His Soft Side - Bab 233 Pemikiran Yang Aneh

Suara Ibu Xu sangat keras, dan saat itu di jalanan sedang banyak orang, tak sedikit yang menoleh ke arah mereka.

Mendengar perkataan ini, Chloe Jian merasa marah, ia berbalik dan berkata, “Jangan salahkan aku atas segala masalah! Aku tak ada hubungannya dengan Ocean Xu, juga sudah sangat lama tak bertemu dengannya, apa hubungannya ia kecelakaan dengan diriku? Sebaiknya kalian pulang dan rawat ia baik-baik, hati-hati lagi-lagi putra kalian dicelakai oleh seorang wanita.”

“Kau...” Ibu Xu menuding Chloe Jian, hendak mengatakan sesuatu, tapi Ryan Xu segera memotongnya.

“Chloe Jian, jangan dengarkan perkataan Bibi Xu, sebenarnya Ocean...” Ryan Xu hendak menjelaskan.

“Sudah selesai belum?” Colten Huo sudah merasa tak sabar, ia telah berjalan beberapa langkah, namun melihat Chloe Jian masih berdiri di situ dengan ekspresi marah, ia kembali berjalan menghampirinya dan mengetuk kepalanya, “Mau pergi tidak?”

“Ayo.” Chloe Jian kembali tersadar, dan tanpa mempedulikan penjelasan Ryan Xu, ia berbalik dan mengikuti Colten Huo.

“Chloe Jian, bisakah kau mempertimbangkannya?” Ryan Xu masih tidak menyerah.

“Untuk apa kau memanggilnya? Tidakkah kau lihat sikapnya begitu angkuh? Sungguh tidak berpendidikan, berbicara pada orang yang lebih tua pun tidak ada sopan santunnya, apakah ia bersikap seperti ini karena telah memiliki kekasih yang kaya raya? Tetap saja ia adalah bekas Ocean Xu!” kata Ibu Xu, dan di akhir kalimat ia sengaja meninggikan suaranya, “Tuan Huo, kau adalah seorang pria terhormat, jangan tertipu oleh penampilan gadis ini, sebenarnya ia...”

“Pak!”

Ibu Xu ditampar sebelum selesai berbicara.

“Bodoh, apakah kau masih merasa kehilanganmu tidak cukup besar?” Ryan Xu menatap Ibu Xu dengan ekspresi dingin penuh amarah, “Atau kau ingin membunuh Ocean Xu?”

Ibu Xu memegangi pipinya, rambutnya berantakan, ia tak mengatakan apapun, hanya menggertakkan gigi menahan amarahnya.

Di sisi lain, mendengar perkataan Ibu Xu ini, tentu Chloe Jian merasa marah, ia berbalik dan hendak membalas, tapi Colten Huo meraih dan merangkulnya dan membawanya terus berjalan, tak membiarkannya membalas, namun ia berkata, “Aku tak peduli seperti apa ia dulu, aku bersedia menerimanya, bisakah kau tak mencampuri urusan kami?!”

Mendengar perkataan ini, hati Chloe Jian diliputi perasaan hangat, ia mendongak menatap Colten Huo, di bawah lampu jalan, setengah wajahnya tertutup oleh bayangan, tapi bisa dilihat tatapan matanya sangat dalam dan bercahaya.

“Kenapa kau menatapku seperti ini?” tanya Colten Huo saat menyadari ada yang aneh dalam ekspresi Chloe Jian.

“Apakah kau benar-benar tak peduli?” Chloe Jian tak mempercayainya.

“Tidak, aku mempedulikannya.” Kata Colten Huo dengan suara dalam sambil menatap mata Chloe Jian.

Mendengar perkataannya, tangan Chloe Jian sedikit bergetar, ia menunduk dan tersenyum, dulu ia beberapa kali marah padanya, mungkinkah karena curiga masa lalunya tidak bersih? Mana mungkin ia tidak mempedulikannya?

“Tapi...” setelah terdiam sejenak, Colten Huo melanjutkan.

Meskipun Chloe Jian berusaha menyembunyikan ekspresinya sebaik mungkin, tapi Colten Huo masih menyadari, saat ia berkata ia peduli, wajah Chloe Jian tampak agak kecewa, kalut, tapi diam-diam juga menghela nafas lega, sungguh membingungkan.

“Tapi apa?” Chloe Jian tak menyangka rupanya Colten Huo belum selesai berbicara, ia mendongak dan bertanya.

“Tapi, karena ini adalah kau, maka aku tak mempedulikannya.” Kata Colten Huo.

Chloe Jian tertegun, kalimat ini terdengar familiar, sepertinya ia pernah mengatakan hal ini saat di bioskop waktu itu, karena ini dirinya, maka ia tak mempedulikannya.

Chloe Jian semakin heran, apa yang telah dilakukannya hingga membuatnya begitu mencintainya!

Mereka telah tiba di panti jompo, karena Beth Ou tinggal di lantai 2, setiap kali mengunjunginya, mereka selalu naik tangga, saat baru menaiki beberapa anak tangga, Chloe Jian yang sejak tadi memikirkan apa yang dulu pernah terjadi antara dirinya dan Colten Huo akhirnya bertanya dengan lirih, “6 tahun lalu, aku ingat pernah sekali aku minum terlalu banyak...”

“Ya?” Colten Huo menoleh menatap Chloe Jian.

“Apakah saat aku mabuk karena terlalu banyak minum, aku menidurimu, lalu karena kau merasa teknikku sangat bagus, maka kau tak bisa melupakanku?” karena ia tak tahu alasan apa yang membuat Colten Huo begitu baik padanya, ia menebak-nebak.

Colten Huo tahu Chloe Jian sedang memikirkan sesuatu, tapi ia tak menyangka rupanya dugaannya sangat tidak masuk akal, ia tersenyum, dan sambil berusaha menahan diri untuk tidak mengetuk kepalanya, ia berkata, “Apakah kau sendiri tak tahu apakah kau pernah meniduriku?”

“Aku mabuk! Mana mungkin aku ingat!” Chloe Jian memalingkan pandangannya, untungnya lorong itu sangat gelap, jika tidak akan terlihat wajahnya yang memerah bagaikan direbus.

Baguslah, sepertinya ia tak melihat kalau wajahnya memerah.

“Kau berkata seperti ini, kau ingin bilang padaku bahwa teknikmu sangat bagus?” setelah hening sesaat, tiba-tiba Colten Huo bertanya.

“...” Chloe Jian tak tahu harus membalas apa, ia berpura-pura tak mendengarnya.

Untungnya mereka telah tiba di lantai 2, dan karena takut Colten Huo akan memergoki bahwa wajahnya memerah, ia bergegas memasuki kamar Beth Ou dan memasuki kamar mandi untuk mencuci mukanya dengan air dingin.

Ia merasa sepertinya kecerdasannya telah menurun akhir-akhir ini, bagaimana bisa ia mengatakan hal seperti ini!

Saat Chloe Jian keluar dari kamar mandi, ia melihat Colten Huo telah masuk dan duduk di hadapan Beth Ou, mengobrol dengannya.

Ia melihatnya bersandar di kursi, kedua tangannya terkatup bersilangan di depan dada, wajahnya yang biasanya dingin tanpa ekspresi, saat ini sedang tersenyum tipis, Beth Ou duduk di ranjang, wajahnya sudah tak lagi pucat, dan ia tersenyum berseri-seri.

Rupanya mereka berdua sedang asyik mengobrol.

“Cloud, sini!” Beth Ou melambaikan tangan saat melihat Chloe Jian.

Colten Huo juga menatap Chloe Jian sambil tersenyum dengan ekspresi menggoda, tapi Chloe Jian berpura-pura tak melihatnya.

“Ibu.” Chloe Jian berjalan menghampirinya dan duduk di ranjang, lalu memeluk Beth Ou.

“Kalian sudah makan belum? Aku telah menyuruh pelayan memasakkan makanan untuk kalian, kita makan bersama.” Beth Ou kini lebih banyak bicara, ia tampak sangat bersemangat.

Chloe Jian tertegun dan menatap Colten Huo dengan kagum, ia sudah bisa menebak, ia pasti telah menelepon ibunya untuk memberitahukan kedatangan mereka, maka ibunya telah menunggu mereka untuk makan bersama.

Apakah ia berbuat seperti ini agar hubungan mereka berdua semakin dekat, atau untuk menyenangkan ibunya?

“Cloud, apa yang kau lamunkan? Segera bantu bibi menata masakan di meja.” Melihat Chloe Jian tertegun, Beth Ou segera menegurnya.

Chloe Jian menjawab dengan gumaman, lalu segera bangkit untuk melakukannya, semua masakan ini adalah keahlian Beth Ou, tapi karena ia tak bisa bangkit dari tempat tidur, mungkin pelayanlah yang memasakkannya, rasanya agak berbeda, tapi tetap saja membuat Chloe Jian serasa berada di rumah.

Dan ia juga berpikir, jika tak ada Colten Huo, mungkin ibunya saat ini sudah meninggal, dan takkan bisa meninggalkan pesan terakhirnya...

Setelah makan dan berbincang-bincang sejenak, Chloe Jian dan Colten Huo pulang.

Selama perjalanan pulang, Colten Huo memperhatikan bahwa Chloe Jian terus melamun sambil menatap keluar jendela, saat makan tadi ia juga sering melamun, mungkin ia masih mempedulikan Ocean Xu!

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu