His Soft Side - Bab 451 Kenapa Tiba-Tiba Ribut?

Mendengar kesediaan Chloe Jian, Monica sangat gembira. Ia langsung memeluknya erat, “Chloe Jian, aku benar-benar tidak salah cari orang!”

Si wanita tersenyum kecut. Ia juga menggerakkan sudut matanya buat melirik wajah Jordan Fang, namun wajah itu tidak menyiratkan ekspresi apa-apa.

Monica mengecek jam tangan, lalu bicara dengan riang: “Kalian mulai latihan saja sekarang. Semangat ya beberapa hari ini!”

“Sekarang juga latihannya?” tanya Chloe Jian bingung. Ia sebenarnya berencana untuk pulang kerja lebih awal karena mau pergi ke Huo’s Corp dan menemui Colten Huo. Entah mengapa, sore ini ia begitu kangen dengannya. Ia tidak ingin mempermasalahkan pertengkaran kemarin malam lagi.

Chloe Jian sendiri juga sudah mengira alasan prianya bertindak demikian. Mungkin karena rasa memiliki Colten Huo padanya sangat kuat, makanya dia ingin selalu ditemani sekaligus khawatir dirinya dibawa pergi pria lain. Si wanita ingin mereka segera baikan.

“Masalahnya adalah waktu yang kalian punya mepet. Chloe Jian, kalau kamu ada urusan, kamu boleh balik dulu,” ujar Monica santai setelah melihat wajah ragu-ragu Chloe Jian.

Jordan Fang, yang awalnya sudah jalan sendirian ke pintu, menoleh ke si wanita.

Chloe Jian agak ragu, namun akhirnya menggeleng: “Tidak ada kok. Kami latihan ya.”

Si pria mengangguk, buka pintu, dan lenyap di baliknya. Waktu Chloe Jian mau menyusul, tangannya ditahan oleh Monica.

“Chloe Jian.”

“Iya, ada apa?” tanya si wanita bingung. Ada urusan apa yang Monica sampai menahan tangannya begini?

Monica melihat pintu lagi untuk memastikan Jordan Fang sudah menjauh, lalu bertutur: “Kalau ada waktu luang, boleh kali kamu ngobrol dengan Jordan Fang? Ia sampai sekarang belum pindah hati!”

Chloe Jian menjawab canggung, “Monica, aku tidak paham apa yang kamu bicarakan.”

Monica menggandengnya dan bicara serius: “Chloe Jian, aku tahu kamu sebenarnya paham!”

Yang digandeng terdiam sejenak, kemudian baru mengangguk, “Ya sudah lah, iya aku paham.”

Monica membuang nafas lega. Ia lalu bertanya: “Hubungan kalian dulu bukannya cukup bagus? Aku pikir kalian bisa berkembang ke tahap yang lebih serius, kenapa tiba-tiba ribut?”

Yang ditanya menggeleng, “Monica, aku malas mengungkit masa lalu. Jangan tanya ini lagi, oke?”

Wajah Monica agak kecewa. Ia waktu itu sangat ingin menjodohkan Chloe Jian dengan Jordan Fang. Mereka berdua sama-sama bertalenta dalam main piano, lalu yang satu tampan dan yang satunya lagi juga cantik. Kalau mereka bisa jadian, lalu berpartisipasi bareng dalam kompetisi piano internasional, bukankah itu sangat mengagumkan? Berapa banyak orang yang akan iri pada mereka?

Sayang, entah karena alasan apa, kedekatan mereka berakhir. Chloe Jian keluar dari pekerjaan, sementara Jordan Fang pergi jauh ke luar negeri. Setiap kali Monica menyinggung ini pada mereka, keduanya selalu tidak bersedia memberi jawaban. Ah, dirinya jadi penasaran!

“Berhubung kamu tidak bersedia cerita, oke aku tidak tanya lagi. Yang jelas, Chloe Jean, meski kalian tidak cocok menjalin cinta lagi, aku harap kamu tetap mengeluarkan kemampuan terbaikmu saat tampil dengannya! Jalinlah kekompakan semaksimal mungkin, buat Sekolah Musik Tianle bangga punya kalian berdua!” kata Monica sembari tersenyum dan merangkul tangan Chloe Jian.

Yang digandeng membalas dengan senyum juga, “Baik.”

Sekeluarnya dari ruang kerja kepala sekolah, Chloe Jian mengeluarkan ponsel karena ingin menelepon Colten Huo. Sayangnya, tiga kali ia menelepon, tiga kali itu pula si pria tidak mengangkat. Si wantita jadi gusar sendiri. Pria ini kok tinggi hati sekali ya? Dia sudah merendah, tapi Colten Huo kok masih mendiamkannya sih!

Ya sudah kalau mau diam-diaman. Kita lihat saja siapa yang menang nanti!

Si wanita memasukkan ponsel ke tas sambil mendengus kesal. Ketika mendongak, ia nyaris menabrak Jordan Fang yang entah sejak kapan berdiri di hadapannya.

“Eh, bukannya kamu sudah jalan jauh di depan?” tanya Chloe Jian kaget. Saking kagetnya, wanita itu refleks mengelus-elus dada untuk menenangkan diri.

“Kamu telepon siapa?” tanya si pria.

Chloe Jian menyipitkan mata, lalu berjalan lewat samping dengan tidak acuh, “Bukan urusanmu!”

“Telepon Colten Huo ya?” Jordan Fang sangat penasaran. Ia menyusul Chloe Jian dan merangkul bahunya, lalu bertanya: “Kok dia tidak angkat teleponmu? Kalian lagi bertengkar?”

“Heh, Jordan Fang, kamu apa-apaan sih?” Si wanita berhenti jalan dan menoleh pada si pria.

Jordan Fang mengangkat kedua bahu, “Aku hanya peduli pada teman lama kok!”

Chloe Jian menggeretakkan gigi dan lanjut jalan, “Tidak perlu!”

Jordan Fang lagi-lagi menyusulnya, “Kamu masih marah padaku?”

“Tidak!” jawab si wanita ketus.

“Terus mengapa jaga jarak dariku? Kayak tidak saling kenal saja!” Si pria menahan tangan si wanita.

“Aku sudah menikah, jadi kamu jangan seenak jidat merangkulku. Kalau tidak……” Chloe Jian langsung menghindar dengan risih.

“Kalau tidak apa? Mau suruh polisi tangkap aku?” tanya Jordan Fang sambil tertawa.

Ketika menoleh ke Jordan Fang, Chloe Jian tersadar Nathan Chen mengikuti mereka dari belaakng. Ia buru-buru memberi kode mata pada Jordan Fang, “Kamu jaga sikap sedikit boleh?”

Si pria malah tetap santai bak tidak menyadari kodenya. Pria itu menjawab: “Aku tidak melakukan apa-apa kok. Jangan marah-marah begini ah!”

Chloe Jian malas meladeninya lagi. Ia mengakhiri percakapan dengan ancaman: “Kalau kamu begini lagi, aku bakal bilang ke Monica bahwa aku tidak mau ikut pertunjukkan!”

Perasaan Jordan Fang akhirnya berhasil terpengaruh juga. Pria itu bertutur serius: “Baiklah, ancamanmu ini efektif. Anggap saja aku barusan hanya bercanda, yuk latihan.”

Si wanita sangat kesal, namun tidak tahu harus bagaimana melampiaskan kekesalan itu. Ia sekarang hanya bisa diam. Dalam hati, ia berusaha menghibur diri sendiri: “Sudahlah, tahan diri beberapa hari. Habis itu, aku harus jaga jarak dari Jordan Fang!”

Sekolah Musik Tianle punya ruang piano yang dipakai khusus buat guru atau murid yang bakal mengikuti kompetisi. Ruangannya ada di lantai dua, lalu sisi depannya adalah taman bunga sekolah. Setiap melihat pohon dan bunga di taman, semangat siapa pun yang berlatih bakal terpompa tanpa henti. Sesekali, dari ruangan tercium juga bebauan wangi dari bunga. Secara singkat, ruangan ini sangat cocok untuk dipakai latihan piano sekaligus melatih mental buat kompetisi.

Anehnya…… Di dalam ruangan itu ternyata sudah ada orang lain.

Begitu Chloe Jian dan Jordan Fang membuka pintu, mereka menjumpai Jennifer Li lagi duduk di kursi piano. Dengan wajah bekas menangis, wanita itu memencet-mencet tuts piano tanpa irama yang jelas. Di sebelahnya, ada seorang wanita muda yang memegangi tisu. Dia kelihatannya lagi menenangkan Jennifer Li.

Chloe Jian terhenyak. Kok ia di mana saja selalu bertemu wanita ini sih? Ia dan Jennifer Li sudah seperti manusia dan bayangannya yang tidak pernah bisa lepas saja!

“Kamu Guru Jian yang baru ya? Dasar, baru masuk sudah jahatin orang!”

Chloe Jian mengernyitkan alis: “Heh? Kok kamu bilang aku menjahati orang?”

Lawan bicaranya marah: “Barusan kepala sekolah telepon Jennifer Li dan bilang dia tidak layak tampil. Kamu tahu dia sudah berusaha sekeras apa demi pertunjukkan ini? Dia tiap hari latihan sampai tangannya pegal-pegal, kok bisa-bisanya kamu tiba-tiba menggantikan dia? Bukankah itu sama dengan menjahati orang?”

Chloe Jian menjawab judes: “Jangan tanya ini padaku, tanya yang buat keputusan tuh!”

“Yang buat keputusan adalah kepala sekolah. Mana aku punya hak buat menentang keputusannya?” tanya si wanita dingin. Tatapannya pada Chloe Jian dipenuhi kebencian, “Kalau bukan karena kedatanganmu, mana mungkin kepala sekolah tiba-tiba berubah pikiran?”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu