His Soft Side - Bab 281 Terpergok

Mungkin karena dalam alam bawah sadarnya ia merasa panik, beberapa saat kemudian Chloe Jian terbangun, ia meraih arloji yang diletakkan Colten Huo di atas dipan dan menatap jamnya. Sudah hampir jam 5, tanpa berani menunda-nunda, ia segera menyingkirkan tangan Colten Huo yang memeluk pinggangnya dan perlahan bangkit hendak pergi.

Tapi begitu ia bergerak, ia merasakan sekujur tubuhnya sakit-sakit, dan ia hampir saja jatuh dari kasur, Chloe Jian menutupi wajahnya, inilah akibat dari tak bisa menahan diri!

“Mau kemana?” saat Chloe Jian bergerak, Colten Huo juga terbangun, ia kembali merangkul pinggang Chloe Jian dan menariknya ke pelukannya sambil bertanya dengan lembut.

“Aku harus pulang, sudah hampir pagi, Nenek Liao dan Cindy Cui juga ada di rumah, bagaimana aku bisa keluar nanti!” kali ini Chloe Jian tidak menjawab Colten Huo dengan ketus, suaranya lebih lembut, ia meringkuk di pelukannya dan merangkul pinggangnya, matanya yang besar mengerjap-ngerjap menatapnya.

“Tidakkah lebih baik jika kita menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan hubungan kita?” Colten Huo mengelus wajah Chloe Jian dengan lembut, merasa sangat nyaman melihatnya bersikap patuh.

“Tidak!” Chloe Jian segera menggeleng, “Apakah kau ingin membuat nenek naik darah?”

“Mungkin ia malah akan senang!” Colten Huo tertawa.

“Hei, aku takkan berdebat denganmu lagi, kita tak boleh membiarkan orang lain mengetahui hubungan kita, kau sendirilah yang mengatakan hal ini!” dengus Chloe Jian, ia tak tahu apakah Colten Huo benar-benar akan memberitahu Nenek Liao tentang hubungan mereka, tapi firasatnya mengatakan sebaiknya jangan memberitahukan hal ini terlebih dahulu.

“Baru jam 5, tidurlah lagi sebentar!” Colten Huo tetap tak rela melepaskan Chloe Jian, sungguh tidak mudah untuk mendapatkannya, ia merasa belum cukup puas memeluk dan menatapnya.

“Tidak!” Chloe Jian mengumpulkan tenaganya lalu mendorong Colten Huo, turun dari ranjang dan berpakaian, lalu dengan hati-hati berjalan keluar.

Belum pukul 5, tapi langit di luar di awal musim panas ini sudah terang. Di dalam rumah masih gelap, Chloe Jian menoleh mengamati, pintu kamar Nenek Liao masih tertutup dan tak terdengar suara, seharusnya ia belum bangun. Ia mengatupkan bibirnya, lalu menyusuri jalan ke pintu yang telah dihafalnya, mengenakan sepatunya, baru saja ia menghembuskan nafas lega saat ia menyentuh gagang pintu, tiba-tiba terdengar bunyi “plap” dan lampu menyala.

“Eh, Cloud? Bagaimana kau bisa berada di sini?” terdengar suara Cindy Cui.

Saat ini Chloe Jian merasakan seluruh darahnya naik ke kepalanya, setelah tertegun sejenak, ia akhirnya menoleh dan dengan canggung menunjuk kakinya, “Aku ke sini untuk mengambil sepatuku.”

“Oh,” Cindy Cui mengangguk, “Aku baru saja berencana hendak mengantarkannya padamu, kebetulan kau sudah datang, baguslah aku tidak perlu mondar-mandir.”

“Iya,” Chloe Jian mengatupkan bibirnya, saat ini ia hanya ingin pergi secepatnya.

Cindy Cui melangkah maju, lalu kemudian berhenti, dan kembali menatap Chloe Jian dengan heran, “Cloud, bagaimana kau bisa masuk? Ini baru pukul 5, kenapa datang sepagi ini?”

“Aku, aku hendak lari pagi!” Chloe Jian merasa sangat ketakutan sampai rasanya jantungnya hampir berhenti berdetak, lalu ia berkata, “Tadi kulihat pintunya tidak tertutup, maka aku masuk...”

“Pintunya tidak tertutup?” begitu mendengarnya, Cindy Cui langsung merasa panik, “Apakah saat pulang kemarin malam kami lupa menutup pintu? Oh Tuhan, bagaimana jika rumah ini kemasukan maling!”

Mendengar keributan ini, Nenek Liao juga keluar, dan saat mendengar perkataan itu, ia terkejut, “Apa, kemarin malam pintunya tidak tertutup?”

Ekspresi Chloe Jian menjadi getir, ingin rasanya ia menggigit lidahnya sendiri, kenapa ia mengatakan hal buruk seperti ini, bahwa pintunya tidak tertutup, bukankah ini akan membuat dua wanita tua itu ketakutan? Kini ia terjebak, tidak bisa pergi, dan juga tak ingin berlama-lama tinggal di situ, tapi tubuhnya terasa pegal-pegal, ia sangat ingin pulang dan berbaring.

Untungnya, Colten Huo muncul tepat waktu untuk menyelamatkan Chloe Jian.

“Akulah yang membuka pintu!” katanya sambil menunjuk dirinya sendiri, “Aku hendak pergi lari pagi, tapi aku kembali masuk untuk mengambil beberapa barang.”

“Rupanya begitu, kau membuatku takut!” Nenek Liao dan Cindy Cui mengelus dada dan dengan lega saling menatap satu sama lain, “Kudengar akhir-akhir ini banyak kasus perampokan, di komunitas depan itu, kudengar tengah malam seseorang ditusuk, dan sekarang ia masih dirawat di rumah sakit.”

“Nenek Liao, Nenek Cui, maaf telah membuat kalian khawatir.” Chloe Jian menatap mereka dengan wajah memucat, ia merasa sangat bersalah, ia melirik ke arah Colten Huo, dan melihat bahwa ia juga sedang menatapnya, ia perlahan menelan ludah dan melambaikan tangan, “Kalau begitu aku pergi dulu.”

“Nenek, ini masih pagi sekali, kembali tidurlah, aku pergi lari pagi.” Mata Colten Huo masih belum beralih dari sosok Chloe Jian, saat melihatnya keluar, ia segera mengikutinya.

“Colten, tunggu dulu, ada sesuatu yang harus kuberitahukan padamu.” Nenek Liao tiba-tiba teringat sesuatu dan menarik Colten Huo.

“Nanti saja setelah aku kembali.” Colten Huo ingin segera pergi mengejar Chloe Jian, ia menepuk pundak Nenek Liao, lalu berbalik dan pergi.

Komunitas tempat tinggal Violet Yan termasuk area menengah ke atas di Distrik Xinbei, semua rumahnya diamankan dengan password, Chloe Jian memasukkan passwordnya dan bergegas masuk, tapi saat ia hendak menutup pintu, Colten Huo juga telah merangsek masuk.

“Hei, bukannya kau hendak lari pagi?” Chloe Jian melongokkan kepala untuk mengintip, saat melihat pintu rumah Nenek Liao telah tertutup, ia menghembuskan nafas lega.

“Kau sangat takut nenekku tahu?” Colten Huo mengangkat alisnya, tak menjawab pertanyaannya.

“Bukannya kau bilang jangan sampai orang lain tahu!” Chloe Jian berjalan masuk sambil memegangi perut bagian bawahnya, menghindari pertanyaan itu.

“Sakitkah?” tanya Colten Huo dengan khawatir.

“Iya, masih agak sakit.” Chloe Jian juga tak berusaha menyembunyikannya lagi, memang masih sakit, entah akan bagaimana jadinya jika hewan buas itu masuk sekali lagi?

“Untukmu.” Colten Huo mengulurkan tangannya, di telapak tangannya tampak sebuah botol porselen berwarna putih yang tampak sangat kuno.

Chloe Jian mengenalinya, ini adalah balsam yang dibuat oleh Harvey Yin sendiri, yang sangat menyejukkan dan menyembuhkan bengkak, saat mereka pertama kali bertemu, Colten Huo pernah memberinya sebotol.

“Kau selalu membawa-bawa benda ini?” tanya Chloe Jian dengan ragu, ia heran, apakah sejak awal ia sudah tahu ia akan memberikan balsam ini untuk dipakainya.

“Jangan berpikiran aneh-aneh!” Colten Huo mengetuk kepala Chloe Jian, menunjukkan lengannya yang berotot, “Aku sendiri menggunakannya.”

“Kau tak apa-apa kenapa kau menempelkan puntung rokok ke tubuhmu sendiri? Apakah kau masokis?” Chloe Jian menatap luka di lengan bagian dalamnya, yang tampak seperti luka bakar karena puntung rokok.

“Aku tak mempunyai hobi seperti itu, mungkin karena aku terlalu merindukanmu, aku tak sadar lenganku terkena puntung rokok?” balas Colten Huo.

Chloe Jian tersipu, ia mendelik menatap Colten Huo, “Aku tak percaya kau merindukanku!”

“Kemarin malam aku sudah berjuang sedemikian rupa, kau masih tak percaya?” Colten Huo merangkul pinggang Chloe Jian dan menunduk hendak menciumnya.

“Hei, aku belum sikat gigi!” Chloe Jian segera menutupi mulutnya.

“Aku tak keberatan!” Colten Huo tertawa.

“Uhuk uhuk, aku keberatan, pagi-pagi begitu bangun langsung melihat kalian berdua bermesraan, tidakkah kalian mempertimbangkan hati bibi tua yang kesepian ini?” Violet Yan baru bangun dan hendak pergi ke toilet, ia tak menyangka akan melihat kejadian ini, maka ia segera pura-pura terbatuk dan menunjukkan ekspresi jengkel.

“Kak Violet!” Chloe Jian menoleh dan mengedip ke arah Colten Huo, sungguh kurang sopan mereka berciuman di rumah orang lain, “Bukankah kau hendak lari pagi?”

“Kau ikut?” Colten Huo menggenggam tangan Chloe Jian.

“Biarkan aku istirahat, aku sangat lelah!” Chloe Jian merasa sangat lelah diombang-ambingkan sepanjang malam, ia kini masih bisa berdiri dan berbicara saja, ia sudah sangat kagum pada dirinya sendiri, mana mungkin Tuan Huo masih dengan tanpa sungkan hendak mengajaknya lari pagi?

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu