His Soft Side - Bab 58 Perasaan Memanas

"Pedas!" Colten Huo melihat Chloe Jian, berkata.

Chloe Jian melihatnya, lalu melihat 3 botol air mineral yang telah kosong dalam sekejab, mengedipkan mata, dia tiba-tiba sangat ingin tertawa.

Ternyata dia juga takut pedas!

Ternyata ekspresinya yang tidak berubah saat makan tadi adalah kepura-puraan!

Ternyata dia tidak berkata di sepanjang jalan ini, karena merasa kepedasan hingga hampir tak tertahankan!

Chloe Jian memalingkan kepala, hendak menahan tawa, tapi bahu yang terus bergetar telah membongkarnya, awalnya dia hanya membungkam bibir menahan tawa, tapi sungguh tidak tertahankan, alhasil, senyuman di sudut bibirnya semakin lama semakin lebar.

Asalkan teringat betapa kesulitannya sang pria menahan rasa pedas tadi, Chloe Jian langsung tidak mampu menahan tawa, terutama saat dia memalingkan kepala, melihat CEO Huo yang biasanya selalu dingin terus menatapnya dengan tatapan kesal, Chloe Jian langsung tak bisa menahannya lagi, emosi di hatinya seketika langsung sirna, dan tertawa terbahak-bahak, tertawa hingga pinggangnya sampai membungkuk, "Hahahaha......"

"Bocah nakal, masih berani tertawa! Lidahku sekarang terasa begitu kebas! Nanti, daerah yang terluka akibat gigitanmu pasti akan membengkak, besok pagi masih ada rapat petinggi yang harus diadakan! Bukankah kamu telah mencelakaiku untuk terlihat jelek?" Colten Huo tak berdaya, perkataan yang diucapkan sekarang pun terasa sedikit tidak fasih, besok entah apakah bisa bicara atau tidak.

"Mampus!" Chloe Jian melirik Colten Huo, menahan tawa, meludah, mengomelinya: "Kamulah yang menindasku duluan, makanya aku tidak akan mengasihanimu!"

Meskipun Chloe Jian mengatakannya dengan tanpa segan, tapi sudut matanya terus tersenyum, meludahnya ini, terlihat lebih seperti mengeluh, Colten Huo melihatnya hingga tidak bisa mengalihkan pandangan mata.

"Sungguh bocah nakal yang tak berhati nurani!" Colten Huo hanya bisa menghela napas, melihat ada begitu banyak orang yang sedang melihat mereka, langsung menepuk bahu Chloe Jian, "Naik mobil!"

"Masih pedas tidak?" Saat naik ke mobil, Chloe Jian memalingkan kepala melihat Colten Huo, sepasang matanya sangat berkilau, mengandung senyuman.

"Tidak pedas!" Colten Huo mengemudikan mobil, sambil memalingkan kepala menatap Chloe Jian sejenak, "Sudah kebas!" Dia berkata.

Perkataan Colten Huo sudah mulai terdengar tidak jelas, Chloe Jian membungkam bibir menahan tawa.

"Tidak boleh tertawa, kalau terus tertawa, aku akan marah!" Colten Huo sengaja memurungkan wajah mengatakannya.

"Baiklah, kamu marah saja!" Chloe Jian mengolok-oloknya, memang berniat untuk membantahnya, lalu langsung tertawa lepas.

Colten Huo tentu saja tidak akan benar-benar marah, dia bahkan sangat ingin melihatnya tertawa setiap hari, asalkan dia bersedia tertawa terhadapnya, dirinya bersedia digigitnya setiap hari dengan senang hati, jadi, mana mungkin dia akan marah?

Ketika mobil sudah berhenti di rumah yang disewa Chloe Jian, Chloe Jian tiba-tiba malah merasa kenapa bisa tiba begitu cepat, sepanjang jalan ini, dia terus tersenyum, sehingga, saat memalingkan kepala berbicara dengan Colten Huo sekarang, matanya masih penuh dengan senyuman.

"Terima kasih telah mengantarku pulang, "Chloe Jian mengatakan, kemudian sudut matanya melekuk, "dan juga, daging tumis cabai itu, maaf!"

Tangan Colten Huo berada di setir mobil, dia juga memalingkan kepala melihat Chloe Jian, saat mendengar dia mengucapkan kata maaf, dia mengangkat alis tajamnya, "Kalau benar-benar merasa bersalah, lain kali, masakkanlah makanan yang normal untuk menenangkanku!"

"Nanti baru bahas kembali" Pandangan mata Chloe Jian bersinar, tidak langsung menyetujuinya, dia melepaskan sabuk pengaman, mengulurkan tangan menarik gagang pintu, hendak turun dari mobil.

Colten Huo tiba-tiba menangkap lengannya, Chloe Jian memalingkan kepala, terlihat pandangan matanya begitu mendalam, "Aku dan Sherin Xia tidak memiliki hubungan apa pun, aku tidak pernah menyentuhnya! 3 minggu sebelumnya, merupakan pertemuan pertamaku dengannya!"

Saat mendengarnya, hati Chloe Jian bergetar, namun kemudian, dia melepaskan tangan dari genggamannya dengan perlahan, berkata dengan suara rendah: "Kamu tidak perlu menjelaskannya padaku."

Setelah itu, dia membuka pintu dan turun.

Colten Huo menghentikan mobil di depan gedung yang ditinggali Chloe Jian, Chloe Jian berjalan ke lorong, setelah berjalan beberapa langkah, dia tiba-tiba berhenti, untuk sejenak, lalu membalikkan badan dan berjalan kembali, Colten Huo dari tadi terus mengamatinya, sekarang langsung menurunkan jendela mobil.

"Bajumu itu sudah selesai kucuci, bagaimana kalau kamu menungguku sebentar, aku akan mengambilkannya untukmu." Chloe Jian melihat Colten Huo sejenak, kemudian kembali menarik pandangan mata, berkata sambil menundukkan kepala.

"Tidak perlu, tinggalkanlah di tempatmu dulu!" Colten Huo menahan kegegabahan diri yang hendak memeluknya, berpesan padanya: "Pulang dan istirahatlah lebih awal."

"Baiklah." Chloe Jian menganggukkan kepala, membalikkan tubuh dan pergi. Beberapa langkah kemudian, dia kembali menghentikan langkah kaki.

Hati Colten Huo berdebar kencang, tangan yang terletak di jendela mobil terkepal erat, dia melihat Chloe Jian memalingkan kepala, kali ini, dia telah tersenyum terhadapnya.

"Berhati-hatilah saat mengemudi di jalan!" Sang wanita berkata dengan lembut.

Beberapa kata yang pendek, tapi malah terasa bagaikan angin musim semi yang berhembus di padang salju di musim dingin, meleburkan salju, mencairkan es, juga melembutkan hatinya......

Colten Huo merasa hatinya saat ini telah merasakan kelembutan yang tidak pernah ada, perasaan yang hangat itu, merupakan sebuah pengalaman yang tidak pernah dirasakannya selama 30 tahun sebelumnya ini.

Setelah mengatakan perkataan ini, Chloe Jian membalikkan badan dan berlari masuk ke lorong, dan meninggalkan gambaran punggung berbadan mungil dengan rambut panjang yang terhembus angin.

Hingga telah memasuki rumah, Chloe Jian merasa jantungnya masih terus berdebar, dia meletakkan tas, hal pertama yang dilakukan adalah berjalan ke balkon, melihat ke arah bawah, mobil Colten Huo sesuai dugaan masih ada di sana, dan kebetulan dia juga sedang menengadahkan kepala melihat ke sini.

Dari ketinggian dengan belasan tingkat, Chloe Jian tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi dia mampu merasakan pandangan matanya yang membara, Chloe Jian merasa batang telinganya kembali panas, dia membungkam bibir, melambaikan tangan terhadapnya, membalikkan badan dan masuk ke dalam.

Kamar Lola Luo pada saat ini pun kebetulan terbuka, dia yang memakai baju rumahan berjalan ke samping Chloe Jian dengan senyuman jahil, "Chloe, katakan sejujurnya, malam ini pergi kencan dengan Kak Huo si tampan bukan?"

Chloe Jian menggelengkan kepala, "Tidak kok!"

"Masih saja berbohong, aku tadi telah melihatnya, jelas-jelas Kak Huo si tampan lah yang mengantarmu pulang! Kalian berdua bahkan saling berpamitan dengan penuh perasaan." Lola Luo bersikap hendak menjepit pipinya.

"Eh, jangan!" Chloe Jian bergegas menghindar, "Hanya sekedar kebetulan bertemu!"

"Cih, aku tidak percaya!" Lola Luo menyipitkan mata, lalu menempatkan kepalan tangan ke samping mulut untuk menghembuskan angin.

"Baiklah, baiklah, aku akan mengatakan semuanya padamu!" Chloe Jian segera menyerah, lalu, menceritakan seluruh kejadian malam ini secara singkat, tentu saja, bagian dia menendang dan menggigit Colten Huo tidak diungkit olehnya sama sekali, hanya mengatakan dia telah menolaknya dengan tegas.

Tsk tsk tsk, memang hanya kamulah yang bisa melakukan hal ini!" Lola Luo berekspresi kesal setelah selesai mendengarnya, mengulurkan jari telunjuk dan mendorong kepalanya, merasa marah hingga menggertakkan gigi, "Pria yang begitu unggul sedang mengejarmu, kamu malah menolaknya? Sungguh telah menyia-nyiakan barang berharga!"

"Kalau tidak?" Chloe Jian mundur ke belakang, menghindari cakaran Lola Luo, berkata dengan mulut menggerutu: "Justru karena dia terlalu unggul, makanya aku merasa dia bermasalah, aku tidak percaya terhadap cinta pada pandangan pertama! Aku merasa, dia pasti mendekatiku dengan memiliki tujuan lain."

"Pria mendekati wanita, selain tertarik terhadap kecantikan paras dan tubuhmu, memangnya masih bisa ada tujuan apa? Chloe, aku tidak bermaksud untuk menusukmu, selain dari dua hal ini, memangnya kamu masih memiliki hal apa lagi?" Lola Luo sengaja membalikkan bola mata putih.

"Lola Luo, perkataanmu ini telah keterlaluan!" Chloe Jian memang telah tertusuk, melencangkan tangannya ke pinggang dengan ekspresi wajah kesal: "Selain memiliki kecantikan paras dan tubuh, jelas-jelas aku masih memiliki kepintaran!"

"Bah! Aku rasa otakmu telah rusak ditendang oleh keledai!" Lola Luo berdiri dan berjalan ke balkon, melihat ke bawah, seketika langsung tertawa, "Ha, kelihatannya Kak Huo si tampan telah benar-benat jatuh cinta terhadapmu, bahkan masih belum pergi hingga sekarang."

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu