His Soft Side - Bab 396 Siapa Yang Keterlaluan?

Chloe mengira orang yang mencari Colten adalah Ming’s Corp maka dari itu dia tidak begitu memperdulikannya, tadi ketika dia mandi membuat rambutnya menjadi basah dan hal ini terasa sedikit tidak nyaman maka dari itu dia mengeringkan rambutnya lalu duduk di depan kaca tetapi Chloe yang sedang mengeringkan rambutnya terasa mengenal suara tersebut, kenapa suara tersebut seperti Rosy?

Karena berpikir seperti ini Chloe merasa tidak tenang lalu meletakkan pengering rambutnya tetapi ketika dia mendorong pintunya di dalam kantor hanya ada Colten seorang dan tidak ada orang lain.

Chloe melihat berkas yang berada di atas meja Colten lalu ketika dia melihat Chloe yang mengenakan bajunya, matanya seketika berbinar lalu memanggil Chloe, “Sini.”

“Itu siapa tadi yang datang?” Chloe berjalan di sana dan duduk di pangkuannya Colten sambil melingkarkan tangannya ke lehernya lalu mengecupnya lalu bertanya.

Colten menurunkan kepalanya sambil menghirup aroma Lehernya Chloe tanpa peduli dia menjawab, “Orang yang mengantarkan berkas.”

Chloe mengerutkan dahinya, apakah dia yang salah mendengar suara, mungkin saja itu bukan Rosy? Jadi apakah hatinya yang berpikir terlalu banyak?

Colten melihat Chloe yang terlihat melamun itu, mengelus hidungnya dan bertanya : “Apakah hari ini mengagetkanmu?”

Chloe mengedipkan matanya lalu mengelengkan kepala dan menganggukkan kepalanya, “Iya, sungguh mengejutkan dan untungnya ada kak Chen disana, jika tidak mungkin aku telah di tabrak.”

Tatapan mata Colten menjadi dingin lalu memeluk Chloe dengan erat, dirinya bukanlah orang yang pintar dalam berkata-kata, hanya dengan cara ini mengungkapkan ketakutan dan kegrogiannya.

Colten tidak berani membayangkan dirinya yang sedang mengadakan rapat lalu Nathan menghubungi dia dan berkata Chloe sedang dalam bahaya yang terasa menakutkan, hal ini membuat seluruh punggungnya terasa dingin, dia bahkan berpikir jika Chloe mengalami masalah dia akan memastikan semua orang harus ikut mati.

Colten pun segera pergi begitu saja dari rapatnya dan ingin mencari Chloe tetapi Nathan berkata akan membawa mobilnya maka dari itu dia melepaskan rencana ini, dan tidak membuat rencana apapun lagi, sambil menunggu di bawah untuk bisa bertemu dengan dia.

Hingga setelah melihat Chloe baik-baik saja dirinya baru merasa tenang lalu melihat aroma darah dan darah yang kental di tubuhnya hatinya terasa tercengkram.

“Apakah kamu tidak tahu, jika kamu seperti ini lagi maka aku pasti akan mati!” Colten mengecup Chloe.

Chloe memeluk Colten sambil merapikan dia sambil menghirup aroma yang tidak asing ini dirinya baru merasa tenang.

“Apakah ini sebuah kecelakaan?” Dia bertanya.

“Sebuah kecelakaan?” Colten memegangi dagu Chloe, sambil mengerutkan dahinya dan berkata dengan dingin, “Supirnya telah di tangkap dan tidak mengakui hal ini, lalu berkata remnya blong dan dia sendiri tidak tahu kenapa ini terjadi.”

Tatapan mata Colten terlihat dingin dan suaranya juga terasa dingin.

“Apakah ini benar-benar hanya kecelakaan saja?” Mata Chloe melihat dan terlihat ragu : “Tetapi aku sendiri tidak memiliki musuh...”

Colten mengelus rambut Chloe dan berkata dengan merasa bersalah : “Mungkin saja karena kamu bersama dengan aku.”

Dengan bulu mata yang panjang juga bola mata yang terlihat khawatir, “Jadi harus bagaimana? Atau perlukah aku berpisah denganmu? Aku pindah saja ke tempatnya nenek, jika tidak keselamatanku ini juga sulit untuk di jaga.”

Colten sendiri merasa salah mendengar ini, dengan tidak percaya dia melihat ke arah Chloe, walaupun dirinya sendiri berpikir seperti itu dan seharusnya meletakkan Chloe ke tempat yang aman karena tinggal bersamanya terlalu berbahay terutama dengan keadaan yang sensitif ini, tetapi ketika mendengar perkataan ini keluar sendiri dari bibirnya Chloe telinga ini seperti sakit seperti dia ingin segera pergi dari dirinya, karena akan lelah jika tinggal bersamanya.

Chloe dapat merasakan kedinginan Colten, dari tatapan matanya terlihat suhu yang dingin, dengan berusaha dia menahan tawanya dan dengan sengaja pula ia berkata, “Hari ini hampir saja di tabrak, lalu bagaimana dengan besok, mungkin saja ketika sedang berjalan lalu akan di katai tidak normal, aku sungguh merasa takut!”

Sikap Colten semakin terlihat kejam, dan bahkan tidak memperhatikan matanya Chloe meskipun dia marah tetapi tetap saja dia tidak bisa melampiaskan hal ini kepada Chloe, karena dirinya tidak sanggup memarahinya, hanya bisa mendorong dia lalu berdiri ke arah jendela sambil menahan amarah ini.

Chloe seperti tidak bisa menahan tawanya hanya merasa Colten terlihat semakin menarik.

Sambil memutarkan matanya Chloe melanjutkan perkataannya : “Bicara donk, apakah aku perlu di tinggal dirumah nenek atau tidak!”

Colten yang marah itu memutarkan tubuhnya, dengan wajah tampan itu terlihat marah, “Apakah sangat merasa terancam ketika tinggal bersamaku? Apakah kamu tidak bisa percaya kepadaku?”

Setelah perkataan ini terucap Colten terlihat lebih dingin, di tatapan matanya seperti akan mengeluarkan asap.

Lalu terlihat Chloe yang sedang duduk di kursi dengan wajah tersenyum melihat kearahnya, dia menggunakan kemeja putihnya terlihat begitu cantik, dengan lutut yang tidak di tutupi juga kedua kaki yang begitu putih sedikit bergerak.

Pada saat ini Colten merasa tenggorokannya terasa kering, matanya terasa panas dan ingin sekali menerkam wanita ini.

Tetapi ketika perkataan Chloe berdering di telinganya, hatinya menjadi dingin kembali, sungguh merasa kecewa, padahal dia begitu baik kepadanya, jika bisa dia akan berikan hati ini untuknya tetapi hasilnya apakah semua ini tidak cukup untuknya?

Baru saja menghadapi hal ini, apakah dia ingin segera jauh darinya, apakah takut membuat dia terasa susah?

Mengingat hal ini, Colten seperti di siram air dingin punggungnya terasa sangat dingin, pada saat ini walaupun wanita ini sangat menggoda tetapi Colten harus menahan harapannya, dengan berusaha memutarkan tubuhnya tanpa melihatnya.

Karena dia sendiri takut jika kembali melihatnya dia akan semakin tergoda, karena dari awal dia tidak bisa melawanya.

Dia telah mengalihkan perhatiannya Colten, dan Colten sendiri telah terlihat sadarkan diri lalu Zafron juga telah mendapatkan berita dia tahu akan mendapatkan penyerangan, dengan gerakan kecil ini maka dari itu dia meminta Nathan terus menjaga Chloe, dia sendiri telah melakukan segalahnya tetapi siapa sangka wanita ini berkata seperti itu hal ini sungguh membuat Colten merasa tidak berdaya.

Pada saat ini Chloe dengan sengaja memperlihatkan ini, jika itu dulu Colten mungkin akan datang menghampiri dia, tetapi hari ini terasa berbeda, hal ini membuat dia kembali berpikir, apakah perkataannya tadi cukup menyakitkan kah?

Chloe yang melihat punggung Colten yang tetap berdiri di depan jendela itu, walaupun dia tidak bisa melihat wajahnya tetapi tetap terlihat punggung yang dingin dari pria ini.

“Marah?” Chloe berdiri lalu memeluk Colten, pinggang kecil yang tidak begitu berisi daging ini, biasanya dia sendiri suka berlari dan berolahraga maka dari itu tubuhnya sangat menggoda.

Colten sendiri tetap tidak berkata bahkan melepaskan tangan Chloe dari pinggangnya.

Chloe berjalan ke depan Colten dan berkata, “Hei keterlaluan!”

“Siapa yang sebenarnya keterlaluan itu?” Colten berkata.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu