His Soft Side - Bab 8 Apakah Kamu Kencan Buta Dengan Direktur Huo?

Di Brother Union sudah hampir meledak karena saking hebohnya, Robin yang merupakan pelopor utama tengah merokok dan melepaskan sebuah kancing kemejanya, dia tengah mengurus dokumen ditangannya dengan santai.

Robin yakin bahwa orang-orang ini pasti tidak ada yang berani langsung mempertanyakan Colten, dan Colten juga tidak pernah main wechat, jadi barulah dia berani begitu langsungnya membongkar seperti itu.

Menjelang pulang kerja masih ada 5 menit, Robin akhirnya menyelesaikan pekerjaannya hari ini, dia membereskan mejanya dan mengangkat tangannya untuk melihat jam, dia lalu mengambil sebuah jaket dan bersiap untuk pulang kerja, disaat ini, teleponnya berbunyi, Robin kaget dan ingin berpura-pura tidak mendengarkannya, namun nada dering telepon itu tidak berhenti terus, Robin sudah berjalan hingga ke depan lift, namun dia tetaplah balik dan menjawab teleponnya lagi.

karena dia sangatlah jelas mengetahui akibat jika tidak menjawab telepon.

"kakak keempat?"

"Nanti malam makan bersama." Disisi lain telepon, Colten berkata seperti itu.

Robin bergegas menolak, "Tidak bisa malam ini, aku sudah ada janji."

Disisi sana diam, hanya bisa terdengar suara pulpen mengetuk meja, suaranya seperti mengetuk hati Robin, dan membuatnya takut.

Terakhir, Robin mengalah, dia bertanya, "Bagaimana jika bersama saja?"

Tanpa jawaban, sisi sana langsung mengakhiri panggilannya.

Robin mendengarkan nada sibuk didalam telepon, dia lalu memegang dagunya, tadi Colten berada dikantornya, dia pasti mendengar perbincangannya dengan Chloe, dia tahu Robin mengajak Chloe, Robin bingung, apakah Colten benar-benar menyukai Chloe? Jika tidak mengapa mengambil kacamatanya dan juga makan bersama, ini sungguh tidak sesuai dengan sifatnya.

Setelah Chloe turun dari lantai 28, dia terus saja bekerja, hingga setelah hampir pulang kerja, barulah dia menyadari bahwa dirinya menerima belasan pesan wechat dari 'Aku adalah Aurora."

baru saja Chloe ingin membukanya, Aurora sudah tidak tahan dan datang, dan berdempetan dengan Chloe, dia bertanya, "Chjloe, apakah tadi kamu pergi ke lantai 28?"

"iya." Chloe menganggukkan kepalanya, dia juga terlalu gila waktu pergi kesana, sepertinya pasti banyak yang melihatnya, sekarang dia sungguh menyesal.

"Apakah bertemu dengan direktur Huo?" Aurora senang hingga kedua matanya seolah bersinar, api ingin mencari tahu gosipnya membara.

"Tidak." Chloe membereskan mejanya dan mengambil jaket lalu bersiap untuk pergi, dia tidak ingin mengungkit Colten, dan tidak ingin mengundang kesalahpahaman lagi.

“Chloe, aku menganggapmu sebagai kakak beradik, namun kamu bahkan tidak jujur terhadapku, huh?" Aurora jelas tidak puas dengan jawaban ini, dia langsung merebut tas Chloe dan memeluknya agar dia tidak pergi.

"Jangan berbuat onar, aku masih ada janjian!" Dengan susah payah dia akhirnya tidak perlu lembur, Chloe tidak ingin berada dikantor dan menarik kembali tasnya lalu bergegas pergi.

"Ada janji dengan siapa? Apakah adalah Direktur Huo?" Tanya terus Aurora.

"Bukan, bukan! Kamu sungguh menyebalkan, aku sudah bilang tidak mengenal Direktur Huo!" Chloe sudah hampir tidak tahan lagi, Aurora saja seperti begini, dia tidak bisa membayangkan seperti apa orang lain bergosip tentangnya.

"Kamu pergi kencan buta lagi?" Aurora akhirnya sadar, "Tunggu sebentar, aku akan pergi bersamamu! Daripada kamu nanti dilukai oleh orang lain lagi!"

Ketika Chloe datang bekerja hari ini, Aurora sudah menyadari tangan Chloe yang mengenakan perban, hubungannya dengan Chloe lumayan baik, sekali ditanya, barulah dia tahu bahwa Chloe tadi malam bertemu dengan wanita gila itu, jadi sekarang ketika mendengar Chloe ada janjian, dia mengira bahwa Chloe akan pergi kencan buta lagi, dia ingin pergi untuk melindungi Chloe.

Awalnya Chloe ingin menolak, karena dia ingin bertemu dengan Robin, itu adalah orang dari Colten, dia takut Aurora akan berpikir terlalu banyak ketika melihatnya namun dia juga tidak enakan untuk menolak Aurora, oleh karena itu, dia hanya bisa menelan perkataannya saja.

Dan Chloe juga berpikir bahwa bagus juga jika Aurora pergi, dengan begitu dia bisa tahu bahwa dirinya memang benar tidak mengenal Colten, dengan kemampuan Aurora untuk menyebarkan gosip, besok pasti akan bisa membuat seluruh Ming's Corp tahu.

"Ayo pergi!" Aurora mengenakan sebuah jaket dan mengandenga Chloe untuk pergi bersama.

Sepanjang jalan naik lift hingga kelantai satu, Chloe menyadari bahwa ada banyak orang yang akan menatapinya hari ini, hampir setiap langkah dia jalani, akan langsung ada orang yang bergosip tentangnya, dia tidak tahan untuk menhempaskan nafasnya, benar-benar susah, apakah ii adalah efek yang diinginkan oleh Colten aga dia menjadi topik pembicaraan orang lain?

"Chloe, apakah kamu menyadari bahwa para lelaki menatapimu." Ketika sudah hampir berada didepan pintu, Aurora tiba-tiba berbisik kearah Chloe, "Lagipula, kamu begitu cantik, mengapa kamu terus saja mengenakan kacamata berpinggir hitam itu?"

"Kamu juga sangatlah cantik, mengapa tiap hari berdandan hingga begitu tebal?" Jawab Chloe.

Sebenarnya Aurora juga cantik, hanya saja sedikit gendut, ditambah lagi tinggi badannya 173cm, dia terlihat kekarr, dan entah apa yang merangsangnya sehingga dia selalu berdandan tebal untuk bertemu dengan orang ketika bekerja, dan mengenakan pakaian yang terang, setiap hari seolah sedang mengikuti acara dansa saja.

Ketika mereka berbicara, sekejap mereka sudah tiba hingga dipinggir jalan, Chloe mengangkat kepalanya dan menoleh, dia ingin lihat apakah Robiin sudah sampai atau tidak, disaat ini, terlihat sebuah mobil Benz melaju kearahnya, baru saja Chloe ingin minggir, terlihat Robin melambaikan tangan kepadanya.

Chloe juga melambaikan tangannya, dan setelah mobilnya berhenti, dia membuka pintu bagian depan mobil dan bersiap untuk masuk, namun sekali menundukkan kepalanya, dia menyadari bahwa di tempat duduk bagian depannya ada setumpuk buku.

"Robin berkata, "Nona Jian, kamu duduk dibelakang saja."

"Baik!" Chloe menyipitkan matanya dan tersenyum, dia tidak banyak berpikir dan menutup pintu mobil lalu berjalan kebelakang dan membuka pintu mobil dan naik keatasnya, sambil berkata, "Tuan Cheng, aku membawa seorang temanku."

"Kebetulan sekalim aku juga membawa seseorang!" Robin tersenyum dengan makna dalam.

"Hmm?" Chloe langsung merasakan kejanggalan, dia menoleh dan melihat Colten tengah duduk tanpa berekspresi dibelakang tempat duduk supir.

Musim semi baru saja tiba, masih ada sedikit dingin, langit juga malamnya cepat, sinar matahari tidaklah terang, sehingga tadi Chloe dua kali membuka pintu mobil dan tidak memperhatikan ada orang lain.

Seketika, Chloe ingin turun dari mobil, lelaki ini memberinya sebuah rasa bahaya, dengan sendirinya, dia ingin menjauh darinya.

Namun, tidak takut lawan seperti dewa namun takut team yang seperti babi.

Baru saja Chloe akan bergerak, hadapannya menjadi hitam dan sebuah tenaga melaju kearahnya, itu adalah Aurora, gadis ini ketika melihat mobil ini, dia tercengang, mulutnya dibuka hingga bisa menelan telur angsa, entah mengapa tiba-tiba seperti gila dan langsung naik keatas mobil.

Sekali masuk, dia langsung membuat Chloe ketabrak hingga bingung, dia terjatuh kebelakang dan seketika menjatuh pada pelukan Colten, disaat paling utamanya, Coltenlah yang mengulurkan tangan untuk menopangnya.

Lampu jalanan menyala pada detik ini, langit yang awalnya gelap menjadi terang karena ini, sinar lampu jalanan bersinar dimata Chloe, tatapannay seolah terpaku.

Chloe menatapi lelaki dihadapannya ini, lelaki ini juga menatapinya, hanya saja lelaki ini berada dibalik cahaya, Chloe tidak bisa melihatnya dengan jelas, namun meskipun begitu, dia tetap bisa merasakan tatapan Colten bagaikan pusaran air yang akan langsung menhisapnya sekali dirinya tidak berhati-hati.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu