebetulan malam ini juga gerimis, jadi cuacanya makin menyejukkan. Kompleks apartemen sepi tanpa satu orang pun yang lalu lalang. Yang “beraktivitas” di sana hanya lampu-lampu dua sisi jalanan yang menyala dengan warna kuning.

Di sebelah Buick milik Chloe Jian, ada dua mobil terparkir. Salah satunya adalah sebuah van mewah yang ditumpangi Colten Huo. Saat ini, si pria duduk di kursi penumpang depan dengan wajah dingin dan pakaian olahraga tadi. Bayangkan betapa paniknya dia saat mendengar Chloe Jian tadi pergi, pakaian kotor saja sampai dipakai lagi!

Nathan Chen duduk di sebelah. Sembari mengamati bosnya, ia memberi nasihat: “Tuan Muda Huo, aku saja yang berjaga di sini.”

Si bos tidak meladeni dan hanya berganti posisi duduk. Pria itu kini bersandar dan memejamkan mata seperti mau mulai istirahat.

“Tuan Muda Huo, bagaimana kalau kamu naik saja?” Nathan Chen merasa orang terhormat seperti Colten Huo tidak layak tidur di parkiran begini…...

“Tutup mulut!” perintah Colten Huo dingin. Memangnya ia sendiri tidak mau naik? Masalahnya, Chloe Jian barusan pergi dari rumah karena bertengkar dengannya. Kalau ia naik sekarang dan tiba-tiba diabaikan olehnya, bukankah itu akan sangat memalukan?

Meski sebelumnya juga merupakan orang terpandang, berhubung sudah jadi bawahan Colten Huo, Nathan Chen terpaksa patuh. Ia sendiri juga paham bosnya berbahaya, kalau ia dipecat kan gawat!

Di tengah keheningan, Nathan Chen tiba-tiba melontarkan pemikiran pribadi yang sudah lama dipendam, “Tuan Muda Huo, perhatianmu yang seintens ini pada Nona bisa jadi tidak baik buatnya.”

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu