His Soft Side - Bab 171 Apakah Kamu Takut Bahwa Kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku?

Benar. Apakah Colten Huo telah mengakui bahwa dia sedang meminta maaf padanya?

Colten Huo yang begitu terus terang membuat Chloe Jian merasa tidak leluasa. Menurutnya, karakter Colten Huo terlihat seperti CEO yang angkuh, dominan dan merasa dirinya tidak ada taranya. Bahkan jika orang seperti ini melakukan kesalahan, mereka juga tidak akan menunduk dan meminta maaf.

Chloe Jian juga barusan menamparnya, takutnya tidak ada orang yang berani memukulnya. Chloe Jian tiba-tiba merasa bersalah!

Oleh karena itu, perkataan Colten Huo langsung membuat otak Chloe Jian seperti meledak dan tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Colten Huo menatap ekspresi termenung Chloe Jian, mulutnya tidak bisa menahan senyuman. Tetapi, ketika pandangannya terjatuh ke bibir merah Chloe Jian, matanya tiba-tiba semakin mendalam. Colten Huo menelan ludah dan jakunnya bergerak beberapa kali. Colten Huo berusaha sekuat mungkin untuk menahan keinginan untuk mencium Chloe Jian lagi.

Rasa tersebut benar-benar sangat indah, rasanya yang manis dan segar sungguh tak terlupakan dan membuat Colten Huo ingin memeluk dan menciumnya dengan puas.

“Mengapa? Apakah mengatakan minta maaf saja tidak cukup?” Colten Huo memaksakan dirinya untuk mengalihkan pandangan dari bibir Chloe Jian. Lalu, Colten Huo menatap Chloe Jian dengan tulus, “Apa yang harus aku lakukan agar kamu tidak marah lagi kepadaku? Katakan saja, aku pasti akan melakukannya.”

Walaupun dia memang bersalah karena menangkap kelinci kecilnya, tetapi Colten Huo merasa reaksi Chloe Jian terlalu kuat. Colten Huo yang kurang perhatian juga bisa menebak, apakah kata-kata kasar yang dia katakan dulunya telah melukai harga diri Chloe Jian sehingga membuat Chloe Jian terlalu waspada saat menghadapinya.

“Tidak!” Chloe Jian menggaruk wajahnya. Sekarang dia merasa sedikit canggung, jika dia tidak memaafkannya, dia terlihat sangat picik. Tetapi jika dia memaafkannya, dia merasa ada sedikit yang tidak benar.

“Untukmu!” Colten Huo juga tidak menyulitkan Chloe Jian. Dia tiba-tiba mengeluarkan sebuah kotak brokat beludru yang pernah dilihat Chloe Jian. Pada saat ini, kotak itu sedang dipegang di atas telapak tangan Colten Huo dan sedang diserahkan kepada Chloe Jian.

“Apa?” Chloe Jian mengangkat kepalanya dan menatap Colten Huo dengan curiga.

“Hadiah!” Colten Huo menatapnya.

“Bukannya kamu telah memberiku hadiah?” Chloe Jian menunjuk kelinci bertelinga terkulai yang berbaring di atas tempat tidurnya. Tadi, ketika dia bergegas masuk dengan emosi, Chloe Jian juga telah membawa kelinci itu kemari.

“Itu adalah hadiah untuk sebelumnya dan yang ini untuk kali ini!” Colten Huo berkata sambil menyipitkan matanya.

“Sebelumnya?” Chloe Jian semakin bingung. Sejak kapan dia begitu akrab dengan Colten Huo sampai Colten Huo membawakan hadiah untuknya setiap kali dia bepergian?

“Apakah kamu tidak ingin membuka dan melihatnya?” Colten Huo tidak melanjuti topik perbincangan tadi dan menjulurkan tangannya ke depan Chloe Jian.

Tangan Colten Huo sangat besar, telapak tangannya dua kali lebih lebar dari telapak tangan Chloe Jian, jari-jarinya juga sangat ramping dan kukunya juga dirapikan dengan bersih. Tangannya yang sangat cantik pasti akan membuat orang yang suka melihat tangan menjerit kegirangan.

“Untuk apa kamu terus menatapi tanganku, apakah kamu menginginkan tanganku sebagai hadiah?” Colten Huo melihat Chloe Jian menatap telapak tangannya tanpa berkedip dan menyentuh kening Chloe Jian sambil tersenyum.

“......” Chloe Jian tersadar, wajahnya sedikit memerah. Dia bahkan terpesona menatap tangan Colten Huo, dia telah mabuk!

“Mengapa wajahmu memerah? Apakah kamu malu?” Colten Huo menoleh melihat Chloe Jian, matanya penuh dengan senyuman. Apakah kucing liarnya telah malu? Dia malu karena melihat tangannya, ada apa ini?

“Tidak!” Chloe Jian tidak mungkin mengakuinya. Dia cemberut dan menatap Colten Huo sekilas. Lalu, dia berbalik dan berjalan ke sisi tempat tidur sambil membelakangi Colten Huo.

Colten Huo juga mengikuti Chloe Jian dan duduk di atas tempat tidur, “Apakah kamu tidak mau? Jika kamu tidak mau, aku akan membuangnya!”

“Mau!” Chloe Jian tahu bahwa CEO Huo sangat kaya dan selalu menganggap uang sebagai kotoran. Dia bahkan membuang berlian merah muda yang berharga ratusan miliar, Chloe Jian yang merupakan orang miskin tidak begitu murah hati seperti dirinya.

Chloe Jian mengambil kotak brokat berludru itu dari tangan Colten Huo, tekstur kotak itu sangat menakjubkan dan membuatnya tiba-tiba merasa penasaran dengan isi kotak itu.

Chloe Jian membuka kotak itu dengan perlahan dan segera mengangkat alisnya. Ternyata di dalam kotak itu berisi jam tangan wanita, Colten Huo memberinya sebuah jam tangan!

Meskipun Chloe Jian jarang memperhatikan barang-barang mewah, tetapi dalam sekilas dia juga bisa melihat bahwa jam tangan ini benar-benar berharga dan kemewahannya juga tidak berlebihan.

Tetapi, mengapa jam tangan ini kelihatannya sangat akrab? Sepertinya dia pernah melihatnya!

Chloe Jian mengangkat kepalanya untuk menatap Colten Huo dan menunduk lagi untuk melihat jam tangannya. Colten Huo melihat reaksi Chloe Jian yang aneh pun bertanya, “Mengapa? Tidak suka?”

Ketika Colten Hua berbicara, lengan kirinya diangkat secara tidak sadar untuk membantu menyelipkan rambut Chloe Jian yang jatuh di pipinya ke belakang telinganya. Lampu cahaya memantulkan sebuah cahaya terang di pergelangan tangan Colten Huo.

Chloe Jian akhirnya teringat mengapa dia merasa jam tangan itu sangat akrab. Colten Huo juga sedang mengenakan jam tangan dengan model yang sama di pergelangan tangannya. Memang jam tangan tersebut tidak sama persis, tetapi jam tangan milik Colten Huo yang lebih besar jelas adalah model pria dan jam tangan yang diberikan kepada Chloe Jian lebih elegan.

Wah, ternyata Colten Huo memberinya jam tangan couple?! Chloe Jian hanya merasa seperti ada sederet gagak yang terbang di depan matanya, dia merasa hal ini terlalu aneh.

“Ekspresi seperti apa kamu ini?” Colten Huo tidak dapat menahan tawanya melihat ekspresi pahit Chloe Jian.

“Ini, mengapa kamu memberiku jam tangan couple? Jika aku memakainya, orang lain pasti akan salah paham!” Chloe Jian mengatakan pikirannya dengan ragu.

“Kamu terlalu banyak berpikir. Ini bukan jam tangan couple, kedua jam tangan ini tidak mempunyai model yang sama!” Colten Huo menghela napas dalam hatinya, mengapa gadis ini tidak mengerti maksud hatinya? Tetapi, dia juga tidak bisa langsung mengatakannya, walaupun dia telah mengatakannya, Chloe Jian juga tidak akan percaya. Oleh karena itu, dia tidak punya pilihan dan hanya bisa berbicara sembarangan, “Coba kamu lihat, di sini dan di sini semuanya berbeda!”

Chloe Jian menempatkan kedua jam tangan itu bersama dan membandingkannya seperti apa yang dikatakan Colten Huo. Setelah Colten Huo berkata, Chloe Jian juga merasa kedua jam tangan ini berbeda, apakah dia memang telah terlalu banyak berpikir?

“Chloe, apa yang kamu takutkan?” Setelah melihat Chloe Jian menunjukkan ekspresi lega, Colten Huo tiba-tiba merasa sangat tidak senang, apakah Chloe Jian sangat ingin meperjelas hubungan di antara mereka?

“Ah? Apa yang aku takutkan?” Chloe Jian tidak mengerti maksud Colten Huo dan mengangkat kepalanya menatap Colten Huo.

“Apakah kamu takut bahwa kamu bisa jatuh cinta padaku atau takut bahwa aku bisa jatuh cinta padamu?” Colten Huo menyipitkan matanya, sudut matanya terpancar cahaya yang kuat.

Chloe Jian membuka mulut ingin membantah, dia ingin mengatakan bahwa dia tidak akan jatuh cinta pada Colten Huo dan Colten Huo juga tidak mungkin jatuh cinta padanya. Tetapi, ketika dia melihat kegigihan di mata Colten Huo, kata-kata yang telah mencapai ujung lidahnya membeku seketika. Karena dia telah melihat tatapan di mata Colten Huo yang hangat seperti magma yang mengalir di dalam gunung berapi dan membawa kekuatan yang sepertinya bisa melelehkan Chloe Jian.

Seketika, jantung Chloe Jian berdegup kencang. Mungkinkah, mungkinkah dia sungguh--

Chloe Jian tidak berani memikirkannya lagi.

“Apa yang kamu pikirkan?” Colten Huo tidak dapat menahan dirinya untuk menghela napas di dalam hatinya setelah melihat ekspresi Chloe Jian yang terus berubah dan tatapan Chloe Jian yang tiba-tiba menujukkan kerumitan. Colten Huo memaksa dirinya untuk menahan keinginannya untuk memeluk Chloe Jian. Colten Huo sengaja mengangkat sudut bibirnya dan menyentuh sudut bibir Chloe Jian, lalu dia tertawa dan berkata, “Menatapku seperti ini, mungkinkah kamu telah jatuh cinta padaku!”

Chloe Jian tersadar dan segera menurunkan matanya untuk menyembunyikan emosinya. Setelah mendengar kalimat terakhir Colten Huo, dia pun mencibir, “Teruslah bermimipi!”

“Aku memang selalu memimpikannya!” Colten Huo tertawa. Hanya saat dia bertemu Chloe Jian, Colten Huo baru lebih sering tertawa seperti ini.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu