His Soft Side - Bab 585 Semuanya Bohong, Jangan Percayai Apa Pun!

Mana mungkin Kak Zhang tidak menyadari Jordan Fang luar biasa mengkhawatirkan Chloe Jian? Ia untungnya tadi menutup pintu waktu masuk, jadi pandangan-pandangan penasaran dan mengejek di luar terpisahkan dari mereka bertiga. Pada momen ini, ia menatap Chloe Jian, menatap Jordan Fang, dan membuang nafas panjang.

“Berikan padaku!” tutur Chloe Jian dengan memohon. Ia juga tidak tahu mengapa dirinya sekarang masih setenang ini. Harusnya sih ketenangan ini berasal dari kepercayaannya pada Colten Huo……

Tepat, ia seratus persen mempercayainya!

Colten Huo menyuruh menunggu, maka Chloe Jian benar-benar menunggu dengan patuh. Walau ia melihat prianya itu berpasangan dengan wanita lain, asal Colten Huo belum bilang sendiri bahwa ia akan menikahi Mona Mu, Chloe Jian akan tetap mempercayainya!

“Sudah berapa lama kamu bersamanya? Kok kamu belum paham juga dia tidak sesempurna itu?” Jordan Fang sungguh tidak paham. Chloe Jian belum begitu lama berpasangan dengan Colten Huo, bahkan ia sudah mengenal si wanita duluan sebelum si pria muncul. Kok bisa-bisanya dia begitu percaya padanya!

Pada momen ini, ketika Jordan Fang sudah bersiap mengembalikan ponsel Chloe Jian, ponsel itu menerima sebuah pesan pendek. Pria itu refleks menunduk, lalu alisnya langsung berkerut.

“Berikan padaku!” Si wanita mengulurkan tangan dan membuka pesan pendek dengan ekspresi cemas dan penuh harap. Sekalinya membaca pesan itu, wajah si wanita berubah dari mirip langit mendung jadi mirip langit sehabis hujan. Bibirnya, yang bisa disamakan dengan matahari, tersenyum lebar dengan sangat manis.

“Jordan Fang, lihat, aku sudah bilang itu palsu, kan?” Chloe Jian melambaikan ponsel. Ia yang sekarang sama sekali tidak menyisakan perawakan stres seperti tadi. Auranya terasa luar biasa positif.

Yang diajak bicara tidak menjawab. Ekspresi wajahnya kurang senang.

Kak Zhang sangat penasaran, “Apakah berita itu palsu?”

Dengan bersemangat, Chloe Jian menyodorkan ponselnya pada Kak Zhang, “Lihat sendiri nih.”

Di layar ponsel terpampang sebuah pesan, pengirimnya adalah Bryan Cheng. Pesan itu berbunyi: “Adik Jian, Kakak Keempat memintaku mengabarkanmu bahwa semua yang dikatakan berita adalah bohong. Jangan percayai apa pun! Situasinya sekarang kurang nyaman untuk menghubungimu, tetapi kamu jangan khawatir, ia baik-baik saja. Urusan akan segera kelar kok!”

Kak Zhang tidak kenal Robin Cheng, namun melihat raut Chloe Jian, ia bisa menebak pria itu adalah orang dekat Colten Huo dan punya hubungan yang erat dengan mereka. Wah, semua ini sangat tidak terduga!

“Baguslah kalau palsu! Tunggu Tuan Muda Shao-mu kembali, dia pasti akan memukuli wajah semua orang yang menggosipkanmu!” Kak Zhang menghela napas lega. Ia tidak sama dengan orang-orang yang mengagumi Chloe Jian di waktu senang dan menghinanya di waktu susah. Ia sepenuh hati menyukai si wanita. Baginya, Chloe Jian sangat layak dicintai pria baik.

“Bubar yuk, sudah mau kelas. Ayo jalan.” Jordan Fang berbatuk palsu sambil meletakkan tangannya di bibir, lalu berbalik badan, mengambil perlengkapan mengajar, dan berjalan keluar ruang kerja.

Dari “neraka” tiba-tiba dinaikkan ke “surga”, tubuh Chloe Jian terasa melayang-layang. Saking bahagianya, ia bahkan tidak bisa mencium lagi bau gorengan yang tadi membuatnya mau muntah.

Melihat rekannya telah keluar, si wanita juga bangkit dan mengambil perlengkapan mengajar. Kak Zhang dan Chloe Jian pun keluar bersama.

Di depan, masih ada beberapa orang yang berkerumun untuk mengamati Chloe Jian. Mereka sangat ingin mengetahui apa isi pembicaraan di dalam. Ketika Jordan Fang keluar, beberapa dari mereka ada yang sudah bubar. Sekarang, ketika melihat Chloe Jian, perhatian mereka semua terhisap olehnya. Begitu melihat wajah bahagia dan penuh senyum si wanita, mereka saling memandang dengan bingung.

“Apa Chloe Jian dibuat idiot oleh berita itu? Suaminya mau menikahi wanita lain, bukannya seharusnya dia sekarang menangis? Ini kok masih bisa ketawa?”

“Dia lagi bersandiwara ya? Tadi di toilet, ketika Linda Chen dan teman-temannya membicarakan berita Colten Huo, Chloe Jian ada di bilik dan mendengarkan semuanya kok. Waktu keluar dari bilik, wajahnya juga sangat muram.”

“Aduh, kasihan sekali. Baru sebentar jadi istri pria terhormat, ia sekarang sudah mau melepas kedudukannya. Belajar dari pengalaman dia, coba nanti kita lihat masih ada tidak wanita yang berani mengejar pria hanya karena harta!”

Kak Zhang melambatkan langkah untuk mendengar semua bisik-bisik barusan. Dengan wajah gusar, ia menegur mereka-mereka yang berlidah tipis itu, “Jangan suka membicarakan orang di belakang. Dunia itu serba abu-abu, apa yang kalian pikirkan dan media beritakan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan! Aku sarankan kalian timbang-timbang lagi perilaku kalian ini, kedudukan kalian saja kalah dari keluarga Fan, huh!”

Teguran ini membuat tubuh mereka seketika bergidik. Selain itu, mata mereka juga dipenuhi raut ketakutan. Colten Huo hanya butuh sekian menit buat menghancurkan keluarga Fan yang luar biasa berkuasa. Itu hanya gara-gara Vicky Fan nyaris menabrak Chloe Jian……

Saat itu, mereka melihat sendiri kuatnya cinta Colten Huo untuk Chloe Jian. Julukan “orang yang gila dalam melindungi istri” bahkan tidak berlebihan kalau disematkan padanya. Cinta sekuat ini, cinta sekuat ini mana bisa lenyap begitu saja?

Kalau pun Colten Huo perlu menikahi wanita dari keluarga terhormat untuk keperluan perusahaan, bagi orang-orang kaya, punya banyak istri adalah hal yang sangat wajar. Mereka, yang sekarang berkumpul di sini, sudah menyimpulkan Chloe Jian diterlantarkan hanya berdasarkan satu berita. Misalkan Colten Huo belum meninggalkannya dan mengajaknya tinggal seatap dengan istri baru, kalau pria itu tahu omongan-omongan mereka sekarang, mereka pasti bakal dihabisi. Bagi Colten Huo, menghabisi mereka sama gampangnya dengan menginjak semut!

Akhirnya terpikir soal ini, semua orang merinding secara bersamaan. Mereka tidak berani komentar-komentar lagi.

Dibanding dengan situasi di Sekolah Musik Tianle yang tiba-tiba berubah karena satu pernyataan Kak Zhang, suasana di Ming’s Corp belum berubah-berubah. Lebih jelasnya, suasananya masih tegang dan penuh tekanan seperti semula.

Sejak Colten Huo menghantam Ming’s Corp, Tuan Besar Ming terus terbaring di ranjang dalam kondisi sakit. Ia sekarang sudah pulang ke rumah walau sempat dirawat di rumah sakit, namun tetap memilih berdiam di kamar. Dalam hati kecilnya, ia takut balas dendam dari Colten Huo belum selesai. Dengan keputusannya itu, ia tidak punya alternative lain selain menyerahkan semua hak pengoperasian Ming’s Corp pada kedua putranya.

Rudy Ming berusia empat puluhan. Hidupnya biasa hanya diisi hiburan, sebab ia tidak berbakat jadi pebisnis. Dulu, Ming’s Corp bisa berada di ambang kebangkrutan karena manajemen yang buruk dari kakaknya, Caesar Ming. Setelah perusahaan berhasil dipulihkan dengan susah-payah, Tuan Besar Ming malah membuat Colten Huo murka……

Pada momen ini, Caesar Ming dan Rudy Ming berada di lantai paling atas gedung Ming’s Corp.

“Semuanya salah tuan besar, bisa-bisanya dia memancing kemarahan Colten Huo! Colten Huo itu berasal dari keluarga yang sangat dihormati di Beijing, juga punya sokongan keluarga Liao. Kita, keluarga Ming, sama sekali tidak ada apa-apanya dibanding dua keluarga ini. Giliran terjadi masalah, tuan besar malah berbaring di ranjang dengan tidak acuh dan menyerahkannya ke kita. Kakak Besar, menurutmu kita harus bagaimana?”

Rudy Ming menepuk meja dengan marah. Di sebelah, asistennya terus menyeka keringat dengan wajah ketakutan. Dia kelihatannya baru habis ditegur dan dimaki.

Setiap hari dalam dua minggu terakhir sangat berat buat Ming’s Corp. Kabar Tuan Besar Ming membuat Colten Huo marah menyebar dengan sangat masif, sementara pria tersebut tidak juga bisa ditemui karena belum kembali dari perjalanan. Bukan hanya itu, harga saham Ming’s Corp juga melorot tajam dan perusahaan-perusahaan rekanannya banyak yang memutus kontrak. Sebagai konsekuensi dari semua pemutusan ini, pengerjaan banyak proyek terpaksa distop dulu.

Dampak dari tindakan Colten Huo sangat tidak terbatas. Dampak itu menjalar ke seluruh penjuru mata angin bagai pandemi. Akhir-akhirnya, kedua bersaudara Ming yang lagi liburan di luar negeri harus kembali dengan kepala pening.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu