His Soft Side - Bab 442 Aku Ingin Kau Berhenti Bekerja!

“Kapan aku menyudutkanmu? Aku hanya berbicara dengan santai, kaulah yang bereaksi berlebihan, jika bukan karena merasa bersalah lalu apa?” tanya Colten Huo lagi.

“Baik, jadi kau merasa aku merasa bersalah?” wajah Chloe Jian memerah karena marah, ia menatap Colten Huo dengan garang, tapi karena ia jauh lebih pendek darinya, ia harus mendongak untuk menatap wajahnya, ini membuatnya kurang berwibawa, maka ia melangkah mundur beberapa langkah, agak menjauh, agar tidak merasa terintimidasi oleh Colten Huo.

Colten Huo memalingkan pandangannya dan berkata dengan dingin, “Bagaimana aku bisa tahu apakah kau merasa bersalah atau tidak? Aku bukanlah penggemar yang selalu mengamatimu!”

“Aku tak ingin lagi berbicara denganmu! Dasar aneh!” Chloe Jian menggertakkan giginya dan pergi, ia merasa tak ingin berbicara dengan Colten Huo.

Colten Huo mengulurkan tangan dan menggenggam Chloe Jian, “Mau ke mana?”

“Apa pedulimu!” Chloe Jian sangat marah, sebenarnya banyak hal yang ingin diceritakannya pada Colten Huo tentang hari pertamanya bekerja ini, tapi suasana hatinya jadi berantakan gara-gara tuduhan yang tak masuk akal ini.

“Apakah kau ingin pergi menemui mantan kekasihmu?” tanya Colten Huo dengan dingin.

Chloe Jian tak menyadarinya, ia mengira Colten Huo sedang membicarakan Ocean Xu, maka dengan marah ia berkata, “Sudah berkali-kali kukatakan padamu, aku tak mempunyai perasaan apapun lagi pada Ocean Xu, aku tak lagi mencintainya. Bisakah kau berhenti menyinggung tentangnya?”

Colten Huo memicingkan matanya, ia tak membantah Chloe Jian, dan melepaskan genggaman tangannya.

Chloe Jian sangat marah, ia tak ingin lagi berlama-lama di sana bersama Colten Huo, begitu ia melepaskan tangannya, ia segera berbalik dan pergi.

Tapi sebelum ia sempat keluar dari rumah kaca, ia baru menyadari bahwa pintunya terkunci, dan seluruh tirai di keempat penjuru tiba-tiba diturunkan, dan kain hitam menutupi rumah kaca yang awalnya terang benderang itu. Hanya ada seberkas cahaya dari bagian atap. Tiba-tiba terdengar suara “klik”, dan sebuah lampu kecil di dinding menyala.

Chloe Jian berbalik dan melihat Colten Huo sedang memegang sebuah remote di tangannya. Rumah kaca ini dilengkapi dengan teknologi tingkat tinggi yang didesain secara khusus, seluruh pintu, jendela, dan lampunya bisa dikendalikan dengan sebuah remote.

Tapi, apa maksud Colten Huo melakukan ini?

“Sini!” tangan Colten Huo memainkan remote itu, lampu itu berada di belakangnya, maka wajahnya tertutup bayangan gelap, hanya sepasang matanya yang tampak bersinar terang.

“Apa yang akan kau lakukan?” Chloe Jian menatap Colten Huo dengan ekspresi waspada, sikapnya ini membuatnya merasa waswas.

“Berhentilah bekerja di Tianle!” melihat Chloe Jian tak mau menghampirinya, Colten Huo melangkah menghampirinya dan berkata dengan suara berat.

“Kenapa?” dengan terkejut Chloe Jian menatap Colten Huo, ia mengira ia telah salah dengar, “Aku baru bekerja sehari, kenapa aku harus berhenti?”

“Aku tak menyukainya!” Colten Huo telah tiba di hadapan Chloe Jian, ia menunduk dan memicingkan mata menatapnya dan berkata dengan dingin.

“Ini adalah pekerjaanku, cukup aku yang menyukainya, kenapa kau harus menyukainya?” Chloe Jian mendongak dan merasa semakin heran.

“Berhentilah, jangan sampai aku mengulanginya dua kali!” nada bicara Colten Huo menjadi lebih dingin, dan wajahnya tampak sangat suram dan mengerikan.

Melihat ia tampaknya tidak sedang bercanda dan benar-benar marah, Chloe Jian tersenyum mencemooh, “Colten Huo, tidakkah pemikiranmu terlalu dangkal? Aku bukanlah barang milikmu, aku punya kebebasan dan berhak menentukan pilihanku sendiri.”

“Kau adalah milikku!” kata Colten Huo dengan suara dalam dan menatapnya lekat-lekat.

“Aku tak ingin berdebat denganmu, beri aku alasan, kenapa aku harus berhenti dari pekerjaanku?” Chloe Jian menghela nafas dalam, setelah cukup lama mengenal Colten Huo, ia mengerti, walaupun ia sangat dingin dan suka memerintah, tapi ia tak pernah melakukannya tanpa suatu alasan, maka pasti ada alasannya kenapa tiba-tiba ia menyuruhnya berhenti.

Chloe Jian ingin tahu apakah alasan itu.

Chloe Jian sedang menunggu apa alasan Colten Huo, tapi ia hanya memicingkan mata menatapnya dan mengatupkan bibirnya, matanya tampak berapi-api karena marah, tapi ia tak mengatakan apapun.

“Kau tak bisa menjelaskan alasan kenapa aku harus berhenti, bukan?” Chloe Jian berkata dengan lembut, berusaha menenangkannya.

“Jadi, kau tak akan berhenti?” Colten Huo menatapnya dengan dingin.

“Tidak!” Chloe Jian balas menatapnya tanpa rasa takut, “Kecuali kau bisa memberikan alasan yang meyakinkanku.”

“Baiklah!” Colten Huo menggertakkan giginya, wajahnya tampak tegang, tatapan dan nada bicaranya sangat dingin, “Jika aku tak lagi mengijinkanmu untuk pergi ke Tianle, apa yang akan kau lakukan?”

Hati Chloe Jian diam-diam bergidik karena tatapan dingin Colten Huo, ia mengepalkan telapak tangannya dan berusaha sekuat tenaga untuk tak merasa terintimidasi olehnya, karena ia merasa ia sama sekali tak berbuat kesalahan, Colten Huo lah yang tiba-tiba tanpa alasan menjadi marah, kenapa ia tak mengijinkannya bekerja di Tianle lagi?

Tapi pertanyaan ini cukup sulit dijawab bagi Colten Huo, jika ia memutuskan untuk tak mengijinkannya bekerja di Tianle lagi, bagaimana reaksinya?

Apa yang akan ia lakukan?

Chloe Jian menggigit bibirnya dan mengernyitkan alisnya, ia merenungkan, apakah hubungannya dengan Colten Huo akan menjadi renggang karena masalah ini? Meskipun ia sangat ingin bekerja, tapi apakah hanya demi alasan ini, ia rela bertengkar dengan Colten Huo dan menghancurkan hubungan baik yang telah susah payah mereka pertahankan? Apakah ini sepadan?

Chloe Jian juga tak tahu bagaimana menjawab pertanyaan ini.

Sikap diam Chloe Jian akhirnya membuat Colten Huo menjadi lebih tenang, ia tersenyum mencemooh, sepertinya ia menganggap dirinya sendiri terlalu tinggi, ia mengira ia menduduki posisi terpenting di hati Chloe Jian, rupanya ia bukanlah siapa-siapa, bahkan ia masih kalah dibandingkan pekerjaan yang baru sehari dijalaninya!

“Aku...” kata Chloe Jian, berusaha menjelaskan, tapi Colten Huo tak memberinya kesempatan. Ia berbalik, dan dengan suara “wus” seluruh tirai yang menutupi rumah kaca itu tergulung ke atas, dan cahaya jingga matahari yang baru saja terbenam masuk ke rumah kaca itu. Begitu cahaya itu masuk, Chloe Jian merasa silau dan dengan spontan menutupi matanya.

Ia mendengar suara langkah kaki, Chloe Jian membuka matanya dan mendapati bahwa Colten Huo telah pergi, di bawah cahaya temaram matahari terbenam, sosok pria tinggi itu tampak sangat muram. Dan cuaca di awal musim panas ini tiba-tiba serasa seperti musim dingin.

Chloe Jian hendak mengejarnya, tapi setelah beberapa langkah, ia menghentikan langkahnya. Ia menggertakkan gigi, untuk apa ia mengejarnya untuk memberinya penjelasan? Ia tak melakukan kesalahan apapun, pria itulah yang tiba-tiba marah tanpa alasan, kenapa ia menyuruhnya berhenti dari pekerjaannya?

Tak akan! Tak akan!

Chloe Jian berbalik dengan marah, ia duduk dan kembali memainkan pianonya, melampiaskan amarahnya melalui melodi pianonya.

Meskipun Colten Huo telah berjalan cukup jauh, ia masih bisa mendengar alunan piano yang terdengar marah itu.

Malam itu, Colten Huo tidak tidur di kamarnya, Chloe Jian menunggu sampai tengah malam, dan masih belum tampak batang hidungnya. Amarahnya yang sudah mulai mereda kembali meluap, ia takkan mempedulikannya, ia segera tidur dan dalam hati memutuskan, jika ia tak meminta maaf padanya, ia juga takkan mempedulikannya!

Keesokan paginya, saat Chloe Jian terbangun oleh suara alarm, ia melihat bantal di sebelahnya masih kosong, dan selimutnya juga masih terlipat rapi, menandakan bahwa Colten Huo sama sekali tidak tidur di kamar ini kemarin malam.

Dengan kesal, Chloe Jian mandi dan berganti pakaian, dan sebelum pukul 7 pagi, ia telah keluar dengan Buick yang dibelinya dari pinjaman.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu